BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma FAKULTAS EKONOMI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran kualitas website Untag. Secara singkat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. website, uji validitas dan reabilitas, uji asumsi, analisis regresi linear berganda.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaif asosiatif. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden, kualitas website, kepuasan pelanggan, uji validitas dan reliabilitas, uji

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. karakteristik responden, kualitas website, kepuasan pengguna, uji validitas dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Cross-sectional, di mana informasi dikumpulkan hanya pada saat tertentu. Dalam hal ini,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna.

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada pembahasan bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan sebagai bagian dari desain penelitian. Metode penelitian bertujuan menentukan dan menjelaskan metode yang tepat untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini disesuaikan dengan topik penelitian, yakni mengenai pengendalian change order terhadap kinerja waktu pada konstruksi proyek, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metode penelitian menentukan bagaimana suatu proses penelitian dilakukan dari pengumpulan data, pengolahan data menjadi informasi untuk dianalisa dan akhirnya menghasilkan temuan-temuan yang dapat ditarik kesimpulan. Kerangka pembahasan bab ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Rumusan Masalah Studi Literatur Hipotesa Penelitian Desain Penelitian Metode Penelitian Alur Proses Metode Pengumpualan Data Perumusan Variabel Penelitian Data Uji Validitas dan Reliabilitas Analisa Data Temuan dan Bahasan Hasil Analisa Data Kesimpulan Gambar 3.1 Kerangka Metode Penelitian 59

60 Kesimpulan ini merupakan hasil pengujian suatu hipotesa penelitian dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian sebelumnya. Alur pemilihan dan penentuan metode penelitian berdasarkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, kajian teori dan hipotesa yang akan diujikan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pemikiran penelitian dibawah ini. Latar Belakang Permasalahan Pada tahap konstruksi proyek tidak dapat dihindari adanya change order, terutama untuk proyek besar dan kompleks, yakni proyek bangunan bertingkat tinggi. Perubahan konstruksi dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari pihak pemilik proyek/perencana maupun pihak pelaksana proyek. Change order pada konstruksi proyek menjadi salah satu penyebab dari penundaan (delay) waktu akibat time overruns. Untuk itu diperlukan usaha untuk meminimalkan dampak change order terhadap kinerja waktu proyek, dengan menentukan pengendalian dan pengelolaan change order yang paling efektif dan tepat sasaran. Rumusan Masalah (Pertanyaan Penelitian) RQ : 4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya change order pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi? 5. Sejauh mana dampak change order selama tahap konstruksi bangunan bertingkat tinggi berlangsung? 6. Pengendalian dan pengelolaan dari change order apa yang paling efektif dan tepat sasaran untuk meminimalkan perubahan pekerjaan yang berdampak pada kinerja waktu pada proyek bangunan bertingkat tinggi? Studi Literatur Gambaran umum change order. Deskripsi change order. Pengendalian dan pengelolaan change order, yang terdiri dari : - Deskripsi Change Order Management. - Change Order pada Konstruksi Proyek. - Efektivitas Change Order Management. - Tahapan Proses Change Order. Metode Penelitian Metode Kuantitatif Survei Hipotesa Penelitian Dengan menentukan pengendalian dan pengelolaan change order pada konstruksi, dapat meminimalkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek bangunan bertingkat tinggi. Manfaat Penelitian Bagi keseluruhan pihak yang terkait pada perubahan konstruksi proyek (diantaranya pihak pemilik, perencana dan pelaksana proyek): dapat memberikan informasi dan masukan mengenai change order, yakni dalam menentukan pengendalian dan pengelolaan change order yang efektif dan tepat sasaran pada proyek-proyek selanjutnya, terutama proyek bangunan bertingkat tinggi. Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran

61 3.2 Rumusan Masalah Permasalahan dirumuskan dari latar belakang permasahan yang ada pada topik penelitian ini, sebagai pertanyaan penelitian (research question), yakni: 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya change order pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi? 2. Sejauh mana dampak change order selama tahap konstruksi bangunan bertingkat tinggi berlangsung? 3. Pengendalian dan pengelolaan change order apa yang paling efektif dan tepat sasaran untuk meminimalkan perubahan pekerjaan yang berdampak pada kinerja waktu proyek bangunan bertingkat tinggi? 3.3 Pemilihan Desain Penelitian Desain penelitian sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, yang dipilih dan disesuaikan untuk menjawab pertanyaan penelitian diatas. Pada penelitian ini akan menerapkan pendekatan hipotesa secara deduktif, yakni permasalahan yang dirumuskan dari penemuan fakta-fakta, dipecahkan dengan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis sebagai kesimpulan sementara yang diperoleh dari evaluasi teori/studi literatur yang ada. Selain itu penelitian ini juga mencari hubungan antara fakta-fakta yang disesuaikan dengan studi literatur, untuk pengujian/konfirmasi. Berdasarkan uraian diatas maka desain penelitian yang akan digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar, mengenal adanya variabel yang memiliki hubungan kausal dan berorientasi pada hasil penelitian berupa verifikasi hipotesa (Furqon, 2008). Hipotesa untuk penelitian ini terdiri dari :

62 H 1 : Terdapat hubungan antara pengendalian dan pengelolaan change order dengan kinerja waktu konstruksi proyek. H 0 : Tidak terdapat hubungan antara pengendalian dan pengelolaan change order dengan kinerja waktu konstruksi proyek. 3.4 Pemilihan Metode Penelitian Pemilihan metode penelitian dilakukan dengan melihat kriteria dari bentuk pertanyaan penelitian, kontrol terhadap peristiwa yang diteliti dan tingkat fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan. Bentuk pertanyaan untuk penelitian ini adalah pengendalian dan pengelolaan change order apa yang paling efektif dan tepat sasaran untuk meminimalkan perubahan pekerjaan yang berdampak pada kinerja waktu proyek bangunan bertingkat tinggi. Change order pada konstruksi bangunan bertingkat tinggi sebagai peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan. Berdasarkan metode atau strategi penelitian dari Yin (2002) yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini, maka penelitian ini mengunakan metode penelitian survei. Tabel 3.1 Strategi Penelitian Untuk Masing-masing Situasi Strategi Bentuk Pertanyaan Penelitian Kontol terhadap peristiwa yang diteliti Tingkat fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan Eksperimen Bagaimana, mengapa Ya Ya Survei Siapa, apa, dimana, berapa banyak Tidak Ya Analisis Siapa, apa, dimana, berapa banyak Tidak Tidak Historis Bagaimana, mengapa Tidak Tidak Studi Kasus Bagaimana, mengapa Tidak Ya Sumber: Yin, 2002 Metode penelitian survei ini dilakukan dengan pendekatan survei ke beberapa objek penelitian sebagai peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan, kemudian dikaji dan dianalisis hasil survei baik dari masukan para pakar maupun beberapa koresponden, yang terkait dengan topik penelitian.

63 3.5 Alur Proses Metode Penelitian Survei Penelitian dengan metode survei ini dilaksanakan dengan mengikuti alur penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini. MULAI Mengumpulkan Data Sekunder (Studi Literature) Perumusan Variabel Penelitian Draft Kuesioner Revisi Kuesioner Kuesioner Responden Hasil Kuesioner (Data Primer) Analisa Statistik dengan Korelasi & Regresi dgn SPSS Temuan dan Bahasan Kesimpulan & Saran Klarifikasi-Verifikasi Validasi Pakar Uji Validitas dan Reliabilitas SELESAI Gambar 3.3. Alur Penelitian Metode Survei 3.5.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis data yang akan digunakan berdasarkan cara memperolehnya, yakni: 1. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari pengumpulan hasil survei kuesioner yang didistribusikan kepada responden. 2. Data Sekunder, adalah data yang didapat dari hasil studi literatur, seperti buku, referensi, jurnal dan penelitian lain yang terkait dengan topik penelitian ini. Untuk proses pengumpulan data primer yang akan digunakan sebagai input utama bagi penelitian ini, dilakukan secara: 1. Input Internal, yakni input berasal dari internal perusahaan kontraktor yang melaksanakan konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi dan pelaksana dari pengendalian change order ini.

64 2. Input Eksternal, yakni input berasal dari luar perusahaan kontraktor, tetapi terlibat dalam konstruksi proyek dan bertindak sebagai personil eksternal. Personil eksternal tersebut antara lain: pihak pemilik proyek, konsultan manajemen konstruksi, konsultan perencana dan pengawas, subkontraktor. Data sekunder dari penelitian ini, akan difungsikan sebagai data untuk: Menyusun landasan teori dari penelitian ini. Merumuskan variabel-variabel penelitian yang akan digunakan. Metode penelitian ini mengambil sampel yang merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya dapat mewakili keseluruhan populasi (Sunyoto, 2009), yakni pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, dimana suatu metode pengambilan sampel secara acak dan telah memenuhi kriteria penelitian, sehingga mempunyai kesempatan sama menjadi sampel. Kriteria-kriteria tersebut akan dijelaskan secara rinci kemudian pada bagian penyusunan instrumen penelitian dari variabel penelitian. Metode pengumpulan data primer pada penelitian dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner. Kuesioner sebagai hasil dari penyusunan instrumen penelitian dari variabel-variabel penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, dan telah melalui proses revisi dan koreksi dari pendapat para pakar, kemudian didistribusikan kepada para koresponden. Berdasarkan pertanyaan penelitian, usaha mencapai tujuan penelitian, maka data yang diperoleh dari kuesioner berupa data kebijakan dan prosedur apa saja dalam change order management yang telah dilaksanakan oleh koresponden untuk meminimalkan perubahan beserta dampak terhadap kinerja waktu konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi.

65 Keuntungan menggunakan teknik kuesioner adalah tidak selalu memerlukan hadirnya peneliti, dapat didistribusikan secara serentak, koresponden dapat menjawab sesuai waktu yang ada dan pertanyaan kuesioner yang berkaitan dengan variabel penelitian dapat dibuat anonim. Teknik kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana jawaban dalam kuesioner ini sudah disediakan oleh peneliti, sehingga koresponden tinggal memilih dari jawaban yang telah tersedia. 3.5.2 Perumusan Variabel Penelitian Pertanyaan-pertanyaan kuesioner diperoleh dari penyusunan instrumen penelitian yang bersumber dari perumusan variabel penelitian. Variabelvariabel penelitian diidentifikasi dan diuraikan menjadi sub variabel/ indikator, yang kemudian diuraikan lagi menjadi sub-indikator, untuk kemudian ditransformasikan menjadi butir pertanyaan kuesioner. Perumusan variabel penelitian bertujuan untuk menguraikan dan mencari hubungan antar variabel penelitian, yang terkait atau saling mempengaruhi. Hubungan antar variabel penelitian ini sebagai hubungan kausal, dimana terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Untuk topik penelitian pengendalian change order terhadap kinerja waktu pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi, dapat dirumuskan menjadi 2 (dua) variabel yang saling mempengaruhi, yakni: Variabel terikat (dependent) sebagai variabel yang dipengaruhi, yakni: Kinerja waktu pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi. Variabel bebas (independent) sebagai variabel yang mempengaruhi, yakni : pengendalian change order pada konstruksi proyek, yang meliputi : Kebijakan dan prosedur change order management. Efektivitas change order management. Tahapan proses change order.

66 Variabel-variabel bebas (X) yang merupakan pengendalian dan pengelolaan change order untuk meminimalkan perubahan beserta dampak change order, terhadap kinerja waktu proyek sebagai variabel terikat (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

67

68 3.5.3 Instrumen Penelitian

69 Instrumen penelitian sebagai alat bantu peneliti untuk mendekati sasaran penelitian dan membantu peneliti dalam mendapatkan data (Musthofa, n.d.). Tahapan penyusunan instrumen penelitian untuk kuesioner dari variabel-variabel penelitian diatas adalah sebagai berikut: a. Pertanyaan-pertanyaan dari hasil transformasi sub indikator variabel penelitian tersebut disusun dalam bentuk format tabulasi tertentu, yang selanjutnya dimintakan klarifikasi, verifikasi, dan validasi kepada para pakar yang terkait, dengan kriteria sebagai berikut: Jumlah minimal pakar lima orang. Bila berasal dari kalangan akademisi yang terkait, dengan pendidikan minimal S2 dalam bidang manajemen proyek/konstruksi atau berasal dari kalangan praktisi konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi, dengan pengalaman minimal 10 tahun. Bila berasal dari pihak kontraktor, dengan pengalaman minimal 10 tahun, yang merupakan direktur utama, direktur operasional atau manajer proyek pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi. Adapun contoh format kuesioner/instrumen penelitian untuk didiskusikan dengan para pakar, yang dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3 Kuesioner Tahap 1 (Pakar)

70 b. Berdasarkan masukan dan pendapat dari para pakar tersebut diatas diakomodasikan ke dalam perbaikan/koreksi menjadi kuesioner revisi. c. Hasil revisi tersebut selanjutnya didistribusikan kepada koresponden sebagai instrumen penelitian untuk pengumpulan data primer. Kriteria untuk koresponden ini adalah sebagai berikut: Praktisi di perusahaan kontraktor yang berpengalaman minimal 5 tahun di konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi. Dapat merupakan pihak di luar kontraktor yang terkait dengan proses pelaksanaan konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi tersebut, misalnya pemilik proyek, manajer konstruksi atau konsultan perencana dan pengawas. Adapun contoh format kuesioner/instrumen penelitian untuk koresponden dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini. Tabel 3.4 Kuesioner Tahap 2 (Koresponden) Untuk pengukuran kuesioner ini akan digunakan desain pengukuran dengan skala Likert dan desain skala dengan skala interval, untuk pengukuran frekuensi terjadinya dan tingkat pengaruh terhadap usaha pengendalian change order terkait kinerja waktu proyek, dimana kategori, peringkat dan jarak skala sudah terlihat. Skala pengukuran yang digunakan untuk frekuensi dilaksanakan kebijakan dan prosedur change order management dalam usaha pengendalian change order terhadap kinerja waktu konstruksi proyek, adalah sebagai berikut:

71 1 = Tidak pernah dilaksanakan pada perubahan konstruksi yang terjadi. 2 = Sangat jarang, change order dilaksanakan < 10% dari keseluruhan perubahan konstruksi yang terjadi. 3 = Jarang, change order dilaksanakan 10%-50% dari keseluruhan perubahan konstruksi yang terjadi. 4 = Agak sering, change order dilaksanakan 50%-75% dari keseluruhan perubahan konstruksi yang terjadi. 5 = Sering, change order dilaksanakan 75%-100% dari keseluruhan perubahan konstruksi yang terjadi. 6 = Selalu dilaksanakan pada setiap perubahan konstruksi yang terjadi. Sedangkan untuk skala pengukuran yang digunakan untuk tingkat pengaruh/dampak dari kebijakan dan prosedur change order management dalam usaha pengendalian change order terhadap kinerja waktu konstruksi proyek adalah sebagai berikut: 1 = Tidak ada pengaruh pada kinerja waktu konstruksi proyek. 2 = Rendah, berpengaruh hanya pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi yang mengalami perubahan. 3 = Agak sedang, berpengaruh pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi yang mengalami perubahan, dan mempengaruhi kinerja waktu pekerjaan lainnya (pekerjaan sesudahnya yang bukan pekerjaan kritis). 4 = Sedang, berpengaruh pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi yang mengalami perubahan, dan mempengaruhi kinerja waktu pekerjaan lainnya termasuk pekerjaan kritis konstruksi. 5 = Tinggi, berpengaruh pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi yang kritis sehingga mempengaruhi kinerja waktu konstruksi keseluruhan. 6 = Sangat tinggi pengaruh, sehingga mempengaruhi kinerja waktu proyek keseluruhan. Untuk pengukuran skala kinerja waktu konstruksi pada proyek bangunan bertingkat tinggi, diukur berdasarkan prosentase keterlambatan jadwal atau prosentase waktu aktual terhadap waktu rencana proyek.

72 Frekuensi dan dampak dari variabel-variabel pengendalian change order tersebut berpengaruh terhadap prosentase kinerja waktu proyek sebagai variabel terikat. Dimana semakin tinggi frekuensi dilaksanakan dan semakin tinggi pengaruh dampak dalam usaha pengendalian change order, maka semakin rendah nilai prosentase kinerja waktu proyek, yakni meminimalkan keterlambatan atau tepat waktu pada perencanaan termin penyelesaian konstruksi proyek. Untuk pengukuran skala prosentase kinerja waktu proyek sebagai variabel terikat, menggunakan desain skala interval, dimana kategori, peringkat dan jarak skala sudah terlihat. Untuk menentukan jarak skala untuk kinerja waktu berdasarkan pada uraian Naoum (1994), yakni dalam industri konstruksi proyek yang berkembang di Inggris akan mengalami time overrun jika penjadwalan kerja proyek aktual mengalami keterlambatan dari rencana sebesar 5% untuk proyek bernilai < 5,000,000 (sekitar Rp. 50.000.000.000). Selanjutnya dapat diasumsikan untuk menentukan jarak untuk skala interval ini menggunakan jarak skala 5 (lima) persen untuk tiap kategorinya (Zacky, 2001), yakni : 1 = Penundaan konstruksi proyek (delay) : kinerja waktu : k 120% 2 = Sangat Terlambat : kinerja waktu : 115% k < 120% 3 = Terlambat : kinerja waktu : 110% k < 115% 4 = Agak Terlambat : kinerja waktu : 105% k < 110% 5 = Tepat : kinerja waktu : 100% k < 105% 6 = Cepat : kinerja waktu : 95% k < 100% dimana : k = kinerja waktu Untuk kinerja waktu digunakan rumus sebagai berikut : Kinerja waktu = waktu aktual x 100% (3.1) waktu rencana

73 dimana : waktu aktual adalah waktu yang terjadi (real time) waktu rencana adalah waktu proyek berdasarkan dokumen kontrak ditambah dengan addentum. Semakin kecil waktu aktual dari pelaksanaan suatu proyek dibandingkan dengan waktu rencana, maka semakin baik kinerja waktu dari proyek tersebut. 3.5.4 Uji Reliabilitas dan Validitas Dalam pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner kepada para koresponden dihadapkan pada permasalah akan tingkat kepercayaan yang diberikan pada data, untuk itu perlu melakukan uji tingkat reliabilitas dan validitas pada data kuesioner tersebut terlebih dahulu (Sudarmanto, 2005). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menggambarkan kemantapan dan keajegan alat ukur, dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil penelitian apabila digunakan berkali-kali (Sudamanto, 2005). Pertanyaan dalam kuesioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila jawaban dari koresponden konsisten (Sunyoto, 2009). Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan koefisien reliabilitas internal dari alpha. Dengan uji reliabilitas terlebih dahulu, kita dapat mengetahui bagaimana tiap pertanyaan dalam kuesioner saling berhubungan, mendapatkan nilai Alpha Cronbach dan mengidentifikasi tiap pertanyaan yang bermasalahan dan harus direvisi/dihilangkan. Uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan menghitung koefisien alpha dengan pengukuran penyebaran sekali saja (one shot). Pertanyaan kuesioner dikatakan memiliki reliabilitas jika nilai koefisien Alpha Cronbach diatas 0,60 (menggunakan SPSS) (Sunyoto, 2009).

74 Karakteristik Alpha Cronbach, (Uyanto, 2009) antara lain : Nilai Alpha Cronbach berkisar antara 0 dan 1. Nilai Alpha Cronbach negatif berarti tidak konsisten atau akibat pencampuran dimensi pengukuran yang berbeda. Dari nilai Alpha Cronbach selanjutnya dilakukan pengukuran korelasi (Corrected Item-Total Correlation). Hasil yang diperoleh dari uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS, dapat dilihat dari perbandingan nilai Cronbach s Alpha terhadap nilai Cronbach s Alpha if Item Deleted dari masing-masing variabel, yakni nilai Cronbach s Alpha if Item Deleted nilai Cronbach s Alpha, maka data reliabel. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai r hitung (dilihat dari nilai Corrected item-total Correlation) dengan nilai r tabel. Dimana nilai Corrected Item-Total Correlation r tabel, maka data telah valid. 3.5.5 Analisa Data Untuk mengetahui pengendalian change order apa yang paling efektif dan tepat sasaran terhadap kinerja waktu proyek, dari data kuesioner responden yang sudah dikumpulkan dan telah diuji reliabilitas dan validitas, maka dilakukan analisa data dengan statistik parametrik, yakni analisa statistik korelasi dan regresi dengan bantuan program SPSS. Persyaratan untuk analisa data statistik parametrik (Sudarmanto, 2005), terdiri dari :

75 Penggunaan sampel besar (n > 30 sampel). Variabel penelitian harus diukur paling rendah dalam bentuk skala interval. Memiliki model distribusi normal, dapat dilakukan dengan melakukan uji normalitas. a. Uji Normalitas Data Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisa parametrik, yaitu dengan uji normalitas data populasi. Tujuan dari dilakukannya uji ini untuk mengetahui apakah suatu variabel berdistribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Untuk menguji normalitas distribusi populasi diajukan hipotesis sebagai berikut (Sudarmanto, 2005). Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal. H 1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil yang akan diperoleh dari uji normalitas data dengan melihat nilai sig.(α) dari masing-masing variabel. Kriteria yang digunakan untuk Ho diterima adalah nilai sig. (α) lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditentukan, jika sebaliknya maka Ho ditolak. Jika data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan analisa statistik parametrik (korelasi product moment/pearson dan regresi). b. Analisa Korelasi Menurut Neuman (1994) hipotesis penelitian adalah suatu kesimpulan sementara yang harus diuji dan berkaitan dengan 2 (dua) variabel, yakni variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y). Untuk mengukur tingkat asosiasi dan hubungan antara dua variabel tersebut dapat digunakan analisis statistik dengan korelasi. Persyaratan data untuk analisa korelasi Pearson, antara lain :

76 Data berskala interval atau ratio. Data berdistribusi normal. Terdiri dari 2 (dua) variabel, yakni variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Pengukuran korelasi yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y) disebut korelasi secara berganda (Sunyoto, 2009). Pengukuran korelasi tidak didasarkan pada definisi yang tegas antara kedua variabel tersebut, dan dapat bertukar tempat serta bersifat acak (Furqon, 2008). Analisa korelasi juga tidak menyatakan hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel terebut (Heriyanto, 2002). Hasil analisa korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) yang signifikan antara kedua variabel. Nilai koefisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel. Nilai r dapat bernilai positif atau negatif yang menunjukkan arah hubungan bukan kekuatan hubungan. Range koefisien korelasi -1 r 1. Nilai r mendekati +1 atau -1 menunjukkan korelasi yang sangat kuat, sedangkan nilai r yang mendekati 0 menunjukkan tidak ada korelasi antara kedua variabel tersebut (Furqon, 2008). Nilai koefisien korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut. Tabel 3.5 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 0.199 Sangat Rendah 0.20 0.399 Rendah 0.40 0.599 Sedang 0.60 0.799 Kuat 0.80 1.000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, 2007

77 c. Analisa Regresi Linier Berganda Analisa regresi linier merupakan suatu model analisa statisitik yang mempelajari tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih variabel, sehingga salah satu variabel dapat diramalkan dari variabel lainnya (Pujiati, 1997). Analisa korelasi dan regresi keduanya memiliki hubungan sangat erat, dimana setiap analisa regresi selalu memiliki nilai korelasinya, tetapi analisa korelasi belum tentu dilanjutkan dengan analisa regresi. Analisa regresi linier memprediksi hasil atas variabel-variabel tertentu dengan menggunakan variabel lain. Analisa ini melibatkan dua jenis variabel, yaitu variabel dependent (terikat) dan variabel independent (bebas). Analisa regresi yang melibatkan variabel bebas lebih dari satu, maka regresi yang dilakukan adalah regresi linier berganda (Multiple Linier Regression Analysis) (Sudarmanto, 2005). Linier dalam analisa regresi ini menunjukkan setiap estimasi atas nilai diharapkan mengalami peningkatan atau penurunan mengikuti garis lurus (Sunyoto, 2009), yakni apakah naik dan turunnya variabel terikat dapat dilakukan melalui menaiknya/menurunnya variabel bebas, atau sebaliknya. Fungsi dari analisa regresi memiliki beberapa tugas pokok, yang terdiri dari (Sudarmanto, 2005) : Menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Menetapkan apakah koefisien korelasi tersebut signifikan. Menguji signifikansi persamaan garis regresi yang telah ditetapkan. Persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut : Y i = β 0 + β 1 X 1i + β 2 X 2i + β 3 X 3i +... + β k X ki + ε i (3.2)

78 Analisa regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen/bebas X 1, X 2,... X k terhadap variabel dependen/terikat (Y) atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen/terikat berdasarkan nilai variabel independen/bebas X 1, X 2,... X k. Analisa dengan regresi linier berganda memerlukan uji persyaratan yang sangat ketat (Sudarmanto, 2005), antara lain : Melakukan uji linearitas garis regresi. Tidak terdapat saling hubungan antara variabel bebas satu dengan lainnya (uji multikolinearitas). Tidak terdapat autokorelasi antar data pengamat. Tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Hal-hal yang pokok dalam analisa regresi dengan bantuan program SPSS (Sudarmanto, 2005), antara lain : Koefisien Korelasi Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperoleh harga koefisien ganda (R y (1,2,..., n) ) yang harus dibuktikan signifikansinya. Nilai koefisien korelasi dapat ditemukan pada output tabel Model Summary, yakni R hitung. Nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0, maka hubungan yang bersifat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi Tingkat ketetapan suatu garis regresi dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R 2 (R Square). Nilai R 2 sebagai koefisien R 2 hitung yang dapat ditemukan pada output tabel Model Summary. Semakin besar nilai R 2 maka semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh. Selain itu terdapat Adjusted R Square, yang berfungsi untuk melihat pengaruh penambahan suatu variabel ke dalam suatu persamaan regresi.

79 Persamaan Garis Regresi Dalam analisa regresi juga terdapat sub bagian yang menunjukkan nilai koefisien beta untuk masing-masing variabel bebas yang akan digunakan untuk membuat persamaan garis regresi yang dihasilkan dari analisa. Nilai koefisien beta dapat ditemukan pada output tabel Coefficients. Koefisien Regresi Koefisien regresi menunjukkan pada besarnya perubahan pada variabel terikat (Y) yang diakibatkan oleh adanya perubahan pada variabel bebas (X) yang masuk dalam model. Masing-masing variabel bebas memiliki nilai koefisien regresi, sebagaimana yang dinyatakan dalam persamaan garis regresinya. Selain itu output lain yang diperoleh dari analisa ini, antara lain nilai condition index 16 pada hasil collinearity diagnostics dan tidak adanya sample yang bersifat outlier. Nilai condition index digunakan untuk mendeteksi masalah kolinearitas (Sudarmanto, 2005). d. Uji Model Analisa Regresi Linier Berganda Adapun model regresi yang telah didapatkan tersebut dapat diuji dengan instrumen pengujian (Sudarmanto, 2005), antara lain : Uji Model Coefficient of Determination Test (R 2 -test) Untuk mengetahui apakah nilai-nilai koefisien tersebut mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak, yakni berapa besarnya konstribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), sehingga dapat diambil langkah efektif dengan menambahkan atau mengurangi variabel bebas dalam persamaan regresi linier. Uji ini juga untuk melihat tepat tidaknya penggunaan persamaan regresi. Sebaiknya digunakan Adjusted R Square, dibandingkan dengan R Square, karena nilai ini sudah merupakan nilai R Square yang disesuaikan

80 sehingga dapat melihat pengaruh penambahan suatu variabel ke dalam suatu persamaan regresi. Uji Serentak/Bersama (F-test) Tujuan uji ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel bebas (X) secara signifikan terhadap varibel terikat (Y) atau ada tidaknya korelasi antara variabel X dan variabel Y. Statistik uji yang dipakai untuk melakukan uji serentak/bersama ini adalah statistik uji F atau Analysis of Variance (ANOVA). Berikut hipotesa yang diajukan : Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan dan positif terhadap variabel Y. H 1 : Terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan dan positif terhadap variabel Y. Dalam uji ini menggunakan nilai koefisien F garis regresi yang dapat ditemukan pada output tabel ANOVA. Nilai koefisien F (F hitung) ini dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika F hitung F tabel, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Selain itu taraf signifikansi F dibandingkan dengan tingkat alpha yang telah ditetapkan. Jika signifikansi F < tingkat alpha tersebut, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Uji Parsial (t-test) Harga koefisien regresi masing-masing variabel bebas tersebut harus diuji satu per satu (parsial), sehingga dapat diketahui variabel bebas yang memiliki pengaruh yang signifikan. Uji statisitik ini menggunakan statistik uji t. Berikut hipotesa yang diajukan : Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan terhadap variabel Y. H 1 : Terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan terhadap variabel Y.

81 Pada output tabel coefficient terdapat nilai koefisien t (t hitung) untuk masing-masing variabel bebas, yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H 1 diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan secara signifikan ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selain itu menggunakan nilai signifikan t yang dibandingkan dengan tingkat alpha yang telah ditetapkan. Jika signifikansi t < tingkat alpha tersebut, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) Tujuan uji ini untuk mendeteksi adanya autokorelasi diantara data variabel-variabel. Uji statisitik ini menggunakan statistik uji Durbin- Watson. Berikut hipotesa yang diajukan : Ho : Tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data variabel. H 1 : Terjadi adanya autokorelasi diantara data variabel. Jika nilai koefisien Durbin-Watson dapat ditemukan pada output tabel Model Summary. Jika nilai koefisien Durbin-Watson mendekati angka 2 (dua) maka tidak terjadi autokorelasi, yakni Ho diterima dan H 1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan model regresi layak dipakai. Uji Multikolinearitas Tujuan uji ini untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan linier antar variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. Berikut hipotesa yang diajukan : Ho : Tidak terdapat hubungan antar variabel bebas. H 1 : Terdapat hubungan antar variabel bebas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output tabel coefficient untuk nilai VIF dari masing-masing variabel dan nilai condition index. Jika nilai VIF tidak lebih besar dari 10 dan condition index

82 kurang dari 16 maka tidak terdapat hubungan antar variabel bebas. Ini berarti Ho diterima dan H 1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan model regresi layak dipakai. e. Analisa Faktor Analisa faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Variabel-variabel penelitian yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor. Analisa faktor bukan mengkaitkan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tapi membuat reduksi, abstraksi atau meringkas dari banyak variabel menjadi sedikit variabel. Analisa faktor menekankan pada communality, yaitu jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel pada variabel lainnya. 3.5.6 Temuan dan Bahasan Hasil Analisa Data Pada tahap studi literatur atau tinjauan pustaka sebagai landasan teori dalam melaksanakan penelitian ini, dilakukan proses pencarian informasi atau referensi mengenai hal-hal yang mendukung penelitian. Penelitian ini membahas mengenai hasil analisa data, dimana telah ditentukan pengendalian change order yang paling signifikan (efektif dan tepat sasaran) terhadap kinerja waktu konstruksi proyek, khususnya proyek bangunan bertingkat tinggi.