Summary. Research Metodology

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Systems Development, Information systems management, Software quality, TQM theory, Software process improvement.

1. Tekanan formal dan informal pada peneliti sistem informasi untuk melakukan publikasi

Pengembangan Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

Hanif Fakhrurroja, MT

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

Hanif Fakhrurroja, MT

BAB II LANDASAN TEORI

I. INTRODUCTION TO SOFTWARE ENGINEERING. 1. What and Why Sofware Engineering?

MANAGING RISK IN SOFTWARE PROCESS IMPROVEMENT: AN ACTION RESEARCH APPROACH

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

Systems Development Life Cycle (SDLC)

FROM THE VENDOR S PERSPECTIVE: EXPLORING THE VALUE PROPOSITION IN INFORMATION TECHNOLOGY OUTSOURCING

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

Pengembangan Sistem Informasi

Chapter 2 What is Software Quality?

Metode-Metode Pengembangan Desain Aplikasi

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) KONSEP SISTEM INFORMASI

Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak

KAJIAN TUGAS AKHIR STRATA SATU (S1) FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi

Building Theories From Case Study Research. Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p

BAB 4 Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak

PROSES PERENCANAAN (PLANNING PROCESS) Titien S. Sukamto

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

Untung Subagyo, S.Kom

Definisi. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Metodologi Pengembangan System. Definisi (lanjutan) Mengapa perlu? 7/21/2008

2. Ulasan Sistem Informasi dan Proses Pengembangan Perangkat Lunak

METODOLOGI SCRUM. Introduksi

kewirausahaan karyawannya

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

BAB II LANDASAN TEORI

III TEORI DAN METODOLOGI SISTEM

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c.

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan mendapatkan informasi, teknologi informasi juga dapat. memberikan data yang akurat dan tepat kepada top level management

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

Pertemuan 2 SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi yang semakin maju saat ini menyebabkan terjadinya

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMT Custom Machine Company. KELOMPOK : Posman Simarmata, Rery Indra Kusuma, Magdalena, Cut Fitri Handayani, Rafika, Patricia Yusnita, Dhina Sandy

1.1 Latar Belakang Masalah

Metode Pengembangan Perangkat Lunak, Scrum

HANS PUTRA KELANA F

136 Pemeliharaan Perangkat Lunak

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

Tugas Softskill. Universitas Gundarma. : Sistem Informasi Manajemen. : Waldhi Supriono NPM : Kelas : 2 DB 12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini akan menuntut tanggung jawab lembaga pendidikan untuk

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

COMPUTER SYSTEM ENGINEERING

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi Sistem. Cahya Putra, M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi perusahaan outsourcing. Dalam praktek di mancanegara, dikembangkan karena terbukti bisa meningkatkan produktivitas dan

Pertemuan 4. Pelaksanaan dan Pengembangan Sistem Informasi

Lecture 4 PERUBAHAN TEKNOLOGI - INOVASI - perubahan teknologi - inovasi

PENDAHULUAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK. By PresenterMedia.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

STRATEGI. KONTEKS ORGANISASI STRATEGI, STRUKTUR, dan BUDAYA STRATEGIC MANAGEMENT. Konsep dan Proses Manajemen Proyek Sistem Informasi

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB1. PENDAHULUAN Siklus hidup sistem (SLC) SDLC Systems Development Life Cycle Siklus Hidup Pengembangan Sistem Systems Life Cycle

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

Proses Pengembangan Sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

Testing dan Implementasi

WORKSHOP SMOS

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Pengambilan Keputusan, Pembelajaran, Manajemen Pengetahuan, & Teknologi Informasi

Ringkasan Jurnal THE IMPLICATIONS OF INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE FOR BUSINESS PROCESS REDESIGN

Web Manajemen Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Decision Support System (DSS)

Transkripsi:

Summary Judul artikel: CASE Tools as Organizational Change : Investigating Incremental and Radical Changes in Systems Development Sumber: MIS Quarterly, September 1993 Penulis: Wanda J. Orlikowski Perangkum: Agvitarina Lubis [1202000052] Sylvia Susanto [1202001016] Vita Amanda [1202001067] Ada pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan CASE (Computer-aided software engineering) tools harus disesuaikan dengan bentuk organisasi karena akan memberikan dampak positif maupun negatif terhadap organisasi. Pandangan ini merangsang rasa ingin tahu kita untuk mengulas lebih jauh mengapa hal ini bisa terjadi. Research Metodology Penelitian ini menggunakan Grounded Theory yang beperan untuk memberikan deskripsi dan membuat teori penjelasan mengenai perubahan organisasi yang berhubungan dengan CASE Tools yang berakar dari pengalaman operasi pengembangan sistem. Grounded Theory ini bersifat iterasi sehingga membutuhkan perbandingan 2 hal untuk dipelajari dan dianalisa. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Site Selection Memilih dua organisasi yang berbeda dimensi dipilih untuk dipelajari dan dianalisa dalam mengimplementasikan CASE Tools dalam operasi pengembangan sistem. CASE Tools sendiri harus compatible terhadap dua organisasi. 2. Data Sources Data dikumpulkan melalui metode yang bervariasi seperti wawancara dan melakukan review dokumentasi. Pengumpulan data tertuju pada topik konteks, teknologi, keyplayers dan perubahan proses. Salah satu organisasi yang diamati yaitu SCC (Software Consulting Firm). Pada perusahaan ini data dikumpulkan lebih dari delapan bulan pada tiga kantor SCC. Lima proyek dipilih dan dipelajari untuk melihat penggunaan CASE Tools pada semua fase proses pengembangan sistem. Organisasi kedua yang dijadikan bahan penelitian yaitu PCC (Petroleum Products Company). Pada perusahaan ini data dikumpulkan dengan mempelajari 9 proyek yang menggunakan CASE Tools dan mewawancarai 40 orang dengan waktu rata-rata satu jam.

3. Analisis Data Data dianalisis pada masing-masing perusahaan untuk melihat persamaan dan membandingkan perbedaan. Pada SCC menggunakan open-coding dimana data dibaca dan dikategorikan menjadi konsep berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemeriksaan secara iterative ini menghasilkan kumpulan kategori yang luas dan konsep yang menggambarkan kondisi, kejadian, pengalaman dan konsekuensi yang berhubungan dengan penggunaan CASE Tools pada SCC. Sedangkan pada PCC, menggunakan teknik Miles dan Huberman s untuk perbandingan dan clustering yang berkaitan dengan matriks untuk membandingkan kunci kejadian, pemicu dan hasil. Data dari PCC pertama diurutkan menjadi konsep awal yang ditentukan oleh data SCC. Perlu digarisbawahi walaupun konsep awal diperoleh dari site pertama, tetap tidak akan menghalangi penemuan dari site kedua. Dalam mendefinisikan konsep untuk PCC, diperlukan pemikiran dari pengalaman PCC untuk mengembalikan data SCC kemudian mengurutkan dan menganalisa mereka untuk mendapatkan konsep yang lebih baik dan memiliki hubungan yang kompleks. Research Results Hasil penelitian dirangkum pada Figure 1 yang menggambarkan proses perubahan organisasi akibat dari penggunaan CASE Tools. Mulai dari sebelah kiri, Manajer IS terpengaruh oleh kondisi lingkungan dan organisasi (Panah 1), mengenal dan mengartikulasi beberapa masalah dengan proses pengembangan sistem. Tanggapannya, manajer memilih untuk menginvestasikan CASE tools sebagai cara untuk mengatasi masalah dan secara tidak sengaja merubah konteks organisasi (Panah 2). Setelah mengartikulasikan masalah dan merumuskan solusi membuat

manajer membeli CASE Tools dan menggunakannya dalam pengembangan sistem (Panah 3). Sebagai tambahan, aktivitas manajer dipengaruhi oleh konteks organisasi(panah 4). Setelah menggunakan CASE Tools, Manajer IS mengambil kebijakan seperti merubah kebijakan IS, operasi dan relasi dengan klien. Dengan dilakukannya hal tersebut, akan mempengaruhi konteks organisasi (Panah 5). Aksi yang diambil tadi akan menimbulkan berbagai macam kejadian dan hasil (Panah 6) seperti key players diantaranya Manajer IS, pengembang sistem dan klien akan bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. Aksi ini juga dipengaruhi oleh konteks organisasi (Panah 7). Hal yang serupa juga kembali terjadi, aksi yang diambil oleh manajer, pengembang dan pengguna akan mempengaruhi konteks organisasi(panah 8). PCC dan SCC SCC merupakan perusahaan konsultan IT sedangan PCC merupakan perusahaan petrokimia. Dengan latar belakang perusahaan yang berbeda, pengaruh penggunaan CASE tools pada kedua perusahaan ini pun berbeda. SCC mempunyai pelanggan yang terdiri dari 500 perusahaan besar yang membeli produk SCC. SCC mempunyai kompetitor dengan perusahaan software house yang besar, tetapi SCC merupakan pemimpin di dalam industri pengembangan software. Sebagai perusahaan pengembang software, SCC dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi. Dalam menggunakan CASE tools, SCC terpengaruh oleh dua keputusan manajer; yang pertama adalah menyadari dan mengartikulasi masalah sistem informasi, dan yang kedua adalah memformulasikan keinginan untuk menggunakan CASE tools. Untuk mengimplementasikan CASE tools di dalam SCC, manajer mengambil langkah-langkah untuk membangun sendiri CASE tools, merubah kebijakan dan praktek-praktek di dalam sistem informasi, merubah struktur dan operasi sistem informasi, dan menrubah peran sistem informasi di dalam hubungan dengan klien. Setelah mengadopsi CASE tools, SCC mendapatkan beberapa reaksi. Reaksi klien dalam hal ini tidak terpengaruh oleh pengadopsian CASE tools. Di samping itu, reaksi banyak muncul dari internal SCC, antara lain dari manajer, pengembang sistem, dan orientasi bisnis dari SCC. Manajer menilai bahwa penggunaan CASE tools dapat meningkatkan produktivitas. Sedangkan pengembang sistem yang lebih bersifat teknik, merasa terancam dan terpacu untuk meningkatkan kemampuan individunya. Di lain pihak, PCC mempunyai divisi sistem informasi internal yang terpengaruh oleh lingkungan di luar PCC maupun pengaruh internal PCC selain divisi sistem informasi itu sendiri. PCC

mempunyai pelanggan yang membeli petrolium dan bahan kimia, bukan perangkat lunak. PCC menggunakan sistem informasi dan teknologi yang tinggi untuk meningkatkan pelayanannya dalam memproduksi bahan kimia dan bukan sebagai inti bisnis dari PCC. Di dalam pengembangan sistem informasi, PCC tidak mempunyai metodologi yang baku dan terstruktur. PCC memutuskan untuk menggunakan CASE tools karena kesadaran akan tidak terorganisirnya pengembangan sistem informasi di dalam PCC. Selain itu para manajer menyadari bahwa PCC dapat mendapatkan keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi CASE tools. Dengan alasan-alasan tersebut, PCC memutuskan untuk menstandarkan pengembangan sistem menurut IEM dan membali produk CASE tools dari vendor (IEF). Penggunaan CASE tools dalam PCC, merubah kebijakan dan praktek-praktek sistem informasi. Selain itu, penggunaan CASE tools telah merubah stuktur dan operasi dari sistem informasi. Konsekuensi penggunaan CASE tools di PCC menimbulkan reaksi yang besar dari klien. Selain itu manajer juga merasa frustasi dengan penolakan dari bisnis untuk membangun arsitektur baru dengan penggunaan CASE tools. Di lain pihak, pengembang sistem menyambut baik penggunaan CASE tools karena kekacauan yang sudah terjadi dengan tidak adanya integrasi sistem. Pada bagian akhir artikel yaitu discussion, penulis mengangkat adanya perbedaan yang signifikan dari hasil observasi terhadap dua perusahaan berbeda (PCC dan SCC) tentang penggunaan CASE tools. Perbedaan tersebut dapat dijadikan atribut variasi dalam proses perubahan, konteks organisasi, serta tujuan dan aksi para pemain kunci seputar penggunaan CASE tools. Hasil penelitian yang spesifik dapat direpresentasikan secara umum menjadi dua dimensi yaitu: (1) Nature of Change (inkremental dan radikal) dan (2) The Locus of Change (proses dan produk dari pengembangan sistem). Dari 2 dimensi ini dapat dibentuk 4 klasifikasi perubahan yang diasosiasikan dengan CASE tools. Dimana SCC perubahannya secara bertahap (inkremental), dalam proses pengembangan sistemnya memiliki variasi proses, dan dalam produk pengembangan sistemnya memiliki variasi produk. Sedangkan PCC perubahannya secara radikal, dalam proses pengembangan sistemnya memiliki re-orientasi proses, dan dalam produk pengembangan sistemnya memiliki re-orientasi produk. Hasil observasi beserta kerangka kerja yang telah didapat memberikan implikasi terhadap riset maupun praktek dalam pengembangan sistem. Implikasi terhadap riset pengembangan sistem yaitu, kerangka kerja yang dihasilkan menganjurkan bahwa untuk memahami penggunaan dari

CASE tools dan pengaruhnya terhadap pengembangan sistem, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap tujuan dan aksi dari key players dalam suatu organisasi, konteks sosial dimana CASE tools tersebut diimplementasikan, serta proses perubahan yang dihasilkan. Sedangkan implikasi terhadap praktek pengembangan sistem yaitu, kerangka kerja yang dihasilkan menganjurkan agar sebelum dilakukan implementasi teknologi seperti CASE tools, key players yang terlibat dalam suatu organisasi harus mengartikulasikan atau mendefinisikan tujuan mereka sekaligus memperhatikan tools dan mengevaluasi konteks pengembangan sistem. Dengan melakukan hal tersebut akan mempengaruhi proses perubahan dan konsekuensi yang ditanggung organisasi secara signifikan, karena setelah isu-isu terkait telah diteliti dan diartikulasikan, key players dapat secara efektif merencanakan implementasi CASE tools dan memfasilitasi aksi-aksi yang diperlukan untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Akhirnya disimpulkan bahwa kerangka kerja teoritis yang dibuat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menyarankan bahwa tujuan dan aksi yang dilakukan key players, proses perubahan yang mereka lakukan, serta konteks sosial dimana tools tersebut diimplementasikan, dapat mempengaruhi perubahan-perubahan yang diasosiasikan dengan CASE tools secara signifikan.