KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

dokumen-dokumen yang mirip
FINAL KNKT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL MOBIL BUS L 300 NOMOR KENDARAAN BK-1045-GA JATUH KE JURANG

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL DI KM PASAR GUGUAK KAYU TANAM, KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT SELASA, 1 JULI 2014 KNKT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAPORAN HASIL INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TABRAKAN ANTARA BUS DOA IBU DENGAN MOBIL ELF DI JALAN RAYA NAGREK KM 37

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

FINAL MOBIL BUS PO. GIRI INDAH B-7297-BI MENABRAK MOBIL BARANG BAK MUATAN TERBUKA F-8723-FK DAN KEMUDIAN MASUK JURANG

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN LLAJ TAHUN

FINAL MOBIL BUS PO DESIANA B-7529-XB MENABRAK MOBIL PENUMPANG TOYOTA KIJANG T-1118-TK DAN TERGULING

LAPORAN AWAL HASIL INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

II. TINJAUAN PUSTAKA

FINAL DI TANJAKAN KRUMPUT KM. 20, DESA PAGERALANG, KECAMATAN KEMRANJEN, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH SABTU, 10 AGUSTUS 2013 KNKT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

REKOMENDASI SEGERA Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

Laporan Investigasi dan Penelitian Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Komite Nasional Keselamatan Transportasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

REKOMENDASI SEGERA. Nomor : KNKT/ 001/7/XII/REK.KJ/13

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA

Persyaratan Teknis jalan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA. Laporan Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TABRAKAN BERUNTUN BUS PO. PARAHYANGAN EXPRESS T-7035-DL

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

FINAL KECELAKAAN TUNGGAL MOBIL BARANG DUMP TRUK DS-9675-AB MASUK JURANG DI JL. ALTERNATIF PERUMNAS III WAENA ENTROP, JAYAPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR :SK.967/AJ.202/DRJD/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka Jakarta, Idem

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH KEGAGALAN SISTEM PENGEREMAN KENDARAAN BERMOTOR ANGKUTAN UMUM BIDANG LALU LINTAS JALAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta

Transkripsi:

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-09-09-08-01 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN MOBIL BUS PARAHYANGAN B-7123-YK MENABRAK MOBIL SEDAN TIMOR D-1316-TC DAN TERGULING TURUNAN EMEN, DESA CICENANG, KECAMATAN JALAN CAGAK SABTU, 26 SEPTEMBER 2009 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA 2010

KESELAMATAN MERUPAKAN PERTIMBANGAN UTAMA KOMITE UNTUK MENGUSULKAN REKOMENDASI KESELAMATAN SEBAGAI HASIL SUATU INVESTIGASI DAN PENELITIAN. KOMITE MENYADARI BAHWA DALAM PENGIMPLEMENTASIAN SUATU REKOMENDASI KASUS YANG TERKAIT DAPAT MENAMBAH BIAYA OPERASIONAL DAN MANAJEMEN INSTANSI/PIHAK TERKAIT. PARA PEMBACA SANGAT DISARANKAN UNTUK MENGGUNAKAN INFORMASI LAPORAN KNKT INI HANYA UNTUK MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN KESELAMATAN TRANSPORTASI; LAPORAN KNKT TIDAK DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR UNTUK MENUNTUT DAN MENGGUGAT DIHADAPAN PERADILAN MANAPUN. Laporan ini diterbitkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Gedung Karya Lantai 7, Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat No. 8, JKT 10110, Indonesia, pada tahun 2010.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Gambar... ii Sinopsis... 1 I. Informasi Faktual... 2 I.1 Data Kendaraan... 2 I.2 Data Prasarana dan Lingkungan... 3 I.3 Lokasi Kejadian... 4 I.4 Kronologis... 4 I.5 Korban... 5 I.6 Informasi Awak Kendaraan/Penumpang/Operator... 5 I.7 Informasi Cuaca... 6 II. Temuan... 7 II.1 Aspek Administrasi... 7 II.2 Aspek Manusia... 7 II.3 Aspek Sarana... 8 II.4 Aspek Prasarana... 9 II.5 Aspek Lingkungan... 9 III. Analisis... 10 III.1 Aspek Manusia... 10 III.2 Aspek Sarana... 10 III.3 Aspek Prasarana dan Lingkungan... 15 IV. Kesimpulan... 17 V. Rekomendasi... 18 Lampiran i

DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Peta lokasi kajadian Adanya perbedaan antara masa berlaku uji di buku kir dengan tanda samping di badan mobil bus Buku kir mobil bus Parahyangan B 7123 YK Kondisi kedua kendaraan saat pertama terjadinya kecelakaan Kondisi bagian depan mobil bus Parahyangan Kondisi bagian belakang mobil bus Kondisi bagian sebelah kiri mobil Bus Parahyangan Kondisi bagian sebelah kanan mobil Kondisi bagian belakang sedan Timor Kondisi bagian depan sedan Timor Kondisi bagian sebelah kanan sedan Timor Kondisi jalan arah Subang Kondisi jalan arah Bandung Lereng bukit yang ditabrak oleh mobil bus Serpihan kaca mobil bus yang hancur ii

INFORMASI FAKTUAL SINOPSIS Sabtu, 26 September 2009, sekitar pukul 07.30, mobil bus PO Parahyangan membawa rombongan sebanyak 47 orang dari Tangerang menuju Tangkuban Perahu, Subang. Mobil bus tersebut tiba di Tangkuban Perahu sekitar pukul 12.00. Pukul 16.30, mobil bus PO Parahyangan B 7123 YK meninggalkan komplek wisata Tangkuban Perahu. Setelah sampai di jalan besar (jalan raya Lembang Ciater, Subang), sekitar 400 m pada turunan mendekati jembatan Emen, mobil bus oleng dan tidak terkendali kemudian menabrak sedan Timor D 1316 TC yang parkir di bahu jalan sisi kiri. Benturan mengakibatkan bagian belakang (bagasi) dan sisi kanan mobil sedan mengalami kerusakan parah. Setelah menabrak sedan, mobil bus masih meluncur ke bawah dengan kecepatan cukup tinggi dengan posisi terbalik miring ke kiri (posisi roda berada di samping) yang selanjutnya berhenti setelah menabrak lereng bukit. Peristiwa tersebut terjadi pada sekitar pukul 16.45. Dalam kecelakaan ini, 3 (tiga) orang meninggal dunia di tempat dan 6 (enam) orang meninggal dunia pada saat mendapat perawatan rumah sakit. Sementara 8 (delapan) orang lainnya mengalami luka berat dan 14 orang luka ringan serta 16 orang selamat. Seluruh korban dievakuasi ke RSUD Ciereng dan RS PT. Perkebunan Negara Subang. Dari data buku uji diketahui bahwa kapasitas kendaraan adalah 35 orang termasuk pengemudi. Pada saat terjadinya kecelakaan, bus tersebut mengangkut 47 orang penumpang. Dari investigasi dan penelitian KNKT yang dilakukan, diketahui hal-hal yang menonjol, yaitu: Pada roda depan sebelah kiri mobil bus terdapat tanda kebocoran minyak rem. Masa berlaku uji berkala (kir) kendaraan tersebut masih berlaku sampai dengan 20 Oktober 2009. Ruas jalan pada rute tempat terjadinya kecelakaan merupakan daerah perbukitan/lereng gunung yang kondisi geometri jalannya menurun, menanjak dan menikung tajam serta gradiennya di atas 7 persen. Ruas jalan tempat terjadinya kecelakaan merupakan jalan penghubung Lembang Ciater, Subang yang volume lalu lintasnya tinggi. Investigasi dan penelitian KNKT ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang perlu mendapat perhatian beberapa instansi terkait, seperti : manajemen PO Parahyangan, Dinas Kabupaten Subang dan Kota Bekasi yang bertanggung jawab di bidang penyelenggaraan sarana dan prasarana LLAJ, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1

INFORMASI FAKTUAL I. INFORMASI FAKTUAL I.1 DATA KENDARAAN a. Data Kendaraan 1 Jenis Kendaraan Merk / Tipe Jumlah Tempat Duduk : 35 Karoseri No. Kendaraan : Mobil Bus : Hino/WU342R- HKMQBD3B/DUTRO 130 MDB : PT. Trijaya Union, Tangerang : B 7123 YK Tahun Pembuatan : 2008 No. Mesin No. Rangka : WO4DTNJ20697 : MJEC1JG4484013704 Masa Berlaku STNK : 24 September 2013 Masa Berlaku Uji : 20 Oktober 2009 Data Operator Operator/ Pemilik : CV. Parahyangan Express Alamat : Jl. Perjuangan Prima Harapan Regency Blok A4/58, Bekasi, Jawa Barat Data Awak Kendaraan Umur Jenis Kelamin SIM Pendidikan : - Alamat Pengalaman Kerja Pengemudi : 37 tahun : Laki-laki : B1 Umum : KP. Buaran RT 08/02 Cakung Timur, Jakarta Timur : 9 bulan 2

INFORMASI FAKTUAL b. Data Kendaraan 2 Jenis Kendaraan Merk/Tipe : Mobil Penumpang/Sedan : TIMOR/S 515 i Karoseri : - No. Kendaraan : D 1316 TC Tahun Pembuatan : 1997 No. Mesin No. Rangka : B5319355 : KNAFA 3232V5687443 Masa Berlaku STNK : 26 Juni 2010 Data Pemilik Kendaraan Operator/ Pemilik : PT. Indorama Synthetics Alamat : Jl. Batujajar Km. 5.5 Giriasih, Kabupaten Bandung Data Awak Kendaraan Pengemudi : Tidak diinformasikan I.2 DATA PRASARANA DAN LINGKUNGAN Nama Jalan Kelas Jalan Status Jalan Fungsi Jalan Lebar jalan Lebar Bahu Jalan Geometrik Jalan Pola Arus Lalu Lintas Tipe perkerasan bahu jalan Konstruksi Perkerasan Jalan Kualitas Permukaan Jalan : Jl. Raya Ciater, Subang : II : Nasional : Arteri Primer : 8,5 meter : 3,4 m arah Subang 1,6 m arah Bandung : Turunan tajam : 2 (dua) jalur, 2 (dua) arah : Perkerasan batu/aspal kasar : Aspal hot mix : Baik 3

INFORMASI FAKTUAL Kondisi Permukaan Jalan : Kering Perlengkapan Jalan I.3 LOKASI KEJADIAN : - Marka tengah (garis utuh tapi agak pudar) - Marka tepi (ada kiri kanan agak pudar) - Pada radius 1 km dari titik kejadian tidak terdapat rambu lalu lintas. - Ada penerangan jalan. Lokasi Kejadian Gambar 1. Peta lokasi kejadian I.4 KRONOLOGIS Sabtu, 26 September 2009, sekitar pukul 07.30, mobil bus PO Parahyangan membawa rombongan sebanyak 47 orang dari Tangerang menuju Tangkuban Perahu, Subang. Mobil bus tersebut tiba di Tangkuban Perahu sekitar pukul 12.00. Pukul 16.30, mobil bus PO Parahyangan B 7123 YK meninggalkan komplek wisata Tangkuban Perahu. Setelah sampai di jalan besar (jalan raya Lembang Ciater, Subang), sekitar 400 m pada turunan mendekati jembatan Emen, mobil bus oleng dan tidak terkendali kemudian menabrak sedan Timor D 1316 TC yang parkir di bahu jalan sisi kiri. Benturan mengakibatkan bagian belakang (bagasi) dan sisi kanan mobil sedan mengalami kerusakan parah. Setelah menabrak sedan, mobil bus masih meluncur ke bawah dengan kecepatan cukup tinggi dengan posisi terbalik miring ke kiri (posisi roda berada di samping) yang 4

INFORMASI FAKTUAL selanjutnya berhenti setelah menabrak lereng bukit. Peristiwa tersebut terjadi pada sekitar pukul 16.45. Dalam kecelakaan ini, 3 (tiga) orang meninggal dunia di tempat dan 6 (enam) orang meninggal dunia pada saat mendapat perawatan rumah sakit. Sementara 8 (delapan) orang lainnya mengalami luka berat dan 14 orang luka ringan serta 16 orang selamat. Seluruh korban dievakuasi ke RSUD Ciereng dan RS PT. Perkebunan Negara Subang. Dari data buku uji diketahui bahwa kapasitas kendaraan adalah 35 orang termasuk pengemudi, pada saat terjadinya kecelakaan bus tersebut mengangkut 47 orang penumpang. I.5 KORBAN Korban Awak Kendaraan Penumpang Total Meninggal - 9 9 Luka Berat - 8 8 Luka Ringan - 14 14 Selamat 1 15 16 Total 1 46 47 Tabel 1. Data jumlah dan rincian korban I.6 INFORMASI AWAK KENDARAAN/PENUMPANG/OPERATOR Pengemudi Mobil Bus PO Parahyangan B 7123 YK Laki-laki, 37 tahun, memberi keterangan sebagai berikut: Pada Kamis dan Jum at, 17 dan 18 September 2009, ia melaksanakan antar jemput karyawan dari pagi sampai sore hari. Sabtu (19 September), sekitar pukul 08.00, ia ditugaskan membawa rombongan ke Wonogiri. Tiba di Wonogiri pada Minggu ( 20 September), sekitar pukul 08.30. Selanjutnya ia membawa mobil bus ke Sragen. Di Sragen beristirahat mulai Minggu malam (20 September) sampai dengan Senin malam (21 September). Selasa pagi (22 September) ia berangkat dari Sragen menuju Wonogiri dan tiba di Wonogiri sekitar pukul 14.00 kemudian ia langsung berangkat menuju Jakarta. Tiba di Jakarta Rabu (23 September) sekitar pukul 08.00 dan setelah itu ia beristirahat. 5

INFORMASI FAKTUAL Pada Kamis (24 September) sekitar pukul 08.00, ia menjemput rombongan di Bekasi untuk berwisata ke Kawah Putih Ciwideuy- Bandung. Rombongan tiba di Bandung sekitar pukul 14.00, selanjutnya rombongan kembali ke Jakarta dan tiba di Bekasi Jum at dini hari (25 September) sekitar pukul 00.30. Mobil bus kembali ke pool Cakung sekitar pukul 03.30. Sabtu, 26 September 2009, sekitar pukul 07.30, ia bertugas membawa rombongan menuju Tangkuban Perahu dengan membawa penumpang sebanyak 47 orang. Rombongan tiba di Tangkuban Perahu sekitar pukul 12.00. Pada sekitar pukul 16.30 rombongan kembali dari Tangkuban Perahu menuju Tangerang. Saat tiba di jalan raya Lembang Ciater, Subang, pada 400 m mendekati jembatan Emen, ia melakukan pengereman namun gagal, mobil melaju terus dan kemudian mobil bus oleng dan tidak terkendali lalu menabrak sedan Timor D 1316 TC yang sedang parkir di bahu jalan yang berada pada sisi kiri mobil bus. Setelah menabrak sedan, mobil bus tersebut terbalik miring ke kiri namun masih meluncur (merosot) di jalan dan baru berhenti setelah menabrak lereng bukit. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.45. I.7 INFORMASI CUACA Peristiwa kecelakaan tersebut terjadi pada sore hari sekitar pukul 16.45 dan kondisi cuaca saat itu cerah. 6

TEMUAN II. TEMUAN II.1 ASPEK ADMINISTRASI Mobil bus Parahyangan B 7123 YK merupakan mobil pariwisata yang pada hari kerja digunakan sebagai mobil bus angkutan karyawan II.2 ASPEK MANUSIA Dari keterangan yang diberikan oleh pengemudi kepada tim peneliti KNKT tentang jam kerja pengemudi sebelum dan pada saat terjadinya peristiwa kecelakaan dibuat tabulasi sebagai berikut : HARI/ TANGGAL JAM TUGAS KETERANGAN KAMIS 05.00-08.00 Antar jemput karyawan Malam istirahat 17/09/2009 15.00-18.00 Antar jemput karyawan (cukup) JUM'AT 05.00-08.00 Antar jemput karyawan Malam istirahat 18/09/2009 15.00-18.00 Antar jemput karyawan (cukup) SABTU 08.00-18.00 Mengantar rombongan dari Jakarta - 19/09/2009 18.00-00.00 wonogiri dari hari sabtu jam 08.00 sampai di wonogiri hari Minggu jam MINGGU 00.00-08.30 08.30 20/09/2009 08.30-10.30 Pulang ke Sragen IDUL FITRI SENIN 00.00-20.00 21/09/2009 20.00-00.00 di Sragen SELASA 00.00-10.00 di Sragen 22/09/2009 10.00-12.00 ke Wonogiri (jemput rombongan) 14.00-00.00 RABU 00.00-03.30 ke Jakarta 23/09/2009 03.30-08.00 Istirahat KAMIS 08.00-09.00 Jemput rombongan ke Cabang Bungin (Bekasi) 24/09/2009 10.30-14.00 Berangkat ke Kawah putih (Ciwideuy) 18.30-00.30 Membawa rombongan kembali ke cabang bungin 24 Jam 30 Menit tanpa ganti pengemudi Istirahat/ Silaturahmi dgn keluarga Istirahat/ Silaturahmi dgn keluarga Istirahat/ Silaturahmi dgn keluarga Rabu jam 03.30 sampai Jakarta sampai lokasi jam 14.00 sampai di cabang bungin jam 01.00 7

TEMUAN JUM'AT 00.30-03.30 sampai pool cakung membersihkan bus 25/09/2009 03.30-18.30 Istirahat jam 19.00 ke pool mengambil surat 19.00-04.00 Istirahat SABTU 04.00-06.30 26/09/2009 07.30-12.00 16.30-16.45 Ke Tangerang jemput rombongan ke Tangkuban perahu Membawa rombongan ke Tangkuban Perahu Rombongan turun dari Tangkuban Perahu tugas untuk ke Tangkuban Perahu rombongan sampai jam 12.00 16.45 ACCIDENT Tabel 2. Uraian kerja pengemudi mobil bus Parahyangan B 7123 YK II.3 ASPEK SARANA Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa secara administrasi Mobil bus Parahyangan B 7123 YK masa uji berkalanya masih berlaku (sampai dengan tanggal 20 Oktober 2009), namun terdapat perbedaan masa berlaku uji kendaraan antara yang tertera di buku uji dengan plat samping/tanda samping yang tertera pada badan mobil bus tersebut, yaitu : masa uji berlaku sampai dengan 16 Februari 2010. Gambar 2. Adanya perbedaan antara masa berlaku uji di buku kir dengan tanda samping di badan mobil bus 8

TEMUAN Gambar 3. Buku kir mobil bus Parahyangan B 7123 YK Setelah terjadi kecelakaan diketahui adanya tanda kebocoran pada instalasi rem (selang) roda depan bagian sebelah kiri. II.4 ASPEK PRASARANA Jalan Raya Lembang Ciater, Subang-Jawa Barat merupakan jalan Nasional yang berfungsi sebagai jalan arteri primer dengan yang mempunyai lebar rata-rata 8,5 m dengan pola arus lalu lintas 2 (dua) jalur dan 2 (dua) arah. Geometrik jalan merupakan turunan, tanjakan dan tikungan yang tidak terkoordinasi dengan baik. Kondisi perlengkapan jalan dilengkapi dengan marka jalan berupa garis tengah utuh dan marka tepi garis utuh (kurang jelas), namun perlengkapan jalan lainnya kurang. II.5 ASPEK LINGKUNGAN Di jalan raya Lembang-Ciater, Subang pada kiri dan kanan jalannya banyak terdapat lereng perbukitan serta pohon-pohon yang mempengaruhi jarak pandang. Selain itu pada jalan tersebut juga terdapat pemukiman dan warung, di mana banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan. 9

ANALISIS III. ANALISIS III.1 ASPEK MANUSIA Pengemudi Mobil bus Parahyangan B 7123 YK Berdasarkan hasil wawancara dengan pengemudi mobil bus diketahui hal-hal sebagai berikut: Jam Kerja Pengemudi sebelum kejadian; Pengalaman melintas di lokasi kejadian. Dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut : Jam kerja pengemudi : Dari matrikulasi jam kerja pengemudi diketahui bahwa selama kurun waktu 9 hari sebelum sampai dengan saat terjadinya kecelakaan ada fase/tahapan waktu dimana pengemudi malaksanakan tugas melampaui jam kerja yang normal sehingga menurunkan stamina, konsentrasi, respon dan refleks terhadap kemungkinan terjadinya keadaankeadaan yang mendadak dan bersifat kritis atau menurunnya tingkat ketelitian (lalai) memeriksa kelaikan kendaraan. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung terhadap terjadinya kecelakaan. Pengalaman melintas di lokasi kejadian : Pengemudi mengaku sudah sering dan biasa melintas di Jl. Raya Ciater, Subang, hal ini berarti bahwa pengemudi sudah cukup mengenal medan, termasuk pengenalan terhadap geometri jalan (tanjakan, turunan dan tikungan). III.2 ASPEK SARANA Berdasarkan data dan informasi yang didapat melalui : Buku Uji Berkala (Kir); Jumlah penumpang yang diangkut; Hasil pemeriksaan kondisi fisik ban mobil bus tersebut; Hasil pemeriksaan kondisi fisik rem mobil bus tersebut. 10

ANALISIS Dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut : Masa Uji Berkala : Masa uji berkala mobil bus B 7123 YK berdasarkan buku uji berlaku sampai dengan 20 Oktober 2009, hal ini berarti bahwa pengoperasian mobil bus tersebut masih dalam kondisi laik jalan. Sementara masa berlaku uji berkala berdasarkan catatan pada Badan Kendaraan berlaku sampai dengan 16 Februari 2010. Dalam hal ini terdapat perbedaan penulisan berlakunya masa uji kendaran tersebut yang menunjukan adanya ketidak-singkronan dalam proses uji berkala tersebut. Jumlah penumpang yang diangkut Hasil pemeriksaan kondisi fisik rem mobil bus tersebut : Kapasitas tempat duduk penumpang sesuai dengan buku uji berkala adalah 35 tempat duduk tidak termasuk pengemudi. Pada saat kejadian, mobil bus tersebut mengangkut 47 orang. Berarti pada saat kejadian, bus tersebut melanggar ketentuan batas muatan penumpang sebagaimana yang tertuang dalam buku uji. : Dari hasil pengamatan terhadap instalasi sistem pengereman mobil bus pada roda depan terdapat tanda-tanda kebocoran minyak rem pada roda bagian depan kiri. Sedangkan pada roda belakang baik sebelah kiri maupun sebelah kanan tidak dijumpai adanya tanda-tanda kebocoran. Sementara untuk pemeriksaan lebih jauh mengenai sistem pengereman pada bus tersebut, baik yang menyangkut ketebalan kanvas rem maupun operasionalisasi rem tersebut tidak dapat dilaksanakan karena tidak/belum diijinkan oleh pihak kepolisian setempat untuk melakukan pemeriksaan secara lebih mendetail. 11

ANALISIS Gambar 4. Kondisi kedua kendaraan saat pertama terjadinya kecelakaan Kerusakan pada mobil bus Parahyangan B 7123 YK: Gambar 5. Kondisi bagian depan mobil bus Parahyangan Gambar 6. Kondisi bagian belakang mobil bus 12

ANALISIS Gambar 7. Kondisi bagian sebelah kiri mobil Bus Parahyangan Gambar 8. Kondisi bagian sebelah kanan mobil 13

ANALISIS Kerusakan pada sedan Timor D 1316 TC: Gambar 9. Kondisi bagian belakang sedan Timor Gambar 10. Kondisi bagian depan sedan Timor Gambar 11. Kondisi bagian sebelah kanan sedan Timor 14

ANALISIS III.3 ASPEK PRASARANA DAN LINGKUNGAN Berdasarkan data dan informasi yang didapat melalui : Keadaan Geometrik Jalan Kondisi lingkungan di sekitar lokasi kejadian Fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan perlengkapan jalan lainnya). Dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut : Keadaan Jalan Geometrik Fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan perlengkapan jalan lainnya Kondisi lingkungan di sekitar lokasi kejadian : Jalan Raya Lembang Ciater, Subang adalah jalan arteri primer dengan status jalan Nasional dengan lebar jalan 8,5 meter, lebar bahu jalan 3,4 meter arah Subang dan 1,6 meter arah Bandung. Geometrik jalan pada jalan Raya Ciater, Subang adalah jalan menanjak dan menurun serta menikung. Hal ini sering memberikan kesulitan tersendiri bagi para pengemudi. Apalagi bagi pengemudi yang tingkat konsentrasinya mengalami kelelahan. : Terdapat marka tengah dengan garis utuh mulai dari titik jalan pintu keluar Tangkuban Perahu ke arah Subang hingga ke bawah/lokasi terjadinya kecelakaan, namun kondisinya kurang jelas. Sementara untuk rambu-rambu lalu lintas seperti rambu peringatan, rambu batas kecepatan maksimum maupun papan himbauan sangat kurang. Ditinjau dari aspek keselamatan fasilitas perlengkapan jalan lainnya untuk kondisi ruas jalan Lembang Ciater, Subang pada lokasi terjadinya kecelakaan masih jauh dari mencukupi. : Di jalan raya Lembang-Ciater, Subang kiri dan kanannya merupakan lereng perbukitan dan terdapat beberapa warung dan rumah penduduk serta perkebunan teh.kondisi alam seperti ini sering menimbulkan keterbatasan jarak pandang dan memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam mengemudi di lokasi tersebut. 15

ANALISIS Arah Bandung Arah Subang Gambar 12. Kondisi jalan arah Subang Gambar 13. Kondisi jalan arah Bandung Gambar 14. Lereng bukit yang ditabrak oleh mobil bus Gambar 15. Serpihan kaca mobil bus yang hancur 16

KESIMPULAN IV. KESIMPULAN Hasil investigasi dan penelitian tim KNKT di lokasi kejadian, wawancara dengan pihak yang terlibat serta saksi-saksi lainnya dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: a. Faktor manusia yang mengalami kelelahan, kelalaian kurangnya konsentrasi dalam mengemudi merupakan faktor pendukung terjadinya kecelakaan; b. Faktor sarana dengan indikasi adanya tanda-tanda kebocoran minyak rem yang mengakibatkan tidak berfungsinya rem mobil bus tersebut dapat menjadi faktor penyebab utama terjadinya kecelakaan; c. Faktor prasarana berupa geometrik jalan pada lokasi tersebut yang terdiri dari tanjakan, turunan dan tikungan dan kurangnya fasilitas perlengkapan jalan dapat menjadi faktor pendukung terjadinya kecelakaan tersebut; d. Kondisi lingkungan kiri dan kanan jalan yang merupakan perbukitan yang menimbulkan keterbatasan jarak pandang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya kecelakaan tersebut. e. Pada saat kejadian, jumlah penumpang bus berlebih 12 orang. Kelebihan penumpang ini dapat mengganggu kelaikan operasi kendaraan dan kenyamanan pengemudi serta penumpang lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan penyebab (Probability Cause) terjadinya peristiwa kecelakaan ini, bersumber dari faktor sarana yaitu tidak bekerjanya sistem rem akibat kebocoran pada instalasi (selang) pada bagian roda depan sebelah kiri. 17

REKOMENDASI V. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan di atas dan agar tidak terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama di masa yang akan datang, maka direkomendasikan halhal sebagai berikut: A. Manajemen PO Khususnya PO Parahyangan : - Menerapkan jam kerja karyawan, khususnya pengemudi mobil bus sesuai dengan jam kerja yang telah diatur oleh Departemen Tenaga Kerja dan sesuai juga dengan ketentuan sebagaimana diatur tentang jam kerja pengemudi sesuai Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. - Melakukan sistem perawatan kendaraan untuk selalu memenuhi persyaratan kelaikan jalan sarana angkutan umum. B. Dinas Kabupaten Subang yang bertanggung jawab di bidang penyelenggaraan sarana dan prasarana LLAJ : - Berkoordinasi dengan institusi yang bertanggung jawab di bidang pembinaan dan pengawasan lalu lintas jalan dalam hal sosialisasi tentang keselamatan kepada masyarakat di daerah binaannya; - Menempatkan petugas/patroli terutama pada daerah-daerah/ruas jalan rawan kecelakaan. C. Dinas Kota Bekasi yang bertanggung jawab di bidang penyelenggaraan sarana dan prasarana LLAJ : Secara ketat dan cermat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor, khususnya untuk kendaraan angkutan umum. Mengingat dalam kasus ini terjadi penyimpangan/kesalahan yaitu penulisan masa berlaku uji berkala, terdapat perbedaan penulisan antara yang tertera di dalam buku uji dengan yang ada di plat samping/tanda pada body kendaraan mobil bus D. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat : Melengkapi rambu-rambu peringatan, rambu himbauan, pita penggaduh dan kaca cembung pada jalan-jalan yang menanjak, menurun, tikungan tajam serta tempat-tempat yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. E. Institusi Penegak Hukum (POLRI) Agar memperketat pengawasan operasional. Demikian agar dapat diperhatikan sebagai masukan untuk keputusan kebijakan tindak lanjut dalam rangka memperbaiki tingkat keselamatan transportasi lalu lintas jalan di masa akan datang. 18