KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI DOSEN DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

BAB III METODE PENELITIAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

ANALISIS KOMPETENSI GURU MATEMATIKA BERDASARKAN PERSEPSI SISWA (THE MATH TEACHER COMPETENCY ANALYSIS BASED PERCEPTIONS OF STUDENTS)

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

Halaman a. Definisi Pengetahuan b. Tingkat Pengetahuan c. Pengukuran Pengetahuan d. Pengetahuan Dasar Pemesinan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

desain korelasional yang dapat digambarkan sebagai berikut. Dalam penelitian ini akan dianalisis dua variabel penelitian, yaitu:

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TINGKAT PRESTISE DAN PERSEPSI SISWA PADA CITRA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi dari variabel penelitian didasarkan pada jumlah skor rata-rata jawaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rinci (Nana Syaodih, 2007:287). Penelitian ini menggunakan pendekatan

UJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI MOTIVASI DAN PEMENUHAN JAM MENGAJAR GURU SMP DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja, implementasi pembelajaran, kondisi bengkel.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

DINA FITMILINA A1A110053

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang

BAB V PEMBAHASAN. personal guru dalam kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi data merupakan gambaran dari hasil penelitian yang telah

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA GAMBAR KERJA DAN PEMAHAMAN TEORI PENGUKURAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUBUT

BAB III METODE PENELITIAN

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

KORELASI ANTARA KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SMP NEGERI 1 PALANGKA RAYA

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Sukardi (2008: 165)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 1 KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG Oleh: Basuki Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang E-mail: basuki@um.ac.id Aabstrak. Dalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa. Dalam keadaan demikian tidak dapat dipungkiri kompetensi guru turut memberi andil dalam mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran. Pengajaran dari guru adalah bagian dari konteks pembelajaran yang merupakan pengalaman pertama yang dihadapi oleh siswa dalam seluruh rangkaian pembelajaran di sekolah, siswa memaknai pengalaman ini melalui proses persepsi dan hasil persepsi mempengaruhi aktivitas mental selanjutnya. Aktivitas mental yang terpengaruh salah satunya adalah motivasi belajar siswa. Persepsi siswa terhadap guru antara lain persepsi tentang kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru bidang studi teknik pemesinan yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, dan kompetensi sosial terhadap motivasi belajar siswa SMK.Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Penelitian ini dirancang menggunakan deskriptif korelasional yang dilakukan pada siswa kelas X dan XII Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah Kepanjen Malang dengan jumlah populasi 74 siswa. Penelitian ini menggunakan angket dan observasi sebagai alat pengumpul data. Kesimpulan penelitian diperoleh ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah Kepanjen Malang, dengan nilai F hitung sebesar 41,222 dan signifikansi 0,000 (0,000<0,05) serta dengan sumbangan efektif sebesar 73,68%. Saran yang diajukan berkaitan dengan motivasi belajar siswa Teknik Pemesinan adalah dengan meningkatkan kompetensi yang dimiliki seorang guru khususnya kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru sehingga siswa mampu meningkatkan motivasi belajar secara maksimal. Kata kunci: persepsi siswa, kompetensi guru, motivasi siswa. Dalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa. Dalam keadaan demikian tidak dapat dipungkiri kompetensi guru turut memberi andil dalam mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran. Kunandar (2007:55) menjelaskan kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Sedangkan menurut Undang-undang RI No.

2 Basuki, Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Bidang Studi Teknik Pemesinan... 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, untuk dapat menjadi guru yang profesional seseorang harus memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya diharapkan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga mampu meningkatkan kinerja atau dengan kata lain mencerminkan keberhasilan dari pengetahuan yang dimilikinya. Pengajaran dari guru adalah bagian dari konteks pembelajaran yang merupakan pengalaman pertama yang dihadapi oleh siswa dalam seluruh rangkaian pembelajaran di sekolah, siswa memaknai pengalaman ini melalui proses persepsi dan hasil persepsi mempengaruhi aktivitas mental selanjutnya. Aktivitas mental yang terpengaruh salah satunya adalah motivasi belajar siswa. Persepsi siswa terhadap guru antara lain persepsi tentang kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Persepsi adalah kesan seseorang tentang objek persepsi tertentu yang dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Walgito (1983:69) mengungkapkan persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh alat indera. Stimulus yang diindera tersebut kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterprestasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diinderakan tersebut. Dalam hal ini kompetensi guru sebagai stimulus yang menghendaki adanya respon pada diri siswa adalah tergantung bagaimana siswa menyikapi. Apakah siswa akan menyikapi stimulus tersebut sebagai hal yang negatif atau positif. Jadi apabila persepsi siswa tentang kompetensi guru dalam proses pembelajaran positif maka tidak menutup kemungkinan motivasi belajar juga akan bagus. Dengan mengacu pada kerangka berpikir tersebut diduga ada pengaruh positif antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap motivasi belajarnya. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru bidang studi teknik pemesinan yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, dan kompetensi sosial terhadap motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Penelitian ini diharapkan memberi hasil penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat bagi: (1) Bagi jurusan Pendidikan Teknik Mesin, hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan yang dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi pembaca dalam memecahkan masalah serupa; (2) Bagi para guru SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang,yakni dapat dijadikan balikan tentang kompetensi mengajar agar dapat mengembangkan diri kearah yang lebih baik sesuai dengan balikan yang diberikan para siswa terhadap kompetensi guru di dalam mengembangkan motivasi belajar mereka; (3) Bagi peneliti selanjutnya bermanfaat sebagai salah satu acuan dan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, dimaksudkan untuk mendeskripsikan implementasi persepsi siswa tentang kompetensi

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 3 guru dengan motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini ada pula yang menggolongkan jenis penelitian populasi yaitu, penelitian yang mengambil semua sampel dari populasi itu dan menggunakan angket, wawancara, dan pengamatan sebagai alat pengumpul data. Sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dalam penelitian ini diupayakan dapat menggali atau mengungkapkan indikator indikator pada tiap tiap variabel pada rumusan masalah. Secara garis besar statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif didasari pada jenis penelitian yang berupa penelitian populasi (Sugiyono, 1999:142). Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka analisis deskriptif ini adalah untuk mengolah informasi yang telah didapatkan, oleh peneliti dari hasil observasi dan data yang didapatkan dari responden berupa jawaban angket/kuesioner. Sampel adalah bagian dari populasi dan harus dapat mewakili populasinya, sehingga dapat menggambarkan karakteristik atau sifat sifat populasi itu sendiri (Suparmoko, 1999:33). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sudjana, 1996:6). Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang dapat mewakili dari populasi itu (Sugiyono, 2006: 56). Berpijak pada definisi tersebut di atas, maka pada penelitian ini, karena jumlah siswa di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang untuk kelas X dan XII jumlahnya 74 orang, maka diambil semua sebagai sampel atau total sampel yang selanjutnya disebut responden. 1. Observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencatat secara langsung mengenai hal hal penting pada perusahaan, lembaga yang sesuai dengan judul penelitian. Untuk menggunakan teknik observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format/blanko pe ngamatan, sebagai instrumen. Teknik ini digunakan pengumpulan data variabel motivasi belajar siswa. 2. Angket/ Kuesioner Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang disusun peneliti dan kemudian diisi/dija wab oleh responden dan datanya masuk klasifikasi data primer. Jenis angket ada dua macam yaitu, jenis angket tertutup dan jenis angket terbuka (Marzuki,1986:65). Jenis angket tertutup mempunyai bentuk pertanyaan, pilihan ganda, ya/tidak, skala penilaian dan daftar cek. Sedangkan jenis angket terbuka mempunyai bentuk pertanyaan isian atau uraian singkat. Adapun dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan jenis angket tertutup. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan motivasi belajar siswa. Pada umumnya dari beberapa jenis analisis data yang digunakan pada setiap penelitian, disesuaikan dengan data dan obyek yang diteliti karena, ketepatan pada penggunaan analisis data adalah sangat penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

4 Basuki, Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Bidang Studi Teknik Pemesinan... analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif. Yaitu cara analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi data. Sedangkan untuk penjelasan kelompok data penulis sajikan dengan menggunakan tendensi sentral/ nilai titik pusat yaitu, modus, median dan mean untuk mencari rata rata skor responden dalam setiap kelompok. Agar supaya penulis tidak kerepotan/ kesulitan dalam melakukan proses perhitungan untuk analisis data dalam penelitian ini, maka penulis akan langsung menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS ver.17 for Windows 7. Proses dalam menganalisis data dalam penelitian ini akan dibuat berkelompok, sesuai jenis bidang kompetensinya. Menyusun data penelitian bertujuan agar data yang sudah diperoleh dari setiap responden, dapat dilakukan perincian masing masing, kemudian disesuaikan antar bidang kompetensi yang dinilai dengan kategori pilihan skor tersebut di atas. Penyajian data bertujuan agar pemaparan dari data yang telah disusun, kemudian dikelompokkan dengan menggunakan tabel atau grafik. Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah dianalisis agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap dalam arti, data yang dalam perhitungan tiap bidang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahuai gambaran dari masing-masing variabel dalam penelitian ini, adalah dengan menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini meliputi variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Data dibagi dalam beberapa kelompok dan dinyatakan atau diukur dengan persentase. Dengan cara ini dapat diketahui kelompok mana yang paling banyak memperoleh jumlah, yaitu yang ditunjukkan oleh presentase yang tinggi dan demikian sebaliknya (Suparmoko, 1982: 65). Dengan pernyataan tersebut di atas, maka dengan perhitungan persentase dapat diperoleh gambaran mengenai masing-masing variabel. Dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. P = F / N x 100 %, (Suparmoko, 1982: 66). Dimana: P = Persentase; F = Frekuensi; N = Jumlah Subyek. Analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok Variabel adalah sebagai berikut. Untuk menunjukkan variabel independen yang paling dominan mempengaruhi motivasi belajar siswa dilakukan dengan cara menghitung besarnya sumbangan efektif (kontribusi) yang paling besar. Penilaian terhadap sumbangan efektif dilakukan dengan mengkomparasi hasil perkalian antara koefisien korelasi dengan beta tiap variabel independen. Hasil perhitungan sumbangan efektif tersebut, kami disajikan dalam tabel sebagai berikut ini.

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 5 Tabel 1. Bobot Sumbangan Efektif Variabel Penelitian Prediktor Beta r Perhitungan SE % Kompetensi Kepribadian Guru Kompetensi Pedagogik Guru Kompetensi Profesional Guru Kompetensi Sosial Guru 0,641 0,162 0,160 0,170 0,800 0,533 0,527 0,314 0,641x0,800x100% 0,162x0,53 x100% 0,160x0,527x100% 0,170x0,314x100% 51,28% 8,63% 8,43% 5,34% Total 73,68% Total sumbangan efektif keempat prediktor sebesar 73,68%. Ini berarti bahwa motivasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru, persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, dan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru sebesar 73,68%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa sumbangan efektif dari prediktor X1 sebesar 51,28%, sumbangan efektif X2 sebesar 8,63%, sumbangan efektif X3 sebesar 8,43%, dan sumbangan efektif X4 sebesar 5,34%. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru diperoleh taraf signifikansi 0,000. Karena signifikansinya yang menyertai lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka ada hubungan antara keduanya. Dari perhitungan sumbangan efektif juga diketahui bahwa kontribusi terhadap motivasi belajar siswa (Y) sebesar 51,28%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Hasil di atas sesuai dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa persepsi seseorang terhadap stimulus yang datang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Apabila persepsi seseorang terhadap stimulus yang ada positif, maka respon yang diberikan tersebut juga akan positif. Stimulus yang dimaksud dalam hal ini adalah sosok guru dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya menghendaki adanya respon dari siswa berupa motivasi belajar. Kompetensi kepribadian menurut Surya dalam Kunandar (2007: 55) adalah perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri. Menurut Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan beraklak mulia. Temuan hasil penelitian sejalan dengan yang dikemukakan oleh Siti Nur Aisyah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul, Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Sekolah dan Sifat (Kepribadian) Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMAK Cor Jesu Malang, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antar persepsi siswa tentang sifat (kepribadian) guru terhadap motivasi belajar

6 Basuki, Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Bidang Studi Teknik Pemesinan... siswa. Sedangkan dalam penelitian ini hasilnya juga mendukung, karena kompetensi kepribadian yang termasuk kompetensi guru sama dengan sifat (kepribadian) guru yang diteliti oleh Siti. Kepribadian sering digunakan cermin bagaimana seseorang membawa dirinya ke lingkungan masyarakat. Sebagai seorang guru citra kepribadian yang baik akan dijadikan contoh teladan bagi siswanya. Dari definisi tersebut juga tersirat bahwasannya apabila kompetensi kepribadian guru sudah dianggap baik oleh siswa maka seharusnya siswa juga mampu menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk belajar. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru diperoleh taraf signifikansi 0,000. Karena signifikansinya yang menyertai lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka ada hubungan antara keduanya. Dari perhitungan sumbangan efektif juga diketahui bahwa kontribusi terhadap motivasi belajar siswa (Y) sebesar 8,63%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Hasil di atas sesuai dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa persepsi seseorang terhadap stimulus yang datang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Apabila persepsi seseorang terhadap stimulus yang ada positif, maka respon yang diberikan tersebut juga akan positif. Stimulus yang dimaksud dalam hal ini adalah sosok guru dengan kompetensi pedagogik yang dimilikinya menghendaki adanya respon dari siswa berupa motivasi belajar. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Apabila guru dinilai telah memenuhi kompetensi pedagogik yang disyaratkan tersebut maka tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar terutama yang berlangsung dalam diri siswa. Dalam hal ini motivasi belajar yang muncul dari diri siswa. Pendapat lain yang mendukung adalah pendapat Tola dan Furqon (2003) yang menyatakan bahwa kondisi proses belajar mengajar diantaranya dipengaruhi oleh metode, pendekatan, gaya/seni dan prosedur mengajar, pemanfaatan fasilitas belajar secara efektif dan efisien, serta pemahaman guru terhadap kelompok dan perorangan siswa. Apabila kompetensi pedagogik yang telah disebutkan tersebut telah nampak dalam diri guru maka, akan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi pedagogik dengan melakukan perancangan pembelajar yang detail, menggunakan fasilitas pengajaran dengan baik, dan pendekatan secara personal atau kelompok, siswa akan lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru dan secara tidak langsung meningkatkan motivasi belajarnya.

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 7 Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru diperoleh taraf signifikansi 0,000. Karena signifikansinya yang menyertai lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka ada hubungan antara keduanya. Dari perhitungan sumbangan efektif juga diketahui bahwa kontribusi terhadap motivasi belajar siswa (Y) sebesar 8,43%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Hasil di atas sesuai dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa persepsi seseorang terhadap stimulus yang datang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Apabila persepsi seseorang terhadap stimulus yang ada positif, maka respon yang diberikan tersebut juga akan positif. Stimulus yang dimaksud dalam hal ini adalah sosok guru dengan kompetensi profesional yang dimilikinya menghendaki adanya respon dari siswa berupa motivasi belajar. Pendapat Tola dan Furqon (2003) yang menyatakan bahwa kondisi proses belajar mengajar salah satunya dipengaruhi oleh tingkat penguasaan guru terhadap bahan pelajaran dan struktur konsep-konsep keilmuannya. Apabila kompetensi professional guru yang nampak dalam penguasaan bahan pelajaran dan konsep ilmu yang digelutinya baik maka akan memberi pengaruh positif terhadap siswa, diantaranya adalah meningkatnya motivasi belajar siswa. Sedangkan menurut Undang-undang RI No.14 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Mencakup penguasaan kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Guru yang telah memiliki kompetensi professional akan mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran. Karena dengan penguasaaan materi guru tidak hanya tertuju pada materi yang akan di ajarkan saja tetapi pembelajaran yang luas sehingga siswa lebih kreatif. Guru dapat menjelaskan pelajaran dengan lebih detail dan mendalam yang nantinya siswa juga akan termotivasi mengikuti mata pelajaran yang di ajarkan guru. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru diperoleh taraf signifikansi 0,000. Karena signifikansinya yang menyertai lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka ada hubungan antara keduanya. Dari perhitungan sumbangan efektif juga diketahui bahwa kontribusi terhadap motivasi belajar siswa (Y) sebesar 5,34%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Hasil di atas sesuai dengan beberapa teori yang dijadikan dasar dalam hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa persepsi seseorang terhadap stimulus yang datang dapat

8 Basuki, Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Bidang Studi Teknik Pemesinan... mempengaruhi tingkah lakunya. Apabila persepsi seseorang terhadap stimulus yang ada negatif, maka respon yang diberikan tersebut juga akan negatif. Stimulus yang dimaksud dalam hal ini adalah sosok guru dengan kompetensi sosial yang dimilikinya menghendaki adanya respon dari siswa berupa motivasi untuk belajar. Dalam penelitian ini hasil persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akan menyebakan perubahan motivasi belajar siswa. Kompetensi sosial menurut Surya dalam Kunandar (2007:55) adalah perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif. Menurut Tola dan Furqon (2003) yang menyatakan bahwa kondisi proses belajar mengajar salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru menciptakan dialog kreatif dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Kompetensi sosial guru nampak dalam kepiawaian guru dalam menciptakan dialog kreatif dan suasana belajar yang menyenangkan dinilai baik maka tidak menutup kemungkinan dapat memunculkan motivasi belajar dalam diri siswa. Hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data, diketahui untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru diperoleh nilai F hitung sebesar 41,222 dengan taraf signifikansi 0,000. Karena signifikansinya yang menyertai lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis penelitian diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi guru mempunyai hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar. Berkaitan dengan diterimanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian sebagaimana berbunyi ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa. Hasil tersebut sesuai dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa persepsi seseorang terhadap stimulus yang datang dapat mempengaruhi tingkah lakunya. Apabila persepsi seseorang terhadap stimulus yang ada positif, maka respon yang diberikan tersebut juga akan positif. Stimulus yang dimaksud dalam hal ini adalah sosok guru dengan kompetensi yang dimilikinya a- kan menyebabkan perubahan berupa motivasi belajar. Persepsi adalah kesan seseorang tentang objek persepsi tertentu yang mempengaruhi faktor internal dan eksternal. Persepsi merupakan proses mengenal dan memahami o- rang lain. Walgito (2002:69) juga mengungkapkan persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh alat indera. Stimulus yang diindera tersebut kemudian oleh individu diorganisasikan dan di interpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera tersebut. Dalam hal ini kompetensi guru sebagai stimulus yang menghendaki adanya respon pada diri siswa adalah tergantung bagaimana siswa menyikapinya. Menurut Johnson, 1974 (dalam Sanjaya: 2005) kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan yang diharapkan.

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 9 Kompetensi menunujukkan kapasitas seseorang individu dengan menggunakan kemampuan intelektual atau mental dan fisik untuk mengerjakan berbagai tugas. Apabila guru mampu mentransfer pengetahuan dan ketrampilannya dengan baik sehingga siswa terpuaskan serta terpenuhi keinginannya, maka persepsi siswa akan baik. Persepsi siswa tersebut akan berpengaruh terhadap tingkah laku siswa. Tingkah laku yang muncul dalam penelitian mengacu pada motivasi belajar siswa. Jadi, apabila persepsi siswa tentang kompetensi guru yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial dalam proses pembelajaran positif maka tidak menutup kemungkinan memunculkan motivasi belajar siswa juga akan positif. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah Kepanjen Malang dengan sumbangan efektif sebesar 73,68 %. Sumbangan efektif paling besar adalah kompetensi kepribadian guru sebesar 51,28%. Saran Dengan memperhatikan hasil temuan dalam penelitian ini, maka penulis menyampaikan saran dengan harapan agar memiliki kemanfaatan yang berarti bagi banyak pihak. Bagi jurusan Pendidikan Teknik Mesin, hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan yang dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi pembaca dalam memecahkan masalah serupa. Bagi para guru SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang, dapat dijadikan balikan tentang kompetensi mengajar agar dapat mengembangkan diri kearah yang lebih baik sesuai dengan balikan yang diberikan para siswa terhadap kompetensi guru didalam mengembangkan motivasi belajar mereka. Bagi peneliti selanjutnya bermanfaat sebagai salahsatu acuan dan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian yang ada kaitanya dengan penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Administrasi Akademik, Perencanaan dan Sistem Informasi Bekerjasama Denga Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2007. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Daryanto.1985. Petunjuk Keselamatan Kerja Dalam Perbengkelan Mesin. Bandung: PT. Tarsito Dep.Kes.2002. Keputusan Menteri Kesehatan R I. Jakarta Dep.Naker.1970. Undang-Undang No. 1 Th. 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Jakarta. Nazir, M.2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Galia Indonesia.

10 Basuki, Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Bidang Studi Teknik Pemesinan... Santoso, S.2002. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT.Elek Media Komputindo. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparmoko, M. 1999. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: BPFE. Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Biro Penerbit Universitas Negeri Malang (UM).