INVENTARISASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN BENDUNGAN BEURAYEUN KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokkan menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )

II. TELAAH PUSTAKA. Ketersediaan Karbohidrat. Chrysolaminarin (= leukosin)

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem Rawa Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA HUTAN MANGROVE DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH. Halidah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. adanya aliran yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

BAB 1 PENDAHULUAN. kita dapat membedakan air tawar, air laut dan air payau seperti yang terdapat di

banyaknya zat anorganik di perairan. Kecepatan pertumbuhan populasi enceng gondok dan ganggang hijau ini dapat mengganggu biota perairan yang lain

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung.

BAB I. Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

YUDI MIFTAHUL ROHMANI

TINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian PLTU Suralaya Cilegon Provinsi Banten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bentos (Anwar, dkk., 1980).

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

I. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS DAN POLA DISTRIBUSI VERTIKAL FITOPLANKTON DI RANU KLAKAH DESA TEGALRANDU KABUPATEN LUMAJANG

n, TINJAUAN PUSTAKA Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Selat Bali

EKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

I. PENDAHULUAN. Perairan Lhokseumawe Selat Malaka merupakan daerah tangkapan ikan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chaetoceros sp. adalah salah satu spesies diatom. Diatom (filum

Transkripsi:

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : 2337-9952 INVENTARISASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN BENDUNGAN BEURAYEUN KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR Jalaluddin 1, Nurul Akmal 2, Azwir 3 1) FKIP Biologi Universitas Serambi Mekkah 2,3) Mahasiswa Pascasajana Unsyiah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Fitoplankton di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek garis dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar ditemukan sejumlah fitoplankton dari divisi: Divisi Chlorophyta 67% yang terdiri dari spesies Chlamydomonas sp, Volvox sp, Cladophora sp, Chlorella sp, Closterium sp, Spirogyra sp, Fragrilaria sp, Asterionella sp, dan Euglena sp yang mewakili di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Divisi Chrysophyta 22% yang terdiri dari spesies Fragilaria sp dan Asterionella sp yang mewakili di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Divisi Euglenophyta 11% yang terdiri dari spesies Euglena sp yang mewakili di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Kata kunci : Invetarisasi, Fitoplanton PENDAHULUAN Inventarisasi merupakan kerja awal dalam pengumpulan data tentang kekayaan jenis tumbuhan dan hewan di suatu kawasan. Hasil inventarisasi ini dapat disusun secara sistematis tentang jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu daerah. Menurut Purwadarminta (1990: 95) mengatakan inventarisasi adalah pencatatan atau pengumpulan data tentang kegiatan, hasil yang ingin dicapai. Inventarisasi yang dimaksudkan disini menyangkut dengan sebaran jenis-jenis fitoplankton yang ada diperairan Beurayeun. fitoplankton yang telah ditemukan dilakukan identifikasi. Identifikasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat taksonominya yaitu: divisio, kelas, ordo, famili, genus dan spesies. Syarat-syarat khusus untuk mengidentifikasikan suatu jenis tumbuhan dan hewan yang belum dikenal di dunia pengetahuan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam kode international tata nama hewan. Pemberian nama ilmiah setiap binatang menggunakan sistem yang disebut nomenklatur. Dengan sistem ini, setiap spesies diberi nama ilmiah yang terdiri dari 2 kata. Kata pertama adalah nama genus, sedangkan kata kedua adalah nama spesies. Namun terkadang ada kata ketiga yang ditulis setelah kata kedua. Kata ketiga tersebut merupakan nama orang yang pertama menemukan binatang tersebut dan memberi nama ilmiah, misalnya Agromyza phaseoli (Tryon) (Pracaya, 2010:26). Plankton adalah organisme akuantik yang hidup melayang di air sehingga kemampuan gerakkannya sangat terbatas dan selalu terbawa arus. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan utama yaitu fitoplankton (organisme plankton yang 119

Jalaluddin, Nurul Akmal, Azwir bersifat tumbuhan) dan zooplankton (organisme plankton yang bersifat hewan) (Nontji,1993). Fitoplankton merupakan tumbuhan renik yang hidup melayang-layang di peraian dan memegang peranan yang penting dalam ekosistem akuatik. Keberadaanya sangat diperlukan karena memiliki kandungan klorofil sehingga mampu dilakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis pada akuatik yang melakukan oleh fitoplankton merupakan sumber nutrisi bagi kelompok organisme akuatik yang berperan sebagai konsumen (Sachoemar dan Aliyah, 1996). Komunitas dalam arti ekologi mengacu pada suatu kumpulan populasi yang terdiri dari species yang berlainan yang menempati daerah tertentu. Dalam kenyataannya komunitas dapat memiliki ukuran berapapun, bahkan sekecil toples laboratorium berisi air yang mengandung bakteri, jamur dan protozoa (Ewuise, 1990:5). Selanjutnya Michael (1994: 268) menjelaskan bahwa: Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut species atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik dan kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertentu berdasarkan pada perbedaan zona atau gradien lingkungan, makin beragam komunitasnya karena batas yang tajam terbentuk oleh perubahan yang mendadak dalam sifat fisika lingkungan. Fitoplankton adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari sejumlah besar klas yang berbeda. Fitoplankton bisa ditemukan diseluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis (Nontji, 2002:126). Hal ini juga diperjelas lagi oleh Isnansetyo (1995: 13) menjelaskan bahwa: Fitoplankton dapat dikatakan sebagai pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena dengan adanya fitoplankton memungkinkan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya ada di muka bumi. Fitoplankton juga disebut plankton nabati, merupakan tumbuhan yang amat banyak ditemukan di semua perairan tapi sulit dilihat kehadirannya karena ukurannya yang mikroskopis. Menurut Hutabarat (1985: 106), mereka memiliki peranan yang sama pentingnya baik di sistem pelagik maupun seperti yang diperankan juga oleh tumbuhtumbuhan hujan yang lebih tinggi tingkatannya di ekosistem daratan, mereka adalah produsen-produsen utama (primary producer) zat-zat organik. Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu melaksanakan reaksi fotosintesis dimana air dan CO 2 dengan adanya sinar surya dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat (Nontji, 2002: 126). Lingkungan distribusi fitoplankton umumnya disemua dan disepanjang perairan serta pada kondisi air yang berbeda. Oleh sebab itu fitoplankton tersebar luas di danau, di sungai dan di laut, baik air yang mengalir, tawar, asin, payau maupun air yang tenang. Menurut Nontji (1993) menjelaskan bahwa: Fitoplankton sebagai tumbuhan perairan yang berukuran mikroskopsi, hidup melayang dalam air dengan kemampuan gerak yang lemah, sehingga pergerakannya banyak ditentukan oleh perairan air. Fitoplankton menerima energi untuk pertumbuhan melalui fotosintesis dan hanya menempati lapisan air yang mendapat cahaya matahari. Menurut Romimohtarto dan Jauwana (2001), fitoplankton merupakan makanan alami larva organisme dan sebagai produsen utama diperairan, sedangkan organisme 120

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : 2337-9952 konsumen adalah zooplankton, larva ikan, udang dan sebagiannya. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan sendiri. Menurut Siswanto ( 1997), sebagai organisme renik, fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam rantai makanan yang berlangsung di ekosistem perairan. Dengan demikian zat organik yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh organisme akuatik lainnya seperti zooplankton dan berbagai jenis udang dan biota lainnya. Fitoplankton mempunyai kemampuan untuk melakukan fotosintesis, sehingga menjadi sumber makanan bagi crustacea (zooplankton) yang bersifat harbivora dan pada gilirannya kemudian dimakan oleh ikan ikan dan larva ikan. Fitoplankton sangat penting sebagai produsen primer dengan kandungan nutrisi yang tinggi terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan lain lain ( Anonymous, 2011). Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah. Yang hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup bebas di air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton, tepatnya fitoplankton (Tjitrosoepomo, 1989:30). Menurut Romimohtarto (2001: 39), Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu dan mikroskopis, mereka termasuk filum Choropytha, yaitu alga -hijau yang meliputi diatom dan kokolitofor, selain itu terdapat jenis laga biru (Chyanophyta), alga coklat (Phaenophyta) dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata (Pyrophyta). Menurut Romimohtarto dan Jauwana (2001), fitoplankton merupakan makanan alami larva organisme dan sebagai produsen utama diperairan, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva ikan, udang dan sebagiannya. Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk menghasilkan makanan sendiri. Menurut Siswanto ( 1997), sebagai organisme renik, fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam rantai makanan yang berlangsung di ekosistem perairan. Dengan demikian zat organik yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh organisme akuatik lainnya seperti zooplankton dan berbagai jenis udang dan biota lainnya. Fitoplankton mempunyai kemampuan untuk melakukan fotosintesis, sehingga menjadi sumber makanan bagi crustacea (zooplankton) yang bersifat harbivora dan pada gilirannya kemudian dimakan oleh ikan - ikan dan larva ikan. Fitoplankton sangat penting sebagai produsen primer dengan kandungan nutrisi yang tinggi terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan lain-lain ( Anonymous, 2011). Kehidupan fitoplankton sangat dipengaruhi oleh komponen abiotik dan biotik yang sangat saling berinteraksi satu sama lain. Faktor abiotik yang mencakup paramenter fisika dan kimia perairan arus, suhu, intensitas cahaya matahari, ph air, oksigen terlarut dan suhu hara yang memegang peranan penting dalam menentukan keberadaan jenis fitoplankton di perairan (Anonymous, 2011). Kehidupan fitoplankton tergantung pada faktor fisika dan kimia suatu peraian. Faktor faktor tersebut antara lain seperti suhu, intesitas cahaya, derajat keasaman (ph), oksigen terlarut (DO) dan unsur unsur hara perairan. Adanya penambahan atau masuknya unsur unsur hara yang berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi, sehingga 121

Jalaluddin, Nurul Akmal, Azwir kualitas suatu perairan tersebut akan menurun dan dapat mempengeruhi keberadaan fitoplankton. (Makson,1981). Suhu merupakan salah satu factor penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organism di suatu peraian. Suhu air sangat dipengaruhi oleh jumlah sinar matahari yang jatuh ke permukaan air, yang sebagian dipantulkan ke atmosfir dan sebagian lainnya masuk ke perairan dan disimpan dalam bentuk energy.menurut Effendi dan Susilo (2001), suhu optimal untuk kehidupan plankton 20 0 C- 30 0 C.Intensitas cahaya yang masukke dalam perairan sangatberpengaruh terhadap aktifitas fitoplankton dalam melakukan proses fotosintesis. Intensitas cahaya berfungsi sebagai factor yang mendukung untuk kehidupan organism tersebut dalam habitatnya (Nontji, 1993). Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan dengan ph netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah dan basa lemah. Nilai ph optimal untuk pertumbuhan plankton berkisar antara 7 sampai dengan 8,5. Kondisi perairan yang bersifat basa sesuai bagi kehidupan plankton dan sebaliknya bila kondisi perairan yang bersifat basa sesuai bagi kehidupan planton dan sebaliknya bila kondisi perairan bersifat asam akan membahayakan kelangsungkan hidup plankton karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi (Hamidah, 2001). Fitoplankton dalam pertumbuahnnya membutuhkan banyak unsure hara makro dan mikro. Nitrat dan fosfat merupakan unsure hara nakro yang dibutuhkan oleh fitoplankton sebagai nutrient yang biasanya menjadi factor pembatas bagi pertumbuhan fitoplanton dan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan. Nitrat dapat digunakan untuk menentukan kesuburan perairan sedangkan fosfor dapat digunakan secara efektif untuk pertumbuhan fitoplankton dalam bentuk anorganik yang terlarut (ortofosfat) (Goldman dan Horne, 1983). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2012 di perairan bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Sampel yang diambil diindentifikasi di laboratorium FKIP Biologi Serambi Mekkah Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek garis dengan teknik purposive sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian jenis fitoplankton di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar yang dilakukan pada tanggal 23 Januari 2012 disajikan pada Tabel 1 Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat 9 spesies fitoplakton dari 3 divisi. 122

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : 2337-9952 Tabel 1 Jenis-Jenis Fitoplankton yang Terdapat di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies 1. Chlorophyta 1. Chlorophyceae 1. Volvocale 1. Chlamydomonaceae 2. Volvocaceae 1. Chlamydomonas 2. Volvox 1. Chlamydomonas sp 2. Volvox sp 2. Ulvophyceae 2. Cladophorales 3. Cladophoraceae 3. Cladophora 3. Cladophora sp 3. Trebouxiophyceae 3. Chlorellales 4. Chlorellaceae 4. Chlorela 4. Chlorela sp 4. Zygnemophyceae 4. Desmidrales 5. Closteriaceae 5. Closterium 5. Closterium sp \ 5. Zygnematales 6. Zygemataceae 6. Spirogyra 6. Spirogyra sp 2. Chrysophyta 5. Bacillariophyceae 6. Pennales 7. Fragilariaceae 7. Fragilaria 8. Asterionella 7. Fragilaria sp 8. Asterionella sp 3. Euglenophyta 6. Euglenoidea 7. Euglenales 8. Euglenaceae 9. Euglena 9. Euglena sp Hasil penelitian terhadap jenis fitoplankton diseluruh lokasi penelitian diperoleh 9 spesies terdiri dari 3 divisi, 6 kelas, 7 ordo dan 8 family yang terdapat di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Komposisi Jumlah Divisi Fitoplankton yang Ditemukan Dilokasi Penelitian Untuk mengetahui komposisi divisi jenis fitoplankton yang terdapat di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, maka dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Komposisi Jenis Divisi Fitoplankton pada Lokasi Penelitian No Familia Spesies Persentase (%) 1 Chlorophyta 6 67 2 Chrysophyta 2 22 3 Euglenophyta 1 11 Jumlah 9 100 Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa jumlah spesies fitoplankton yang banyak ditemukan yaitu pada divisi Chlorophyta yaitu 67%, sedangkan pada divisi Chrysophyta dan Charophyta masing-masing hanya ditemui 22%, sedangkan Euglenophyta hanya 11% saja. Untuk lebih jelasnya persentase divisi fitoplankton yang ditemukan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.1 Komposisi jumlah divisi dari jenis fitoplankton yang ditemukan dilokasi penelitian 123

Jalaluddin, Nurul Akmal, Azwir PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar ditemukan sejumlah fitoplankton dari divisi: 1. Divisi Chlorophyta 67% yang terdiri dari spesies Chlamydomonas sp, Volvox sp, Cladophora sp, Chlorella sp, Closterium sp, Spirogyra sp, Fragrilaria sp, Asterionella sp, dan Euglena sp yang mewakili di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. 2. Divisi Chrysophyta 22% yang terdiri dari spesies Fragilaria sp dan Asterionella sp yang mewakili di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. 3. Divisi Euglenophyta 11% yang terdiri dari spesies Euglena sp yang mewakili di perairan Bendungan Beurayeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2011. (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/tsunami.com; diakses 9 september 2011). Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Anonymous. 2008. (online), (http://www.bandaacehkota.go.id; diakses 9 september 2011). Ferianita, F. M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Handayani, i. N. 2008. Keanekaragaman fitoplanton di Pantai Pasir Putih Barat dan Muara Sungai Cikamal Pangandaran Jawa Barat. Journal. Jakarta Pracaya. (2010). Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya. Hutabarat dan Evans., 2000. Pengantar Oseanografi, Universitas Indonesia-Press, Jakarta Nontji, Anugerah., 2005. Laut Nusantara. Cetakan Keempat. Djambatan. Jakarta. Nontji, Anugrah., 1993. Laut Nusantara. Cetakan Kedua. Djambatan. Jakarta. Hutabarat,L.,Evans, S.M.1984. Pengantar Oceanografi.UI Press. Jakarta. 124