T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BENTUK MOLEKUL DI SMA

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

Computer Based Test (CBT) untuk Mengukur Kemampuan Pemahaman Instrumental

PENGEMBANGAN WEBSITE BAHAN AJAR TURUNAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK MENGAJARKAN KONSEP PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN TURUNAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 PALEMBANG ABSTRAK

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

TINJAUAN TENTANG PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Development,

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Dasar Mata Pelajaran Kimia Pada Kompetisi Dasar Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan di SMA

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

PENGEMBANGAN MATERI POKOK MATA UANG DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLBC KARYA IBU PALEMBANG

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA REAKSI REDUKSI OKSIDASI KELAS X SMA

P 9 PENERAPAN STRATEGI INQUIRY BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 45 PALEMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) BERBASIS DISCOVERY PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK 1 (KPB 1) DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN TEORI KINETIK GAS BERBANTUAN LECTORA INSPIRE UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: ), Juni 2018

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS STRATEGI PQ4R DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVIS PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

Oleh Ahmad Ali, Ruslan, dan Oslan Jumadi Program Pascasarjana UNM, Universitas Negeri Makassar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN PELUANG DI KELAS XI SMA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK MATA KULIAH FISIKA MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN KOMPLEKS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

PENGARUH PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG

PENGEMBANGAN MODUL MATERI LINGKARAN BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

PENGEMBANGAN MODUL CETAK BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI MENGENAL HEWAN DAN TUMBUHAN KELAS II SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Allen Marga Retta 1 1 Email: Allen_marga_retta@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul yang valid, praktis dan berpotensial efek yang baik di Program Studi Pendidikan Biologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yaitu tahap pendahuluan dan tahap pengembangan. Subjek dalam penelitian ini adalah modul pada materi integral. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah walk through, wawancara, dokumentasi dan tes. Walk through dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kevalidan, wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai pembelajaran kalkulus, dokumentasi dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kepraktisan, sedangkan tes digunakan untuk melihat pengaruh modul terhadap hasil belajar mahasiswa setelah belajar dengan menggunakan modul. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Berdasarkan penilaian dari validator, modul yang disusun peneliti termasuk dalam kategori valid.(2) Berdasarkan dokumentasi diperoleh berupa catatan mengenai proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa, sehingga modul dapat dikatakan praktis untuk digunakan; (3) Hasil belajar mahasiswa pada tahap field test yaitu dengan rata-rata 78,8 termasuk dalam kategori baik. Kata Kunci: modul, hasil belajar A. Latar belakang Visi Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan ( FKIP Unsri, 2007: 3) adalah pada dasawarsa kedua abad ke-21 merupakan lembaga yang unggul dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), riset, informasi, dan inovasi kependidikan. FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) memiliki visi untuk menyelenggarakan, membina, dan mengembangkan: 1. Pendidikan yang menghasilkan tenaga kependidikan dan tenaga ahli yang profesional serta mampu bersaing secara global. 2. Penelitian di bidang kependidikan dan ilmu murni yang menghasilkan informasi dan pembaharuan kependidikan. 3. Pengabdian yang berorientasi pada perbaikan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa" pada tanggal 10 November 2012 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Berdasarkan visi FKIP Unsri tersebut maka Program Studi Pendidikan Biologi yang berada di bawah FKIP telah berusaha menyusun kurikulumnya. Dalam kurikulumnya, Program Studi Pendidikan Biologi memuat mata kuliah Kalkulus. Mata kuliah ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam Biologi. Namun berdasarkan silabus pada mata kuliah Kalkulus di Program Studi Pendidikan Biologi ternyata belum tersedia sepenuhnya matematika yang menunjang masalahmasalah dalam Biologi. Hal ini menyebabkan materi Kalkulus belum tersusun dengan baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penyusunan materi Kalkulus yang dapat menyelesaikan masalah-masalah Biologi. Penyusunan materi dimaksudkan untuk tersedianya bahan ajar yang disesuaikan dengan pembelajaran Biologi. Selain itu, bahan ajar pun diupayakan agar mahasiswa dapat belajar mandiri dan tuntas sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing individu. Salah satu bahan ajar yang memenuhi kriteria tersebut adalah modul. Pembelajaran menggunakan modul, menurut Sudrajat (2008) adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang di susun secara sistematis, operasional dan terarah yang digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para tenaga pengajar. Sedangkan menurut Dharma (2008), modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Pengertian yang didapat dari dua pendapat tersebut mengenai modul adalah bahwa modul menyajikan satuan bahasan atau di kenal dengan materi pelajaran yang tersusun sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat memahami materi yang disajikan secara mandiri. Materi matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah dalam Biologi salah satunya adalah materi Kalkulus. Adapun materi Kalkulus yang digunakan dalam Biologi yaitu materi turunan dan integral. Integral sering kali muncul dalam model matematika yang mencoba menggambarkan keadaan kehidupan nyata yang berguna dalam pemahaman konsep. Sebagai contoh, integral dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan populasi dalam Biologi. Dari pernyataan terdahulu maka perlu dikembangkan materi matematika khususnya integral di Program Studi Pendidikan Biologi dengan menggunakan modul, sehingga komponen-komponen yang digunakan lebih jelas dan dapat memecahkan masalah-masalah dalam Biologi. Dengan demikian judul penelitian ini adalah Pengembangan Materi Integral Berbasis Modul dalam Pembelajaran Matematika Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 2

di Program Studi Pendidikan Biologi dengan harapan setelah dikembangkan materi mahasiswa dapat memecahkan masalah-masalah dalam Biologi. B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah modul pengembangan materi integral di Program Studi Pendidikan Biologi dapat dikatakan valid, praktis, dan berpotensial efek yang baik? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran materi integral yang valid, praktis dan berpotensial efek yang baik yang digunakan dalam mata kuliah di Program Studi Pendidikan Biologi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi: 1. Dosen, dapat menjadikan modul materi integral sebagai bahan ajar yang dapat digunakan pada pembelajaran di Program Studi Pendidikan Biologi. 2. Mahasiswa, dapat digunakan sebagai buku pegangan untuk pembelajaran di Program Studi Pendidikan Biologi. 3. Institusi, sebagai masukan dan sumbang saran dalam meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran matematika. E. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan modul yang memaparkan tentang validitas, praktikalitas, memiliki potensial efek yang baik pada modul pada materi integral di Program Studi Pendidikan Biologi. F. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah modul pada materi integral di Program Studi Pendidikan Biologi. Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 3

G. Tahap Penelitian 1. Tahap Pendahuluan Langkah-langkah pada tahapan ini adalah: a. Mengidentifikasi kemampuan dasar b. Menganalisis materi c. Mempersiapkan mahasiswa d. Merumuskan indikator kemampuan dasar e. Mengembangkan kriteria penilaian f. Mengembangkan strategi pembelajaran g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran 2. Tahap Pengembangan a. Penyusunan Evaluasi Formatif Evaluasi formatif ditujukan untuk menghasilkan modul yang efektif. Secara umum ada beberapa langkah evaluasi formatif yang dilakukan dalam pengembangan modul berdasarkan pandangan Tessmer (dalam Indaryanti, 2008: 40) yaitu: 1) Expert review, 2) One-to-one evaluation, 3) small group dan 4) Field test. Langkah tersebut seperti tergambar pada diagram berikut. Expert review Small group rivise rivise rivise Field test One-to-one Gambar 3.1. Langkah-langkah evaluasi formatif pada penelitian dan pengembangan Tessmer (dalam Indaryanti, 2008: 40) Langkah-langkah evaluasi formatif: 1. Expert review Pada langkah expert review, dilakukan validasi yaitu ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Djaali dan Muljono, 2004). Adapun yang divalidasi pada evaluasi formatif mengenai Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 4

ketepatan materi modul yang dirancang untuk mahasiswa Pendidikan Biologi yang ditujukan untuk pembelajaran individual. Validasi yang dilakukan ada tiga yaitu validitas isi, konstruk dan bahasa. Validitas isi digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian materi dalam modul yang hendak dikuasai mahasiswa dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan validitas konstruk digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang ketepatan modul pada materi integral untuk dapat digunakan dalam pembelajaran di Biologi. Validitas bahasa untuk mengetahui ketepatan bahasa sesuai dengan EYD. 2. One-to-one evaluation Sedangkan pada langkah one-to-one, seorang mahasiswa memberikan tanggapannya dan komentarnya terhadap materi pembelajaran kepada evaluator. Modul yang telah dibuat diujicobakan pada satu mahasiswa, sehingga diperoleh tanggapan tentang materi yang disajikan. Apakah mereka dapat memahami materi yang dibuat? Apakah mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disajikan dalam modul. 3. Small group Hasil dari tanggapan mahasiswa atau para ahli dari langkah terdahulu diperbaiki dan dicobakan pada kelompok kecil atau small group. Pada langkah small group, evaluator mencobakan modul tersebut pada kelompok mahasiswa dikelas dalam situasi yang nyata dan mencatat penampilannya serta komentarkomentar. Situasi yang mendekati suasana yang sesungguhnya dapat memberikan masukan bagi perbaikan modul. Masukan tersebut berupa informasi tentang dapat digunakan atau tidak modul yang telah dikembangkan itu untuk pembelajaran individual. Selain itu dilakukan juga tes untuk mengetahui berhasil atau tidak siswa belajar dengan menggunakna modul. 4. Field test Field test merupakan uji coba lapangan yang situasinya realistik. Pada saat ini dilakukan pembelajaran dengan menggunakan modul pada kelas yang menjadi objek penelitian. Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan pencatatan terhadap situasi yang terjadi di lapangan untuk mengetahui kepraktisan modul yang digunakan untuk pembelajaran individual dan juga dilakukan tes untuk mendapat hasil belajar mahasiswa setelah belajar dengan menggunakan modul. b. Perbaikan pembelajaran Perbaikan terhadap modul pembelajaran dilakukan setelah dosen atau guru mempelajari desain modul tersebut dan memberikan tanggapan terhadap modul tersebut dalam bentuk catatan (hasil dari tahap expert review). Perbaikan juga dilakukan setelah melalui tahap one-to-one. Dari tahap one-toone diperoleh tanggapan mahasiswa terhadap materi tersebut, tanggapan mahasiswa digunakan juga untuk memperbaiki modul. Setelah perbaikan dari tahap one-to-one dilanjutkan ke tahap small group. Tahap ini akan diperoleh informasi tentang keterpakaian modul untuk pembelajaran individual dan hasil belajar mahasiswa nilai hasil tes setelah belajar menggunakan modul pertumbuhan populasi. Hasil dari tahap small group diperbaiki untuk diujikan pada uji coba lapangan (field test). Tahap terakhir adalah tahap field test, dari Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 5

tahap ini didapat pula data tentang berhasil atau tidak mahasiswa belajar dengan menggunakan mdul. Modul yang mengalami perbaikan dari proses pengembangan dari tahap ke tahap menghasilkan modul yang valid dan dapat dipakai dikelas. H. Teknik Pengumpulan Data 1. Walk Through Adapun aspek yang dinilai dalam jenis validasi: a. Isi 1. Materi ajar sesuai dengan standar kompetensi. 2. Materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar. 3. Materi ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Materi ajar sesuai dengan alokasi waktu. 5. Soal latihan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 6. Soal latihan sesuai dengan alokasi waktu. 7. Soal latihan sesuai dengan betuk soal aplikasi. b. Konstruk Modul yang dibuat 1. Mengundang pengembangan konsep lebih lanjut. 2. Adanya umpan balik. 3. Memuat soal-soal uji kemampuan (tes). 4. Memuat soal-soal yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa. 5. Memuat kunci soal-soal uji kemampuan (evaluasi). c. Bahasa 1. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EYD. 2. Kalimat yang mudah dipahami mahasiswa. 3. Bahasa yang komunikatif, baik dan benar. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi untuk mendapatkan informasi mengenai proses pembelajaran kalkulus di Program Studi Pendidikan Biologi, jadwal pembelajaran kalkulus dalam satu minggu, subjek penelitian, dan waktu pelaksanaan penelitian. 3. Dokumentasi Analisis dilakukan terhadap lembar jawaban mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Untuk melihat kepraktisan modul yang dibuat oleh peneliti yang meliputi kejelasan dan keterbacaan soal yang ada di modul. Peneliti mencobakan modul tersebut pada kelompok mahasiswa dikelas dalam situasi yang nyata dan mencatat penampilannya serta komentarkomentar. Situasi yang mendekati suasana yang sesungguhnya dapat memberikan masukan bagi perbaikan modul. Masukan tersebut berupa informasi tentang dapat digunakan atau tidak modul yang telah dikembangkan. Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 6

4. Tes Hasil Belajar Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep terhadap materi integral. Data tes diperoleh dari pemberian soal latihan setelah pembelajaran selesai. Selain itu, tes dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh modul yang valid adan praktis ditandai dengan tingkat ketercapaian indikator. Tes dilakukan pada tahap small group dan uji lapangan. I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Dokumentasi Pada analisis dokumentasi dilihat dari jawaban soal-soal yang ada pada setiap materi berupa lembar jawaban. Jawaban pada masing-masing mahasiswa dikoreksi dan diperiksa untuk melihat letak kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal. Dengan menganalisis dokumen ini akan terlihat mahasiswa mana yang menggunakan strategi atau cara yang paling tepat 2. Analisis Data Tes Data hasil belajar mahasiswa yang diperoleh setelah tes dilaksanakan, dianalisis untuk melihat tingkat keberhasilan mahasiswa pada pembelajaran integral dengan menggunakan modul Data tes diperoleh dengan melihat hasil jawaban soal-soal tes formatif mahasiswa. Langkah langkah yang dilakukan untuk menganalisa data hasil tes mahasiswa adalah sebagai berikut : 1) Memberikan skor dari hasil jawaban mahasiswa sesuai dengan skor patokan yang telah ditentukan. 2) Skor tes yang diperoleh masing-masing mahasiswa dikonversikan menjadi nilai dalam rentang 0 100. 3) Membuat analisis hasil belajar yang diperoleh dari nilai mengerjakan latihan di modul dan tes akhir seperti tabel berikut: Nilai akhir = Jumla h Skor yang diperole h Jumla h skor maksimum 100 4) Nilai akhir yang diperoleh dibuat dalam daftar distribusi frekuensi dan menentukan rata-rata nilai akhir mahasiswa dengan rumus sebagai berikut : fi xi x = f Keterangan : x = nilai rata-rata mahasiswa f i = frekuensi kelas ke-i x i = nilai tengah tanda kelas ke-i i i = 1,2,3, (dimodifikasi dari Sudjana, 2002:70) 5) Rata-rata nilai akhir yang diperoleh digunakan untuk melihat kategori hasil belajar mahasiswa seperti pada tabel berikut: Rumus: Tingkat penguasaan = jumlah skor yang diperoleh Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 7

Tabel. Kategori Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Nilai Mahasiswa Kategori 80 100 Sangat Baik 66 79 Baik 56 65 Cukup 40 55 Kurang 0 39 Gagal (modifikasi buku pedoman, 2007 :24) J. Hasil Penelitian Deskripsi dan Analisis Data Hasil Belajar Mahasiswa 1. Hasil Belajar Mahasiswa pada Tahap Field Test Analisis Hasil Belajar Mahasiswa Tahap Field Test Rentang Nilai Kategori Jumlah 80 100 Sangat Baik 25 66 79 Baik 9 56 65 Cukup 2 40 55 Kurang 6 0 39 Gagal 0 Jumlah 42 Nilai rata-rata yang dihasilkan oleh mahasiswa pada tahap field test adalah 78,8. Dengan demikian rata-rata hasil belajar mahasiswa ini sudah termasuk kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang telah dikembangkan oleh peneliti sudah mempunyai potensial efek. K. Pembahasan Setelah melalui proses pengembangan yang terdiri dari dua tahapan, yaitu: tahap pendahuluan dan tahap pengembangan untuk 3 prototype dari proses revisi berdasarkan saran validator dan komentar mahasiswa, diperoleh modul dengan materi integral di Program Studi Pendidikan Biologi dapat dikategorikan valid. Melalui proses validasi yakni pada tahap expert review, one-to-one, small group dan field test dihasilkan modul yang valid berdasarkan hasil penilaian oleh dosen pembimbing dan satu dosen pendidikan matematika. Pada proses validasi tersebut, terjadi banyak revisi pada materi yang ada di dalam modul. Awalnya belum terdapatnya materi prasyarat untuk mengaktifkan pengetahuan prasyarat. Namun, setelah divalidasi sajian diubahlah dengan menampilkan materi prasyarat. Sedangkan untuk tes, yang semula dibuat 4 soal maka diubah menjadi 2 soal yang berstruktur. Dari segi kepraktisan, berdasarkan catatan dapat disimpulkan bahwa modul yang dihasilkan memenuhi definisi praktis. Sehingga, mahasiswa dapat menggunakan modul pembelajaran tersebut. Namun hasil pengamatan menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan masih belum efektif meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. Hal ini karena pembelajaran dengan menggunakan modul merupakan hal yang sangat membosankan dan kebiasaan cara belajar mahasiswa yang masih menunggu penyajian peneliti atau hanya mengandalkan teman yang pintar untuk mengerjakan soal-soal pada modul yang diberikan. Di sini peneliti hanya sebagai fasilitator yang terus membimbing Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 8

mahasiswa agar termotivasi untuk tidak hanya menerima tapi juga berpikir untuk menemukan. Namun prototype modul yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki potensial efek karena hasil belajar mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan mahasiswa lebih mudah memahami isi modul yang sudah direvisi kembali. Mahasiswa sudah terlihat aktif, bersemangat dan berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan pada modul dengan banyak bertanya. L. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa modul yang telah dihasilkan sudah valid, praktis, dan memiliki potensial efek yang baik dalam pembelajaran matematika di Program Studi Pendidikan Biologi. 1. Valid, modul telah diujicobakan sesuai dengan deskripsi mata kuliah kalkulus di Program Studi Pendidikan Biologi. Dari segi isi, materi pada modul sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dari segi konstruk, ketepatan modul digunakan dalam pembelajaran matematika di Program Studi Pendidikan Biologi pada materi integral oleh mahasiswa. Penggunaan bahasa pada modul sesuai dengan (Ejaan yang disempurnakan) EYD. 2. Praktis, telah terpakainya modul dalam pembelajaran matematika di Program Studi Pendidikan Biologi dengan mencatat kegiatan mahasiswa pada saat proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Biologi. 3. Hasil belajar mahasiswa setelah menggunakan modul dikategorikan baik dengan rata-rata 78,8. Saran Adapun beberapa saran dari peneliti setelah melaksanakan penelitian ini yaitu kepada: 1. Dosen, disarankan agar memanfaatkan modul yang dihasilkan dalam penelitian ini sebagai sumber belajar alternatif dalam proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Biologi. Sehingga dapat melatih mahasiswa untuk memecahkan masalah-masalah di Biologi dengan menggunakan pemodelan matematika yang lebih baik lagi dan sekaligus memotivasi mahasiswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam belajar matematika. 2. Mahasiswa, disarankan agar menggunakan modul sebagai buku pegangan dalam pembelajaran matematika di Program Studi Pendidikan Biologi. 3. Institusi, disarankan agar modul dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbang saran dalam meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran matematika di Program Studi Pendidikan Biologi dengan tampilan yang lebih baik dan menanamkan pengetahuan prasyarat yang dapat menunjang konsep integral sepenuhnya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 9

DAFTAR PUSTAKA -----------.2007. Buku pedoman Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Indralaya. Djaali dan P. Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo. Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Rineka Cipta. Jakarta. Indaryanti. 2008. Pengembangan Modul Pembelajaran Individual dalam Mata Pelajaran Matematika di Kelas XI SMA Negeri 1 Palembang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung. Yogyakarta, 10 November 2012 MT - 10