Rekonfigurasi Penyulang Akibat Kontingensi Pada Jaringan Distribusi dengan Metode Binary Integer Programming

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR TE Risma Rizki Fauzi NRP

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

EVALUASI INDEKS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI SURABAYA MENGGUNAKAN LOOP RESTORATION SCHEME

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

ALGORITMA ALIRAN DAYA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI RADIAL DENGAN BEBAN SENSITIF TEGANGAN

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) B-153

Analisis Aliran Daya Tiga Fasa Tidak Seimbang Menggunakan Metode K-Matrik dan Z BR pada Sistem Distribusi 20 kv Kota Surabaya

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

Analisis Aliran Daya Tiga Fasa Tidak Seimbang Menggunakan Metode K-Matrik dan Z BR pada Sistem Distribusi 20 kv Kota Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

Dosen Pembimbing II. Ir. Sjamsjul Anam, MT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Rekonfigurasi Jaring Distribusi untuk Meminimalkan Kerugian Daya menggunakan Particle Swarm Optimization

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

STUDI KOORDINASI FUSE

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Yanuarta et al., Rekonfigurasi Jaringan... 6

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

ANALISIS MINIMALISASI RUGI JARINGAN PADA DESAIN SMARTGRID MENGGUNAKAN PEMBANGKITAN TERSEBAR

Penentuan Kualitas Daya Untuk Kondisi Unbalanced Dan Nonsinusoidal Pada Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Dengan Metode Harmonic Load Flow 3 Fasa

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

PENENTUAN DAYA REAKTIF UNTUK PERBAIKAN KUALITAS DAYA BERDASARKAN VOLTAGE STATE ESTIMATION PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL 20 KV DI SURABAYA

Erik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

Perancangan Filter Harmonisa Pasif untuk Sistem Distribusi Radial Tidak Seimbang

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

Analisis Aliran Daya Harmonisa Dengan Metode ZBR Pada Sistem Distribusi Tiga Fasa Weakly Meshed

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

ABSTRAK Kata Kunci :

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan

1. BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

OPTIMASI PENEMPATAN RECLOSER PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK TDO BEKASAP PT CPI DENGAN PENDEKATAN PEMOGRAMAN NON LINEAR

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

ANALISA ASPEK EKONOMI PADA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV PT.PLN(PERSERO) APJ MOJOKERTO

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

TUGAS AKHIR TE141599

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN BEBAN LEBIH PADA INTER BUS TRANSFORMER (IBT) TERHADAP KINERJA OVER LOAD SHEDDING (OLS) DI SUBSISTEM KRIAN-GRESIK

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

Vol: 5, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

Gunawan Hadi Prasetiyo, Optimasi Penempatan Recloser pada Penyulang Mayang Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Jember Menggunakan Simplex Method

METODE PENDEKATAN UNTUK MEREKONFIGURASI PANJANG MAKSIMAL PADA PENYULANG TAMBAK LOROK 04 DAN KALISARI 02 DI UPJ SEMARANG TENGAH

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengalami over load, sehingga perlu membangun suatu saluran transmisi

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN BINARY PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK MENAIKKAN NILAI INDEKS STABILITAS TEGANGAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Analisis Minimalisasi Rugi Jaringan pada Desain Smartgrid menggunakan Pembangkitan Tersebar

KOKO SURYONO D

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

ANALISIS PENGARUH REKONFIGURASI JARINGAN TERHADAP PEMBEBANAN TRANSFORMATOR PADA GARDU DISTRIBUSI KA 1316 PENYULANG SRIWIJAYA

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

Transkripsi:

Rekonfigurasi Penyulang kibat Kontingensi Pada Jaringan Distribusi dengan Metode inary Integer Programming 1 Edwin Rozzaq Prasetiyo, Ontoseno Penangsang, dan IGN Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. rief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:edwinrozzaqprasetiyo@yahoo.com, zenno_379@yahoo.com, didit@ee.its.ac.id bstrak erkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi dan otomasi mendorong pengembangan sistem yang konvensional ke sistem yang otomatis. Dengan adanya suatu sistem yang terotomasi atau DS(Distribution utomation System), masalah yang terjadi pada jaringan distribusi dapat cepat teratasi. Masalah kontingensi dapat diatasi dengan bentuk konfigurasi jaringan yang tepat. Rekonfigurasi penyulang dilakukan dengan cara merubah status ON/OFF dari tie switch dan sectional switch. Dengan mengubah status switch kita mendapatkan suatu konfigurasi jaringan yang tepat untuk mengatasi masalah kontingensi yang terjadi. Dengan menggunakan metode inary Integer Programming (IP) kita mendapatkan konfigurasi jaringan yang paling optimal dari semua kombinasi yang feasible. erdasarkan hasil analisa dari penerapan DS dan IP sebagai metode optimasi, Pada kasus 2 kondisi pertama terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS2 OFF, SS11 OFF, TS1 ON,dan TS2 ON sehingga tegangan pada penyulang Kaliasin mengalami peningkatan 1,89% setelah. Pada kasus 2 kondisi kedua terpilih kombinasi ke-1 yaitu SS2 OFF dan TS1 ON sehingga tegangan pada penyulang Kaliasin mengalami peningkatan 3,84% setelah. Pada kasus 3 terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS3 OFF, SS4 OFF, TS3 ON, dan TS4 ON sehingga masalah hilangnya daya pada penyulang Ometraco dapat teratasi. Pada kasus 4 terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS10 OFF, SS11 0FF dan TS2 ON sehingga masalah adanya gangguan pada penyulang Tegalsari dapat teratasi. Kata kunci: inary Integer Programming,Kontingensi, Distribution utomation System, Rekonfigurasi, Sistem Distribusi 20 KV. I. PENDHULUN Sistem distribusi merupakan salah satu komponen penting dari suatu sistem tenaga listrik karena berhubungan langsung dengan pengguna energi listrik, terutama pengguna energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, membuat pemakaian energi listrik semakin meningkat sehingga berpotensi terjadinya kontingensi. Kontingensi adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan dapat berupa beban lebih pada penyulang, terputusnya saluran, ataupun rusaknya transformator. pabila keadaan tersebut dibiarkan terus menerus dapat mengurangi kualitas energi listrik yang disalurkan dan terjadi penurunan keandalan sistem tenaga listrik serta dapat merusak peralatan sistem tenaga yang bersangkutan. Kontinyuitas penyaluran energi listrik harus dijaga agar tidak terjadi pemutusan penyaluran energi listrik. Rekonfigurasi jaringan distribusi adalah mengatur ulang konfigurasi jaringan dengan cara mengoperasikan sectionalizing switches/ls yang terdapat pada jaringan distribusi untuk mengurangi rugi rugi daya pada jaringan distribusi dan untuk meningkatkan keandalan sistem distribusi sehingga efisiensi daya yang disalurkan dan pelayanan daya pada pelanggan meningkat. erkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi dan otomasi mendorong pengembangan sistem yang konvensional ke sistem yang otomatis. Saat ini, PT PLN(Persero) masih menggunakan cara yang manual untuk mengatur konfigurasi saklar penyulang pada jaringan distribusi. Hal ini dapat menimbulkan kerugian, oleh karena itu, sistem distribusi yang terotomasi (Distribution utomation System) merupakan solusi dari permasalahan tersebut. Dengan adanya suatu sistem yang terotomasi, masalah yang terjadi pada jaringan distribusi dapat cepat teratasi sehingga tidak terjadi pemutusan pelayanan daya(load shedding) pada konsumen. Masalah kontingensi dapat diatasi dengan bentuk konfigurasi jaringan yang tepat. Metode yang digunakan untuk memilih kombinasi konfigurasi jaringan yang paling optimal adalah inary Integer Programming. II. TEORI PENUNJNG. Penelitian yang telah dilakukan Rekonfigurasi pada sistem distribusi energi listrik dilakukan dengan cara mengubah status buka atau menutupnya saklar yang bertujuan untuk meminimalkan rugirugi, dan mengatasi setiap permasalahan yang ada di sistem tenaga listrik. Rekonfigurasi dapat juga digunakan untuk meningkatkan keandalan dari suatu sistem distribusi. Pada PLN tingkat keandalan dapat direpresentasikan dengan nilai SIDI,SIFI,dan IDI. Dengan menggunakan LRS(Loop Restoration Scheme) didapatkan suatu konfigurasi sistem distribusi yang baru dan lebih handal dari kondisi sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya penambahan Sectional Switch dan utomatic Recloser pada setiap penyulang.[3] Rekonfigurasi jaringan distribusi dapat dilakukan dengan tujuan mengurangi rugi rugi daya total. Secara prinsip, merupakan cara untuk meminimumkan jarak antara beban dan suplai daya sehingga di dapat rugi rugi yang minimal pula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasang Tie Switch secara tepat sehingga dapat mengurangi rugi-rugi daya total. metode algoritma genetika dapat digunakan sebagai solusi untuk memecahkan masalah pengoptimalan jaringan, dalam hal ini untuk meminimumkan rugi rugi daya.[4]

2 III. METODOLOGI PENELITIN DN SISTEM DISTRIUSI 20 KV DI SURY. Rekonfigurasi optimal dengan inary Integer Programming(IP) inary Integer Programming(IP) adalah suatu program atau metode yang digunakan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan. Solusi yang didapat dari IP adalah suatu vektor yang bernilai biner, yaitu 0 atau 1, yang akan memberikan nilai minimum untuk suatu fungsi atau persamaan linier dengan batasan yang linier. IP mengacu pada konsep branch and bound. lgoritma branching atau percabangan ini akan melakukan proses pencarian dalam bentuk tree (pohon atau cabang). Pada tahap branching ini, algoritma akan memilih variabel xj dan menambahkan batasan xj=0 untuk satu cabang dan xj=1 untuk cabang lainnya. Proses ini dapat dimisalkan dengan binary tree (percabangan biner). Hal ini akan membagi permasalahan menjadi sub-permasalahan yang lebih kecil seperti pada gambar di bawah. Gambar 1 skema percabangan pada IP Setelah diperoleh sub-sub permasalahan maka perlu diketahui suatu bound atau batasan yang menunjukkan seberapa bagus penyelesaian yang mungkin untuk fungsi tersebut. Seiring dengan bertambahnya cabang pada pencarian dalam tree, algoritma ini akan memperbarui batas minimum serta batas maksimum. atasan ini menjadikan alasan untuk memotong atau tidak meneruskan percabangan yang tidak diperlukan karena memberikan hasil kurang optimal.. Variabel yang digunakan pada IP Persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dengan inary Integer Programming adalah (1) f : Matriks 1 x nk, berisi nilai losses dari masingmasing kombinasi dan eq : Matriks nk x nk, semua komponen bernilai 1 b dan b eq : Matriks nk x 1, semua komponen bernilai 1. Perancangan Software Untuk mensimulasikan penyulang akibat kontingensi diperlukan program yang dapat menggambarkan kondisi yang diinginkan. Untuk mensimulasikan program tersebut digunakan program matlab dan program aliran daya dengan k-matrik sebagai program utama untuk mengetahui aliran daya pada penyulang sehingga dapat diketahui kondisi dari penyulang. Setelah itu kita dapat mencari kombinasi yang mungkin untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. inary Integer Programming digunakan untuk mencari kombinasi yang paling optimal. Proses perancangan program penyulang dapat dilihat pada diagram alir pada gambar 2. Gambar 2. Diagram alir perancangan software penyulang akibat kontingensi IV. HSIL SIMULSI DN NLISIS. Studi kasus simulasi Untuk mensimulasikan pada penyulang karena kontingensi digunakan kasus kasus untuk mempermudah analisis yaitu Tabel 1 Study case simulasi ase Keterangan 1 Penyulang kaliasin mengalami overload skenario 1 2 Penyulang kaliasin mengalami overload skenario 2 Transformator penyulang Ometraco mengalami 3 trip us 6 pada penyulang Tegalsari mengalami short 4 circuit. Penyulang kaliasin mengalami overload skenario 1 Pada skenario 1, cara mengkondisikan untuk membuat penyulang Kaliasin mengalami overload adalah dengan cara menambah beban pada penyulang sehingga terjadi overload dan nilai tahanan pada saluran penyulang tetap. Data pembebanan penyulang Kaliasin saat skenario 1 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data dari pembebanan tiap fasa penyulang Kaliasin skenario 1 Daya us P (MW) Q (MVR) R-N S-N T-N R-N S-N T-N 2 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3 3.0199 3.0041 3.0291 3.0073 3.0246 3.0072 4 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 5 2.5117 2.5024 2.5229 2.5072 2.523 2.5079 6 2.5229 2.5053 2.5235 2.5069 2.5048 2.5147 7 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 8 2.0224 2.0049 2.0243 2.004 2.0169 2.004 9 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 10 2.109 2.0272 2.098 2.0199 2.106 2.0265

3 Setelah program aliran daya dijalankan, maka tegangan pada bus penyulang Kaliasin berada diluar standart yang telah ditentukan(<19 KV) sedangkan arus yang melalui saluran pada penyulang kaliasin melebihi standart yang telah ditentukan(> 400 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa penyulang Kaliasin mengalami overload dan perlu di. Setelah program dijalankan, terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS2 OFF, SS11 OFF, TS1 ON,dan TS2 ON sehingga aliran daya dan bentuk jaringan pada penyulang Surabaya berubah setelah di. Pada gambar 3 ditunjukkan single line diagram dari penyulang kaliasin dan Tegalsari setelah (a) Gambar 3. Gambar 4. (b) Single line diagram (a) penyulang Kaliasin (b) penyulang Tegalsari setelah kasus 1 Setelah, bentuk jaringan penyulang kaliasin berubah karena terbukanya SS2 sehingga beban yang ada pada bus 7, 8, 9, dan 10 lepas dan harus dipindahkan ke penyulang lain. entuk jaringan penyulang Kaliasin setelah ditunjukkan oleh gambar 3a. Dengan bentuk jaringan yang baru, masalah overload pada penyulang Kalisin dapat teratasi Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tegangan pada bus 5 penyulang Kaliasin sebelum bernilai 18.991 kv (undervoltage) dan setelah di tegangan pada bus menjadi normal kembali dan bernilai 19.357 kv atau terjadi peningkatan sebesar 1.8908 % dari kondisi sebelum seperti yang ditunjukkan oleh tabel 3. Tabel 3. Perbandingan nilai tegangan pada bus penyulang kaliasin sebelum dan setelah us Fasa 5 Tegangan us sebelum (kv) 19.114 18.991 19.114 Tegangan us sesudah (kv)) 19.385 19.357 19.385 penyulang lain. entuk jaringan penyulang Tegalsari setelah ditunjukkan oleh gambar 3b. Pada gambar 4 ditunjukkan single line diagram dari penyulang Tunjungan setelah Persent ase Tegang an (%) 1.3980 1.8908 1.3980 Dengan terbukanya SS 11, terbentuk konfigurasi jaringan yang baru pada penyulang Tegalsari sehingga beban pada bus 10 sampai bus 20 lepas dan harus dipindahkan ke Single line diagram penyulang Tunjungan setelah kasus 1 Tabel 4. Perbandingan nilai tegangan pada bus penyulang Tunjungan sebelum dan setelah us 22 23 24 25 Fasa Tegangan us sebelum (kv) 19.101 18.976 19.101 19.073 18.944 19.073 19.094 18.968 19.094 19.060 18.930 19.060 Tegangan us sesudah (kv) 19.345 19.257 19.345 19.288 19.193 19.288 19.281 19.185 19.281 19.248 19.148 19.248 Persent ase Tegang an (%) 1.2613 1.4592 1.2613 1.1147 1.2973 1.1147 0.9699 1.1311 0.9699 0.9767 1.1385 0.9767 Setelah, bentuk penyulang Tunjungan berubah karena TS 1 dan TS 2 menutup sehingga beban yang dilepas oleh penyulang Kaliasin dan Penyulang Tegalsari ditanggung oleh penyulang Tunjungan. entuk jaringan penyulang Tunjungan setelah ditunjukkan oleh gambar 4. Dengan bentuk jaringan yang baru, perlu adanya evaluasi terhadap kondisi tegangan pada penyulang Tunjungan akibat penambahan beban yang diakibatkan menutupnya TS 1

4 dan TS 2. Setelah dilakukan evaluasi, dapat dilihat bus 7 sampai bus 10 pada penyulang Kaliasin sebelum yang semula undervoltage menjadi normal kembali yang dapat dilihat pada bus 22 sampai bus 25 pada penyulang Tunjungan setelah dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4 dengan peningkatan 0,9-1,46 % dari kondisi sebelum.. Penyulang kaliasin mengalami overload skenario 2 Pada skenario 2, cara mengkondisikan untuk membuat penyulang Kaliasin mengalami overload adalah dengan cara memperkecil diameter saluran sehingga tahanannya bertambah dan penyulang mengalami overload. Setelah program aliran daya dijalankan, maka tegangan pada bus penyulang Kaliasin berada diluar standart yang telah ditentukan(<19 KV) sedangkan arus yang melalui saluran pada penyulang kaliasin masih dalam batas standart yang telah ditentukan(< 400 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa penyulang Kaliasin mengalami overload dan perlu di. Setelah program dijalankan, terpilih kombinasi ke-1 yaitu SS2 OFF dan TS1 ON sehingga aliran daya dan bentuk jaringan pada penyulang Surabaya berubah setelah di. Pada gambar 5 ditunjukkan single line diagram dari penyulang Kaliasin setelah Gambar 5. Single line diagram penyulang Kaliasin setelah kasus 2 Setelah, bentuk jaringan penyulang kaliasin berubah karena terbukanya SS2 sehingga beban yang ada pada bus 7, 8, 9, dan 10 lepas dan harus dipindahkan ke penyulang lain. entuk jaringan penyulang Kaliasin setelah ditunjukkan oleh gambar 5. Dengan bentuk jaringan yang baru, masalah overload pada penyulang Kalisin dapat teratasi Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tegangan pada bus 4 fasa b penyulang Kaliasin sebelum bernilai 18.841 kv (undervoltage) dan setelah di tegangan pada bus menjadi normal kembali dan bernilai 19.594 kv atau terjadi peningkatan sebesar 3.843 % dari kondisi sebelum. Pada bus 5 fasa b, terjadi peningkatan tegangan sebesar 4.0537 % dari kondisi sebelum dari18,793 kv menjadi 19,587 kv. Pada bus 6 fasa b, terjadi peningkatan tegangan sebesar 3,849 % dari kondisi sebelum dari18,835 kv menjadi 19,589 kv. Pada gambar 6 ditunjukkan single line diagram dari penyulang Tegalsari setelah Gambar 6. Single line diagram penyulang Tegalsari setelah kasus 2 Setelah, bentuk jaringan penyulang tegalsari berubah karena menutupnya TS 1 sehingga beban yang dilepaskan oleh penyulang Kaliasin ditanggung oleh penyulang Tegalsari. entuk jaringan penyulang Tegalsari setelah ditunjukkan oleh gambar 6. Dengan bentuk jaringan yang baru, perlu adanya evaluasi terhadap kondisi tegangan pada penyulang Tegalsari akibat penambahan beban yang diakibatkan menutupnya TS 1. Setelah dilakukan evaluasi, dapat dilihat bus 7 sampai bus 10 pada penyulang Kaliasin sebelum yang semula undervoltage menjadi normal kembali yang dapat dilihat pada bus 21 sampai bus 24 pada penyulang Tegalsari setelah dilakukan dengan peningkatan 5,8-6 % dari kondisi sebelum. D. Transformator penyulang Ometraco mengalami trip Pada studi kasus ke-3, disimulasikan terjadinya kontingensi yaitu tranformator pada penyulang Ometraco mengalami trip sehingga semua beban yang ditanggung oleh penyulang Ometraco harus dialihkan ke penyulang yang lain agar kontinyuitas penyaluran daya tetap terjaga sehingga diperlukan sehingga permasalahan tersebut teratasi. Setelah program dijalankan, terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS3 OFF, SS4 OFF, TS3 ON, dan TS4 ON sehingga aliran daya dan bentuk jaringan pada penyulang Surabaya berubah setelah di. Terbukanya SS3, membuat transformator pada penyulang Ometraco lepas dari jaringan sehingga beban pada penyulang Ometraco tidak tersupply daya. gar kontinyuitas daya tetap terjaga maka beban yang ada pada penyulang Ometraco harus dipindahkan ke penyulang yang lain.

5 Pada gambar 7 ditunjukkan single line diagram dari penyulang Tegalsari setelah Setelah, bentuk jaringan dari penyulang asuki Rahmat berubah karena terbukanya SS4 dan menutupnya TS3 sehingga beban pada bus 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10 dan 11 ditanggung oleh penyulang tegalsari. entuk jaringan penyulang asuki Rahmat setelah ditunjukkan oleh gambar 8. Dengan bentuk jaringan yang baru, perlu adanya evaluasi terhadap kondisi tegangan pada penyulang asuki Rahmat akibat penambahan beban yang diakibatkan menutupnya TS3. Setelah dilakukan evaluasi, didapatkan hasil pada penyulang asuki Rahmat setelah dilakukan mengalami penurunan tegangan sebesar 0,24-0,27% dari kondisi sebelum dan tidak menyebabkan penyulang asuki Rahmat mengalami undervoltage sehingga kontinyuitas pelayanan daya tetap terjaga. E. Gambar 7. Single line diagram penyulang Tegalsari setelah kasus 3 Setelah, bentuk jaringan dari penyulang Tegalsari berubah karena terbukanya SS4 dan menutupnya TS4 sehingga beban pada bus 5, 7, 12, dan 13 ditanggung oleh penyulang tegalsari. entuk jaringan penyulang Tegalsari setelah ditunjukkan oleh gambar 7. Dengan bentuk jaringan yang baru, perlu adanya evaluasi terhadap kondisi tegangan pada penyulang Tegalsari akibat penambahan beban yang diakibatkan menutupnya TS 4. Setelah dilakukan evaluasi, didapatkan hasil pada penyulang Tegalsari setelah dilakukan mengalami penurunan tegangan sebesar 0,2 % dari kondisi sebelum dan tidak menyebabkan penyulang Tegalsari mengalami undervoltage sehingga kontinyuitas pelayanan daya tetap terjaga. Pada gambar 8 ditunjukkan single line diagram dari penyulang asuki Rahmat setelah us 6 pada penyulang Tegalsari mengalami short circuit Pada studi kasus ke-4, disimulasikan terjadinya kontingensi yaitu pada bus 6 penyulang Tegalsari mengalami gangguan sehingga harus diisolasi dengan membuka sectional switch 10 dan 11 agar tidak mempengaruhi bus yang lain. Untuk menjaga kontinyuitas daya, diperlukan dengan inary Integer Programming agar masalah diatas dapat teratasi dengan cepat dan tepat. Setelah program dijalankan, terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS10 OFF, SS11 0FF dan TS2 ON sehingga aliran daya dan bentuk jaringan pada penyulang Surabaya berubah setelah di. Pada gambar 9 ditunjukkan single line diagram dari penyulang Tunjungan setelah (a) Gambar 9. Gambar 8. Single line diagram penyulang asuki Rahmat setelah kasus 4 (b) Single line diagram (a) penyulang Tegalsari (b) penyulang Tunjungan setelah kasus 4 Setelah, bentuk jaringan dari penyulang Tegalsari berubah karena terbukanya SS10 dan SS11 sehingga bus 6 yang mengalami gangguan diisolasi dari jaringan agar tidak mempengaruhi bus yang lain dan bisa diperbaiki. Dengan terbukanya SS10, bentuk jaringan pada penyulang tegalsari berubah dan ditunjukkan oleh gambar 9a.

6 Terbukanya SS11 dan menutupnya TS2 menyebabkan beban di bus 10 sampai bus 20 lepas dari penyulang Tegalsari dan dipindahkan ke penyulang Tunjungan. entuk jaringan penyulang Tunjungan setelah ditunjukkan oleh gambar 9b. Dengan bentuk jaringan yang baru, perlu adanya evaluasi terhadap kondisi tegangan pada penyulang Tunjungan akibat penambahan beban yang diakibatkan menutupnya TS2. Setelah dilakukan evaluasi, didapatkan hasil pada penyulang Tunjungan setelah dilakukan mengalami penurunan tegangan sebesar 0,-0,03% dari kondisi sebelum dan tidak menyebabkan penyulang Tunjungan mengalami undervoltage sehingga kontinyuitas pelayanan daya tetap terjaga. V. PENUTUP. Kesimpulan erdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan dan analisis pada tugas akhir ini, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan yang ditimbulkan akibat adanya kontingensi dapat diatasi dengan me penyulang. Dengan metode inary Integer Programming kita mendapatkan yang paling optimal dari semua kombinasi konfigurasi yang feasible. Pada kasus ke-2 kondisi pertama, Terjadi overload pada penyulang Kaliasin sehingga terjadi Undervoltage pada penyulang dengan penurunan tegangan sebesar 3-5 % sehingga perlu adanya. Setelah di, masalah overload sudah teratasi. Pada bus 5 penyulang Kaliasin terjadi peningkatan tegangan sebesar 1.89% dari yang sebelumnya 18.991 KV menjadi 19.357 KV. Pada penyulang bus 22 sampai bus 25 penyulang Tunjungan terjadi peningkatan tegangan sebesar 1.13-1.45% Pada kasus ke-2 kondisi kedua, Terjadi overload pada penyulang Kaliasin sehingga terjadi Undervoltage pada penyulang dengan penurunan tegangan sebesar 4-6 % sehingga perlu adanya. Setelah di, masalah overload sudah teratasi. Pada bus 4 penyulang Kaliasin terjadi peningkatan tegangan sebesar 3.84% dari yang sebelumnya 18.841 KV menjadi 19.594 KV sedangkan pada bus lainnya terjadi peningkatan tegangan 3-4% dari tegangan awal. Pada bus 21-24 penyulang tegalsari terjadi peningkatan tegangan 5-6% dari tegangan awal. Pada kasus ke-3, lepasnya tranformator pada penyulang Ometraco menyebabkan beban pada penyulang tidak dialiri daya sehingga harus dilakukan untuk menjaga kontinyuitas daya. Setelah program dijalankan, terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS3 OFF, SS4 OFF, TS3 ON, dan TS4 ON sehingga beban yang ada pada bus 5,7,12, dan 13 penyulang Ometraco dipindahkan ke penyulang Tegalsari dan bus 1,2,3,4,6,8,9,10,dan 11 dipindahkan ke penyulang asrah. Pada kasus ke-4, gangguan yang terjadi pada bus 6 penyulang Tegalsari sehingga perlu adanya fault isolation sehingga kontinyuitas penyaluran daya tetap terjaga. Setelah program dijalankan, terpilih kombinasi ke-3 yaitu SS10 OFF, SS11 0FF dan TS2 ON sehingga penyulang Teglasari melepaskan beban di bawah bus 4 sehingga bus 5-9 tidak dialiri daya sedangkan beban yang ada pada bus 10-20 dipindahkan ke penyulang Tunjungan.. Saran Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dan pengembangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Program penyulang pada tugas akhir ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bisa diterapkan pada sistem distribusi 20 kv di Surabaya khususnya pada 5 penyulang yang digunakan sebagai bahan pada Tugas khir ini. Pada program penyulang di Tugas khir ini masih memiliki tampilan yang kurang baik dan pengoperasian yang rumit sehingga disarankan bagi pengembangan program penyulang pada tugas akhir ini agar memiliki tampilan yang lebih baik dan pengoperasian yang lebih sederhana. DFTR PUSTK [1] Kim, K K, and Hung,KH, rtificial Neural Network ased Feeder Reconfiguration for Loss Reduction in Distributions System, IEEE Trans, Power Del, vol 8, no 3,pp. 1356-1366, July 2006 [2] Mesut E aran, Felix F Wu, Network Reconfiguration in Distibution Systems for Loss Reduction and Load alancing, IEEE Transaction On Power Delivery, Vol. 4, No. 2,pril 1989. [3] Rahmat, Geschick Saifur, Evaluasi Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 Kv di Surabaya menggunakan Loop Restoration Scheme, Jurnal Teknik POMITS Vol. 1, No. 1, 2013 [4] ndriyawan, Ryan ndista, Rekonfigurasi Jaringan Distribusi 20 KV di Surabaya Menggunakan lgoritma Genetika, Jurnal Teknik Elektro, FTI-ITS, 2011 RIWYT HIDUP PENULIS Edwin Rozzaq Prasetiyo dilahirkan di Surabaya pada 8 Mei 1990 Riwayat Pendidikan: SD Negeri DR Sutomo VIII Surabaya (1996-2002) SMP Negeri 1 Surabaya (2002-2005) SM Negeri 5 Surabaya (2005-2008) D3 T. Elektro ITS (2008-2011) Pada tahun 2011 penulis melanjutkan studi Lintas Jalur di Jurusan Teknik Elektro ITS dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga