BAB II LANDASAN TEORI. Sebenarnya tidaklah mudah mendefinisikan kualitas secara tepat. Konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abdul kadir ( 2003:202) perangkat lunak (software) yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. mengidentifikasikan adanya lima perspektif kualitas yang biasa digunakan

Chapter 3 Software Quality Factors

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Manajemen kualitas proyek (Project Quality Management)

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja perusahaan

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. menemukan teori. Menurut Donald Ary, dkk (1982:96) Pengetahuan tentang

BAB III PEMBAHASAN. UKM menggunakan metode Waterfall yang terdiri dari tahap: analisis,

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc, CS. Disusun Oleh : Ednan Setryawan Wibowo P

Manajemen Kualitas TI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi peneletian berhubungan dengan cara-cara yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Pengumpulan Data. Tahap Analisa. Tahap Implementasi. Tahap Pengujian. Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Bandung, jalan Aceh no. 30 Bandung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Dampak Kualitas Software Absensi Fingerprint

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB IV ANALISIS KORELASI PELAKSANAAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DENGAN HASIL UJIAN NASIONAL SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

PENGUJIAN KUALITAS SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKKAN MESIN SEPEDA MOTOR NON MATIC DENGAN MENGGUNAKAN METODE MC CALL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan variabel (Y) Kepuasan Pelanggan Pada Bengkel Honda di PT Istana Kebon

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil dari penelitian yang berjudul Kualitas Program Aplikasi

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. jasa layanan dokumen, digital printing, penjualan ATK (Alat Tulis Kantor), loket

Testing dan Implementasi Sistem

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Penerapan dan Evaluasi Aplikasi Sistem Informasi Fasilitas Umum Kota Prabumulih Berbasis Android

MENGHITUNG NILAI RATA-RATA SUATU DISTRIBUSI DATA

MINGGU KE- III: UKURAN NILAI SENTRAL

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasannya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

3/17/16 Testing dan Audit Perangkat Lunak - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Ukuran Pemusatan (Central Tendency)

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTROL KUALITAS PADA PERANGKAT LUNAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi diawal abad ke-21 ini telah mengalami kemajuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain secara non-eksperimental dengan pendekatan kajian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, salah satu cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III METODOLOGI. Bina Nusantara. Responden yang dijadikan target penelitian adalah mahasiswa

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN USULAN PEMECAHAN MASALAH. mengelompokkan jawaban responden berdasarkan kategori pertanyaan, yaitu profil

PENTINGNYA PEMELIHARAAN SOFTWARE

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan profit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat yang disertai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian

study), yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan peneliti tergolong korelasional. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai potensi yang ada dalam diri seseorang. Dalam proses memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

tingkat kecepatan akses data (laporan) menjadi terlambat jika sewaktu-waktu menghubungkan kualitas informasi dan kinerja suatu instansi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PERMAINAN PAPAN & PERMAINAN ULAR TANGGA. dimainkan di atas papan dengan beberapa bagian dapat berupa kotak, lingkaran,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment (KPM) berdistribusi normal dan Data yang akan diuji bersifat linier.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN MCCALL S SOFTWARE QUALITY FRAMEWORK

Informasi (Survei pada Tiga Satker KPU Pengguna Software Aplikasi SIA).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe survey sedangkan pendekatan

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE

III. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan dan Rekomendasi usability

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan pemasaran (relationship marketing). Lebih dari sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

PROPOSAL PENAWARAN PEMBUATAN SYSTEM KOMPUTERISASI. Oleh Mardi Waluyo Software Engineer

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Sebenarnya tidaklah mudah mendefinisikan kualitas secara tepat. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian, kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi porduk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. Pada kenyataannya aspek ini bukan satu-satunya aspek kualitas. Dalam persfektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia. Hal ini jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan, yaitu bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan TJI[9]. Kualitas memiliki hubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimalkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimalkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas

8 pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan. Secara singkat manfaat dari kualitas yang superior adalah : 1. Loyalitas pelanggan yang lebih besar. 2. Pangsa pasar yang lebih besar. 3. Harga saham yang lebih tinggi. 4. Harga jual yang lebih tinggi. 5. Produktifitas yang lebih besar. Semua manfaat diatas pada gilirannya mengarah kepada peningkatan daya saing berkelanjutan dalam organisasi yang mengupayakan pemenuhan kualitas. Dalam jangka panjang perusahaan demikian akan tetap survive dan menghasilkan laba. 2.2. Kualitas Software Secara prinsip sebuah software dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan sempurna memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Hal ini sering diistilahkan sebagai pemenuhan terhadap User requirement (kebutuhan pengguna software yang telah terlebih dahulu didefinisikan secara jelas dan detail). Menurut EKO[4], McCall dan kawan-kawan pada tahun1977 telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan : 1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation). 2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision).

9 3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (Product Transition). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah software diuraikan menjadi beberapa faktor sebagai berikut : Faktor-faktor yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software adalah sebagai berikut : 1. Correctness sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari user. 2. Reliability sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan. 3. Efficiency banyaknya sumber daya komputasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya. 4. Integrity sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan. 5. Usability usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software. 6. Mobilitas Data Data pada suatu isi (content) sebuah software berbasis WEB harus selalu di up-date. Ditinjau dari sisi mobilitasnya. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah: 7. Maintainability usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam software.

10 8. Flexibility usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi terhadap software yang operasional. 9. Testability usaha yang diperlukan untuk menguji suatu software untuk memastikan apakah melakukan fungsi yang dikehendaki atau tidak. Faktor-faktor yang berkaitan dengan tingkat adaptibilitas software terhadap lingkungan baru: 10. Portability usaha yang diperlukan untuk men-transfer software dari suatu hardware dan/atau sistem software tertentu agar dapat berfungsi pada hardware dan/atau sistem software lainnya. 11. Reusability sejauh mana suatu software (atau bagian software) dapat digunakan ulang pada aplikasi lainnya 12. Interoperability usaha yang diperlukan untuk menghubungkan satu software dengan lainnya. 2.3. Pengertian Production Planning And Inventory Control (PPIC) Pengertian dari Production Planning And Inventory Control (PPIC) adalah Suatu sistem yang mampu mengelola transaksi stok untuk membantu pengambilan keputusan seperti monitor jumlah stok, stok material, laporan stok, minimum stok dan warning stok NAY[2]. Sistem ini juga diharapkan mampu mengelola antara lain : 1. Penyediaan gerbang ke pengadaan, penjualan dan keuangan melalui chart of account; 2. Pengelolaan stok material;

11 3. Pengelolaan stok bulk; 4. Pengelolaan stok produksi; 5. Pengelolaan hasil jadi. 2.4. Gambaran singkat Production Planning And Inventory Control(PPIC) Gambaran singkat dari Production Planning And Inventory Control (PPIC) adalah Praktisi Industri yang bergerak dibidang produksi dapat menyusun rencana produksi, pengaturan aliran kerja (flow of work), dan sumber daya produksi, serta mentindaklanjuti agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan pada waktunya Z LI[9]. 2.5. Metode Analisis Dalam melakukan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan untuk mencapai suatu kesimpulan penelitian yang penulis lakukan menggunakan proses analisis sebagai berikut : 1. Central Tendency Central Tendency adalah ukuran statistik yang menyatakan bahwa satu skor yang dapat mewakili keseluruhan distribusi skor atau penilaian yang sedang diteliti sedangkan tujuan dalam pengukuran Central Tendency adalah untuk menerangkan secara akurat tentang skor/penilaian suatu objek yang sedang diteliti, baik secara individual maupun kelompok, melalui pengukuran tungga IRI[2]. Dengan demikian maka Central Tendency merupakan penyederhanaan data untuk mempermudah peneliti membuat interpretasi dan mengambil suatu kesimpulan.

12 Ada 3(tiga) cara untuk mengukur Central tendency, yaitu: Mode, Median, Rata-rata (Mean). 1. Mode Mode adalah skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor. Dengan kata lain mode dianggap sebagai nilai yang menunjukkan nilai-nilai yang lain terkonsentrasi. Mode dapat dicari dalam distribusi frekuensi satuan maupun kategorikal. Dengan contoh terdapat pada table 2.1 berikut : Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi X 5 4 3 2 1 Y 2 6 4 2 1 Berdasarkan pada contoh tersebut, dapat kita amati bahwa skor 4 mempunyai frekuensi terbanyak yaitu 6, maka mode dari distribusi diatas terletak pada skor 4. Hal yang perlu diingat, bahwa tidak seluruh distribusi mempunyai mode, dan kadang-kadang mode dari distribusi lebih dari 1. Mode dapat diterapkan pada seluruh skala pengukuran, dan merupakan perhitungan yang mudah sepanjang sudah diketahui distribusi frekuensinya. 2. Median Median merupakan skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi 2(dua) sama besar (50% sekelompok objek yang diteliti terletak dibawah median, dan 50% yang lainnya terletak diatas median).

13 Langkah awal menentukan median adalah menyusun data menjadi bentuk tersusun menurut besarnya. Baru kemudianditentukan nilai tengahnya (skor yang membagi distribusi menjadi 2 sama besar). Jika jumlah frekuensi ganjil, maka menentukan median akan mudah yaitu skor yang terletak ditengah-tengah barisan skor tersusun. Apabila jumlah frekuensi genap, maka median merupakan skor rata-rata dari dua skor yang paling dekat dengan median. Contoh 1 : distribusi frekuensi yang berjumlah ganjil sebagai berikut : 8 5 9 1 7 4 3 2 7 Jika dilakukan penyusunan maka data diatas menjadi : 1 2 3 4 5 7 7 8 9 Skor yang membagi distribusi menjadi 2 sama besar adalah 5, sehingga lima merupakan median distribusi diatas. Contoh 2 : distribusi frekuensi yang berjumlah genap sebagai berikut : 8 3 4 5 3 7 9 9 8 2 Jika dilakukan penyusunan maka data diatas menjadi : 2 3 3 4 5 7 8 8 9 9 Nilai tengah distribusi tersebut terletak ditengah skor skor 5 dan 7, sehingga Median = (5+7)/2 = 6 Untuk menentukan median dari distribusi yang berfrekuensi sedikit bisa diikuti langkah-langkah diatas. 3. Rata-rata (Mean) Mean atau rata-rata merupakan hasil bagi dari sejumlah skor dengan banyaknya responden. Perhitungan mean merupakan perhitungan yang sederhana, karena hanya membutuhkan jumlah skor dan jumlah responden (n).

14 Contoh : Dua buah distribusi skor sebagai berikut : Nilai Kimia kelas A (10 siswa) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Nilai Kimia kelas B (10 siswa) 5 6 5 4 8 7 4 6 6 4 Jumlah skor pada contoh diatas adalah : Kelas A = 55 Kelas B = 55 Rata-rata nilai Kimia : Kelas A = 55/10 = 5,5 Kelas B = 55/10 = 5,5 2. Korelasi Pearson Korelasi Pearson adalah Korelasi yang sering digunakan dalam penelitian terutama pada penelitian yang menggunakan data-data interval adalah korelasi Pearson atau Product Moment Correlation IRI[2]. Sebelum kita mempergunakan korelasi ini terlebih dahulu kita harus memperhatikan data yang terkumpul apakah telah memenuhi syarat yang diminta oleh persamaan korelasi ini. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi apabila kita menggunakan persamaan ini adalah: a. Pengambilan sampel dari populasi harus random (acak). b. Data yang dicari korelasinya harus berskala interval atau ratio. c. Variasi skor kedua variabel yang akan dicari korelasinya harus sama.

15 d. Distribusi skor variabel yang dicari korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal. e. Hubungan antara variabel X dan Y hendaknya linier. Korelasi Pearson (Pearson Pruduct Moment) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1, sebagai berikut : r = {(X-X) (Y-Y)} v ( X-X) 2 (Y-Y) 2 Gambar 2.1. Persamaan 2.1 Persamaan 2.1 memerlukan suatu perhitungan rata-rata dari masingmasing kelompok, yang selanjutnya perlu suatu perhitungan selisih masingmasing skor dengan rata-ratanya, serta kuadrat simpangan skor dengan rataratanya, maupun hasil kali simpangan masing-masing kelompok. Selain itu, korelasi Pearson juga dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.2, sebagai berikut : r = n XY- X Y vn X 2 -( X) 2 v n Y 2 -( Y) 2 Gambar 2.2. Persamaan 2.2 Persamaan 2.2 ini lebih sederhana perhitungannya dibandingkan dengan Persamaan 2.1, hasil perhitungan korelasi pearson menggunakan Persamaan 2.1

16 akan sama dengan hasil perhitungan menggunakan Persamaan 2.2. Walaupun demikian kemungkinan adanya perbedaan hasil perhitungan kedua rumus diatas masih ada. Apabila ada terjadi perbedaan, perbedaan tersebut tidaklah cukup berarti. Sedangkan penyebab terjadinya perbedaan tersebut adalah karena proses pembulatan. Berdasarkan hal tersebut pada Skripsi ini proses perhitungan korelasi pearson yang dilakukan menggunakan persamaan 2.2 untuk memudahkan proses perhitungan. Untuk keperluan perhitungan korelasi, sebaiknya data disusun dalam bentuk tabel yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor yang diperlukan dalam perhitungan korelasi. Apabila korelasi pearson dihitung menggunakan persamaan 2.1, maka tabel yang dibutuhkan hendaknya mengandung unsur-unsur: a. Hasil jumlah perhitungan rata-rata skor/nilai semua variabel (r) b. Jumlah Responden (n) c. Jumlah skor/nilai X : n (X) d. Jumlah skor/nilai Y : n (Y) e. Kuadrat masing-masing skor/nilai variabel X (X 2 ). f. Kuadrat masing-masing skor/nilai variabel Y (Y 2 ). g. Jumlah skor/nilai variabel X( X). h. Jumlah skor/nilai variabel Y( Y). i. Jumlah kuadrat skor/nilai variabel X ( X 2 ). j. Jumlah kuadrat skor/nilai variabel Y( Y 2 ). Apabila korelasi pearson mengunakan persamaan 2.2 maka tabel yang dibutuhkan hendaknya mengandung unsur-unsur:

17 a. Hasil jumlah perhitungan rata-rata skor/nilai semua variabel (r) b. Jumlah Responden (n) c. Kuadrat masing-masing skor/nilai variabel X (X 2 ). d. Kuadrat masing-masing skor/nilai variabel Y (Y 2 ). e. Hasil kali masing-masing skor/nilai variabel X dan Y (XY). f. Jumlah skor/nilai variabel X ( X). g. Jumlah skor/nilai variabel Y ( Y). h. Jumlah kuadrat skor/nilai variabel X ( X 2 ). i. Jumlah kuadrat skor/nilai variabel Y ( Y 2 ). j. Jumlah hasil kali skor/nilai variabel X dan Y ( XY). Setelah kita inventarisir seluruh faktor yang diperlukan dalam persamaan maka angka-angka tersebut masukkan kedalam rumus persamaan. Hasil perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga) kelompok besar : 1. Korelasi Positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1 atau sama dengan +1. ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y. 2. Korelasi Negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1. ini berarti bahwa setiap kenaikan skor/nilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skor/nilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka variabel Y akan naik. 3. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati 0 atau sama dengan 0. hal ini berarti bahwa naik turunnya skor/nilai satu variabel

18 tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skor/nilai variabel yang lainnya. Apabila skor/nilai variabel X naik tidak selalu diikuti dengan naik atau turunnya skor/nilai variabel Y, demikian juga sebaliknya. Hasil perhitungan korelasi bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi, kalau ada hasil perhitungan korelasi lebih besar (>) daripada 1 atau kurang dari (<) -1, maka perhitungan tersebut jelas salah. Korelasi product moment hanya dapat diterapkan untuk data berskala interval atau ratio. Untuk proses perhitungan korelasi akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab 4. Analisis Data dan hasil.