BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
PROBLEMA DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB 4 PROFIL KANTOR PERTANAHAN KOTA GORONTALO

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH KOTA GORONTALO. Heryati Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo adalah ibukota Provinsi Gorontalo, Indonesia. Kota ini

I. PENDAHULUAN. memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah, lebih dari itu tanah juga

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PUTUSAN Nomor 34/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Propinsi Gorontalo yang

LAPORAN TAHUNAN HIBAH BERSAING

Struktur Peruntukan Ruang 2.1. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. Dilihat dari letak

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

Upik Hamidah. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pressindo, Jakarta, 2009, hlm Erwin Kallo, Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun, Minerva Athena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN STUDY EHRA KOTA GORONTALO. BULAN MEI 06-May-2013 KOTA GORONTALO ENVIROMENTAL HEALTH RISK ASSISMENT

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan tanah memiliki ikatan yang erat dimana tanah

BAB I PENDAHULAN. digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan dasar manusia seperti untuk

PUTUSAN NOMOR 32/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan dengan

rakyat yang makin beragam dan meningkat. 2 Kebutuhan tanah yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting. dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, demikian juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan aktivitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gorontalo. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah pertama, melakukan observasi

BAB I PENDAHULUAN. yang didapatkan dibangku perkuliahan dan diterapkan di tempat kerja

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, tempat manusia

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

I. PENDAHULUAN. kedudukan akan tanah dalam kehidupan manusia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Kebutuhan akan tanah semakin hari semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. karena tanah merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH DENGAN STATUS HAK MILIK KARENA JUAL BELI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BREBES TUGAS AKHIR

JURNAL. Diajukan oleh : Lusius Maria Bram Bintang Ferdinanta. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan LingkunganHidup

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam kehidupan. manusia, hewan, dan juga tumbuh-tumbuhan. Fungsi tanah begitu penting dan

BAB I PENDAHULAN. penting untuk kepentingan pembangunan perekonomian di Indonesia, sebagai

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS. Peranan tanah bagi pemenuhan berbagai kebutuhan manusia akan terus

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya bercocok tanam atau berkebun di lahan pertanian untuk memenuhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup umat manusia. 1. nafkah sehari-hari berupa lahan pertanian atau perladangan.

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI GORONTALO

TINJAUAN TENTANG HAMBATAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Anwar Sulaiman Nasution 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris, bahwa tanah-tanah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

BAB III PENUTUP. 62 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Esa kepada seluruh bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan isi dalam Pasal 1

BAB III PROGRAM PERANCANGAN. dasar dalam perencanaan arsitektur dimana konsep dasar yang diambil yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. Sertifikat ganda..., Joshua Octavianus, FH UI, Universitas Indonesia

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup umat manusia. Hubungan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH. A. Pengertian dan dasar hukum pendaftaran tanah

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Sebagai warga negara Indonesia di dalam sebuah negara hukum,

Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, oleh karena itu perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

PELAKSANAAN PROSES PEMECAHAN HAK ATAS TANAH DI PPAT UNTUK MENDAPATKAN KEPASTIAN HUKUM

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat serta pesatnya pembangunan di segala bidang dan mengingat kondisi Negara Republik Indonesia yang bercorak agraris, maka jelas tanah tetap mempunyai peranan penting bagi negara dan bangsa Indonesia. Sedemikian pentingnya status tanah bagi negara dan bangsa Indonesia, sehinga pembentuk Undang-Undang Dasar RI 1945 merasa wajib merumuskan pasal mengenai peraturan bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya untuk kepentiangan hidup bangsa Indonesia. Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar RI 1945 menjelaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam Pasal 33 ayat 3 tersebut, dapatlah diketahui bahwa peranan negara (pemerintah) terhadap tanah bersifat menguasai, bukan memiliki sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai berikut : 1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, penyediaan dan pemeliharaan bumi dan air dan ruang angkasa; 2. Menentukan dan mengatur hubungam-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa; 3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. 1 1 Boedi Harsono. 1961. Undang-Undang Pokok Agraria.Jakarta.Jambatan.hal 263.

Sebagaimana diutarakan diatas bahwa penguasaan tanah oleh negara menurut UUPA bersifat hukum publik dan hukum perdata, yang dalam pelaksanaannya kesemuanya berpedoman pada ketentuan dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA. Ketentuan dalam angka 1 mengatur kewenangan negara menurut hukum publik, sedangkan ketentuan dalam angka 2 dan 3 mengatur kewenangan negara menurut hukum perdata. Apabila kita hendak membicarakan peralihan hak atas tanah, maka pertama-tama kita harus mengamati ketentuan khusus yang mengatur peralihan hak atas tanah sebagai bagian dari pendaftaran tanah. Adapun ketentuan yang mengatur pendaftaran tanah termasuk peralihan hak atas tanah dimuat dalam Pasal 19 UUPA dan peraturan pelaksanaannya. Peraturan pelaksanaannya Pasal 19 UUPA yaitu yang tadinya terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang pendaftaran tanah. Dalam perkembangannya, peraturan ini kemudian diganti, dengan maksud untuk menyempurnakan, dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam Peraturan Pemerintah terbaru ini memang banyak dilakukan penyederhanaan persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan pendaftaran tanah. Dewasa ini tanah bagi masyarakat merupakan harta kekayaan yang memiliki nilai jual tinggi, disamping fungsinya sebagai sumber kehidupan rakyat, sehingga setiap jengkal tanah akan dipertahankan sampai ia meninggal dunia. Dalam rangka pembangunan Nasional, tanah juga merupakan salah satu modal utama sebagai wadah pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Kebutuhan masyarakat akan tanah dari hari ke hari terus meningkat, searah dengan lajunya pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian fungsi tanah pun mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang beraneka ragam. Luas tanah yang tersediapun relatif terbatas,

tidak seimbangnya antara persediaan tanah dengan kebutuhan akan tanah itu dapat memacu timbulnya permasalahan. Ketidak pastian hukum menyebabkan kekhawatiran pihak-pihak yang akan menguasai sebidang tanah kerena peralihan hak atau pun kreditur yang akan memberikan kredit dengan jaminan sebidang tanah. 2 Permasalahan ini sering terjadi pada waktu pemindahan hak milik atas tanah berlangsung, yang menyebabkan hak atas tanah dari seseorang kepada orang lain, misalnya pada saat jual beli, warisan, hibah, tukar menukar dan lain-lain. Hal ini yang menyebabkan perbuatan hukum dan mengakibatkan berpindahnya suatu hak atas tanah pada orang lain. Sesuai dengan masalah yang akan bahas yaitu pelaksanaan pendaftaran hak milik atas tanah melalui jual beli di kantor Pertanahan Kota Gorontalo, maka yang penulis maksud dengan peralihan hak milik atas tanah adalah suatu perbuatan hukum yang memindahkan hak dari suatu pihak ke pihak lain. Hak atas tanah yang dimaksud adalah hak milik yaitu hak yang terkuat, turun menurun dan terpenuh dan dapat di punyai setiap orang, dimana dalam peruntukan dan panggunaannya harus berfungsi sosial. Sedangkan yang di maksud pengertian jual beli tanah adalah beralihnya suatu hak atas tanah, baik secara keseluruhan maupun sebagian hak dari seseorang ke orang lain atau badan hukum dengan cara jual beli, yang nantinya hak di alihkan tersebut akan menjadi hak sepenuhnya dari penerima hak/pemegang hak yang baru. Dan hak milik atas tanah tersebut yang di maksud disini adalah hak milik yang tanahnya sudah bersertifikat. Pendaftaran peralihan hak atas tanah yang dimaksud adalah kegiatan pelaksanaan pencatatan mengenai peralihan hak atas tanah. Pencatatan peralihan hak atas 2 Perangin efendi.1994.hukum Agraria Indonesia.Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.hal 1.

tanah di sini dimaksudnya adalah suatu kegiatan pencatatan administrasi/yuridis bahkan kadang teknis atau beralihnya/berpindahnya kepemilikan suatu bidang tanah dari suatu pihak kepada pihak lain yang dalam hal ini peralihannya dikarenakan jual beli. Yaitu agar kepastian hukum dari hak-hak atas tanah di haruskan melaksanakan pendaftaran hak-hak atas tanahnya di Kantor Pertanahan setempat, begitu juga bila dilakukan jual beli peralihan/bila di alihkan pada pihak lain melalui jual beli, khususnya pada tanah milik harus segera didaftarkan pada kantor pertanahan setempat yaitu pada kantor pertanahan Gorontalo. Dalam peralihan hak milik ini syarat-syaratnya : 1. Sertifikat asli 2. Akta jual beli. Tetapi sebelum membuat akta, sertifikat tanah harus dicek terlebih dahulu keasliannya, apakah benar sertifikat tersebut memang benar miliknya. 3. Bukti pajak 4. KTP 3 Pendaftaran dimaksud adalah kegiatan pencatatan peralihan hak atas tanah khususnya karena jual beli, yang merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai beralihnya serta hapusnya hak-hak milik atas tanah. Diharuskan pula pada pemegang hak atas tanah, bila akan mengadakan peralihan hak atas tanah, yang bertujuan untuk memindahkan hak dari suatu pihak ke pihak lain, harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh dan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah atau PPAT yang ditunjuk oleh mentri agraria/kepala Badan Pertanahan Nasional. 4 3 Wawancara dengan Kepala Seksi Hak Atas Tanah Dan Pendaftran Tanah, Bapak Abubakar Deu, A.Ptnh, pada tanggal 13 November 2012. 4 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran tanah.

Sebagian besar masyarakat disini mempunyai hak atas tanah yang berstatus hak milik, hak milik disini merupakan hak atas tanah yang terkuat, maksudnya bahwa hak ini merupakan hak yang paling kuat bila dibandingkan dengan hak-hak lainnya. Dengan terselenggaranya pelaksanaan pendaftaran tanah di kantor pertanahan di kota Gorontalo, maka bagi masyarakat yang melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut, yang pada pendaftaran peralihan hak atas tanah khususnya karena jual beli, akan mendapatkan jaminan kepastian hukum mengenai terjadinya peralihan hak atas tanah karena jual beli tersebut, selain itu akan mendapat surat tanda bukti hak yang sah dan kuat yang disebut dengan sertifikat hak atas tanah. 5 Memperhatikan arti pentingnya pendaftaran peralihan hak atas tanah khususnya karena jual beli tersebut, pada kenyataanya masih banyak masyarakat yang dalam melakukan peralihan hak atas tanahnya belum didaftarkan peralihannya pada Kantor Pertanahan. Hal ini yang menyebabkan adanya berbagai macam hambatan dalam proses pelaksanaan peralihan hak atas tanah khususnya dalam hal pendaftaran pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah ini yang tidak selesai tepat pada waktunya (dalam hal penyelesaian pekerjaanya), dan dapat juga terjadi kerena adanya bukti-bukti dan syarat pendaftaran yang kurang lengkap sehingga biasa terjadi konflik perebutan hak milik atas suatu tanah. UUPA menegaskan bahwa untuk menciptakan kepastian hukum pertanahan, pemerintah menyelenggarakan pendaftaran tanah. Atas tanah yang telah didaftarkan selanjutnya diberikan tanda bukti hak atas tanah, yang merupakan alat bukti yang kuat mengenai kepemilikan tanah. Dalam pendaftaran tanah, girik yaitu tanda bukti pembayaran pajak atas tanah dapat disertakan untuk proses administrasi. Namun, girik 5 Efendi Bachtiar.1993. pendaftaran tanah di indonesia dan peraturan pelaksanaannya. bandung. alumni. hal 20.

bukanlah tanda bukti kepemilikan hak atas tanah, namun semata-mata hanyalah merupakan bukti pembayaran pajak-pajak atas tanah. Dengan demikian, apabila di atas bidang tanah yang sama, terdapat klaim dari pemegang girik dengan klaim dari pemegang surat tanda bukti hak atas tanah (sertifikat), maka pemegang sertifikat atas tanah akan memiliki klaim hak kebendaan yang lebih kuat. 6 Tabel 1 Data tanah bersengketa dari Kantor BPN Kota Gorontalo : 7 Tahun 2012 No Kecamatan Kelurahan Keterangan 1 Kota Selatan 1. Biawu 1 2. Biawao 1 3. Limba B 1 4. Limba U I 5. Limba U II 3 2 Kota Utara 1. Wongkaditi Timur 2. Wongkaditi Barat 1 3. Dulomo Selatan 4. Dulomo Utara 5. Dembe II 6. Dembe Jaya 3 Kota Barat 1. Tenilo 2. Buliide 3. Molosipat W 4. Buladu 5. Pilolodaa 6. Lekobalo 7. Dembe I 4 Kota Timur 1. Ipilo 2. Padebuolo 1 3. Tamalate 4. Moodu 5. Heledulaa Selatan 1 6. Heledulaa Utara 5 Kota Tengah 1. Wumialo 3 2. Dulalowo 1 1 2 6 Bernhard Limbong, Konflik Pertanahan, PustakaMargaretha, Jakarta, 2012. Hal. 351. 7 Data dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Sengketa Dan Konflik Pertanahan, Ibu Waliana Mattewakang, S.ST, pada tanggal 25 November 2013.

3. Dulalowo Timur 4. Liluwo 5. Pulubala 6. Paguyaman 6 Dungingi 1. Libuo 2. Tuladenggi 3. Huangobotu 1 4. Tamulabutao 1 5. Tamulabutao Selatan 7 Hulonthalangi 1. Tanjung Kramat 2. Pohe 3. Tende 4. Siendeng 5. Donggala 8 Dumbo Raya 1. Leato Selatan 2. Leato Utara 3. Talumolo 1 4. Botu 5. Bugis 9 Sipatana 1. Tapa 2. Bulotadaa Barat 3. Bulotadaa Timur 4. Molosipat U 5. Tanggikiki Sumber : Badan Pertanahan Nasioanl Kota Gorontalo 4 2 1 Tahun 2013(s.d bulan Oktober) No Kecamatan Kelurahan Keterangan 1 Kota Selatan 1. Biawu 2. Biawao 1 3. Limba B 2 4. Limba U I 1 5. Limba U II 4 2 Kota Utara 1. Wongkaditi Timur 2. Wongkaditi Barat 3. Dulomo Selatan 4. Dulomo Utara 5. Dembe II 6. Dembe Jaya 3 Kota Barat 1. Tenilo 2. Buliide 3. Molosipat W 4. Buladu 5. Pilolodaa 6. Lekobalo 7. Dembe I 4 Kota Timur 1. Ipilo 1 2. Padebuolo 1

3. Tamalate 4. Moodu 5. Heledulaa Selatan 6. Heledulaa Utara 5 Kota Tengah 1. Wumialo 2. Dulalowo 2 3. Dulalowo Timur 4. Liluwo 5. Pulubala 2 6. Paguyaman 6 Dungingi 1. Libuo 2. Tuladenggi 3. Huangobotu 4. Tamulabutao 5. Tamulabutao Selatan 7 Hulonthalangi 1. Tanjung Kramat 2. Pohe 3. Tende 4. Siendeng 5. Donggala 8 Dumbo Raya 1. Leato Selatan 2. Leato Utara 3. Talumolo 1 4. Botu 5. Bugis 9 Sipatana 1. Tapa 2. Bulotadaa Barat 3. Bulotadaa Timur 4. Molosipat U 5. Tanggikiki Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Gorontalo. 4 1 Timbulnya sengketa hukum mengenai tanah berawal dari pengaduan suatu pihak (orang atau badan hukum) yang berisi keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas tanah baik terhadap status tanah, prioritas maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. 8 Sebenarnya perselisihan-perselisihan yang terjadi bisa dicegah dan tidak perlu terjadi jika pemegang hak atas tanah mendaftarkan tanahnya. Hal ini masih jarang dilakukan oleh warga masyarakat kita dikarenakan anggapan mereka bahwa pelaksanaan 8 Rusmadi Murad, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, (Bandung : Mandar Maju, 1991), Hal 22.

pendaftaran tanah rumit. Salah satu sebab persepsi masyarakat tersebut selanjutnya oleh pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah. Dengan memperhatikan pendapat tersebut diatas serta mengamati kenyataannya dalam praktek, masyarakat masih belum memahami benar yang dimaksud dengan Pendaftaran Tanah. Hal tersebut terbukti masih banyak masalah hukum yang timbul yang berkaitan dengan Pendaftaran Tanah maka dapat diketahui bahwa sebagian besar permasalahan pertanahan di Indonesia timbul perkaitan dengan permasalahan dalam hal peralihan hak milik atas tanah. 1.2 Rumusan Masalah Berhubungan dengan semua hal yang telah dikemukakan dalam Latar Belakang Permasalahan, maka berikut penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi topik bahasan. 1. Bagaimana upaya BPN dalam menangani peralihan hak milik atas tanah akibat jual beli? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena jual beli? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana upaya BPN dalam menangani peralihan hak milik atas tanah akibat jual beli. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena jual beli.

1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penulisan skripsi ini di harapkan dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau mungkin akan dihadapi masyarakat tentang bagaimana pengaturan serta tata cara peralihan hak milik atas tanah karena jual beli, apa saja upaya BPN dalam menangani peralihan hak milik atas tanah dan faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena jual beli.