BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT."

Transkripsi

1 15 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Pengenalan Lokasi Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi LU dan BT. Gambar 3.1 Peta kota Gorontalo

2 16 Dilihat dari letak geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan dan pelayan jasa lainnya. Pemekaran wilayah Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, yaitu: (1) Kecamatan Kota Selatan; (2) Kecamatan Kota Utara; (3) Kecamatan Kota Barat; (4) Kecamatan Kota Timur; (5) Kecamatan Kota Tengah; (6) Kecamatan Dungingi; (7) Kecamatan Dumbo Raya; (8) Kecamatan Hulonthalangi; dan (9) Kecamatan Sipatana. 2. Penentuan Lokasi Perencanaan Lokasi objek rancangan dikaji berdasarkan orientasi site, lingkungan pendukung dan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota Gorontalo, dengan pembagian sebagai berikut: Dumbo Raya, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Botu; (2) Bugis; (3) Leato Selatan; (4) Leato Utara; dan (5) Talumolo, dengan fungsi; Kawasan lindung, perkantoran, dan pemukiman (Rencana Tata Ruang Wilayah: ) Dungingi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Huangobotu; (2) Libuo; (3) Tomulabutao; (4) Tomulabutao Selatan; dan (5)Tuladenggi, dengan fungsi; permukiman, terminal, pertanian (basah), dan kawasan lindung. Hulonthalagi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Donggala; (2) Pohe; (3) Siendeng; (4) Tanjung Keramat; dan (5) Tenda, dengan fungsi; kawasan lindung dan permukiman Kota Barat, terdiri atas 7 kelurahan, yaitu: (1) Buladu; (2) Buliide; (3) Dembe I; (4) Lekobalo; (5) MolosipatW; (6) Pilolodaa; dan (7) Tenilo, dengan fungsi; kawasan lindung, permukiman, pertanian (kering), dan pariwisata.

3 17 Kota Selatan, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Biawao; (2) Biawu; (4) Limba B; (4) Limba U 1; dan (5) Limba U 2, dengan fungsi; kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan olahraga. Kota Tengah, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dulalowo; (2) Dulalowo Timur; (3) Liluwo; (4) Paguyaman; (5) Pulubala; dan (6) Wumialo, dengan fungsi; kawasan penndidikan, perkantoran, perdagangan/jasa, permukiman, dan pertanian (basah). Kota Timur, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Heledulaa; (2) Heledulaa Selatan; (3) Ipilo; (4) Moodu; (5) Padebuolo; dan (6) Tamalate, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, perdagangan, dan perkantoran. Kota Utara, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dembe II; (2) Dembe Jaya; (3) Dulomo; (4) Dulomo Selatan; (5) Wongkaditi; dan (6) Wongkaditi Barat, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), rumah sakit, perkantoran, dan permukiman. Sipatana, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Bulotadaa; (2) Bulotadaa Timur; (3) Molosipat U; (4) Tanggikiki; (5) Tapa, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, kawasan lindung, dan pendidikan. Berdasarkan RTRW diatas, maka objek rancangan yaitu Music Centre dapat ditempatkan di kawasan kota timur kelurahan heledulaa selatan.

4 18 3. Penentuan Site Dalam penentuan lokasi ini di ambil 3 ( tiga ) alternatif site sebagai bahan pertimbangan untuk memperoleh lokasi site yang memenuhi kriteria di atas. Adapun dua alternatif site yang diambil tersebut yaitu: 1) Site A, berada di Jalan Kasuari, berdekatan dengan sarana pemukiman, perdagangan, dagangan, dan pendidikan. pendidikan Gambar 3.2 Site A (Sumber : Hasil survey, 2012)

5 19 2) Site B,, berada di Jalan Dewi Sartika,, berdekatan dengan sarana pendidikan, pemukiman, dan perdagangan. Gambar 3.3 Site B (Sumber : Hasil survey, 2012)

6 20 3) Site C,, berada di Jalan Arif Rahman Hakim,, berdekatan dengan sarana pendidikan, pemukiman, dan pemerintahan. Gambar 3.4 Site C (Sumber : Hasil survey, 2012)

7 21 Tabel 3.1 Pembobotan Pemilihan Site N O KRITERIA Aksesibilit as Sirkulasi BOBO T ALTERNATIF SITE A ALTERNATIF SITE B KONDISI B.N KONDISI 12,5% Pencapaian mudah karena berada di depan universitas negeri gorontalo, dan dapat dicapai melalui jalan jnd.sudirman N N B.N ALTERNATIF SITE C KONDI N B.N SI 12,5% Pencapaian mudah karena berada di depan smu tridharma dan dapat di capai melalui jalan arif rahman hakim 0,5 % 12,5 % 0,5% 12,5% Pencapaian hanya melalui jalan arif rahman hakim 0,3 % 7,5% 25% Pencapaian mudah karena berada di pusat kota gorontalo, dan dapat dicapai melalui jalan kasuari dan sultan botutihe. 25% Pencapaian dari segala arah mudah. 0,5% 12,5% Pencapaian hanya melalui jalan jnd.sudirman dan dewi sartika 0,5% 15% Dekat dengan fasilitas public (supermarket dan mufidah) 0,3% 9% Jauh dari fasilitas publik 0,1 % 3% 0,5% 0,5% 3. Daya tarik 30% Dekat dengan fasilitas penunjang ruang publik dan perdagangan Gorontalo Mall. 4. Topografi dan kondisi tapak 10% Topografi tanah berkontur. 0,3% 3% Tanah datar dan tidak berkontur. 0,3% 3% Tanah berada di area persawahan 0,3 % 3% 5. Kepadatan jalur lalu lintas 10% Aktivitas di jalan Cokroaminoto dan lalu lintas cukup tinggi 0,3% 3% Aktivitas lalu lintas cukup tinggi 0,3% 3% Aktivitas lalu lintas tidak terlalu padat 0,1 % 1% JUMLAH 100% 46 % 40% Keterangan nilai : 0,5 = Baik 0,3 = Cukup 0,1 = Kurang Catatan: N = Nilai B.N = Bobot x Nilai Dari hasil pembobotan yang sesuai dengan kriteria pemilihan site pada tabel 3.1, maka site yang terpilih adalah Site A. 27 %

8 22 Gambar 3.5 Site Terpilih

9 23 4. Analisa Site a) Posisi site terhadap Kota Gorontalo Site terletak pada distrik perdagangan dan jasa, pemerintahan, fasilitas sosial dan umum yang sangat mendukung fungsi dari obyek ini. Gambar 3.6 Posisi Site Terhadap Kota Gorontalo (Sumber : Google Earth, 2012) Disekitar site terdapat bangunan dimana fungsi disekitar lingkungan berupa area pemukiman, mall dan pertokoan. Site di apit oleh Jl. HOS Cokroaminoto dan Jl. Kasuari Kelurahan Heledulaan Selatan Kec. Kota Timur Kota Gorontalo. Rekomendasi Didalam site ini akan dibangun Gorontalo Music Center yang berfungsi sebagai suatu pusat segala kegiatan dan aktivitas yang berhubungan dengan music serta sebagai tempat hiburan yang representative bagi masyarakat kota Gorontalo.

10 24 b) Peruntukan Lahan Di dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) lokasi yang di apit oleh Jl. HOS Cokroaminoto dan Jl. Kasuari Kelurahan Heledulaa Selatan Kecamatan Kota Timur termasuk dalam dalam BWK Timur. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk kawasan perdagangan dan jasa, pemerintahan, fasilitas sosial dan umum. Sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pemerintahan, fasilitas sosial dan umum lokasi ini sangat potensial untuk di bangunnya bangunan dengan fungsi sebagai pusat perdagangan alat musik. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu : Terletak dipinggiran kota Berada pada kawasan pemukiman, industri, perdagangan dan jasa Transportasi yang lancar dan baik Luas site yang mendukung + 1,3 Ha c) Intensitas Pembangunan Gambar 3.7 Intensitas Pembangunan (Sumber : Google Earth, 2012)

11 25 Luas site : 1,3 Ha KDB : 50 % KLB : 2.5 Rekomendasi Pembangunan ini nantinya akan dibangun dengan ketinggian lantai dengan memperhatikan ketinggian disekitar bangunan site. Dengan KDB 50% bangunan akan diletakkan lebih kedalam dengan tujuan member ikan ruang luar untuk pejalan kaki. d) Analisa Sirkulasi Analisa sirkulasi kenderaan Gambar 3.8 Analisa Sirkulasi Kenderaan (Sumber : Google Earth, 2012) Jl. HOS Cokroaminoto Jalur Sirkulasi untuk kenderaan umum (bentor), mobil, roda dua, dll Lebar jalan 8 m Intensitas kenderaan tidak terlalu padat Jl. Kasuari Jalur Sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum (bentor), mobil, roda dua, dll Lebar jalan 8 m Sirkulasi lancar, cukup padat pada persimpangan Jl. Merdeka dan Jl. Sultan Botutihe.

12 26 Jl. Cendrawasih Jalur Sirkulasi untuk kenderaan umum, mobil, roda dua, dll Lebar jalan 8 m Intensitas kenderaan lancar, padat pada saat tertentu. Hal ini diakibatkan terdapat Mall pada jalan ini. e) Analisa sirkulasi pejalan kaki Pedestrian strian pejalan kaki Gambar 3.9 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki (Sumber : Google Earth, 2012) Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki, hal ini di karenakan daerah ini baru baru mengalami perkembangan. Pada jalan HOS cokroaminoto dan jalan kasuari. Rekomendasi Parit yang akan di pinggir jalan akan ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki yang melewati jalan ini, baik pada jalan HOS Cokroaminoto maupun jalan Kasuari nanti akan dibuat pedestrian yang baik karena kondisi sekarang belum ada pedestrian.

13 27 f) Analisa Pencapaian Sarana Pencapaian Mobil pribadi Angkutan umum Sepeda motor Becak Bermotor (bentor) Sepeda Gambar 3.10 Analisa Pencapaian (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012) Lalu lintas disekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kenderaan relatif sedang. Jl. Kasuari merupakan jalur satu arah dengan intensitas kenderaan relatif sedang. Rekomendasi - Untuk kemudahan dalam hal akses ke bangunan, entrance utama di letakkan pada Jl. HOS Cokroaminoto dan Jl. Kasuari untuk menghindari kemacetan dan karena tapak berada di antara dua jalan tersebut. - Untuk entrance service akan khusus untuk akses untuk akses menuju area servis bangunan.

14 28 g) Analisa Vegetasi Gambar 3.11 Analisa Vegetasi (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012) Vegetasi yang ada disekitar site termasuk vegetasi yang baik dimana dapat memberikan kesejukan pada saat siang hari. Pohon-pohon Pohon pohon ini dimanfaatkan untuk peneduh jalan dan pedestrian sehingga suasana menjadi asri dan sejuk. Rekomendasi - Vegetasi berupa pohon yang rindang disepanjang jalan akan dipertahankan sebagai peneduh untuk jalan dan area pedestrian - Perlu ditambahkan tanaman seperti Cemara Gunung disekitar tepi jalan yang jumlah vegetasinya masih kurang.

15 29 h) Analisa Matahari Gambar 3.12 Analisa Matahari (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012) Pada fasad timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak karena panas yang dihasilkan tidak menyengat. Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan. Rekomendasi - Pada fasad sebelah timur, bukaan dimaksimalkan, bukaan dimaksimalkan untuk memasukkan matahari pagi yang sehat ke dalam bangunan.

16 30 - Sebelah barat site sangat panas sehingga selain menggunakan AC juga diatasi dengan minim bukaan pada fasad bangunan. i) Analisa Kebisingan dan Polusi udara Gambar Analisa kebisingan & polusi udara (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012) Sumber kebisingan hanya dari arah jalan kasuari.. Kebisingan dan polusi ditimbulkan oleh banyaknya aktivitas kenderaanyang melalui jalan ini. Rekomendasi Untuk kebisingan dari arah jalan ini, maka perlu dibuat jarak yang cukup antara jalan dengan bangunan dan juga menempatkan vegetasi untuk mengurangi merambatnya suara ke site.

17 31 j) Analisa view View dari arah site ke arah utara adalah kawasan pemukiman dan gudang semen bosowa View dari arah site ke arah timur adalah kawasan pemukiman dan jalan kasuari View dari arah site ke arah barat adalah kawasan pemukiman View dari arah site ke arah selatan adalah area persawahan dan rawa Gambar 3.14 Analisa view (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012)

18 32 B. Analisa Program 1. Pelaku Kegiatan Pelaku adalah semua pengguna bangunan yang melakukan kegiatan menurut peranannya. Secara individu yang melakukan kegiatan dalam Gorontalo Music Center dapat dikelompokan sebagai berikut : Tabel 3.2 Pelaku Kegiatan No Pelaku Keterangan 1. General Manager Manager memiliki pola aktivitas yang dominan berada di depan computer, membaca laporan, memeriksa arsip-arsip yang masuk, menyetujui dan mempertimbangkan program-program acara yang hendak dijalankan. Mengurus segala keperluan administrasi, bertugas mengurus penyusunan laporan, dan pengarsipan. 2. Sekretaris 3. Bendahara Mengurusi bagian keuangan, membuat laporan pertanggungjawaban dan menyerahkannya kepaa atasan. 4. Teknisi 5. Kasir Menangani utilitas bangunan dan struktur bangunan, merawat dan memelihara gedung dan lingkungannya, menangani perencanaan dan perancangan eksterior maupun interior. Melayani pengunjung yang bertransaksi. 6. Karyawan Music Centre Melayani pengunjung dalam area showroom. 7. Operator Studio Musik Melayani pengunjung yang menyewa studio musik 8. Operator Ruang Karaoke Melayani pengunjung yang menyewa room karaoke 9. Instruktur musik Memberikan pelatihan musik pada tempat kursus.

19 OB Bertugas menjaga kebersihan seluruh bangunan Music Centre. 11. Security Bertugas menjaga keamanan 12. Pengunjung 2. Program Ruang a. Fasilitas Ruang Pengunjung yang datang berupa pribadi atau rombongan berusia antara 5 sampai 40 tahun, baik yang berprofesi sebagai seniman atau penikmat musik, tanpa ada batasan jenis kelamin. Yang datang untuk menukmati segalafasilitas yang ada di bagunan music center. Secara garis besar fasilitas bangunan yang ada meliputi: Fasilitas Kegiatan Utama Fasilitas Kegiatan Penunjang Fasilitas Kegiatan Pengelola Fasilitas Perlengkapan Gedung Fasilitas Ruang Luar b. Analisa Besaran Ruang Untuk mendapatkan optimalisasi pemenuhan kebutuhan ruang yang efektif dan efisiensi penggunaan kapasitas dan besaran ruang-ruang pada Gorontalo Music Center dihitung dengan hasil studi banding dan standar dalam literatur.

20 34 Tabel 3.3 Pertumbuhan Jumlah pengunjung fasilitas musik tahun Meal musik Tahun Sumber musik Galeri Musik studio Jumlah (Sumber : Hasil Survey, 2012) Tabel 3.4 Pertumbuhan Jumlah pengunjung konser musik di Gorontalo Jumlah Jumlah Tahun Penonton Jenis Musik Tempat (org/thn) Pop, Dangdut Pop, Dangdut Pop, Rock 4 (Sumber : Dinas Pariwisata Prov. Gorontalo) Dibawah ini merupakan analisa pendekatan untuk mencari jumlah pengunjung toko music, studio musik dan data pengunjung konser di Gorontalo yang diprediksikan sampai 10 tahun kedepan yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 berdasarkan pada tabel dengan menggunakan rumus : Pt = Po + (t 0) P Dimana : Pt = Jumlah pengunjung tahun prediksi Po = Jumlah pengunjung tahun dasar t = Tingkat rata-rata kenaikan P = Waktu perencanaan = 10 tahun Perhitungan jumlah pengunjung music centre showroom sampai tahun 2022 diperkirakan : Pt = Po + ( t - 0).P Pt = ( ).10

21 35 Pt = ( ) Pt = orang/tahun atau 660 orang/hari Terpadat hari rabu dan sabtu (20% lebih banyak dari hari biasa) : = 20 % x 660 jiwa = 132 jiwa = jiwa = 792 jiwa Jadi, jumlah pengunjung terbanyak yang harus dapat dipenuhi oleh Gorontalo Music Centre ini yaitu kurang lebih 790 jiwa. Sedangkan untuk perhitungan jumlah pengunjung music centre pada area konser sampai tahun 2022 diperkirakan : Pt = Po + ( t - 0).P Pt = ( 163-0).10 Pt = ( 1630) Pt = orang/tahun 10530/tahun : 12 kali konser = 878 orang/konser 20% untuk ruang konser lantai 1 = 20% x 878 = 176 orang 80% untuk ruang konser lantai 3 = 80% x 878 = 702 orang A. Kegiatan Pengelola 1) Ruang Direktur Asumsi Pemakai : 6 orang (1 Direktur + 5 orang tamu) Luas lantai : 6 (1,44 m2/org) = 8,64 m2 Luas lantai untuk perabot : 1 Meja Kerja = 0,98 m2

22 36 Meja tamu = 0,6 m2 3 kursi (0,4 m 2/org) = 1,2 m2 1 Sofa = 5 m2 1 Lemari = 0.72 m2 = 17,14 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (17,14 m2) : 22,282 m2 ~ 22 m2 = 5,142 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 2) Ruang Administrasi Asumsi Pemakai : 3 orang (1 sekretaris + 2 orang tamu) Luas lantai : 3 (1,44 m2/org) = 4,32 m2 Luas lantai untuk prabot : 1 Meja biro = 0,98 m2 3 kursi (0,4 m 2/org) = 1,2 m2 1 Lemari = 0,72 m2 Filling cabinet = 0,4 m2 = 7,62 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (7,62 m2) : 9,906 m2 ~ 10 m2 = 2,286 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 3) Ruang Staff Keuangan Asumsi Pemakai : 3 orang (1 bendahara + 2 orang tamu) Luas lantai : 3 (1,44 m2/org) = 4,32 m2 Luas lantai untuk prabot : 1 Meja biro = 0,98 m2

23 37 3 kursi (0,4 m 2 /org) = 1,2 m2 1 Lemari = 0,72 m2 Filling cabinet = 0,4 m2 = 7,62 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (7,62 m2) : 9,906 m2 ~ 10 m2 = 2,286 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 4) Ruang Staff Asumsi Pemakai : 6 orang Staff Luas lantai : 6 (1,44 m2/org) = 8,64 m2 Luas lantai untuk prabot : 6 Meja (0,98 m 2) = 5.88 m2 6 kursi (0,4 m 2 /org) = 2,4 m2 2 Filling Cabinet (0,4 m 2) = 0,8 m2 = 20,12 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (20,12 m2) : 26,156 m2 ~ 26 m2 = 6,036 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 5) Ruang Rapat Asumsi Pemakai : 10 orang Luas lantai : 10 (1,44 m2/org) = 14,4 m2 Luas lantai untuk prabot : Meja Rapat = 2,75 m2 10 kursi (0,4 m 2 /org) Jumlah luas lantai + perabot = 4 m2 = 21,15 m2

24 38 Sirkulasi : 20% (21,15 m2) : 25,38 m2 ~ 25 m2 = 4,23 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 7) Ruang Sholat Asumsi Pemakai : 8 orang Luas lantai : 8 (1,44 m2/org) : 11,52 m2 ~ 12 m2 = 11,52 m2 (Sumber: Analisa) 7) Dapur / Pantry Asumsi Pemakai : 8 orang Luas lantai : 8 (1,44 m2/org) : 11,52 m2 ~ 12 m2 = 11,52 m2 (Sumber: Analisa) 8) Toilet Asumsi Pemakai : 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan) Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet : 2 (2,25 m2) = 4,5 m2 Wastafel : (1,45 m x 1,45 m) = 2,1025 m2 Urinoir : (0,75 m x 1,20 m) = 0,9 m2 = 7,5 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (7,5 m2) : 9 m2 = 1,5 m2 (Sumber: NAD, Mehcanical & Electrical Equipment for Buildings)

25 39 B. Kegiatan utama 1) Hall/Lobby Asumsi Pemakai : 10% x ( ) = 97 orang Luas lantai : 97 (1,44 m2/org) = 139,68 m2 Sirkulasi : 30% (139,68 m2) = 41,904 m2 : 181,584 m2 ~ 182 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 2) Area Showroom Asumsi Pemakai : 330 orang Luas lantai : 330 (1,44 m2/org) = 475,2 m2 Luas lantai untuk perabot : 24 Panggung Alat (6 m 2) = 144 m2 = 619 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 40% (619 m2) : 867 m2 = 248 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 3) Counter music (10 unit) Asumsi 49 m2 x 10 = 490 m2 (Sumber: Analisa) 4) Ruang Pertunjukan Musik Asumsi Pemakai : 176 orang Luas lantai : 176 (0,81 m2/org) = 142,56 m2 Sirkulasi : 30% (142,56 m2) = 42,768 m2 : 185 m2

26 40 5) Stage Ruang Pertunjukan Musik Asumsi = 25% x 185 m2 = 46,25 m2 Total Luasan = 46 m2 6) Backstage Ruang Pertunjukan Musik Asumsi Pemakai : 20 orang Luas lantai : 20 (1,44 m2/org) = 28,8 m2 Sirkulasi : 20% (28,8 m2) = 5,76 m2 : 35 m2 7) Toilet Backstage Ruang Pertunjukan Musik Asumsi Pemakai : 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan) Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet : 2 (2,25 m2) = 4,5 m2 Wastafel : (1,45 m x 1,45 m) = 2,1025 m2 Urinoir : (0,75 m x 1,20 m) = 0,9 m2 = 7,5 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (7,5 m2) : 9 m2 = 1,5 m2 (Sumber: NAD, Mehcanical & Electrical Equipment for Buildings) 8) Store Music Asumsi Pemakai : 20 orang Luas lantai : 20 (1,44 m2/org) = 28,8 m2 Luas lantai untuk perabot : 8 Rak kaset (0,3) = 2,4 m2 kasir = 2 m2

27 41 = 33,2 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi :40% (33,2 m2) : 46 m2 = 13,28 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 9) Gallery Music Asumsi Pemakai : 20 orang Luas lantai : 20 (1,44 m2/org) = 28,8 m2 Luas lantai untuk perabot : 2 meja etalase (0,84) = 1,68 m2 6 rak gantungan (0,54) = 3,24 m2 kasir = 2 m2 = 35,72 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi :40% (28,52 m2) : 50,008 m2 ~ 50 m2 = 14,288 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 10) Coffe Talk Asumsi Pemakai : 10% dari total pengunjung music centre dan area konser lantai 1 10% x 966 Luas lantai : 100 (0,83 m2/org) = 97 orang ~ 100 org = 83 m2 Meja Segiempat dengan 4 Kursi (25 Set = 100 orang) Standar luasan (1,25 m x 0,8 m) Total luasan meja Jumlah luas lantai + perabot : 25 x (1,25 m x 0,8 m) = 25 m2 = 108 m2

28 42 Sirkulasi :20% (108 m2) : 129,6 m2 ~ 130 m2 = 21,6 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 11) Cafe & Resto Asumsi Pemakai : 10% dari total pengunjung music centre dan area konser lantai 1 10% x 966 Luas lantai = 97 orang ~ 100 org : 100 (0,83 m2/org) = 83 m2 Meja Segiempat dengan 4 Kursi (25 Set = 100 orang) Standar luasan (1,25 m x 0,8 m) Total luasan meja : 25 x (1,25 m x 0,8 m) = 25 m2 = 108 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi :20% (108 m2) : 129,6 m2 ~ 130 m2 = 21,6 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 12) Toilet Umum - Toilet/Lavatory Diasumsikan jumlah pemakai pria = 70 % dan Pemakai wanita = 30 % Jumlah pemakai toilet pria : 70 % x 966 = 676 orang Jumlah pemakai toilet wanita : 30 % x 966 = 290 orang Kebutuhan Toilet Pria : toilet 8 buah dapat melayani 676 orang Kebutuhan Toilet Wanita : toilet 6 buah dapat melayani 290 orang Kebutuhan Urinoir : Urinoir 6 buah dapat melayani 676 orang

29 43 Kebutuhan Wastafel : Sama dengan jumlah toilet a. Toilet untuk pria Closet : 8 (2,25 m2) = 18 m2 Wastafel Ganda : 4 (1,45 m x 1,45 m) = 8 m2 Urinoir : 6 (0,75 m x 1,20 m) = 6 m2 = 32 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (32 m2) : 19,2 m2 ~ 38 m2 = 6,4 m2 b. Toilet untuk wanita Closet : 6 (2,25 m2) = 13,5 m2 Wastafel : 3 (1,45 m x 1,45 m) = 6 m2 = 20 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (20 m2) : 24 m2 = 4 m2 Jumlah total keseluruhan toilet pria dan wanita adalah 62 m2 Dibagi dengan 2 lantai maka 62 m 2 : 2 = 31 m2 (Sumber: NAD, Mehcanical & Electrical Equipment for Buildings) C. Kegiatan Penunjang 1) Studio latihan standar (11 unit) Asumsi Pemakai : 8 orang Luas lantai : 8 (1,44 m2/org) = 11,52 m2 Luas lantai untuk perabot : 3 sound sistem gitar (0,21 m2) = 0,63m2 1 set drum standar = 1,8 m2

30 44 1 sound + keyboard = 0,37 m2 2 sound vocal (0,16 m2) = 0,32 m2 = 14,64 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (14,64 m2) : 17,568 m2 ~ 18 m2 Total : 18 m2 x 11 = 2,928 m2 = 198 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 2) Studio latihan VIP (4 unit) Asumsi Pemakai : 10 orang Luas lantai : 10 (1,44 m2/org) = 14,4 m2 Luas lantai untuk perabot : 3 sound sistem gitar (0,21 m2) = 0,63m2 1 set drum standar = 1,8 m2 1 sound + keyboard = 0,37 m2 2 sound vocal (0,16 m2) = 0,32 m2 Sofa = 5 m2 = 22,52 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (22,52 m2) : 29,276 m2 ~ 29 m2 Total : 29 m2 x 4 (Sumber: NAD, Analisa) = 6,756 m2 = 116 m2

31 45 3) Ruang kelas private music (10 unit) Asumsi 39 m2 x 10 = 390 m2 (Sumber: Analisa) 4) Area Karaoke (6 unit) Asumsi Pemakai : 7 orang Luas lantai : 7 (1,44 m2/org) = 10,08 m2 Luas lantai untuk perabot : Sofa = 5 m2 Lemari alat = 15,8 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi :10% (15,8 m2) : 17,38 m2 ~ 17 m2 Total : 17 m2 x 6 (Sumber: NAD, Analisa) 5) Registrasi Studio Asumsi 8 m2 6) Registrasi Private Asumsi 8 m2 7) Registrasi Private Asumsi 20 m2 8) Smoking Area Asumsi 32 m2 = 0,72 m2 = 1,58 m2 = 102 m2

32 46 D. Area Pertunjukan Musik Lantai 3 1) Ruang Pertunjukan Musik Asumsi Pemakai : 700 orang Luas lantai : 700 (0,81 m2/org) = 567 m2 Sirkulasi : 20% (567 m2) = 113 m2 : 680 m2 2) Stage Ruang Pertunjukan Musik Asumsi = 25% x 680 m2 = 170 m2 Total Luasan = 170 m2 3) Backstage Ruang Pertunjukan Musik Asumsi Pemakai : 20 orang Luas lantai : 20 (1,44 m2/org) = 28,8 m2 Sirkulasi : 20% (28,8 m2) = 5,76 m2 : 35 m2 4) Ruang Artis Asumsi Pemakai : 10 orang Luas lantai : 10 (1,44 m2/org) = 14,4 m2 Kursi : 10 (0,4 m2) = 4 m2 Meja : = 5 m2 = 23 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (23 m2) : 28 m2 = 5 m2

33 47 5) Ruang Make Up Asumsi Pemakai : 6 orang Luas lantai : 6 (1,44 m2/org) = 8,64 m2 Meja Rias : = 5 m2 = 13,64 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 10% (13,64 m2) : 15 m2 = 1,364 m2 6) Ruang Pers Asumsi Pemakai : 20 orang Luas lantai : 20 (1,44 m2/org) = 28,8 m2 Sirkulasi : 20% (28,8 m2) = 5,76 m2 : 35 m2 7) Ruang Teknis Asumsi 18 m2 8) Loket Asumsi 6 m2 E. Perlengkapan Gedung 1) Gudang Alat (1 unit) Asumsi 150 m2 (Sumber: Analisa) 2) Ruang Generator Asumsi 50 m2 (Sumber: Analisa)

34 48 3) Ruang AHU (1 unit) Asumsi 52 m2 (Sumber: Analisa) 4) Ruang Pompa (1 unit) Asumsi 12 m2 (Sumber: Analisa) 5) Ruang Panel Listrik (2 unit) Asumsi 6 m2 Total luasan : 2 (6 m2) = 12 m2 (Sumber: Analisa) 6) ATM (4 unit) Asumsi 12 m2 (Sumber: Analisa) 7) Lift (2 unit) Asumsi 10 m2 x 3 lantai = 60 m2 (Sumber: Analisa) F. Ruang Luar 1) Pos Satpam Asumsi Pemakai : 3 orng (2 Satpam + 1 pengunjung) Luas lantai : 3 (1,2 m x 1,2 m) = 4,32 m2 Perabot : 1 Meja (0,98 m 2) = 0,98 m2 3 kursi (3 x 0,4 m 2) Jumlah luas lantai + Perabot = 1,2 m2 = 6,5 m2

35 49 Sirkulasi : 10% (6,5 m2) : 7,15 m2 ~ 7 m2 = 0,65 m2 (Sumber: NAD, Analisa) 2) Luasan parkir untuk pengelola Untuk penggunaan fasilitas parkir bagi pengelola pada bangunan ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil) =5% Kendaraan roda 2 (motor) = 70 % Pejalan kaki = 25 % Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (idealnya dipertimbangkan bagi Atasan) Asumsi Mobil = 2 Mobil Standar luasan mobil = 10,58 m 2 Jadi luas parkir mobil = 2 x 10,58 m 2 = 21,16 m 2 ~ 21 m 2 Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan bagi karyawan) 70 % x 50/2 = 18 motor Standar luasan motor = 3,75 m 2 Jadi luas parkir motor = 18 x 3,75 m 2 = 67,5 m 2 ~ 68 m2 Total luas parkir pengelola yaitu: 21 m m2 = 89 m2 4) Luasan parkir untuk pengunjung Untuk penggunaan fasilitas parkir bagi pengunjung pada bangunan ini diasumsikan sebagai berikut:

36 50 Kendaraan roda 4 (mobil) = 40 % Kendaraan roda 2 (motor) = 30 % Pejalan kaki = 30 % Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (Idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat) 40 % x 1668/4 = 167 Mobil. Standar luasan mobil = 10,58 m 2 Jadi luas parkir mobil = 167 x 10,58 m 2 = 1766 m 2 Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat dan Mahasiswa) 30 % x 1668/2 = 250 motor Standar luasan motor = 3,75 m 2 Jadi luas parkir motor = 250 x 3,75 m 2 = 938 m 2 Total luas parkir pengunjung yaitu: 1766 m m2 Jumlah total luasan ruang : a. Area Pengelola = 136 m² b. Kegiatan Utama = 2211 m² c. Kegiatan Penunjang = 899 m² d. Area Konser = 997 m² e. Ruang Luar = 2711 m² = 2704 m2

37 51 Total luas lantai yang akan dibangun Sirkulasi 15% = 636 m² Total 4879 m² = = 4243 m² BC adalah total luasan yang terbanyak yaitu pada area kegian utama = 2211 m2 Building Coverage (BC) = 30 % : Open Space (OS) = 70 % 30 : 70 = 2211 : OS = 2211 x OS = 5159 m 2 OS OS disini belum temasuk dengan luas area ruang luar (parkir dan pos satpam). Jadi jika dihitung luas keseluruhan: OS + Luas Parkir = 7870 m2 Maka total luasan site adalah: = BC + OS = 2211 m m2 = m2

38 52 C. Zoning Tabel 3.5 Penzoningan No Fasilitas 2 Kegiatan Utama Kegiatan Penunjang Kegiatan Pengelola No Sifat Ruang Nama Ruang Hall / Lobby Area showroom alat musik Counter Music 4. Rg. Perunjukan Musik 5. Store Music 6. Galery Music 7 Coffe Shop 8. Resto & Cafe 9. Toilet 10. Studio Latihan Standar 11. Studio Latihan VIP 12. Private Music 13. Area Karaoke 14. Registrasi Studio 15. Registrasi Private 16. Registrasi Karaoke 17. Toilet Pria 18. Ruang Direktur 19. Ruang Administrasi 20. Ruang Staff Keuangan Publik Privat Service 5 7 8

39 Perlengkapa n Gedung Ruang Luar 21. Resepsionis 22. Ruang Staff 23. Ruang Rapat 24. Ruang Sholat 25. Ruang Dapur / Pantry 26. Toilet Pria 27. Toilet Wanita 28. Gudang Alat 29. Ruang Generator 30. Ruang AHU 31. Ruang Pompa 32. Ruang Panel Listrik 33. ATM 34. Toilet 43. Pos Satpam/keamanan 44. Parkir Umum Parkir Pengelola / Karyawan

40 54 D. Bentuk Dan Penampilan 1. Konsep Dasar Bentuk Secara umum bentuk-bentuk arsitektur merupakan hasil adaptasi dari bentuk-bentuk dasar murni, yang oleh Francis D.K Ching bentuk-bentuk dasar/murni itu, terdiri atas: 1. Lingkaran Bentuk Serentetan titik-titik yang disusun dengan dalam olahan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik. 2. Segi Empat Bentuk Sebuah bidang datar yang mempunyai empat sisi yang sama panjang dan 4 buah sudut Segi Tiga Bentuk Sebuah bidang datar yang dibatasi oleh 3 buah sisi dan mempunyai 3 buah sudut Sifat Olahan Ruang Rileks dan santai. Jika Ditempatkan suatu lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat alamnya sebagai poros. Jika menempatkan bentuk-bentuk sudut disekitarnya dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat. Pergerakan leluasa Namun agak sulit dalam olahan. Sifat Olahan Ruang Memberi kesan formal dan kaku. Memberi kesan tertib dan teratur. Menghadirkan kesan dinamis, stabil, statis, dan rasional Mudah Ruang terpakai secara efisian Sirkulasi mudah Sifat Olahan Ruang Jika terletak pada suatu sisi merupakan bentuk yang stabil dan seimbang Pada keadaan sangat kritis akan tampak tidak stabil dan cenderung jatuh. Adanya sudut yang banyak, akan membuat ruang tidak terpakai secara efektif Sirkulasi kurang leluasa

41 55 Rancangan Bentuk Bangunan Bentuk awal beranjak dari sebuah pemikiran dari penggabungan beberapa bentuk dasar seperti persegi dan lingkaran yang mempunyai berbagai macam keunggulan dalam penataan interior sehingga berhubungan pada fungsi bangunan yang membutuhkan luasan ruang yang memadai untuk mewadahi kegiatan hiburan. 2. Persyaratan Bangunan 1. Sistem Akustik Sistem akustik yang di gunakan pada Gorontalo music Center adalah sistem elektro akustik yaitu dengan memasang peredam bunyi pada ruang-ruang tertentu seperti studio musik. Bahan-bahan konstruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akustik dalam sebuah area pementasan musik atau pengendali bunyi dalam ruangan bising dapat diklasifikasi menjadi: bahan berpori-pori, penyerap panel atau penyerap selaput dan resonator rongga. Bahan yang bisa digunakan sebagai bahan penyerap suara yaitu:

42 56 Partisi Peredam(Gypsum) Gambar 3.15 Partisi Peredam Ruangan peredam dengan system anti getar mampu meredam hingga 35 db. Ruangan seperti ini biasanya digunakan pada ruang karaoke, lobby dan ruang meeting. Fiber 600 Gambar 3.16 Fiber 600 Fiber 600 adalah bahan peredam suara dengan densitas 600K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 10 kali lebih tebal. Berwarna putih, ukuran 1m x 1m dan bobot yang ringan membuat bahan ini mudah diaplikasikan untuk beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun.

43 57 Fiber 600 aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat didaur ulang dan tahan terhadap udara lembab. Fiber 600 terbuat dari anyaman serabut poly-propilene halus yang mirip dengan jaring laba-laba yang sangat rapat. Bahan ini sangat cocok digunakan pada tiap ruangan studio music. Acoustic Board Gambar 3.17 Acourete board Acoustic Board adalah bahan peredam suara yang berbentuk soft board dengan panjang 1.2 meter, lebar 0.6 meter dan ketebalan 9 milimeter. Material dasar Acourete Board adalah serat polyester yang telah dipadatkan dengan densitas sebesar 230K. Acourete Board 230 mampu meredam beragam gangguan suara yang terjadi di dalam ruangan. Hasilnya adalah kita mendapatkan ruangan yang lebih tenang serta kualitas suara yang lebih baik. 2. Sistem Penghawaan Pada bangunan Gorontalo music Center, sistem penghawaan juga merupakan faktor utama untuk menunjang kegiatan dan memberikan kenyamanan dalam menikmati segala aktifitas musik:

44 58 Sistem penghawaan alami Memanfaatkan aliran udara dengan cara memasukkan udara dan mengalirkan kembali keluar bangunan (Cross Ventilation). Sistem penghawaan buatan Penghawaan buatan dengan Air Conditioning (AC). Sistem penghawaan juga memperhatikan ventilasi sebagai sirkulasi bagi ruangan. Sehingga AC yang digunakan adalah jenis AC Split dan AC Central. Gambar 3.18 Skema sistem AC Central ( Sumber : Time Saver Standards for Building Material adnd Systems, 2000) 3. Sistem Jaringan Air Bersih Sistem pendistribusian air bersih pada bangunan ini adalah dengan system vertikal. Supply air bersih berasal dari PDAM, Air Tanah, air limbah dan air hujan yang diolah terlebih dahulu kemudian di tampung pada tangki air untuk di distribusikan ke ruangan. Sumber air bersih pada bangunan ini, digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaku kegiatan, pemadam kebakaran, perawatan tanaman dan sebagainya. Sumber air yang akan diolah ulang adalah air yang merupakan grey water yaitu air hujan dan air dari tempat wudhu.

45 59 Limbah Kamar Mandi Air Cuci Air Hujan & Air Limbah Bak Pengolahan Limbah Air Bersih Air Hujan PDAM Tangki Air Tanah Ruangan Gambar 3.19 Sistem Jaringan Air Bersih ( Sumber : Time Saver Standards for Building Material adnd Systems, 2000) 4. Sistem Jaringan Air Kotor Air limbah cair seperti dari kamar mandi dan air bekas cucian dialirkan menuju bak control terlebih dahulu kemudian dialirkan ke bak pengolahan limbah untuk menjadi air bersih baru kemudian di salurkan ke Tangki Air. Limbah Padat Bak Kontrol Septic Tank Peresapan Limbah Cair Bak Kontrol Bak Pengolahan Limbah Air Bersih Tangki Air Gambar 3.20 Sistem Jaringan Air Kotor ( Sumber : Time Saver Standards for Building Material adnd Systems, 2000)

46 60 5. Sistem Distribusi Sampah Sampah yang dihasilkan dari aktifitas didalam gedung Gorontalo music Center yaitu sampah basah/organik dan sampah kering/anorganik. Proses pembuangannya dengan menggunakan sistem packing dari tempat sampah maupun dari ruang-ruang umum dan ruang pengelola yang dibuang melalui shaft khusus sampah. Setelah itu sampah-sampah tersebut langsung diangkut menuju tempat pembuangan akhir. Sistem ini dinamakan sistem carry out, yaitu sampahsampah dikumpulkan, kemudian dibuang keluar bangunan sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan truk pengangkut sampah. Sampah Basah/Organik BakSampahKering/ Conteiner Truk Pengangkut/ Dump Truck Sampah Kering/Anorganik TPA BakSampahKering/ Conteiner Gambar 3.21 Sistem Distribusi Sampah ( Sumber : Time Saver Standards for Building Material adnd Systems, 2000) 6. Listrik Menggunakan sumber daya listrik yang utama dari PLN dan Generator Set (Genset) sebagai sumber cadangan untuk keadaan darurat.

47 61 PLN Meter Panel Listrik ATS Panel Distribusi Unit Bangunan Genset Gambar 3.22 Sistem Listrik ( Sumber : Time Saver Standards for Building Material adnd Systems, 2000) 7. Sistem Jaringan Komunikasi Untuk memudahkan komunikasi maka sistem komunikasi yang digunakan dalam bangunan Gorontalo music Center ini yaitu suatu sistem yang terdiri dari sistem komunikasi internal dan eksternal, yaitu: Telepon: digunakan untuk hubungan ekternal, yang dihubungkan langsung dengan PT. TELKOM. Intercom: digunakan untuk hubungan percakapan antara ruangan didalam bangunan. Setiap fasilitas menggunakan intercom sehingga semua pelayanan dapat dikontrol dengan baik. Intercom juga digunakan untuk hubungan percakapan didalam dan diluar ruangan, seperti antara restoran dan area kolam renang agar lebih memudahkan pemesanan dan pelayanan. Sistem jaringan komputer: digunakan untuk akses internet dari server yang ada di dalam bangunan dan dihubungkan langsung dengan saluran telepon. Dengan adanya komputer akan lebih memudahkan pengontrolan dan

48 62 efesiensi kerja. Komputer biasanya digunakan pada fasilitas pengelola dan bagian kasir. Telepon & faximile Intercom Personal Computer (PC) Gambar 3.23 Sistem Jaringan Komunikasi ( Sumber : Time Saver Standards for Building Material adnd Systems, 2000) 8. Sistem Struktur Sistem struktur pada bangunan terbagi atas 3 bagian yaitu : i. Sub Structure Sub structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi jenis struktur tanah, di mana bangunan tersebut berdiri. Struktur bawah yang digunakan pada bangunan ini adalah Tiang Pancang.. Pada masa utama bangunan yang meliputi pondasi jalur dan sloof beton yang di gabung dengan pondasi tiang pancang untuk daerah gaya vertical yang cukup besar.,, sedangkan pada titik-titik titik tertentu sebagai penopang struktur atas ( Upper Structure)) dibuat penggandaan kolom om dari ukuran kolom lainnya (Kolom Dilatasi) yang nantinya akan menjadi landasan dari struktur atap.

49 63 Gambar 3.24 Struktur Bawah Tiang Pancang (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012) ii. Mid Structure Berupa konstruksi dinding, system kolom, balok lantai, sistem sloof. Gambar 3.25 Struktur Rangka Kaku (Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2012) Untuk Struktur Tengah (Middle Structure) digunakan Struktur Rangka Kaku yang dipadukan dengan Shear Wall sebagai pendukung eksplorasi bentukan arsitektur yang lebih inovatif pada objek rancangan. iii. Upper Structure Upper structure adalah struktur bagian atas bangunan. Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini menggunakan sistem struktur bentang lebar.

50 64 Gambar 3.26 Struktur Atas (Sumber : www. indonetwork.co.id, di akses pada tanggal 10 Juni 2012) 9. Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal menggunakan tangga, escalator dan lift. Gambar 3.27 Sistem Transportasi ( Sumber : www. anengnong.com, di akses pada tanggal 11 Agustus 2012) 10. Elemen Eksterior a) Sistem Perparkiran Parkir yang digunakan pada bangunan ini adalah parkir paralel dan parker lurus karena memudahkan kendaraan masuk ataupun keluar dari ruang parkir. Gambar 3.28 Parkir Serong

51 65 Gambar 3.29 Parkir Lurus b) Pola Tata Hijau/Lansekap Unsur-unsur unsur yang mempengaruhi dalam penataan lansekap adalah : Unsur Lunak (soft soft material) material Unsur lunak ak meliputi rerumputan, semak, dan pohon. ohon. Unsur U ini digunakan sebagai ai elemen ele penutup tanah, elemen pengarah, rah, peneduh pen atau penghalang, baik pen enghalang angin, penghalang panas, mauppun penghalang bunyi (kebisingan). Jenis tanaman yang dipilih harus persyaratan, antara lain memennuhi beberapa tahan terhadap hama penyakit, berum rumur panjang, mudah ditanam dan an dipelihara, dipelih mampu tumbuh di dataran rendah ndah dan bentuknya indah. Gambar 3.30 Soft material (Sumber : di akses pada tanggal 06 februari 2012)

52 66 Unsur Keras (hard material) Pedestrian merupakan jalan setapak sebagai sarana sirkulasi disekitar bangunan yang berupa paving blok, batu alam yang ditata secara alamiah.lampu taman yang berfungsi sebagai alat penerangan agar memberikan aksen yang menarik pada malam hari. Gambar 3.31 Hard material (Sumber : di akses pada tanggal 06 februari 2012) c) Peletakan Tanaman Peletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perancangannya tanpa melupakan fungsi daripada tanaman yang dipilih. Pada peletakan ini pula dipertimbangkan kesatuan dalam disain atau Unity, yaitu antara lain baca Hannebaum, Leroy, 1981, Landscape Design). 1. Variasi (Variety) 2. Penekanan (Accent) 3. Keseimbangan (Ballance) 4. Kesederhanaan (Simplicity)

53 67 5. Urutan (Sequence) Jadi, dalam perancangan tanaman lansekap, pemilihan jenis tanaman merupakan faktor penting. Dibawah ini terdapat tabel pola tata hijau yang banyak dipergunakan untuk menginformasikan jenis dan karakteristik tamanan yang akan digunakan dalam desain lansekap. Tabel 3.6 Pola tata hijau No. NAMA TANAMAN D/T 1. Cemara Gunung 6/20 m 2. Bambu Halus 1,5/6 m Cemara Gembel Tanjung 2.5/5 m 8/8 m Cemara Tiang Cemara Susun 2.5/5 m 10/ Kenari Bunga sapu tangan 6/22 m 6/15 m 9. Rasamala 8/20 m BENTUK PELETAKAN TAJUK Segitiga Sepanjang tepi jalan raya Rimpun Tepi jalan keluar kendaraan. Area parkir Segitiga` Parkir Bebas Parkir Tepi jalan Segitiga Jalan Sekunder Segitiga Pembentuk Ruang Tepi jalan sekunder Bebas Tepi jalan raya Kubah Untuk identitas lokasi Peneduh Bebas Sebagai peneduh Pencegah Erosi

54 68 BAB IV PENUTUP Kesimpulan Gorontalo Music Center yang dirancang ini diharapkan mampu mewadahi kebutuhan masyarakat untuk menikmati fasilitas musik, sehingga dapat memberikan kenyamanan baik kepada penikmat musik maupun pengunjung. Wadah ini diharapkan dapat menjembatani fungsi yang saling terkait satu sama lain dan bermanfaat bagi masyarakat serta menjadikan bangunan ini bisa menampung segala kegiatan yang berurusan dan berkaitan dengan musik Dari segi bentuk dan penampilan bangunan, bangunan di desain sedemikian rupa dengan memperhatikan kesan modern dalam penerapan perancangan bangunan tersebut.

55 69 Daftar Pustaka BAPPEDA Kota Gorontalo, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo Ching, Francis, D. K., Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi ke-ii, Jakarta: Erlangga. Dancy H.K., A Manual Of Building Construction, edisi ke-3. London: Intermediate Technologi, Doelle, Leslie L., Akustik Lingkungan (terj), Jakarta: Erlangga. Hakim, Rustam dan Utomo Hardi., Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Jakarta: Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2003). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Neufert, Ernst., Data Arsitek Jilid 1 dan II (terj), Jakarta: Erlangga. Referensi Pedoman Akademik Universitas Negeri Gorontalo, di akses pada tanggal 06 februari diakses oktober

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota INDA PUTRI JULIANTY BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1. Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Pemilihan Lokasi Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site Dan Lingkungan 1. Lokasi a. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta kota Gorotalo (sumber : Buku RTRW kota Gorontalo,2013) Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang 25 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Lokasi Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28 17-00 0 35 56 LU dan 122 0 59 44-123

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA A. Konsep Dasar Perencanaan Besaran ruang merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan besar ruang gerak dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perancangan 6.1.1 Program 1. Kelompok Kendaraan Tabel 6.1 Kelompok Kendaraan Emplasement kedatangan Bus AKAP Bus AKDP Angkuta Angkudes Emplasement

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Lokasi Perencanaan 1. Pengenalan Lokasi Gambar 7. Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16. BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Kelompok Kegiatan Jenis Ruang Luas Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

Lapas Kelas I A Kedungpane

Lapas Kelas I A Kedungpane BAB V PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA 5.1. Tapak Terpilih Lokasi tapak dipilih berdasarkan rencana pembangunan lapas wanita oleh Kemenkumham Kanwil Jawa Tengah, yaitu

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang a. Aktivitas Utama Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM 5.1 Program Dasar Perencanaan Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci