BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang"

Transkripsi

1 25 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Lokasi Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang Provinsi Gorontalo oleh DPR, yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 22 Desember Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo

2 26 Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang cukup strategis, yakni: Utara: Laut Sulawesi Selatan: Teluk Tomini Barat: Provinsi Sulawesi Tengah Timur: Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi Fisik Kota Gorontalo Letak astronomis. Kota Gorontalo secara administratif merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, pada koordinat Lintang Utara dan Bujur Timur. Letak administratif. Luas wilayah Kota Gorontalo adalah 64,79 km 2 atau 0,53% dari luas wilayah Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dibagi menjadi 6 Kecamatan, terdiri dari 46 Desa/Kelurahan (belum termasuk daerah pemekaran). Keadaan Morfologis dan Geografis. Posisi geografis Kota Gorontalo sangat menguntungkan karena berada diporos Provinsi Gorontalo yang tidak lain adalah kawasan pertumbuhan ekonomi yang besar. Juga karena Provinsi Gorontalo merupakan daerah lintasan dua Provinsi yakni Palu Luwuk (Sulawesi Tengah) dan Manado Bitung (Sulawesi Utara). Letaknya yang strategis itu menjadikan kota seluas 64,79 km 2 ini sebagai daerah transit seluruh komoditas dari dan ke kedua Provinsi tersebut.

3 27 Kota Gorontalo adalah tanah berlandai yang dilalui oleh tiga buah sungai yaitu sungai Bone, sungai Bolango dan sungai Tamalate yang bermuara di Teluk Tomini (Gorontalo) pelabuhan Gorontalo. Bagian selatan diapit dua pegunungan berbatu kapur/pasir. Ketinggian dari permukaan laut antara meter. Juga pesisir pantai berlandai dan berpasir. 2. Penentuan Lokasi Perencanaan Lokasi objek rancangan dikaji berdasarkan orientasi site, lingkungan pendukung dan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota Gorontalo, dengan pembagian sebagai berikut: Dumbo Raya, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Botu; (2) Bugis; (3) Leato Selatan; (4) Leato Utara; dan (5) Talumolo, dengan fungsi; Kawasan lindung, perkantoran, dan pemukiman (Rencana Tata Ruang Wilayah: ) Dungingi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Huangobotu; (2) Libuo; (3) Tomulabutao; (4) Tomulabutao Selatan; dan (5)Tuladenggi, dengan fungsi; permukiman, terminal, pertanian (basah), dan kawasan lindung. Hulonthalagi, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Donggala; (2) Pohe; (3) Siendeng; (4) Tanjung Keramat; dan (5) Tenda, dengan fungsi; kawasan lindung dan permukiman Kota Barat, terdiri atas 7 kelurahan, yaitu: (1) Buladu; (2) Buliide; (3) Dembe I; (4) Lekobalo; (5) MolosipatW; (6) Pilolodaa; dan (7) Tenilo, dengan fungsi; kawasan lindung, permukiman, pertanian (kering), dan pariwisata.

4 28 Kota Selatan, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Biawao; (2) Biawu; (4) Limba B; (4) Limba U 1; dan (5) Limba U 2, dengan fungsi; kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan olahraga. Kota Tengah, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dulalowo; (2) Dulalowo Timur; (3) Liluwo; (4) Paguyaman; (5) Pulubala; dan (6) Wumialo, dengan fungsi; kawasan penndidikan, perkantoran, perdagangan/jasa, permukiman, dan pertanian (basah). Kota Timur, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Heledulaa; (2) Heledulaa Selatan; (3) Ipilo; (4) Moodu; (5) Padebuolo; dan (6) Tamalate, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, dan perkantoran. Kota Utara, terdiri atas 6 kelurahan, yaitu: (1) Dembe II; (2) Dembe Jaya; (3) Dulomo; (4) Dulomo Selatan; (5) Wongkaditi; dan (6) Wongkaditi Barat, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), rumah sakit, perkantoran, dan permukiman. Sipatana, terdiri atas 5 kelurahan, yaitu: (1) Bulotadaa; (2) Bulotadaa Timur; (3) Molosipat U; (4) Tanggikiki; (5) Tapa, dengan fungsi; kawasan pertanian (basah), permukiman, kawasan lindung, dan pendidikan. Berdasarkan pengelompokkan fungsi daerah/wilayah menurut rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota Gorontalo, maka objek rancangan yaitu Gorontalo Cafe & Live Music dapat ditempatkan di kawasan Kota Selatan yang merupakan daerah yang berfungsi sebagai kawasan perdagangan/jasa, permukiman, dan kawasan olahraga.

5 29 3. Penentuan Site a. Kriteria Penentuan Site Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya: 1) Sesuai arahan RTRW Kota Gorontalo tahun tentang penggunaan lahan untuk kawasan fasilitas rekreatif. 2) Ketersediaan lahan yang memungkinkan untuk pengembangan ke masa depan. 3) Tersedia jaringan utilitas di sekitar lokasi. 4) Berada di lokasi yang strategis, mudah dicapai serta mudah dikenal masyarakat. 5) Lingkungan yang tertib dan teratur. Berdasarkan kriteria diatas diambil 2 alternatif site untuk dijadikan bahan pertimbangan memperoleh lokasi site, yaitu berada di Kelurahan Limba U2 dan Kelurahan Heledulaa. Dimana di dua kelurahan ini terdapat lokasi yang memungkinkan untuk menjadi site rancangan dibandingkan kelurahan-kelurahan lain yang ada di BWK A.

6 30 Alternatif Site A Alternatif Site B Gambar 3.2 Peta BWK A

7 31 b. Alternatif Penentuan Site 1) Site A, berada di Jalan Jendral Sudirman, terletak di belakang Gorontalo Business Centre (GBC), dekat pusat kota, dan perdagangan. Gambar 3.3 Batas-batas Site A

8 32 2) Site B,, berada di Jalan Kasuari, terletak di dekat sarana perdagangan, pemukiman dan pendidikan. Gambar 3.4 Batas-batas Site B

9 33 Tabel Penilaian Site No Kriteria 1 Sesuai arahan RTRW Kota Gorontalo tahun tentang penggunaan lahan untuk kawasan fasilitas rekreatif. rekreatif 2 Site 1 Bobot Site 2 Nilai NxB Nilai NxB 30 % 0,5 15 % 0,5 15 % Ketersediaan lahan yang memungkinkan untuk pengembangan ke masa depan. 30 % 0,3 9% 0,5 15 % 3 Tersedianya jaringan utilitas. utilitas 20 % 0,5 10 % 0,3 6% 4 Berada di lokasi yang strategis, mudah dicapai serta mudah dikenal masyarakat. 10 % 0,5 5% 0,1 1% 5 Lingkungan yang tertib dan teratur. 10 % 0,5 5% 0,5 5% Jumlah Keterangan nilai : 0,5 = Baik 100 % 0,3 = Cukup 0,1 = Kurang 44 % 42 % Dari hasil pembobotan di atas yang sesuai dengan kriteria pemilihan site, maka site yang terpilih adalah Site A. Letak site tidak jauh dari pusat Kota Gorontalo, dan dapat dicapai sekitar 10 menit dari pusat Kota Gorontalo dengan menggunakan kendaraan umum. Site dapat dicapai melalui jalan utama yaitu Jalan jendral Sudirman. U Gambar 3.5 Site Terpilih

10 34 1) Data Site Luas Lahan : ± 8250 m 2 Sebelah Utara : GBC (Gorontalo Business Centre) Sebelah Timur : Lahan Kosong Sebelah Selatan : Rumah Penduduk Sebelah Barat : Sawah 2) Kondisi administratif dministratif Kota : Gorontalo Kecamatan : Kota Selatan Kelurahan : Limba U2 BWK :A 4. Analisa Site 1) Topografi U Keadaan tanah pada site tidak terlalu berkontur. Oleh karena itu dalam perencanaan pembangunan tidak akan banyak mengalami perubahan atau perombakan. Hanya pada lahan -lahan tertentu seperti taman akan dibuat sedikit berkontur Topografi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal yaitu: Iklim dan cuaca Bidang muka tanah Mengembangkan karakter tapak Gambar 3.6 Analisa Topografi

11 35 2) Orientasi arah matahari Untuk mengurangi panasnya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan efek silau cahaya matahari, maka dilakukan: Membuat oversteak pada bagian jendela bangunan serta penggunaan tirai pada setiap jendela yang terkena sinar matahari langsung. Menanam enanam vegetasi atau pepohonan sebagai penghalang sinar matahari ke bangunan, dan menanam tanaman penutup tanah seperti rumput/semak sebagai penangkap pantulan panas ke dalam bangunan. Membersihkan bukaan-bukaan bukaan bukaan untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaann alami. U Matahari terbenam Matahari terbit 6.30 Gambar 3.7 Orientasi Arah Matahari 3) Angin dan Curah Hujan Kondisi klimatologi akan sangat berpengaruh terhadap rancangan dimana akan menetukan orientasi bangunan khususnya bagi penghadiran sistem

12 36 penghawaan dan penerangan alami pada bangunan. Penempatannya terhadap bangunan adalah sebagai berikut: Pengaturan masa bangunan dan ruang-ruang yang ada di dalam bangunan. Mengutamakan penghijauan sebagai pelindung terhadap sinar matahari, menghindari debu dan angin yang bertiup kencang. Penggunaan ventilasi dan jendela untuk penghawaan alami ke dalam ruangan. Penggunaan bentuk atap yang sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim di sekitar bangunan. A B C Keterangan Gambar: A. Penggunaan overstek untuk meminimalisir air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan. B. Penggunaan talang air agar air hujan dapat mengalir secara teratur hingga ke saluran air. C. Penggunaan saluran air kotor untuk menampung dan mengalirkan air kotor. Gambar 3.8 Analisa Air Hujan

13 37 4) Analisa Utilitas Jalan Jendral Sudirman U Ket : GBC Saluran Air Kotor Saluran Air Bersih Jaringan Listrik Gambar Analisa Utilitas 5) Analisa Noise/Kebisingan U Gambar 3.10 Analisa Noise/Kebisingan Tingkat bising paling tinggi datang dari arah Gorontalo Business Center (GBC), dimana area ini merupakan area publik yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. Dari arah perumahan mempunyai tingkat kebisingan sedang, dan arah

14 38 sawah serta lahan kosong memiliki tingkat bising yang rendah. Hal itu disebabkan oleh kendaraan yang lalu lalang di area itu. 6) Analisa Sirkulasi Sirkulasi pada jalan lintasan site sangat menentukan entrance atau jalan masuk pada site agar tidak terjadi crossing pada saat kendaraan masuk. Dengan D memanfaatkan kondisi dan alur jalan, kita dapat menentukan entrance yang sesuai dan tepat pada site. Penempatan entrance dan exit bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan pencapaian bagi pengunjung baik yang menggunakan kenderaan pribadi, kenderaan enderaan umum, kenderaan pengelola maupun pejalan kaki. Harus ada perbedaan yang jelas antara jalan masuk (entrance) ( entrance) dan jalan keluar (exit), ), sehingga letak entrance dan exit dapat dengan mudah dikenali oleh pengunjung. Selain itu penempatan entrance da n mempertimbangkan arus pengunjung yang besar. U Gambar 3.11 Analisa Sirkulasi Dalam Site exit juga dapat

15 39 Tinjauan sirkulasi juga bertujuan untuk menentukan titik tempat perletakan enterance dengan dasar pertimbangan: Dapat terlihat dengan jelas. Dengan menggunakan 1 jalur tidak akan menimbulkan kemacetan akibat crossing kendaraan yang masuk atau keluar site. Mudah untuk dicapai. B. Analisa Program 1. Analisa Pelaku dan Kegiatan Tabel 3.2 Analisa Pelaku dan Kegiatan Pelaku a) Direktur b) Sekretaris c) Bendahara d) Kepala Bagian Teknisi e) Kasir Jenis Kegiatan Datang. Mengawasi dan meninjau semua pekerjaan dan kegiatan secara berkala. Memeriksa laporan, pelaksanaan, dan hasil pekerjaan tiap bagian dan sub bagian. Melakukan rapat bersama sekretaris, bendahara dan beberapa staf yang lain demi kelancaran perkembangan Cafe Live Music. Pulang. Datang. Melaporkan segala arsip dan dokumen kepada direktur. Melakukan rapat bersama direktur, bendahara dan beberapa staf yang lain demi kelancaran perkembangan Cafe Live Music. Menerima tamu yang datang. Datang. Mengerjakan pekerjaan yang bersifat administrasi dan pembukuan. Melaporkan hasil kerja kepada direktur. Pulang Datang. Melaporkan perkembangan yang berkaiatan dengan mekanikal dan elektrikal kepada direktur. Mengontrol kinerja staf. Pulang. Datang. Melayani pengunjung yang bertransaksi melakukan pembelian. Menerima uang hasil penjualan. Membuat daftar laporan keuangan. Pulang.

16 40 f) Pelayan g) Pekerja h) Pengunjung i) j) Satpam Pemain Musik Datang. Mengantarkan makanan/minuman kepada pengunjung. Membersihkan meja yang telah selesai digunakan pengunjung. Pulang. Datang. Membuat makanan/minuman yang dipesan pengunjung. Membersihkan peralatan makan/minum yang telah digunakan. Pulang. Datang. Memesan makanan/minuman di area warung. Membayar di kasir. Duduk di tempat yang disediakan serta menikmati makanan/minuman yang dipesan serta pertunjukan live musik. Pulang. Datang. Menuju pos satpam untuk mengawasi kegiatan dalam maupun luar bangunan. Berjaga-jaga dan mengawasi kegiatan dalam bangunan. Pulang. Datang. Menuju backstage untuk bersiap-siap tampil. Menghibur pengunjung dengan lagu-lagu yang dibawakan. Pulang. 2. Kebutuhan Ruang a. Dasar Pertimbangan Kebutuhan ruang berdasarkan program kegiatan yang berlangsung, yang akan menentukan fungsi dan pengaturan ruang. Kebutuhan ruang berdasakan pelaku kegiatan sifat dan pola aktivitas dari pelaku kegiatan tersebut. b. Persyaratan Umum Ruang Dapat menampung seluruh kegiatan. Menarik perhatian dan tidak membuat pengunjung cepat bosan. Setiap ruangan harus memiliki sirkulasi yang baik dan space yang cukup luas untuk memberikan kebebasan bergerak dengan pertimbangan kapasitas

17 41 maksimal yang sewaktu-waktu terjadi, seperti pada area kafe, billyard, dan dapur. Tampilan bentuk yang dapat mencerminkan fungsi objek yakni sebagai Cafe dengan Live Music yang nyaman untuk masyarakat. Pencahayaan dalam ruangan yang sesuai, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap serta penghawaan yang baik. 3. Besaran Ruang Dasar Pertimbangan dari besaran ruang yaitu dengan memperhatikan halhal sebagai berikut: Kapasitas jumlah pengunjung yang akan datang pada objek rancangan. Jumlah karyawan/pengelola objek rancangan Standar ruangan dan perabot (dapat menggunakan standar besaran dari buku Data Arsitek) Pengunjung Cafe Live Music hanya diperuntukkan bagi Remaja dan Dewasa. Untuk mengetahui kapasitas jumlah pengunjung yang akan datang pada objek rancangan, didasarkan pada perbandingan jumlah pengunjung pada salah satu cafe yang ada di Kota Gorontalo yaitu addnet Cafe yang mengalami perkembangan selama 3 tahun terakhir. Tabel 3.3 Daftar Pengunjung addnet Cafe NO TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG/TAHUN) Sumber: Survey Lokasi (2012)

18 42 Perhitungan jumlah pengunjung yang datang pada tahun 2022 atau 10 tahun ke depan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Pt = Po + (t-0).p Keterangan : Pt = Jumlah pengunjung cafe tahun prediksi Po = Jumlah pengunjung cafe tahun terakhir t-0 P =Tingkat rata-rata kenaikan = Waktu perencanaan = 10 tahun Perhitungan jumlah pengunjung cafe sampai tahun 2022 diperkirakan : Pt = Po + ( t - 0).P Pt = ( ).10 Pt = ( ) Pt = orang per-tahun atau 589 orang per-hari Terpadat hari rabu dan sabtu (20% lebih banyak dari hari biasa) : = 20 % x 589 jiwa = 118 jiwa = jiwa = 707 jiwa Jadi, jumlah pengunjung terbanyak yang harus dapat dipenuhi oleh Gorontalo Café Live Music ini yaitu kurang lebih 700 jiwa. Tabel 3.4 Jumlah pengelola dan pekerja Cafe No Jabatan Jumlah 1 Direktur 1 orang 2 Sekertaris 1 orang Bendahara 1 orang 3 4 Kabag Teknisi 1 orang 5 Bartender 15 orang 6 Kasir 8 orang 7 Pekerja 50 orang Pelayan 30 orang 8 9 OB 20 orang

19 43 10 Security Total 7 orang 134 orang a. Area Kantor Pengelola 1) Ruang Direktur Asumsi Pemakai : 6 orang (1 direktur + 5 orang tamu) Luas lantai : 6 (1,44 m2/org) = 8,64 m2 Luas lantai untuk perabot : 1 Meja Kerja = 0,98 m2 Meja tamu = 0,6 m2 3 kursi (0,4 m 2/org) = 1,2 m2 1 Sofa = 5 m2 1 Lemari = 0.72 m2 Filling cabinet = 0,4 m2 = 17,54 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (17,54 m2) Jumlah Total Luasan : 22,802 m2 ~ 23 m2 Gambar 3.12 Layout Ruang Direktur = 5,262 m2

20 44 2) Ruang Staff Asumsi Pemakai : 6 orang (3 orang staff + 3 orang tamu) Luas lantai : 6 (1,44 m2/org) = 8,64 m2 Luas lantai untuk prabot : 3 Meja biro = 2,94 m2 6 kursi (0,4 m 2/org) = 2,4 m2 2 Lemari (0,72 m2) = 1,44 m2 3 Filling cabinet (0,4 m2) = 1,2 m2 = 16,62 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 30% (16,62 m2) Jumlah Total Luasan : 21,606 m2 ~ 22 m2 = 4,986 m2 3) Lobby Asumsi Pemakai : 10 orang Luas lantai : 10 (1,44 m2/org) = 14.4 m2 Luas lantai untuk prabot : Meja tamu = 0,8 m2 Sofa = 5 m2 3 Kursi (0,4 m2 /org) = 1,2 m2 Meja Resepsionis = 0,96 m2 = 22,36 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 40% (8,944 m2) Jumlah Total Luasan : 31,304 m2 ~ 31 m2 = 31,304 m2

21 45 Gambar 3.13 Layout Lobby 4) Ruang Rapat Asumsi Pemakai : 8 orang Luas lantai : 8 (1,44 m2/org) = 11,52 m2 Luas lantai untuk prabot : Meja Rapat = 2,75 m2 8 kursi (0,4 m 2 /org) = 3,2 m2 = 17,47 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (17,47 m2) Jumlah Total Luasan : 20,964 m2 ~ 21 m2 Gambar 3.14 Layout Ruang Rapat = 3,494 m2

22 46 5) Ruang Sholat Asumsi Pemakai : 8 orang Luas lantai : 8 (1,44 m2/org) Jumlah Total Luasan : 11,52 m2 ~ 12 m2 = 11,52 m2 (Sumber: Analisa) 6) Toilet Asumsi Pemakai : 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan) Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet : 2 (2,25 m2) = 4,5 m2 Wastafel : (1,45 m x 1,45 m) = 2,1025 m2 Urinoir : (0,75 m x 1,20 m) = 0,9 m2 = 7,5 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (7,5 m2) Jumlah Total Luasan : 9 m2 = 1,5 m2 b. Area Cafe 1) Tempat duduk (makan/minum) Syarat untuk luas area makan = 0,83 m 2/orang Asumsi Pemakai : 400 orang Luas : 400 (0,83 m2) Perabot A : Meja Bundar dengan 4 Kursi (40 Set = 160 orang) = 332 m2 Standar luasan = (1,05 m x 1,05 m) Total luasan = 40 x 1,1025 m2

23 47 = 44,1 ~ 44 m 2 Perabot B : Meja Segiempat dengan 4 Kursi (25 Set = 100 orang) Standar luasan = (1,25 m x 0,8 m) Total luasan = 25 x 1m2 = 25 m2 Perabot C : Meja Segiempat dengan 2 Kursi (10 Set = 20 orang) Standar luasan = (0.62 m x 0,80 m) Total luasan = 10 x 0,496 m2 = 4,96 m2 ~ 5 m2 Perabot D : Meja Segiempat dengan Sofa (20 Set = 120 orang) Standar luasan = (1,87 m x 1,70 m) Total luasan = 20 x 3,179 m2 = 63,58 m2 ~ 64 m2 Perabot A Perabot B Perabot C Perabot D Gambar 3.15 Perabot Kafe = 470 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 50% (470 m2) Jumlah Total Luasan : 1033,5 m2 ~ 705 m2 = 235 m2

24 48 2) Stage Asumsi = 25 % dari luas area cafe Luasan = 25 % x 705 m2 = 176 m2 3) Backstage Asumsi Pemakai : 35 Orang (Pemain Musik + Crew) Luas lantai : 35 (1,44 m2) = 50,4 m2 3 Ruang Ganti : 3 (2,25 m2) = 6,75 m2 Meja Rias = 5 m2 Jumlah luas lantai + perabot = 62,15 m2 Sirkulasi : 30% (62,15 m2) Jumlah Total Luasan : 80,795 m2 ~ 81 m2 = 18,645 m2 4) Toilet Backstage Asumsi Pemakai : 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan) Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet : 2 (2,25 m2) = 4,5 m2 Wastafel : (1,45 m x 1,45 m) = 2,1025 m2 Urinoir : (0,75 m x 1,20 m) = 0,9 m2 = 7,5 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (7,5 m2) Jumlah Total Luasan : 9 m2 5) Kasir (8 Unit) Asumsi luas = 2 m2 Total = 8 x 2 m2= 16 m2 = 1,5 m2

25 49 6) Bartender Asumsi = 20 % dari luas ruang makan Luasan = 20 % x 705 m2 = 141 m2 7) Dapur Asumsi pemakai : 50 Orang Luasan : 50 (1,44 m2) = 72 m2 7 unit Lemari barang : (1,2 m2 x 0,35 m2) = 2,94 m2 10 set Perabot Dapur Khusus : 10 (0,6 m2 x 2,20 m2) = 13,2 m2 3 unit Lemari es : 3 (0,8 m2 x 0,75 m2) = 1,8 m2 5 oven : 5 (0,55 m2x 0,55 m2) = 1,5125 m2 5 kompor gas besar : 5 (0,9 m2x 0,56 m2) = 2,52 m2 5 bak cuci piring : 5 (1,24 m2x 0,44 m2) = 2,728 m2 Meja : 1 (5 m2) = 5 m2 Jumlah Luasan : 101,7005 m2 Sirkulasi : 50% (101,7005 m 2) Jumlah Total Luasan : 152,55075 m2 ~ 153 m2 = 50,85025 m2 8) Pantry Asumsi 30 orang Luas Lantai : 30 (1,2 m2 x 1,2 m2) = 43,2 m2 Sirkulasi : 30% (43,2 m2) = 12,96 m2 Jumlah Total Luasan : 56,16 m2 ~ 56 m2 9) Toilet Asumsi Pemakai : 20 orang (15 laki-laki + 5 perempuan)

26 50 Toilet 2 buah dapat melayani 20 orang Closet : 2 (2,25 m2) = 4,5 m2 Wastafel : (1,45 m x 1,45 m) = 2,1025 m2 Urinoir : (0,75 m x 1,20 m) = 0,9 m2 = 7,5 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (7,5 m2) Jumlah Total Luasan : 9 m2 = 1,5 m2 10) Ruang Kontrol Sound Asumsi 16 m2 11) Ruang Kontrol Lighting Asumsi 16 m2 12) Toilet untuk area kafe - Toilet/Lavatory Diasumsikan jumlah pemakai pria = 60 % dan Pemakai wanita = 40 % Jumlah pemakai toilet pria : 60 % x 400 = 240 orang Jumlah pemakai toilet wanita : 40 % x 400 = 160 orang Kebutuhan Toilet Pria : 240/40 = 6 Toilet Kebutuhan Toilet Wanita : 160/40 = 4 Toilet Standard yang digunakan 1 : 40 - Wastafel 1 wastafel melayani 45 orang Jumlah pemakai = 400 orang Kebutuhan wastafel = 400/45 = 9 buah

27 51 Untuk pria wastafel = 9 x 60 % = 5 buah Untuk wanita = 4 buah - Urinoir 1 urinoir melayani 40 orang Jadi perhitungan sama dengan perhitungan toilet pria yaitu 6 urinoir. Toilet untuk pria Closet : 6 (2,25 m2) = 13,5 m2 Wastafel : 9 (0,725 m x 0,725 m) = 4,7 m2 Urinoir : 6 (0,75 m x 1,20 m) = 5,4 m2 = 23,6 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (23,6 m2) Jumlah Total Luasan : 28,32 m2 ~ 28 m2 = 4,72 m2 Toilet untuk wanita Closet : 4 (2,25 m) = 9 m2 Wastafel Ganda : 2 (1,45 m x 1,45 m) = 4,205 m2 = 13,205 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (13,205 m2) Jumlah Total Luasan : 15,846 m2 ~ 16 m2 13) Entrance/Lobby 5% dari 700 pengunjung = 35 orang Luas Lantai : 35 (1,44 m2) = 50 m2 Sirkulasi 30% : 30% (50 m 2) = 15 m2 Total luasan : 65 m2 = 2,641 m2

28 52 14) Entrance/Lobby belakang Asumsi 54 m2 c. Area Mini Cinema 1) Studio Film VIP (4 studio) Asumsi Pemakai : 15 orang/studio Luasan : 15 (1,44 m2/org) = 21,6 m2 Perabot : 15 Kursi (2 m2) = 30 m2 = 51,6 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 10% (51,6 m2) Jumlah Total Luasan : 56,76 m2 ~ 57 m2 Total Studio Film VIP : 57 m2 x 4 = 5,16 m2 = 228 m2 2) Studio Film Standar (6 studio) Asumsi Pemakai : 10 orang/studio Luasan : 10 (1,44 m2/org) = 14,4 m2 Perabot : 10 Kursi (2 m2) = 34,4 m2 = 48,8 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 10% (48,8 m2) Jumlah Total Luasan : 53,68 m2 ~ 54 m2 Total Studio Film Standar : 54 m2 x 6 = 4,88 m2 = 324 m2 3) Toilet Asumsi Pemakai : 70 orang (40 laki-laki + 30 perempuan) Toilet 4 buah dapat melayani 70 orang

29 53 Closet : 4 (2,25 m2) = 9 m2 Wastafel : 2 (1,45 m x 1,45 m) = 4,205 m2 Urinoir : 3 (0,75 m x 1,20 m) = 2,7 m2 = 15,905 m2 Jumlah Sirkulasi : 20% (15,905 m2) Jumlah Total Luasan : 19,086 m2 ~ 19 m2 = 3,181 m2 d. Billyard 1) Ruang Bilyard Jumlah pengunjung bilyard per-hari = 180 orang Asumsi pengunjung 50% x 180 = 90 orang Luasan : 90 (1,44 m2) = 129,6 m2 Standar Luasan meja bilyard : 2,84 m2 x 1,42 m2 Meja bilyard : 10 meja (4,0328 m2) = 40,328 m2 = 169,928 m2 Jumlah Sirkulasi : 40% (169,928 m2) Total luasan : 237,8992 m2 ~ 238 m2 = 67,9712 m2 2) Toilet Asumsi Pemakai : 90 orang (60 laki-laki + 30 perempuan) Toilet 5 buah dapat melayani 90 orang Closet : 5 (2,25 m2) = 11,25 m2 Wastafel : 2 (1,45 m x 1,45 m) = 4,205 m2 Urinoir : 4 (0,75 m x 1,20 m) = 3,6 m2

30 54 = 19 m2 Jumlah luas lantai + perabot Sirkulasi : 20% (19 m2) Jumlah Total Luasan : 22,8 m2 ~ 23 m2 = 3,8 m2 e. Fasilitas Penunjang 1) ATM centre (4 unit) Asumsi 12 m2 2) Ruang Genset Asumsi 50 m2 3) Ruang Pompa (1 unit) Asumsi 12 m2 4) Ruang Panel Listrik (2 unit) Asumsi 6 m2 Total luasan : 2 (6 m2) = 12 m2 5) Gudang Asumsi 50 m2 6) Pos Satpam Asumsi Pemakai : 3 orang (2 Satpam + 1 pengunjung) Luas lantai : 3 (1,2 m x 1,2 m) = 4,32 m2 1 Meja (0,98 m2) = 0,98 m2 3 kursi (3 x 0,4 m 2) = 1,2 m2 Jumlah luas lantai + Perabot = 6,5 m2 Sirkulasi : 10% (6,5 m2) = 0,65 m2

31 55 : 7,15 m2 ~ 7 m2 Jumlah Total Luasan Karena pos satpam ada 2 jadi total keseluruhan bangunan pos = 2 x 7 m2 = 14 m2 f. Luasan Parkir dan Sirkulasi Pejalan Kaki Diketahui jumlah pengunjung dan pengelola (berdasarkan kapasitas pada besaran ruang) = 134 Pengelola pengunjung = 834 orang. 1) Luasan parkir untuk pengelola Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengelola pada Cafe ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil) =5% Kendaraan roda 2 (motor) = 70 % Pejalan kaki = 25 % Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (idealnya dipertimbangkan bagi Atasan) Asumsi Mobil = 2 Mobil Standar luasan mobil = 10,58 m 2 Jadi luas parkir mobil = 2 x 10,58 m 2 = 21,16 m 2 ~ 21 m 2 Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan bagi karyawan) 70 % x 134/2 = 47 motor Standar luasan motor = 3,75 m 2 Jadi luas parkir motor = 47 x 3,75 m 2 Total luas parkir yaitu: 21 m m2 = 176,25 m 2 ~ 176 m2 = 197 m2

32 56 2) Luasan parkir untuk pengunjung Adapun untuk penggunaan fasilitas parkir untuk pengunjung pada Cafe ini diasumsikan sebagai berikut: Kendaraan roda 4 (mobil) = 30 % Kendaraan roda 2 (motor) = 60 % Pejalan kaki = 10 % Kendaraan roda 4 1 mobil = 4 orang (Idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat) 30 % x 700/4 = 53 Mobil Standar luasan mobil = 10,58 m 2 Jadi luas parkir mobil = 53 x 10,58 m 2 = 560,74 m 2 ~ 561 m2 Kendaraan roda 2 1 motor = 2 orang (idealnya dipertimbangkan pengunjung dari kalangan Masyarakat dan Mahasiswa) 60 % x 400/2 = 120 motor Standar luasan motor = 3,75 m 2 Jadi luas parkir motor = 120 x 3,75 m 2 = 450 m 2 Total luas parkir yaitu: 561 m m2 = 1011 m2 Jumlah total luasan ruang : a. Area Kantor Pengelola = 130 m² b. Area Cafe = 1541 m² c. Area Mini Cinema = 571 m²

33 57 d. Billyard = 261 m² e. Fasilitas Penunjang = 150 m² Jumlah = 2653 m² Sirkulasi 15% = 398 m² Total 3051 m² = Building Coverage (BC) = 40 % : Open Space (OS) = 60 % 30 : 70 = 3051 : OS = 3051 x OS = 4576 m 2 OS OS disini belum termasuk luasan parkir. Jadi, jika dihitung luas keseluruhan OS: = OS + Luas parkir = = 5798 m 2 Total luasan site adalah: = BC + OS = 3051 m m2 = 8849 m2

34 58 C. Penzoningan Pembagian zoning disesuaikan dengan aktivitas pengguna dan kebutuhan ruang. Sehingga pembagian zoning menjadi seperti berikut: Tabel 3.5 Pola Pembagian Ruang Cafe Live Music No Fasilitas 1 Kantor pengelola 2 Area Cafe 3 Area Mini Cinema 4 Bilyard 5 Fasilitas Penunjang Nama Ruang Rg. Direktur Rg. Staff Rg. Rapat Rg. Tamu/Lobby Rg. Sholat Toilet Tempat Duduk Stage Backstage Toilet Backstage Kasir Bartender Dapur Pantry Toilet Dapur Ruang Kontrol Sound Ruang Kontrol Lighting Toilet Umum Entrance/lobby Utama Entrance/Lobby belakang Studio Film VIP Studio Film Standar Toilet Rg. Bilyard Toilet ATM Rg. Genset Rg. Panel Listrik Rg. Pompa Pos Satpam Sifat Ruang Semi Publik Privat Service Publik

35 59 Berdasarkan penzoningan tersebut, maka dapat digambarkan alur kegiatan penggunan bangunan yakni sebagai berikut: a. Alur kegiatan pengunjung: Pengunjung ke Cafe Area Cafe Area Mini Cinema Datang Kasir Pulang Billyard Pengunjung ke Kantor Pengelola Rg. Direktur Datang Pulang Rg. Tamu Rg. Sekretaris Alur kegiatan pekerja: Dapur Datang Bartender Bekerja Pulang Kasir Ruang teknis Alur kegiatan pengelola: Rapat Datang Ruangan kerja Bekerja Pulang

36 60 b. Hubungan Ruang: Entrance/ Lobby Billyard Mini Cinema Kantor Pengelola Bartender Backstage Rg. Lighting Pantry Stage Rg. Sound Dapur Toilet Cafe ATM Entrance/ Lobby Ket: Hubungan Langsung Hubungan Tidak Langsung

37 61 D. Bentuk Dan Penampilan Secara umum bentuk-bentuk arsitektur merupakan hasil adaptasi dari bentuk-bentuk dasar murni, yang oleh Francis D.K Ching bentuk-bentuk dasar/murni itu, terdiri atas: 1. Lingkaran Bentuk Serentetan titik-titik yang disusun dengan dalam olahan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik. 2. Segi Empat Bentuk Sebuah bidang datar yang mempunyai empat sisi yang sama panjang dan 4 buah sudut Segi Tiga Bentuk Sebuah bidang datar yang dibatasi oleh 3 buah sisi dan mempunyai 3 buah sudut Sifat Olahan Ruang Rileks dan santai. Jika Ditempatkan suatu lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat alamnya sebagai poros. Jika menempatkan bentuk-bentuk sudut disekitarnya dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat. Pergerakan leluasa Namun agak sulit dalam olahan. Sifat Olahan Ruang Memberi kesan formal dan kaku. Memberi kesan tertib dan teratur. Menghadirkan kesan dinamis, stabil, statis, dan rasional Mudah Ruang terpakai secara efisian Sirkulasi mudah Sifat Olahan Ruang Jika terletak pada suatu sisi merupakan bentuk yang stabil dan seimbang Pada keadaan sangat kritis akan tampak tidak stabil dan cenderung jatuh. Adanya sudut yang banyak, akan membuat ruang tidak terpakai secara efektif Sirkulasi kurang leluasa

38 62 Untuk konsep gubahan bentuk pada perancangan Gorontalo Café Live Music ini berupa transformasi dari bentuk speaker gelombang suara yang merupakan salah satu ciri akustika, selanjutnya bentuk akan mendapat pengurangan dan penambahan yang disesuaikan dengan fungsi ruang serta elemen-elemen pendukung Arsitektur Akustika. Seperti contoh penggunaan atap yang melengkung pada area café, hal ini dibuat agar bisa mendapatkan focusing of sound di area tersebut. Bentuk bangunan yang hamper semuanya berbentuk persegi agar bangunan lebih terlihat dinamis dan ruangan juga dapat terpakai secara efisien. Sedangkan disisi lainnya pada café dibuat setengah lingkaran agar bisa menciptakan perasaan yang nyaman dan santai. Transformasi bentuk speaker dan gelombang suara Gubahan bentuk bangunan Bentuk mengalami penggabungan dan penambahan Bentuk mengalami Pengurangan dan penambahan Gambar 3.16 Rancangan Bantuk Bangunan

39 63 E. Persyaratan Bangunan a. Konsep Penghawaan Bangunan ini sebagian besar menggunakan penghawaan buatan, dimana dalam perancangan nanti akan menggunakan Standing AC, AC Split, dan Smoke Control. Standing AC akan ditempatkan di area Café dan area Billyard. Sedangkan untuk AC Split akan ditempatkan Mini Cinema, serta ruangan lainnya yang membutuhkan penghawaan buatan. Untuk dapur digunakan Smoke Control dan Exhaust Fan. b. Konsep Pencahayaan Area Café dan Panggung Untuk konsep pencahayaan pada area kafe menggunakan lampu downlight dengan kuat penerangannya yaitu sampai 200 Lux. Jenis lampu yang digunakan yaitu lampu biasa, lampu pemantul, lampu halogen-voltase rendah, dan lampu pemantul-voltase rendah dengan cahaya dingin. Digunakan juga permainan cahaya pada furniture seperti lukisan, vas bunga, dan lainnya. Pencahayaan di panggung akan menggunakan lampu yang kuat penerangannya sampai 750 Lux. Disini digunakan lampu pemantul parabola yang bias dipasang di alat penyinar, serta lampu halogen yang bisa dipakai pada lampu sorot. Area Mini Cinema dan Billyard Pada ruangan mini cinema tidak terlalu membutuhkan pencahayaan buatan sehingga dalam perancangan hanya akan menggunakan lampu yang kuat

40 64 penerangannya sampai 100 Lux. Begitu juga untuk area Billyard hanya akan menggunakan lampu gantung yang akan di gantung di atas meja-meja billyard. Area Dapur Untuk area dapur menggunakan pencahayaan dengan kuat penerangan hingga 700 Lux karena dilihat dari luas dapur yang akan dibuat. Untuk jenis lampu akan menggunakan jenis lampu bahan bercahaya. Kantor Pengelola dan fasilitas penunjang Pada kantor pengelola hanya akan diberi pencahayaan dengan kuat penerangan 200 Lux dan menggunakan jenis lampu biasa. Begitu pula dengan fasilitas-fasilitas penunjang. c. Konsep Akustik Area Café dan Panggung Penerapan akustik pada bangunan ini lebih ke area kafe yang berhubungan langsung dengan panggung musik. Pada area ini akan digunakan meterial-material pemantul bunyi yang sifatnya keras seperti bata, plester dan sebagainya. Disamping itu untuk mendapatkan focusing of sound atau pemusatan suara pada area kafe akan dibuat plafond yang cekung ditambah dengan penggunaan acoustic spray agar permukaan plafond menjadi absortif. Untuk dinding juga akan dibuat bertekstur agar bisa menyerap dan membaurkan suara sehingga tidak terjadi echoe atau gema pada ruangan. Teknik menggunakan live music pada area cafe juga bisa berfungsi meredam suara bising yang disebabkan oleh pengunjung kafe karena dapat ditutupi oleh background musik.

41 65 Area Mini Cinema Sedangkan untuk mini cinema yang membutuhkan ketenangan akan menggunakan meterial-material serta furniture yang lunak sebagai penyerap suara agar ruangan ini akan kedap suara dan tidak akan terusik oleh suara-suara dari luar ruangan. Contohnya dengan menggunakan tempat duduk yang berbahan busa, lantai yang dilapisi karpet, dinding menggunakan plesteran lembut atau dinding akustik. Hal ini juga berfungsi agar suara yang dihasilkan oleh speaker dari dalam ruangan tidak tembus keluar ruangan. d. Elemen interior bangunan Dinding, Lantai, dan Plafon Sebagian besar ruangan akan menggunakan dinding bata, terutama pada area kafe karena dinding ini berfungsi sebagai pemantul suara. Digunakan pula plester pada dinding agar menghasilkan persebaran suara. Area mini cinema sendiri akan menggunakan dinding akustik yang bisa meredam suara. Untuk lantai juga sebagian besar menggunakan jenis keramik dan marmer. Hanya saja pada area mini cinema akan menggunakan karpet. Begitu pula untuk plafon, sebagian besar menggunakan plafon gypsum. Hanya pada area cafe dan mini cinema yang akan menggunakan plafon akustik. Warna Untuk area kafe akan menggunakan warna-warna yang bernuansa elegan, hangat, dan nyaman. Perpaduan warna cokelat, abu-abu, hitam dan sedikit merah akan digunakan disini. Untuk ruangan-ruangan yang lainnya juga akan menggunakan warna-warna yang bernuansa redup seperti pada ruangan billyard

42 66 dan mini cinema tidak diaplikasikan warna-warna yang kuat, namun hanya akan menggunakan permainan cahaya buatan. Sementara untuk dapur menggunakan warna putih sehingga bisa mendapatkan perasaan bersih dan sehat. e. Konsep Struktur Struktur bawah yang digunakan pada bangunan ini adalah dengan menggunakan pondasi Telapak. Pada masa utama bangunan yang meliputi pondasi jalur dan sloof beton untuk daerah gaya vertical yang cukup besar, sedangkan pada titik-titik tertentu sebagai penopang struktur atas (Upper Structure) dibuat penggandaan kolom dari ukuran kolom lainnya (Kolom Dilatasi) yang nantinya akan menjadi landasan dari struktur atap. f. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem distribusi air bersih pada bangunan ini berasal dari PDAM dan Air Tanah. Pendistribusiannya sendiri dilakukan dengan menggunakan pipa yang disalurkan secara horizontal ke ruang-ruang yang membutuhkan. PDAM Ruangan Air Tanah Gambar 3.17 Sistem Jaringan Air Bersih g. Sistem Jaringan Air Kotor Sistem jaringan dengan mengunakan pipa pembuangan lalu dialirkan ke bak kontrol dan akhirnya ketempat pembuangan akhir.

43 67 Air buangan dialirkan ke selokan dalam tapak dan diteruskan ke riol kota. Grey water yang berasal dari saluran pembuangan (kamar mandi,bak cuci, dan air hujan) di tampung kedalam tangki aerobic treatment kemudian disalurkan pada tanki filtrasi dimana air akan di proses menjadi air bersih yang kemudian disalurkan ke tangki air bersih sehingga dapat digunakan kembali diantaranya sebagai air cuci, penyiram kloset dan untuk menyiram taman. Limbah Padat Bak Kontrol Septictank Limbah Cair Selokan Riol Kota Aerobic treatment Peresapan Filterisasi Gambar 3.18 Sistem jaringan air kotor h. Sistem Distribusi Sampah Sampah Basah/Organik BakSampahBasah/ Conteiner Truk Pengangkut/ Dump Truck Sampah Kering/Anorganik BakSampahKering/ Conteiner Gambar 3.19 Sistem Distribusi Sampah TPA

44 68 i. Listrik Bangunan ini dirancang menggunakan m enggunakan sumber daya listrik yang utama dari PLN dan Generator Set Se t (Genset) sebagai sumber cadangan untuk keadaan darurat. PLN Meter Panel Listrik Genset ATS Panel Distribusi Unit Bangunan Gambar 3.20 Sistem Listrik j.. Sistem Pemadam Kebakaran Untuk system keamanan khususnya terhadap kebakaran, akan dirancang menggunakan hydrant box dan hydrant halaman, serta sprinkler yang bekerja otomatis jika terjadi kebakaran. Gambar Hydrant Box, Hydrant Halaman dan Sprinkler

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota INDA PUTRI JULIANTY BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1. Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Pemilihan Lokasi Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site Dan Lingkungan 1. Lokasi a. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta kota Gorotalo (sumber : Buku RTRW kota Gorontalo,2013) Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28 17-00 0 35 56 LU dan 122 0 59 44-123

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT.

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. 15 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site dan Lingkungan 1. Pengenalan Lokasi Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 28 17 00 35 56 LU dan 122 59 44 123 05 59 BT. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN

BAB III PROGRAM RANCANGAN BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1 Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Lokasi Perencanaan 1. Pengenalan Lokasi Gambar 7. Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. Dilihat dari letak

BAB III PROGRAM RANCANGAN LU dan BT. Dilihat dari letak 35 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Aspek Site & Lingkungan 1. Analisa Penentuan Lokasi Site Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 28 17 00 35 56 LU dan 122 59 44 123 05 59 BT.

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. BENTUK KEGIATAN DAN RUANG 5.1.1. Pelaku Kegiatan Pelaku utama kegiatan dalam Movie Square dimayoritaskan penduduk WNI yang tinggal di kota Yogyakarta, tidak hanya dikhususkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang 81 memanfaatkan unsur-unsur alam yang ada sebagai faktor perancangan. Dari pertimbangan tersebut diatas maka dibuat konsep : - Dengan bentuk site daerah pegunungan yang masih alamiah maka bentuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat 2 UUPA yang berbunyi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat serta pesatnya pembangunan di segala bidang dan mengingat kondisi Negara Republik Indonesia yang bercorak agraris, maka

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016) BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang a. Aktivitas Utama Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Pengembangan Stasiun Alastua sebagai Depo Penyimpanan dan Perawatan Kereta Api adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci