SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 9 (Sembilan)

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 10 (Sepuluh)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 7 (Tujuh)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 6 (Enam)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 15 (Limabelas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

ANALISIS INSTRUKSIONAL MATA KULIAH : REKAYASA LALU LINTAS SKS : 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 2 (dua)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 5 (Lima)

PERTEMUAN KE-8 UJIAN TENGAH SEMESTER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 3 (tiga)

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN 17 AGUSTUS JALAN BABE PALAR KOTA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan pengaturan menggunakan lampu lalulintas. Pengaturan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

Perencanaan Sinyal Lampu Lalu Lintas Persimpangan Tiga Lengan Pada Jl.Tanjung Raya II Jl. Panglima Aim Kota Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

STUDI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN CIPAGANTI BAPA HUSEN BANDUNG

STUDI ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN ACEH JALAN BANDA BANDUNG

SIMPANG BER-APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah titik pada jaringan jalan tempat jalan-jalan bertemu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Ruas Jalan A. Data Umum, Kondisi Geometrik, Gambar dan Detail Ukuran

EVALUASI SIMPANG BERSINYAL ANTARA JALAN BANDA JALAN ACEH BANDUNG

EVALUASI DAN PERENCANAAN LAMPU LALU LINTAS KATAMSO PAHLAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

Analisis Simpang Bersinyal Metode Webster. Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. ARUS JENUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

2. Meningkatkan kapasitas lalu lintas pada persimpangan jalan.

BAB III LANDASAN TEORI

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

Penanganan umum simpang tak bersinyal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN KOPO-SOEKARNO HATTA BANDUNG

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN PROGRAM aasidra 2.0 dan MKJI 1997 (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN PAAL 2 MANADO)

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL ANTARA JALAN BANDA JALAN ACEH, BANDUNG, DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK KAJI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG RE.MARTADINATA- JALAN CITARUM TERHADAP LARANGAN BELOK KIRI LANGSUNG ABSTRAK

PENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 14 (Empat belas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memancar meninggalkan persimpangan (Hobbs F. D., 1995).

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN TANJUNG API-API PALEMBANG LAPORAN AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR TRANSPORTASI

ANALISA PENENTUAN FASE DAN WAKTU SIKLUS OPTIMUM PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL ( STUDI KASUS : JL. THAMRIN JL. M.T.HARYONO JL.AIP II K.S.

2.6 JALAN Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Perkotaan Ruas Jalan dan Segmen Jalan...

Analisa Panjang Antrian Dengan Tundaan pada persimpangan Bersignal Jl. Raden saleh dengan Jl.Balai kota Medan (STUDI KASUS) SURYO UTOMO

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Tipikal Simpang Bersinyal dan Sistem Pengaturan

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Studi Literatur. Hipotesis ::

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PENINGKATAN KINERJA PERSIMPANGAN SEBIDANG PURI KEMBANGAN

STUDI WAKTU TUNDAAN AWAL DAN ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN JALAN CIPAGANTI - EYCKMAN BANDUNG

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL JL. RADEN MOHAMMAD MANGUNDIPI - JL. LINGKAR TIMUR SIDOARJO TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

ANALISIS KINERJA DAN ALTERNATIF PENGATURAN SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jalan Sunset Road-Jalan Nakula-Jalan Dewi Sri di Kabupaten Badung)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang bersinyal diterapkan dengan maksud sebagai berikut:

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : SIMPANG EMPAT BERSINYAL DEMANGAN) ABSTRAK

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk. persimpangan (

BAB V ANALISIS DATA. Gambar 5. 1 Kondisi Geometrik Simpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

Transkripsi:

SATUAN ACAA PEKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : ekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 9 (Sembilan) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami tentang tujuan ilmu rekayasa lalu lintas dan cakupannya secara umum, serta dapat memberikan solusi bagi penyelesaian permasalahan lalu lintas terutama yang berkaitan dengan kinerja/tingkat pelayanan ruas jalan, persimpangan, perparkiran, terminal, rambu dan marka jalan, serta hirarki dan fungsi jalan. 2. Khusus Dapat merancang lampu pengatur lalu lintas pada persimpangan menggunakan metode Webster. B. Pokok Bahasan Penjelasan terhadap defenisi, pengertian phase, arus jenuh dan arus nyata, waktu hilang (lost time), waktu siklus optimum, waktu hijau, waktu merah dan kuning, serta bentuk diagram lampu. C. Sub Pokok Bahasan Penjelasan terhadap defenisi, pengertian phase, arus jenuh, arus nyata, waktu hilang (lost time), waktu siklus optimum, waktu hijau, waktu merah dan kuning, serta bentuk diagram lampu; Penjelasan terhadap rumus untuk menghitung waktu hilang, waktu siklus optimum, waktu hijau, serta cara penggambaran diagram lampu; Penjelasan dan pembahasan contoh soal; D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahapan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pengajaran 1. Memberikan penyegaran sekilas tentang topik minggu yang lalu. 2. Menjelaskan cakupan materi kuliah untuk topik minggu ke sembilan. Kegiatan Mahasiswa Mendengarkan dan memberikan komentar Media & Alat Peraga Notebook, LCD, White board. Penyajian 1. Menjelaskan defenisi, pengertian phase, arus jenuh, arus nyata, waktu hilang (lost time), waktu siklus optimum, waktu hijau, waktu merah dan kuning, serta bentuk diagram lampu. Memperhatikan, mencatat dan memberikan komentar. Mengajukan pertanyaan. Notebook, LCD, White board. 160

Penutup 2. Menjelaskan rumus-rumus untuk menghitung waktu hilang, waktu siklus optimum, waktu hijau. 3. Menjelaskan cara penggambaran diagram lampu. 4. Menjelaskan dan membahas contoh soal. 1. Mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa. 2. Memberikan kesimpulan. 3. Mengingatkan akan kewajiban mahasiswa untuk pertemuan selanjutnya. Memberikan komentar. Mengajukan dan menjawab pertanyaan. White board. E. Evaluasi 1. Pertanyaan tidak langsung Meminta kepada mahasiswa untuk memberikan komentar tentang defenisi, pengertian phase, arus jenuh, arus nyata, waktu hilang (lost time), waktu siklus optimum, waktu hijau, waktu merah dan kuning, serta bentuk diagram lampu. 2. Pertanyaan langsung Jelaskan tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan waktu hijau. 3. Kunci jawaban Tahap pertama : mengumpulkan data di lapangan berupa data volume lalulintas di masing-masing lengan simpang, dan lebar lengan simpang. Tahap kedua : menghitung volume lalu lintas dan diekivalenkan ke dalam satuan mobil penumpang. Tahap ketiga : hitung rasio arus dengan membagi volume lalu lintas dengan arus jenuh (tabel), dan tentukan jumlah phase. Tahap keempat : hitung waktu hilang (lost time), waktu siklus optimum, dan tentukan waktu kuning dan waktu merah semua. Tahap kelima : hitung waktu hijau, dan merah. Tahap keenam : gambarkan diagram lampu. 161

ENCANA KEIATAN BELAJA MINUAN (KBM) Mata Kuliah : ekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 9 (Sembilan) Minggu Ke- Topik (Pokok Bahasan) Metode Pembelajaran Estimasi Waktu (menit) Media (1) (2) (3) (4) (5) 9.1 Defenisi dan tujuan lampu pengatur lalulintas. 9.2 Pengertian siklus, fase, arus jenuh, arus nyata, waktu hilang, waktu siklus optimum, waktu hijau, waktu merah, waktu kuning, dan diagram lampu. 9 9.3 Metode perancangan lampu pengatur lalulintas. 9.4 umus menghitung arus jenuh, arus nyata, waktu hilang, waktu siklus optimum, waktu hijau, dan waktu merah dengan metode Webster. Ceramah, Diskusi Kelas 100 Notebook, LCD, Whiteboard 9.5 Cara penggambaran diagram lampu. 9.6 Pembahasan contoh soal. 162

PETEMUAN KE - 9 ANCANAN LAMPU PENATU LALULINTAS DI PESIMPANAN Tujuan : - Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas, sehingga terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan. - Untuk memberikan kesempatan kepada kendaraan dan atau pejalan kaki dari jalan simpang. - Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan dari arah bertentangan. Contoh diagram lampu pengatur lalu lintas (traffic light) ambar : Persimpangan Tiga Lengan Sistem Tiga Fase ambar : Persimpangan Empat Lengan Sistem 3 Fase Perhitungan Semboyan Lalu Lintas Perhitungan instalasi lampu pengatur lalu lintas pada persimpangan didasarkan pada tata kerja waktu tetap. Salah satu faktor penting dalam menghitung semboyan adalah arus jenuh menjelang persimpangan. Arus jenuh adalah arus maksimum yang dapat melewati persimpangan dari satu arah tanpa gangguan. Sedangkan semboyan lalu lintas adalah rancangan lamanya waktu hijau, merah, dan kuning pada lampu pengatur lalu lintas di persimpangan tersebut. 163

Metode Perhitungan : 1. Metode Webster 2. Metode MKJI 1997 1. Metode Webster Arus jenuh di persimpangan (metode Webster) Lebar Jalan (m) 3,05 3,35 3,65 3,95 4,25 4,60 4,90 5,20 Arus Jenuh (smp/j) 1850 1875 1900 1950 2075 2250 2475 2700 Jika lebar melebihi ini, maka arus jenuh = L x 525 (smp/j) Khusus untuk persimpangan yang baik (bebas pandangan, dan sebagainya) angka tersebut ditambah 20 %, dan untuk persimpangan kurang baik (tanjakan, pandangan kurang bebas, dan sebagainya) angka angka itu hendaknya dikurangi 15 %. atio arus normal terhadap arus jenuh, adalah y = Q/S Ukuran kemacetan dinyatakan sebagai atio Fase, F = Σy max S = Arus jenuh (smp/j) Tabel Q = Arus nyata (smp/j) Survey Faktor yang diperlukan untuk menghitung siklus waktu maksimum (the optimum cycle time setting) adalah waktu hilang (L), yaitu lama waktu satu siklus penuh pada saat tidak ada kendaraan. Hal ini dilakukan tidak hanya waktu merah semua dan waktu merah/merah/kuning tetapi juga sebagian waktu persiapan jalan (starting up) dan persiapan berhenti (tailing off) yang terjadi pada saat perubahan warna lampu. Waktu yang terbuang dihitung dengan rumus : Lt = 2n + n = Banyaknya fase (misal pada simpang empat sederhana (US, BT = 2 fase) = Waktu semua merah dan waktu merah/merah/kuning (2+3 = 5 detik) Lt = Dapat juga didefenisikan sebagai jumlah kurun waktu hijau dikurangi satu detik setiap hijau. Oleh laboratorium penelitian jalan di Inggris, memberikan waktu siklus optimum (C o ) adalah : 1,5.Lt + 5 C o = 1 F Waktu hilang yang diperkenankan terhadap nilai y pada setiap arah : F F 1 2 q1 + 1 =, sehingga ; g 1 = q + 1 2 y 1 g 2 = ( Co Lt) y 2 F ( Co Lt) F 1 detik 1 detik 164

o Tundaan : dimana : d = 0,9 2 2 ( Co g) 1800. q.co ( S q) q.s( q.s q.co ) S 2Co d = Tundaan (delay) (detik/smp) Co = Waktu siklus (detik) g = Kurun waktu hijau (detik) q = Arus kendaraan (kend/jam) S = Arus jenuh (kend/jam) o Batasan panjang waktu siklus Jumlah phase 2 3 4 Panjang Waktu Siklus yang disarankan 40 80 detik 50 100 detik 80 130 detik o Waktu hijau aktual (diprogram pada kotak pengendalian) : ga = g + k Lt dimana : ga = waktu hijau actual (detik) g = waktu hijau siklus (detik) k = waktu kuning (biasanya digunakan 3 detik) Lt = waktu hilang (lost time) o Kapasitas praktis (C p ) Cp = 0,9 ( 1 Lt ) C O 165

Contoh : Dari hasil survey pada persimpangan dengan lampu pengatur lalu lintas, didapat data sebagai berikut : UTAA (q = 650 smp/j) 3,05 3,05 q = 1500 BAAT 3,65 3,65 TIMU q = 1400 600 SELATAN - Lampu lalu lintas diatur dalam 5 detik kuning pada satu fase dan 6 detik kuning pada fase yang lain, maka 2 detik plus 3 detik waktu hilang pada merah / merah / kuning. Penyelesaian : Lengan Simpang U S T B q (smp/j) S (smp/j) 650 1850 600 1900 1400 x 525 = 3850 1500 3850 q/s = y 0,35 0,315 0,365 0,39 Maksimum y 0,35 0,39 Selanjutnya : F = Σ y = 0,35 + 0,39 = 0,74 Lt = 2n + = 2 x 2 + (2 + 3) = 9 detik 1,5.L + 5 1,5.9 + 5 18,5 C O = = = = 70 detik 1 F 1 0,74 0,26 Pengaturan sinyal hijau : g 1 = g 2 = y 1 y 2 ( Co Lt) 0,35 ( 70 9) F Co Lt F 1 = 0,74 0,39 70 9 1 = 0,74 ( ) ( ) 1 = 28 detik (US) 1 = 31 detik (BT) 166

Diagram Sinyal : Siklus Penuh 70 detik Hijau 28 dt Kuning 3 dt Merah 37 dt M/K 2 dt UTAA SELATAN 5 dt Merah 31 dt M/K 2 dt Hijau 31 dt K 3 dt, M 3 dt BAAT TIMU Merah Kuning Hijau o Lampu lalu lintas 3 phase Dari hasil survey lalu lintas di persimpangan diperoleh data-data sebagai berikut : Arus lalu lintas : 1. Dari Utara, Belok kiri) = 295 smp/j jalan terus Lurus = 429 smp/j Phase 1 Kanan = 304 smp/j 2. Dari Selatan, Belok kiri = 193 smp/j Jalan terus Lurus = 354 smp/j Phase 1 Belok kanan = 269 smp/j 167

3. Dari Timur, Belok kiri = 238 smp/j Jalan terus Lurus = 521 smp/j Phase 2 Belok kanan = 432 smp/j 4. Dari Barat, Belok kiri = 214 smp/j Jalan terus Lurus = 616 smp/j Phase 3 Belok kanan = 398 smp/j encanakan waktu hijau maksimum pada persimpangan tersebut. Penyelesaian : Tentukan waktu merah kuning = 2 detik, dan waktu kuning = 3 detik. Tentukan harga arus jenuh pada persimpangan Oleh karena lebar jalan tuju untuk ke-empat lengan persimpangan adalah sama, yaitu : M, maka arus jenuh = x 525 = 3850 smp/j. Hitung harga y 429 + 304 y u = = 0,1904 3850 Y max = 0,1904 354 + 269 y s = = 0,1618 3850 521+ 432 y t = = 0,2475 y max 3850 616 + 398 y B = = 0,2634 y max 3850 F = Σy max = 0,1904 + 0,2475 + 0,2634 = 0,7013 Hitung waktu hilang (Lt) = 2n + (2 + 3) = 2 x 3 + (2 + 3) = 11 detik Waktu siklus optimum (C O ) 1,5.Lt + 5 1,5.11+ 5 C O = = = 72 detik 1 F 1 0,7013 Jumlah siklus waktu hijau maksimum adalah : = C O Lt = 72 11 = 61 detik Waktu hijau 0,1904 72 Phase 1 = = 0,7013 2,2475 61 Phase 2 = = 0,7013 0,2634 61 Phase 3 = = 0,7013 16,5 detik 21,5 detik 23 detik 168

Diagram lampu pengatur lalu lintas 3 fase : Siklus Penuh 72 detik Hijau 16,5 dt Kuning 3 dt Merah 50,5 dt M/K 2 dt UTAA SELATAN Phase 1 Merah 19,5 dt TIMU M/K 2 dt Hijau 21,5 dt Kuning 3 dt Merah 26 dt Phase 2 BAAT Merah 42 dt M/K 2 dt Hijau 23 dt, Kuning 3 dt Merah 2 dt Phase 3 Merah Kuning Hijau 169