BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Ilmu Pengetahuan Alam

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. World Health Organization

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan di RS PKU. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.2. Varises. Anemia. Polisitemia. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah. penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sampai 1954 yang disertai renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

Penatalaksanaan DBD Pada Dewasa

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

Untuk mendiagnosia klinik DBD pedoman yang dipakai adalah yang disusun WHO :

Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat. menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal

DEFINISI KASUS MALARIA

Makalah Sistem Hematologi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dengue Hemoragic Fever (DHF) 1. Penyebab Timbulnya Penyakit DHF Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan penyebab penyakit DHF yaitu virus dengue yang kemudian disebut virus dengue tipe 1 dan 2 sampai dengan tahun 1960 baru dikenal virus dengue tipe 3 dan 4 penyebab epidemi dinamakan virus dengue tipe 3 dan 4 karena selain berhasil diisolasi dari manusia dan Aedes aegypty, juga mempunyai sifat virologi yang mirip dan juga sifat antigen yang erat dengan virus dengue tipe 1 dan 2, namun bila penyakit ini digolongkan dalam demam dengue. Infeksi pertama virus dengue menimbulkan imunitas spesifik yang bersifat relatif, sehingga seseorang dapat dihinggapi virus dengue atau tipe lain untuk yang kedua kalinya atau lebih. Penyelidikan epidemiologi secara ekstensif membuktikan adanya hubungan DHF dengan respon antibodi sekunder, dengan perkataan lain DHF dapat terjadi apabila seseorang mendapat infeksi ulang untuk kedua kali atau lebih dengan tipe virus berlainan dalam jangka waktu yang diperkirakan berkisar antara 6 bulan sampai 5 tahun. (Soemarmo Sunaryo Poerwo Soedarmo,1983). 6

7 Penyelidikan ini menimbulkan adanya The two infection hypotesis yakni seseorang dapat menderita demam berdarah bila mendapat infeksi ulang dengan infeksi virus yang berbeda. DHF yang disertai shock (DSS) dapat terjadi pada anak yang berumur kurang dari satu tahun dengan infeksi virus dengue pertama kali. Karena anak tersebut dilahirkan dari ibu yang mempunyai imunitas terhadap dengue yang diberikan kepada bayinya melalui plasenta. 2. Patofisiologi Penyakit DHF Penyelidikan otopsi pada 100 penderita DHF yang meninggal membuktikan adanya sistem kerusakan umum vaskuler dengan akibat peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi di Serous Cavitis yaitu didaerah peritoneal, pleura dan pericardinal. Pendarahan biasanya ditemukan di lambung, usus halus, kulit, daerah sub kapsuler, organ hepar, paru dan jaringan lunak. Patologi perdarahan DHF disebabkan trombositopenia hebat dan gangguan fungsi trombosit disamping defisiensi ringan atau sedang faktor I, II, V, VII, IX dan faktor X. (Dr. Soedarto DTMH. P.h.D,1992) 3. Derajat Penyakit DHF Menurut WHO derajat beratnya demam berdarah dengue dibagi menjadi empat tingkatan yaitu : Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manisfestasi perdarahan paling ringan.

8 Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga penderita menjadi gelisah. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak dapat diukur. Derajat I dan II adalah termasuk DHF, sedang derajat III dan IV adalah DSS (Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-2 Media Aeskulapius FKUI 1982, Hal 570). B. Tranfusi Darah Perlu diingat bahwa tranfusi darah hanya dilakukan apabila indikasi untuk tranfusi darah telah diidentifikasi secara pasti dan akurat. Keduanya harus selalu diusahakan agar tranfusi hanya dengan komponen yang diperlukan. Indikasi utama untuk tranfusi darah lengkap adalah untuk mengantisipasi perdarahan. Menentukan jumlah kehilangan darah secara pasti dan petunjuk beratnya perdarahan mungkin diperoleh dari data perubahan tekanan darah, nadi dan kadar haemoglobin. Gejala akibat kehilangan darah adalah dari pucat, berkeringat, rasa haus, rasa ringan di kepala, nafas dalam dan gelisah.

9 Tranfusi trombosit diberikan dalam bentuk konsentrat trombosit. Indikasi tranfusi trombosit adalah keadaan trombositopeni yang mengancam jiwa. Apabila jumlah trombosit menurun sampai kira-kira 20.000/mm³ biasanya menyebabkan perdarahan otak yang sering berakibat fatal. (Prof.dr. Imam Supandiman, DSPD.H,1997). C. Trombosit Trombosit merupakan unsur sel sumsum tulang yang terkecil dan vital untuk hemostasis dan pembekuan trombosit bersama-sama dengan faktor hemostasis lain, yaitu pembuluh darah dan faktor pembekuan diperlukan untuk menjaga supaya darah tetap dalam bentuk cair dan berada dalam pembuluh darah sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan cukup. Gangguan pada trombosit dapat disebabkan karena gangguan dan jumlah atau gangguan dalam fungsi. Gangguan dalam jumlah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jumlah trombosit yang terlalu banyak (trombositosis) dan jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopeni). Sedangkan yang lainnya karena kelainan pembuluh darah. Trombosit mempunyai diameter 1-4 µm(mikro meter), tak berinti bila dilakukan Pengecatan dengan larutan giemsa dan wright sitoplasmanya akan berwarna biru muda dan berinti merah ungu. Trombosit bukan sel, melainkan pecahan granula sel berbentuk piringan dan tidak berinti. Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang melalui frakmentasi sitoplasma dan megakariosit.

10 Pembentukan trombosit diatur oleh zat humural yang beredar dalam peredaran darah yang dinamakan trombopoitin (trombopoetik stimulatin factor). Trombosit setelah dibentuk dari sumsum tulang dilepaskan kedalam sirkulasi darah kira-kira 250.000/mm³ darah. Adapun fungsi trombosit ada 3, yaitu : 1. Menutup luka dengan jalan membentuk gumpalan trombosit pada tempat kerusakan pembuluh darah. 2. Membentuk faktor untuk pembekuan. 3. Mengeluarkan sitokinin untuk konsentrasi pembuluh darah dan untuk mempercepat pembentukan gumpalan trombosit. D. Jenis Pemeriksaan Trombosit 1. Cara Langsung Darah dipipet dengan pipet leukosit sampai angka 0,5.kemudian dipipet reagan Rees Ecker sampai angka 11.Dikocok horizontal, dibuang 3 tetes pertama kemudian 1 tetes pada bilik hitung. Kemudian ditutup dengan deck Glass. Bilik hitung diletakkan pada cawan Petri yang dilapisi dengan kapas basah selama 10 menit dihitung trombosit pada bilik hitung yang kecil 80 kotak.

11 a. Diagnosa Laboratorium 2. Uji Torniquet Prinsip uji torniquet adalah pembendungan akan menyebabkan rusaknya dinding pembuluh darah kapiler, sehingga darah dalam pembuluh darah kapiler dan menembus kedalam jaringan sekitarnya mengakibatkan adanya bercak-bercak merah pada permukaan kulit yang disebut Ptechie (Ganda Subrata,2001) 3. Pemeriksaan Trombosit Prinsip pemeriksaan trombosit darah di alirkan ke dalam suatu celah kapiler yang berada diantara dua elektroda (Internal elektroda dan external elektroda) kemudian laser dilewatkan pada celah kapiler tersebut maka akan dihasilkan impulse listrik yang selanjutnya akan diterima oleh detector perangkat penghitung. Nilai pengukuran masing masing sel sebanding dengan impulse listrik yang dihasilkan yang akan ditampilkan pada layar monitor. Jumlah trombosit dibawah 100.000/mm³ biasanya ditemukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 sakit oleh karena itu pemeriksaan trombosit dalam batas normal atau mendukung pemeriksaan pertama waktu pasien masuk dan bila masih normal, diulang dihari ke-3. Untuk mengetahui jarak pemantauan Trombosit sebelum dan sesudah ditranfusi, di RS PKU Muhammadiyah Cepu pasien yang di tranfusi darah lengkap untuk pemeriksaan Laboratorium dilakukan dalam waktu tiga jam setelah tranfusi dilakukan.

12 4. Tranfusi Darah Tranfusi Darah adalah: Pemberian prodak darah pada penderita untuk memperbaiki daya angkut oksigen, menambah volume, menambah komponen komponen maupun memperbaiki fungsi dari darah yang lain. Macam tranfusi ada 2 yaitu: a. Tranfusi Darah Lengkap. Indikasi utama untuk tranfusi darah lengkap adalah untuk mengantisipasi perdarahan dan untuk menentukan jumlah kehilangan darah secara pasti. Petunjuk beratnya perdarahan mungkin diperoleh dari data perubahan tekanan darah, nadi dan kadar hemoglobin. b. Tranfusi Trombosit. Tranfusi trombosit diberikan dalam bentuk konsentrat trombosit indikasi tranfusi trombosit adalah keadaan trombositopeni yang mengancam jiwa. Apabila jumlah trombosit menurun sampai kira-kira 20.000/mm 3 biasanya menyebabkan perdarahan otak yang sering berakibat fatal. Indikasi tranfusi trombosit dapat digolongkan sebagai berikut: I. Trombositopeni akibat produksi trombosit berkurang. a. Pasien dengan keganasan yang mendapatkan khemoterapi itensif. b. Anemi aplastik c. Sindroma mielodisplasi

13 II. Trombositopeni karena kehilangan darah, disterilisasi atau sekwentrasi. -. Kehilangan trombosit,contohnya 1. Tranfusi masit 2. Operasi bypass cardiopulmoner. III. Kelainan trombosit kwalitatif a. Kelainan congenital b. Didapat, penyakit mieloproliferasi