MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Muhammadiyah berasal dari bahasa arab Muhammad, yaitu nama Nabi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KADER (PRESEPSI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH)

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mobile terdapat adanya banyak fasilitas, antara lain pengaksesan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam.

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

I. PENDAHULUAN. khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

BAB V PENUTUP Kesimpulan

ISLAM DI INDONESIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

SOAL TES Al-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) CALON TENAGA TEMPORER UMY 2016 (Waktu 45 Menit)

BAB I PENDAHULUAN. Islam bersumber pada Al-Qur an dan As-Sunah. Maksud dan tujuan dari

PRESEPSI KARYAWAN UMM PADA GERAKAN MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perjalanan ini, sejarah juga mencatat telah banyak terdapat aliranaliran

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

KONDISI DAN TANTANGAN UTK LAHIR MUHAMMADIYAH

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

MILAD KE-107 DAN TA'RUF PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SEKOTA MEDAN

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

SOAL TES Al-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) CALON TENAGA TEMPORER UMY APRIL 2016 ( Waktu 45 Menit )

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

FORUM SILATURRAHIM PONDOK PESANTREN ( FSPP )

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

PANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Rumah sakit memiliki resiko untuk terjadi Health care Associated

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

ANOMALI TAREKAT Antra Ibnu Taimiyah dan Hamka

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang berkemajuan, yang ketika penggunaan bangku masih dianggap warisan Belanda yang nota bene disebut kafir oleh

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui Rasul-Nya. dalam Al Quran maupun dalam Al Hadits yang diantaranya berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN AUMKES BAGI DAKWAH DAN KADERISASI MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama

Wacana Kepemimpinan Muhammadiyah. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd

SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 12. hlm Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2000,

1. Sebagai pihak penyelenggara, bisakah dijelaskan visi dan misi konferensi IC-THuSI ini?

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

Branding Muhammadiyah

PENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA (Studi Filosofis Sejarah Berdiri)

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGAKTUALISASIKAN KEGIATAN DAKWAH DI GAMPONG BUKIT SEULEMAK KECAMATAN BIREM BAYEUN. Skripsi. Diajukan Oleh : ANITA

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB IV TANTANGAN DAN RESPON UMAT ISLAM TERHADAP ALIRAN KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BALONGDOWO

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ruh al-mauun: Membumikan Kembali Kepribadian Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB IV METODE DAKWAH MUJADALAH DALAM PENYAMPAIAN MATERI DAKWAH DI MASJID AD- DU A KOTA BANDAR LAMPUNG. A. Metode Dakwah Mujadalah di Masjid Ad-du a

Ngismatul Choiriyah, Studi Banding Paham Aqiqah Mahasiswa Angkatan Tahun 2011 Fakultas Agama

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

Transkripsi:

BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina (201410070311090); Amanda Ika Khoirunniswati (201410070311091) A. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia, dibentuk oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Pengertian Muhammadiyah bisa ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu pengertian Muhammadiyah dari segi bahasa dan pengertian Muhammadiyah dari segi Istilah. Muhammadiyah secara bahasa berasal dari kata Muhammad dan iyah. "Muhammad" diambil dari nama Nabi terakhir yaitu Muhammad SAW sedangkan iyah berarti pengikut. Jadi secara bahasa, muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian ada sebagian orang yang menyatakan bahwa, sesungguhnya kata Muhammad diambil dari nama guru pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, yaitu Muhammad Abduh. Tentunya hanya KH. Ahmad Dahlan yang tahu persisnya. Akan tetapi, Organisasi Muhammadiyah, berkeyakinan bahwa nama Muhammad adalah dinisbatkan kepada Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad Salallahu alaihi wassalam. Dalam konteks kesejarahan, berdirinya Muhammadiyah merupakan tuntutan dan keharusan agar bangsa Indonesia memiliki jati diri dan daya tawar

tinggi di masa penjajah. Bertepatan dengan 18 November 1912, secara garis besar faktor yang melatar belakangi lahirnya Muhammadiyah antara lain dikarenakan Kondisi Internal umat Islam dan Kondisi Eksternal Islam. Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangan dan da wah untuk nenegakan amar ma ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur an, surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid. Berikut beberapa faktor eksternal dan internal dari berdirinya Muhammadiyah. Faktor internalnya adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam. Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid ah masih menyelubungi kehidupan umat islam, terutama dalam lingkungan keraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam.dibandingkan islam. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal, yaitu Tasawuf/ Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang dan kaum sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini. ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam di Indonesia sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam, terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid, bid ah, dan churafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi pilihan mutlak bagi umat islam Indonesia. Keterbelakangan umat islam di indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan untuk mencarikan solusi agar dapat keluar dari keterbelakangan. Keterbelakangan umat islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban. Dimana pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya generasi baru muda islam yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.

Sedangkan faktor eksternal dari berdirinya Muhammadiyah Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia timur yang mayoritas beragama islam. Pendidikan kolonial melarang masuknya pelajaran agama dalam sekolah-sekolah colonial, dan dalam artian ini orang menilai pendidikan colonial sebagai pendidikan yang bersifat sekuler, disamping sebagai peyebar kebudayaan barat. Dengan corak pendidikan yang demikian pemerintah colonial tidak hanya menginginkan lahirnya golongan pribumi yang terdidik, tetapi juga berkebudayaan barat. Hal ini merupakan salah satu sisi politik etis yang disebut politik asisiasi yang pada hakekatnya tidak lain dari usaha westernisasi yang bertujuan menarik penduduk asli Indonesia kedalam orbit kebudayaan barat. Sikap umat yang demikianlah tankanya yang dimaksud sebagai ancaman dan tantangan bagi islam diawal abad ke 20. B. Visi Misi Muhammadiyah Sejak Muhammadiyah didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan, Muhammadiyah memiliki komitmen dengan perjuangan yang berorientasi pada : Visi : Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur an dan As-Sunnah dengan watak Tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Misi : 1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan Al-Qur an dan Sunnah Rasul, atau membersihkan amalan islam dari tradisi dan kepercayaan yang bersumber dari selain Al-Qur an dan Sunnah Rasul. 2. Menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur an dan Sunnah Rasul dengan sistem pendidikan modern. 3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan perorangan, keluarga dan masyarakat. 4. Reformasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern. C. Pandangan Mahasiswa tentang Muhammadiyah

Mahasiswa NON IMM merupakan mahasiswa biasa yang tidak bergabung atau bukan sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Dengan kata lain, mahasiswa NON IMM diatas, dapat diartikan sebagai mahasiswa yang masih sangat awam dan mungkin belum jauh mengerti tentang Muhammadiyah. Untuk mengetahui pandangan Mahasiswa mengenai Muhammadiyah diantaranya dilakukan dengan menggunakan metode angket dan metode wawancara. 1. Metode Penyebaran Angket Pada metode ini dilakukan dengan bantuan angket berupa pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan Muhammadiyah dan yang nantinya akan memperoleh data hasil kuantitatif. Pelaksanaan metode angket dilakukan pada hari Jum at siang yang dilaksanakan di setiap sudut kampus UMM. Mahasiswa yang menjadi observer berjumlah 20 orang dengan kriteria tidak sedang dalam masa keanggotaan IMM. Berikut adalah angket yang digunakan untuk mengetahui data pengetahuan Mahasiswa mengenai Muhammadiyah : Karena pengisian angket yang berisi pertanyaan tentang Muhammadiyah ini diisi oleh mahasiswa yang telah selesai melaksanakan Ujian, maka terdapat banyak variasi jawaban mahasiswa dalam mengisi angket dan karenanya dari berbagai jurusan serta angkatan yang berbeda. Berdasarkan angket yang telah disebar dan diisi oleh beberapa mahasiswa NON IMM, maka dapat diperoleh data grafik sebagai berikut :

Tingkat Kepahaman tentang Muhammadiyah sangat kurang paham kurang paham cukup paham sangat paham 7% 4% 52% 37% Berdasarkan angket yang telah diisi, sebagian besar mahasiswa dengan perolehan 52% mengaku cukup paham, 37% mengaku kurang paham, 7% sangat paham, dan sisanya 4% mengaku sangat kurang paham dengan Muhammadiyah. Bersamaan dengan hal tersebut, sebagian besar mahasiswa yang mengaku telah Cukup paham dengan organisasi dakwah Muhammadiyah berasal dari semester 3, 5 dan 7 yang telah mengikuti program wajib P2KK, AIK 2 dan sedang mengikuti AIK 3. Jadi kemungkinan untuk mengenal dan mengetahui keberadaan organisasi dakwah Muhammadiyah mayoritas lebih besar. Begitu juga untuk hasil angket yang Sangat Paham dengan organisasi dakwah Muhammadiyah sebesar (7%), yang pada umumnya berasal dari mahasiswa yang sedang menempuh AIK 3 dan berada di kelas Muttaqodimin. Sedangkan untuk hasil angket yang Sangat Tidak Paham dengan organisasi dakwah Muhammadiyah (4%) diketahui mayoritas masih berasal dari semester 1, yang hanya menempuh P2KK. Selain itu, tidak kenalnya mereka dengan Muhamadiyah mungkin dikarenakan mereka memang berlatar belakang dari keluarga Non Muhammadiyah serta lingkungan tempat tinggal mereka yang umumnya adalah sebagai pengikut gerakan selain Muhammadiyah. Jadi, berdasarkan hasil data angket yang telah diperoleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang NON IMM sebagian besar mengaku cukup paham dengan Muhammadiyah dan peranannya dalam masyarakat yang cukup menginspirasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya angket yang menunjukan mahasiswa tersebut telah menjawab dengan baik pendapat mereka mengenai Muhammadiyah yang murni As-Sunnah (tidak ramai dan meriah). Namun,

sebagian kecil dari mahasiswa UMM yang NON IMM diketahui sangat tidak paham dengan Muhammadiyah. Hal ini selain dikarenakan mereka yang masih merupakan mahasiswa baru dan belum mengerti tentang Muhammadiyah, mereka juga menjawab pendapat pada angket dengan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang kami cantumkan dalam lembar angket. Jadi dapat disimpulkan bahwa walaupun mereka mahasiswa UMM namun belum tentu mereka semua berasal dari kalangan Muhammadiyah dan yang lebih disayangkan lagi masih sebagian dari mereka yang belum paham tentang Muhammadiyah sendiri. 2. Metode Wawancara Metode ini dilakukan untuk mengetahui jawaban dari beberapa Mahasiswa UMM Non IMM seputar Muhammadiyah dengan menanyakan dua pertanyaan dasar mengenai pendapat dan pengetahuan mereka tentang Muhammadiyah. Metode wawancara ini menggunakan tiga orang probandus Mahasiswa yang berasal dari Prodi Pendidikan Biologi UMM semester 5, Mahasiswa Jurusan Kedokteran UMM semester 5 dan Mahasiswa FEB semester 5. Menurut hasil wawancara, umumnya observer sudah cukup paham dan mengerti tentang Muhammadiyah. Hal ini dibuktikan dengan adanya pernyataan mereka yang menjelaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islami yang sudah sangat menyebar dan berdiri di Nusantara. Beberapa observer juga dapat menjelaskan bahwa gerakan dakwah ini bergerak di berbagai bidang seperti yang telah dijelaskan di buku Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Bidang tersebut diantaranya adalah bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, pendidikan, sosial dan lain-lain. Dari hasil wawancara, mahasiswa tersebut juga telah mampu menunjukkan contoh-contoh gerakan dakwah Muhammadiyah. Diantaranya pada gerakan kesehatan, mereka dapat menyebutkan Rumah Sakit Muhammadiyah, balai pengobatan di berbagai daerah sebagai bukti nyata dari gerakan Muhammadiyah. Selain itu, pada bidang pendidikan mereka juga dapat menyebutkan Universitas Muhammadiyah, dan sekolah-sekolah Muhammadiyah mulai dari TK, SD, SMP, SMK sebagai contoh dari gerakan dakwah Muhammadiyah. Tidak hanya itu, panti asuhan dan panti jompo juga

merupakan contoh di bidang kesejahteraan masyarakat, dan masih banyak lagi gerakan muhammadiyah di berbagai bidang. Jadi, berdasarkan hasil wawancara dapat di simpulkan mahasiswa UMM Non IMM sudah cukup banyak mengetahui apa dan bagaimana Muhammadiyah. Hal ini dibuktikan dengan adanya pernyataan-pernyataan yang dijelaskan mereka dengan tegas dan dengan bahasa yang jelas contoh atau bukti gerakan Muhammadiyah di Nusantara yang banyak bergerak di berbagai bidang. Selain itu, Muhammadiyah juga membantu masyarakat Indonesia dalam belajar baik dalam segi duniawi maupun akhirat, dan menjalankan kehidupan mereka menjadi lebih baik, khusunya sesuai tuntunan nabi Muhammad SAW. Daftar Pustaka Al-Qur an surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma un Amin, S.2015.AIK Al-Islam Kemuhammadiyahan.Malang:UMMPress