DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rio Jamaludin F

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus bangsapun dibutuhkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Peran

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

SOSIALISASI BAHAYA MINUMAN KERAS BAGI REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Saat ini merokok dianggap sebagai suatu perilaku yang permisif dan juga

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa kanak-kanak dewasa. Karena itulah bila masa kanak-kanak dan remaja rusak karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB I PENDAHULUAN. adiktif). Guna menanggulangi hal tersebut maka para pelaku pelanggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia sebagai makhluk pribadi mengalami beberapa proses

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Umumnya, masa ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya

Transkripsi:

DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : NUARI YAMANI F 100 030 230 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dikatakan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa pada abad kedua puluh ini. Modernisasi juga membawa dampak perubahan yang fundamental dalam berbagai bidang dan nilai kehidupan, yang tentunya akan memberi konsekuensi dan pengaruh bagi manusia sebagai komponen dalam kehidupan. Pada dasarnya modernisasi merupakan kemajuan teknologi yang mengakibatkan perubahan pada faktor sosial ekonomi baru yang memberikan dampak ataupun pengaruh yang cukup kompleks, seperti yang telah diungkapkan oleh Lambo (dalam Hawari, 2003) bahwasanya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan modernisasi merupakan faktor sosial ekonomi baru yang juga akan memberikan dampak pengaruh dalam bidang kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut, Marks (dalam Putra, 2007) menambahkan bahwa faktor sosial ekonomi yang ada di dalam masyarakat merupakan pemicu bagi individu untuk memunculkan perilaku dan pengalaman yang tidak sehat diantaranya adalah; angka kelahiran rendah, ketidakstabilan dalam rumah tangga, kekerasan anak, orang tua perokok, orang tua peminum, akses kesehatan yang sulit, polusi lingkungan, perokok berat, peminum berat, penyalahgunaan minuman keras dan narkoba oleh remaja, dan berbagai persoalan kesehatan lainnya.

Salah satu dampak modernisasi dari faktor sosial ekonomi baru ini cukup nyata di tengah masyarakat kita adalah penyalahgunaan minuman keras pada kalangan remaja. Bila keadaan ini dibiasakan maka bencana yang akan terjadi. Remaja yang telah keracunan alkohol atau minuman keras, adalah remaja yang tidak efektif bagi kehidupan sosialnya. Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar (Wresniwiro, 1996). Alkohol merupakan zat psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan lain-lain. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Jadi alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan (Apriansyah, 2008). Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalankenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan

maraknya premanisme pada kalangan remaja. Menurut Asisten Sosial Ekonomi Pemerintah Kota Bogor, H. Indra M Rusli (dalam Apriansyah, 2008), bahwa Masalah-masalah yang saat ini berkembang di kalangan remaja diantaranya, penyebaran narkoba, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan dini, serta ancaman HIV-AIDS. Yang juga mencemaskan, 20 % remaja kita ternyata sudah begitu akrab dengan rokok yang merupakan pintu masuk bagi narkoba dan MIRAS (minuman keras). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor pengguna Narkoba Suntik diperkirakan sudah mencapai 1.460 orang. Demikian pula kenyataan yang terdapat pada lembaga-lembaga berwajib, sepanjang tahun 2005 ini diketahui telah mengatasi dan menyelesaikan secara hukum 149 kasus penyalahgunaan narkoba, yang terdiri atas 97 kasus narkotika dan 52 kasus psikotropika. Jumlah kasus tersebut, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya karena pada tahun 2004, jumlah kasus tersebut hanya mencapai 73 kasus. Sampai Maret 2007 tercatat 911 orang pengguna narkoba yang terkontaminasi HIV/AIDS dan korban yang meninggal mencapai 24 orang diantaranya terdapat balita. Sebagian besar dari korban penyalahgunaan NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif) tersebut adalah para remaja yang berusia sekitar 15-25 tahun, dengan berbagai macam faktor pendorongnya dimulai dari coba-coba, karena solidaritas terhadap teman, sebagai pencarian identitas diri, atau pun sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang dihadapi. Penelitian lain dilakukan pula oleh Adisukarto (dalam Purnomowardani & Koentjoro, 2000) yang mengemukakan bahwa sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras adalah remaja, yang terbagi dalam

golongan umur 14-16 tahun (47,7%); golongan umur 17-20 tahun (51,3); golongan umur 21-24 tahun (31%). Tinjauan dari tingkat pendidikan dan latar belakang status ekonomi keluarga, berdasarkan hasil survei Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) Polri memperlihatkan bahwa pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak dari golongan pelajar, baik SLTP, SLTA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai 70%, sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka berasal dari golongan menengah keatas. Dryfoos (Santrock, 2002) menambahkan dalam penelitiannya bahwa lima sampai sepuluh persen populasi remaja merupakan anak muda yang beresiko sangat tinggi (very high-risk youth). Salah satu perilaku anak muda yang beresiko adalah perilaku minum minuman keras. Berikut pernyataan yang lebih lengkap dari Dryfoos: Anak muda dengan perilaku bermasalah ganda meliputi remaja yang ditahan dalam penjara atau yang terlibat dalam kejahatankejahatan serius, putus sekolah atau nilai raportnya di bawah rata-rata, pengguna obat-obatan keras, selalu minum minuman keras, menghisap rokok dan mariyuana, aktif dan teratur secara seksual tetapi menggunakan kontrasepsi. Hal ini berarti bahwa remaja merupakan sumber daya manusia yang potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara maksimal akibat semakin luasnya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras. Temuan di atas ini belum termasuk banyaknya temuan-temuan yang lain. Perkembangan remaja saat ini dalam menyikapi berbagai masalah, sangat memungkinkan jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar, di mana umumnya penggunaan narkoba atau minuman keras oleh remaja dilakukan sembunyi-

sembunyi. Pendapat ini mendasarkan pada fenomena gunung es, di mana hanya sedikit fenomena yang tampak dan dapat diamati di permukaan, namun sesungguhnya terjadi lebih banyak dari yang tampak. Hal ini berarti bahwa kondisi penyalahgunaan narkoba dan minuman keras sudah berada pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Perkembangan masa remaja mempunyai arti yang sangat khusus, namun masa remaja juga mempunyai tempat yang tidak jelas di dalam rangkaian proses perkembangan seorang manusia. Pada masa tersebut, remaja belum mampu untuk mengendalikan fungsi fisik maupun psikologisnya. Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai bentuk perkembangan remaja, baik berupa fisik maupun psikologis seringkali menimbulkan masalah bagi diri remaja. Remaja dalam proses perkembangannya biasanya menghadapi masalah sosial dan biologis. Stanley (Santrock, 2002) dalam bukunya yang berjudul storm-and-stress-view mengatakan bahwa masa remaja ialah masa pergolakan yang penuh dengan konflik dan suasana hati. Sejalan dengan hal ini, Sa bah (dalam Prasetyo, 2006) menambahkan bahwa meningkatnya tekanan kehidupan individu menjadi pemicu individu untuk melakukan perilaku minum minuman keras sebagai salah satu pelarian. Hanya dengan cara inilah hidup individu terasa lebih bermakna dan membahagiakan. Era sekarang banyak tempat-tempat hiburan, sebut saja diskotik atau club-club malam. Diskotik diidentifikasikan dengan hal-hal yang negatif, minuman keras dan obat-obatan terlarang. Hal ini dapat dilihat dari tingkah laku anak-anak gedongan, artis dan anak-anak tanggung atau ABG (Anak Baru Gede) sering datang ke diskotik, para anak muda kalangan menengah keatas dan tidak

sedikit kalangan remaja yang sering pergi ke tempat tersebut. Perubahan ini antara lain dipicu masuknya nilai baru yang menular dari para pendatang dan gaya hidup kota besar. Masa remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap perubahan dan tekanan eksternal, terutama pada aspek sosial ekonomi. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Monks dalam Panuju dan Umami, 1995). Fieldman dan Elliot (Santrock, 2003) menyebutkan pula bahwa remaja masa kini lebih banyak menghadapi tuntutan dan harapan, demikian bahaya dan godaan yang lebih kompleks. Kenyataannya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyak remaja yang menghadapi masalah atau menghindari masalah dengan mencari ketenangan melalui merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang dan narkotika atau bahkan dengan melakukan gaya hidup seks pranikah yang kesemuanya itu dilakukan hanya untuk menikmati kepuasan sesaat. Tekanan ekternal merupakan salah satu penyebab utama remaja melakukan perilaku minum minuman keras sebagaimana yang telah diungkapkan dalam studi kasus Ronodikoro (dalam Purnomowardani & Koentjoro, 2000) yang mengungkapkan bahwa pada daerah rawan penyalahgunaan narkotika di Daerah Istimewa Jogjakarta dan menyimpulkan bahwa remaja penyalahguna narkotika dan minuman keras umumnya berasal dari keluarga tidak utuh, hubungan orang tua tidak baik, umumnya ayah terlalu dominan, dan kurang memberikan kasih sayang. Hawari (dalam Kuncoro, 2001) menambahkan beberapa alasan yang

melatarbelakangi perilaku minum minuman keras yaitu, faktor predisposisi atau kondisi internal seperti kecemasan, ketakutan, depresi dan lainnya. Yang kedua adalah faktor kontribusi atau eksternal dan yang ketiga adalah faktor pencetus seperti pengaruh teman sebaya dan juga tersedianya minuman keras secara mudah. Kemudian Rice (dalam Sarsito, 2003) menambahkan dalam penelitiannya bahwa salah satu faktor keluarga penyebab penggunaan narkoba atau minuman keras oleh remaja adalah kurang dekatnya hubungan remaja-orang tua dan kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi antara remaja-orang tua. Seperti yang telah diungkapkan Joewana (dalam Purnomowardani dan Koentjoro, 2000) bahwa penyimpangan perilaku biasanya terdapat pada orang yang mempunyai masalah yang lebih bersifat pribadi seperti keluarga yang tidak harmonis dan adanya komunikasi yang kurang baik antara keluarga dan anak. Alasan lain penggunaan minuman keras diungkapkan pula oleh Capuzzi (dalam Fuhrmann, 1990) bahwa penyebab penyalahgunaan obat dan minuman keras dibagi kedalam dua kelompok besar, yaitu : determinan sosial (termasuk didalamnya pengaruh keluarga, afiliasi religius, pengaruh teman sebaya dan pengaruh sekolah) dan determinan personal (termasuk didalamnya rendah diri, rasa ingin memberontak, dorongan untuk berpetualang, dorongan impulsif, rasa ingin bebas, dan kepercayan diri yang rendah). Penyebab yang bahkan lebih sederhana dikemukakan oleh Ray (dalam Purnomowardani dan Koentjoro, 2000) bahwa remaja memakai narkoba atau minuman keras karena menurut mereka setiap orang menggunakannya.

Sejalan dengan teori ataupun penyebab remaja melakukan perilaku minum minuman keras di atas, sungguh tragis memang bila melihat dan mendengar para remaja yang dianggap sebagai agen perubahan, harus mengenal dan menyalahgunakan minuman keras. Padahal pada kenyataannya perilaku penggunaan minuman keras ini merupakan sebagai bentuk kegiatan yang menyimpang dari moral, melanggar norma-norma sosial dan norma-norma agama. Sejalan dengan hal inilah seharusnya perilaku penggunaan minuman keras tidak dilakukan oleh para remaja. Tapi mengapa banyak remaja yang melakukan perilaku minum minuman keras? Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti ingin mengetahui serta mengkaji lebih dalam tentang perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja di Surakarta, khususnya remaja yang bertempat tinggal di Surakarta. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah dampak perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja di Surakarta?. Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Dampak Perilaku Penggunaan Minuman Keras di Kalangan Remaja di Surakarta. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja. 2. Ingin mengetahui dan mengkaji dampak-dampak yang dirasakan oleh remaja setelah menggunakan minuman keras.

C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Bagi Dinas Kepolisian Khususnya Bidang NARKOTIKA Bagi Dinas Kepolisian diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukkan informasi tentang kondisi masyarakat, terutama para remaja dalam penggunaan minuman keras. Dengan adanya masukan informasi remaja yang minum minuman keras dapat dijadikan awal penyelidikan bagi pihak Kepolisian dalam memberantas penggunaan minuman keras yang dilarang oleh hukum. 2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta Khususnya Bidang Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMAS) Penelitian tentang penggunaan minuman keras di kalangan remaja merupakan masukan informasi penting bagi Pemerintah Kota Surakarta. Sebab, informasi perilaku para remaja yang minum minuman keras dapat dijadikan agenda oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk memberikan sanksi bagi pengguna minuman keras sehingga masyarakat Surakarta dapat menghilangkan kebiasaan minum minuman keras yang dapat merusak mentalitas peminumnya. 3. Bagi Dinas Pendidikan Nasional Khususnya Bidang Pengawas Sekolah Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi bagi Dinas Pendidikan Nasional tentang dampak penggunaan minuman keras bagi remaja sehingga dapat membantu Dinas Pendidikan Nasional dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan moral remaja agar tidak terjerumus dan tidak mempunyai ketergantungan pada minuman keras.

4. Bagi Ilmuwan Psikologi Khususnya Terapis Psikologi Diharapkan penelitian dapat memberi sumbangsih bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan di bidang psikologi, khususnya di bidang psikologi sosial yang berkaitan dengan perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dalam melakukan pengembangan penelitian dengan tema yang sama khususnya dalam bidang psikologi sosial yang berkaitan dengan perilaku penggunaan minuman keras di kalangan remaja.