LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi

ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN INVESTASI PADA DEPOT AIR MINUM ABDURAHMAN SALEH. : Muhammad Iga Abi Karami NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

TIME VALUE OF MONEY. FVn =Po (1+r) n. FVn =Po (1+r/m) m.n 1. NILAI YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE)

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

DASAR-DASAR PENGANGGARAN MODAL. M.Andryzal fajar

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

IV METODOLOGI PENELITIAN

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Bab 5 Penganggaran Modal

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS) DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

CAPITAL BUDGETING. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

IV. METODE PENELITIAN

Investasi dalam aktiva tetap

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

Manajemen Keuangan. Penganggaran Modal Payback periode Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Perbandigan NPV dan IRR

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

Handout Manajemen Keuangan

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah

PENGANGGARAN MODAL Capital Budgeting

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

TIME VALUE OF MONEY DAN NET PRESENT VALUE (NPV)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

III. METODOLOGI PENELITIAN

CAPITAL BUDGETING LANJUTAN

IV. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Transkripsi:

LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

Terbatasnya dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu bisnis telah mendorong para investor atau pihak manajemen untuk mengadakan pemilihan bisnis yang memberikan benefit lebih baik di antara alternatif bisnis yang mungkin dapat dikembangkan Pada sisi lain seringkali kita juga menemukan kasus adanya dua kegiatan bisnis atau lebih memberikan manfaat yang sama namun dengan pengeluaran yang berbeda untuk setiap kegiatan Cara untuk menentukan pemilihan bisnis yang menggambarkan kondisi diatas melalui penggunaan metode Least Cost atau Cost Effectiveness dan Mutually Exclusive Alternative Project.

Least cost method merupakan suatu metode yang sering dipakai untuk memilih diantara beberapa bisnis dengan membandingkan biayanya. Bisnis yang mempunyai total biaya terkecil (least cost) adalah yang dipilih. Metode biaya terkecil (least cost metod) umumnya digunakan untuk memilih: (1) Bisnis yang mempunyai benefit yang sama atau benefit tersebut sifatnya sama dan sulit diukur/dinilai dengan uang (2) Bisnis yang mempunyai manfaat atau kegunaan yang sama namun untuk mencapai hal tersebut dapat digunakan teknologi yang berbeda misal traktor/tk (3) Kriteria ini juga digunakan sebagai ukuran kriteria investasi terutama di dalam membandingkan 2 bisnis atau lebih yang merupakan mutually exclusive project yaitu suatu bisnis yang karena sesuatu hal (misal dana terbatas) saling meniadakan

Untuk mengukur pemilihan bisnis mana yang lebih diutamakan, maka digunakan perbandingan present value total biaya antara dua bisnis, misalnya yang berbeda teknologinya Dalam hal ini bisnis yang mempunyai nilai biaya total terkecil adalah yang dipilih. Secara matematis rumus Least Cost Method adalah : n C t Least Cost = Σ t =1 (1+i) t Apabila diketahui bahwa bisnis A dan bisnis B merupakan bisnis yang mutually exclusive, hitung present value biaya bisnis A dan present value biaya bisnis B kemudian bandingkan dan pilihbisnis yang mempunyai biaya terkecil. n Ct A n Ct B Σ vs Σ t =1 (1+i) t t=1 (1+i) t

Sebagai contoh kegiatan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari segi teknologi dapat dipakai traktor (cara modern), atau memakai tenaga kerja (cara tradisional) yang dapat membutuhkan biaya yang berbeda Tabel 1. Perhitungan Least Cost pada Pembukaan Lahan dengan Teknologi A (cara tradisional) dan B (cara mekanik) pada DR 10% Tahun Total Biaya Cara A Total Biaya Cara B DF 10% PV Biaya Cara A PV Biaya Cara B 1 47.850 112.286 0,909 43.500 102.078 2 47.850 25.134 0,826 39.545 20.772 3 47.850 25.134 0,751 35.950 18.884 4 47.850 26.227 0,683 32.682 17.913 5 47.850 26.227 0,621 29.711 16.285 Total 181.389 175.932 Pada DR 10%, bahwa PV biaya cara B (cara mekanik) < PV biaya cara A (cara tradisional). Oleh karena itu, maka pilih cara B (Tabel 1)

DR meningkat dari 10% menjadi 15% maka hasil perhitungan menunjukkan seperti yang terlihat pada Tabel 18. Tabel 2. Perhitungan Least Cost pada Pembukaan Lahan dengan Teknologi A (cara tradisional) dan B (cara mekanik) pada DR 15% Tahun Total Biaya Cara A Total Biaya Cara B DF 15% PV Biaya Cara A PV Biaya Cara B 1 47.850 112.286 0,870 41.609 97.640 2 47.850 25.134 0,756 36.181 19.005 3 47.850 25.134 0,658 31.462 16.526 4 47.850 26.227 0,572 27.358 14.995 5 47.850 26.227 0,497 23.790 13.039 Total 160401 161.206 Pada DR 15% diketahui bahwa PV biaya cara A (cara tradisional) < PV biaya cara B (cara mekanik). Oleh karena itu, maka pilih cara A. Dari hasil metode biaya terkecil pada dua DR yang berlainan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi Cross Over Discount Rate (CODR) pada selang DR 10%-15%.

Cross Over Discount Rate (CODR) adalah tingkat DR pada saat PV Biaya dari kedua cara ( A dan B) adalah sama, seperti terlihat pada Gambar 10. 14.36% Gambar 10. Penentuan Cross Over Discount Rate

Metode CODR dapat digunakan untuk menentukan pilihan teknologi cara A atau cara B pada tingkat DR tertentu misal pada tingkat 10 % atau 15 %. Untuk memberikan penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perhitungan Cross Over Discount Rate pada Pembukaan Lahan (Jutaan Rupiah) Total Biaya Total Biaya DF PV Biaya PV Biaya Tahun Cara A Cara B 15% Cara A Cara B 1 47.850 112.286 0,870 41.609 97.640 2 47.850 25.134 0,756 36.181 19.005 3 47.850 25.134 0,658 31.462 16.526 4 47.850 26.227 0,572 27.358 14.995 5 47.850 26.227 0,497 23.790 13.039 Total 160401 161.206

Perhitungan cross over discount rate ini sebetulnya juga dapat digunakan landasan interpolasi pada IRR. Dengan demikian perhitungannya menjadi : Cross over discount rate = 10% + 5%(5457/6262) = 14,36% Dalam hal ini berarti : 1. Jika DR yang berlaku di atas 14,36% (CODR) maka sebaiknya dipilih cara A yang mempunyai PV biaya lebih kecil dibandingkan cara B 2. Jika DR yang berlaku dibawah 14,36% maka sebaiknya dipilih cara B yang mempunyai PV biaya lebih kecil dibandingkan cara A

MUTUALLY EXCLUSIVE ALTERNATIVE Mutually exclusive alternative business adalah memilih salah satu alternatif bisnis dari beberapa alternatif yang ada, karena tidak mungkin melakukan beberapa bisnis dalam waktu yang bersamaan, baik disebabkan kerana terbatasnya dana, waktu, maupun tenaga yang diperlukan. Terdapat beberapa penyebab suatu bisnis bersifat mutually exclusive (Gittinger, 1986): a. Terbatasnya sumber-sumber dana untuk kebutuhan investasi b. Bisnis secara fisik memang tidak dapat dilaksanakan secara bersama- sama c. Bisnis secara hukum, adat atau menurut pertimbangan lainnya mempunyai sifat bertentangan d. Pilihan bisnis berbeda skalanya e. Adanya pilihan alternatif teknologi

Tahapan Pemilihan Bisnis bersifat Mutually Exclusive Dalam memilih bisnis yang bersifat mutually exclusive kriteria investasi yang digunakan sebagai patokan adalah IRR (Internal Rate of Return), namun dengan adanya sedikit modifikasi dengan cara mencari selisih IRR dari bisnis yang tersedia sebagai alternatif. Dengan kata lain untuk mendapatkan bisnis yang akan dipilih, maka kita harus mencari nilai MIRR (Marginal Internal Rate of Return). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Berikan urutan terhadap pilihan bisnis yang ada, misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B. 2. Hitung besarnya IRR untuk semua pilihan bisnis yang ada. 3. Bisnis yang mempunyai nilai IRR lebih tinggi, maka bisnis itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis yang terpilih merupakan bisnis yang mempunyai kebutuhan dana investasi yang kecil, maka lakukan tahapan berikutnya.

4. Hitung selisih net benefit diantara pilihan bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari hasil selisih net benefit pilihan bisnis yang ada (MIRR). 5. Nilai MIRR yang didapat, merupakan standar untuk melakukan investasi dengan sisa dana yang ada terhadap pilihan bisnis atau proyek lain dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih besar dari MIRR (IRR > MIRR). 6. Apabila ketentuan pada tahap ke-5 tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja bisnis dengan dana investasi yang terbesar, walaupun nilai IRRnya lebih kecil.

Contoh : Misalkan terdapat dua buah bisnis, yaitu bisnis A (bisnis kecil) dan bisnis B (bisnis besar) keduanya merupakan bisnis yang bersifat mutually exclusive. Kedua bisnis tersebut mempunyai cost, benefit, NPV yg telah dihitung dan IRR sebagai berikut : (perhitungan berdasarkan Opportunity Cost of Capital (OCC) 10%. A. Bisnis Kecil (Rp. juta) Tahun Total Biaya Cara A Total Biaya Cara B DF 15% PV Biaya Cara A PV Biaya Cara B 1 47.850 112.286 0,870 41.609 97.640 2 47.850 25.134 0,756 36.181 19.005 3 47.850 25.134 0,658 31.462 16.526 4 47.850 26.227 0,572 27.358 14.995 5 47.850 26.227 0,497 23.790 13.039 Total 160401 161.206 Besarnya NPV pada DR yang ditentukan 10% adalah Rp.91.448 juta IRR = 20% + 5% (13.266/25.678) = 22.58 %

B. Bisnis Besar (Rp. juta) Tahun Biaya Manfaat Manfaat Bersih DF 10% NPV 10% DF 14% NPV 14% DF 15% NPV 15% 1 500 0-500 0,909-454,5 0,877-438,5 0,869-434,5 2 400 0-400 0,826-330,4 0,769 307,6 0,756-302,4 3 200 200 0,751 150,2 0,675 135 0,657 131,4 4 300 300 0,685 204,9 0,592 177,6 0,572 171,6 5 400 400 0,620 248,4 0,519 207,6 0,497 198,8 6 500 500 0,564 282,0 0,455 227,5 0,432 216 Total 100,6 1,6-19,1 Besarnya NPV pada DR 10% = Rp 100,6 juta IRR = 14% + 1% (1,6/20,7) = 14,08% Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bisnis besar layak

Untuk menginvestasikan sisa dana yang ada, maka kita harus menghitung MIRR atau IRR selisih dari net benefit kedua bisnis tersebut. Selisih antara Bisnis Kecil (bisnis A) dengan Bisnis Besar (bisnis B) Tahun Manfaat Bersih A Manfaat Bersih B Selisih B- A IRR = 10% + 2% (9.352/33.452) = 10.56% DF 10% NPV 10% DF 12% NPV 12% 1-300 -500-200 0,909-181,8 0,893-178,6 2 106-400 -506 0,826-417,956 0,797-403,282 3 106 200 94 0,751 70,594 0,712 66,928 4 106 300 194 0,685 132,89 0,636 123,384 5 106 400 294 0,62 182,28 0,567 166,698 6 104 500 396 0,564 223,344 0,507 200,772 Total 9,352-24,1

Artinya, jika selisih modal antara proyek A dan B dapat diinvestasikan pada bisnis lain yang mempunyai internal rate of return lebih besar dari 10.56%, maka bisnis kecil (A) dipilih, dengan syarat selisih dana tersebut dapat diinvestasikan. Tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya dipilih bisnis yang besar (B) saja. Misal terdapat dua alternatif pilihan bisnis lainnya yang sesuai dengan sisa dana yang ada. C. Bisnis Kecil Lainnya (Rp. Juta) Tahun Biaya Manfaat Manfaat Bersih DF 10% NPV 10% Besarnya NPV pada DF 10% = Rp 30 juta IRR = 12% + 2% (12,45/16,95) = 13,47 % DF 12% NPV 12% DF 14% NPV 14% 1 600 0-600 0,909-545,4 0,892-535,2 0,877-526,2 2 300 300 0,826 247,8 0,797 239,1 0,769 230,7 3 300 300 0,751 225,3 0,711 213,3 0,674 202,2 4 150 150 0,682 102,3 0,635 95,25 0,592 88,8 Total 30 12,45-4,5

D. Bisnis Kecil Lainnya (Rp. Juta) Tahun Biaya Manfaat Manfaat Bersih NPV pada DF 10% = Rp 2.43 juta IRR = 10% + 1% (2,43/13,35) = 10,18% DF 10% NPV 10% DF 11% NPV 11% 1 300-300 0,909-272,7 0,900-270 2 300 300 0,826 247,8 0,812-243,6 3 375 375 0,751 293,88 0,731 274,13 4 350 350 0,682 239,05 0,653 228,55 Total 2,43-10,92 Hasil perhitungan IRR terlihat bahwa bisnis A + C akan lebih menguntungkan (karena mempunyai IRR lebih besar dari 10.56%) jika dibandingkan dengan melaksanakan bisnis A + D (karena bisnis D mempunyai IRR kurang dari 10.56%). Dengan demikian, akan dipilih untuk melaksanakan bisnis A ditambah dengan bisnis C.

Dari perhitungan NPV pun sebetulnya dapat dibuktikan bahwa bisnis A dan bisnis C akan dianggap lebih menguntungkan. Pembuktiannya sebagai berikut : 1. Bisnis B saja = RP. 100,6 juta 2. Bisnis A + C = Rp. 91.448 juta + Rp.30 juta = Rp 121.448 juta 3. Bisnis A + D = Rp. 91.448 juta + Rp. 2,43 juta = Rp 93.878 juta 4. Bisnis A saja = Rp. 91.448 juta Dengan demikian, telah terbukti, baik melalui perhitungan IRR maupun NPV, kombinasi antara bisnis A dan C memberikan manfaat yang lebih besar, dan secara ekonomis akan lebih menguntungkan untuk dipilih.