BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesalahan mahasiswa dalam menggunakan kalimat pasif bahasa Jepang, berikut

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi (Sutedi:2003). Modalitas merupakan kata keterangan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Wihartini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia saling berinteraksi satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau

BAB I PENDAHULUAN. Latin lingua bahasa (Verhaar, 1996: 3). Cabang-cabang linguistik di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Kalimat merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna, meskipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pada bab ini penulis akan membahas mengenai metode penelitian, teknik

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Menurut Kridalaksana (2001:21), bahasa adalah sistem lambang

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. dua leksem atau lebih. Katamba (1994:291) mengatakan bahwa kata majemuk

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulannya. Oleh karena itu, metode penelitian adalah suatu rangkaian proses yang sistematis dari tahap perencanaan sampai tahap pengambilan kesimpulan. Agar hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan, tentulah harus menggunakan metode penelitian yang efektif. Untuk itu dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto (1992:62) metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan sematamata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penuturnya. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarsesama fenomena yang diselidiki. 3.2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik simak. Hal ini dikarenakan dalam memperolehan data dilakukan dengan menyimak atau memperhatikan secara seksama penggunaan bahasa (Sudaryanto,1993:133). Istilah menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi dapat pula pada penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun,126). Ini artinya dalam pengumpulan data, peneliti memperhatikan secara teliti objek yang akan dijadikan data yaitu berupa kalimat pasif tidak langsung

(kansetsu ukemi) yang terdapat di dalam novel dan komik asli bahasa Jepang beserta padanannya dalam bahasa Indonesia. Tidak hanya sampai disitu, setelah menyimak penggunaan bahasa tersebut, maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan teknik catat, hal ini dikarenakan peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun,127). Cara yang ditempuh peneliti dalam teknik catat ini berarti mengumpulkan data dengan mencatat semua data yang diperkirakan merupakan kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) bahasa Jepang beserta padanannya dalam bahasa Indonesia. Setelah mencatat seluruh data yang diperkirakan merupakan kalimat pasif tidak langsung, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyeleksi data yang telah terkumpul, hal ini dilakukan guna memilah manakah yang masuk sebagai data kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) bahasa Jepang dan mana yang tidak. Penyeleksian data merujuk pada pola kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) yang dikemukakan oleh Higashinakagawa (1996) dan Sutedi (2012). Data yang benar-benar merupakan kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) bahasa Jepang beserta padanannya dalam kalimat bahasa Indonesia inilah yang selanjutnya siap untuk dianalisis. 3.3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis, yaitu berupa novel-novel Jepang populer dan komik asli berbahasa Jepang beserta novel dan komik terjemahannya langsung dalam versi bahasa Indonesia, terdiri dari novel Norwegian wood, novel Kichin, novel Totto chan, novel Botchan, komik Doraemon dan komik Keroro. Alasan peneliti memilih data dalam bentuk sumber data tertulis adalah karena dengan adanya bentuk data tertulis, objek tersebut dapat lebih mudah untuk diamati sampai pada konstruksi terkecil sebuah kalimat pasif. Hal ini guna membantu mendeskripsikan pemadanan struktur dan makna kalimat

pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. 3.4. Teknik Pengolahan Data Teknik yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan metode agih (distributional method) dengan teknik dasar bagi unsur langsung (BUL), yang kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan salah satunya adalah teknik ganti (Sudaryanto, 1993: 30&36). Pendapat lainnya, menurut Djajasudarma (1993:60-61) dasar penentu dalam kajian distribusional adalah teknik pemilahan data berdasarkan kategori (kriteria) tertentu dari segi kegramatikalan sesuai dengan ciri alami data. Pemilahan dilakukan pula melalui intuisi kebahasaan yang dimiliki (termasuk intuisi gramatika). Untuk penelitian ini, BUL muncul dalam bentuk diagaram pohon, sebab dalam penyajian data, diagram pohon dapat lebih informatif untuk memuat unsur-unsur pembentuk kalimat. Kemudian melalui teknik ganti, penulis dapat melihat atau mengukur tingkat kemiripan makna pada pemadanan kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) bahasa Jepang tersebut dapat berterima dalam bahasa Indonesia atau tidak. Berdasarkan apa yang telah dijabarkan di atas, maka berikut ini adalah langkah konkrit yang dilakukan dalam penelitian. Pertama Menganalisis data kalimat pasif tak langsung (kansetsu ukemi) dan padanan bahasa Indonesianya dengan memilah-milah bagian unsur kalimat menjadi pelaku, objek atau sasaran yang dikenai perbuatan, verba, dsb. Pemilahan dilakukan melalui intuisi kebahasaan yang dimiliki (termasuk intuisi gramatika sebagai akibat pemahaman atas suatu teori) yang kemudian disajikan melalui diagram pohon. Yang kedua yaitu pendeskripsian makna yang terdapat dalam kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) dalam bahasa Jepang dengan pemadanan

makna kalimat pasif bahasa Indonesia, berikutnya disubtitusi dengan kalimat pasif bahasa Indonesia lainnya apakah masih berterima maknanya atau tidak, sehingga diketahui kalimat pasif tak langsung bahasa Jepang apa saja yang dapat dipadankan ke dalam kalimat pasif bahasa Indonesia dan kalimat pasif tak langsung bahasa Jepang apa saja yang tidak dapat dipadankan ke dalam kalimat pasif bahasa Indonesia. Langkah-langkah di atas tertuang pada contoh analisis sebagai berikut. (58) 私はママに漫画をすてられちゃ 生きてるかいがない (suneo:138) Watashi wa mama ni manga wo suterarecha, ikiterukaiganai Kalau sampai komik ku dibuang, rasanya nggak ada arti lagi hidup ini (suneo:136) a. bahasa Jepang S NP VP N PP NP V [watashi] NP P N [suterarecha] N [ni] [manga] [mama] b. bahasa Indnesia K FN FV N N V [komik] [ku] [dibuang]

pada data (58) melalui diagram pohon (58a) menggambarkan struktur kalimat pasif tidak langsung dengan struktur (Subj-wa+Pel-ni+Objwo+Pred trans ), unsure utama pembentuk kalimat pasif tidak langsung di atas terdiri dari kata watashi (nomina bernyawa) sebaga subjek, kata mama (nomina bernyawa) sebagai pelengkap pelaku, manga (nomina tdk bernyawa) sebagai objek, verba transitif suterarecha sebagai predikat. Subjek selaku pemilik atas nomina tidak bernyawa tersebut merupakan orang yang mendapat pengaruh atas peristiwa yang tidak menyenangkan dari pelaku. Kalimat ini mengandung makna bahwa tindakan yang akan dilakukan oleh mama dengan membuang suluruh komik-komik ku tersebut merupakan kejadian yang tidak dapat aku terima sebab tanpa komik-komik tersebut hidupku tidaklah berarti. Dalam kalimat tersebut, subjek yang dikenai dampak adversatiflah yang dikedepankan sebagai unsure utama pembicaraan dalam kalimat pasif tidak langsung. Padadan kalimat pasif tidak langsung (kansetsu ukemi) pada data (58) di atas dapat menjadi struktur kalimat pasif dalam bahasa Indonesia, hal ini disebabkan karena struktur yang dihasilkan setelah dilakukan pemadanan ke dalam bahasa Indonesia dapat sesuai dengan bentuk pasif bahas Indonesia, yaitu termasuk ke dalam pasif di-. Hal itu dapat dilihat pada diagram pohon (58b) yang menggambarkan runtutan padanan struktur kalimat pasif bahasa Indonesia, yang terdiri unsure utama yaitu nomina watashi sebagai subjek sekaligus sebagai pemilik dari manga komik sebagai objek (benda termilik) yang kemudian dipadankan menjadi komik ku dan diletakkan sebelum verba pasif, verba pasif suterarecha dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi verba pasif dibuang, dengan proses prefiks di-+buang (V trans )= dibuang yang berarti melakukan jadi <buang>. Dalam padanan struktur kalimat pasif bahasa Indonesia, nomina termilik dari subjek (pengalam) yang dikenai perbuatan yag dinyatakan oleh predikat verba yang ditonjolkan akibat dari peristiwa atau kejadian sehingga memberikan kesan pasif, selai itu prefiks di-

yang melekat pada dasar kata buang jugalah yang membentuk verba pasif sehingga subjek dapat menjadi tujuan sasaran. Dengan demikian padanan struktur kansetsu ukemi tersebut dapat dipadankan ke dalam pasif bahasa Indonesia menjadi struktur [Subj+ di-v tras + (oleh) Pel]. Dari segi makna dasar suterarecha berarti diasingkan, disingkirkan, dibuang, kemudian dipadankan ke dalam bahasa Indonesia menjadi dibuang. Disingkirkan memiliki makna meniadakan sesuatu jauh-jauh atau menjauhkan sesuatu. Sedangkan membuang berarti menghilangkan sesuatu yang tidak berguna. Kedua kata tersebut memiliki makna dasar yang serupa yaitu sama-sama tindakan meniadakan sesuatu yang dianggap tidak dipakai sehingga kata tersebut dapat disubtitusi. Dengan demikian, padanan makna kalimat pasif tidak langsung di atas dalam bahasa Indonesia melahirkan makna gramatikal: komik bermakna sasaran, ku bermakna pengalam adversatif, dibuang bermakna pasif, mama bermakna pelaku. Kalimat ini memiliki pengertian bahwa subjek (aku) dirugikan dengan tindakan mama yang mau membuang seluruh komik. Makna gangguan (adversatif) yang terkandung dari hasil padanan tersebut serupa pada makna kalimat pasif tidak langsung bahasa Jepang. Perbedaannya, (58a) watashi dijadikan sebagai topik atau fokusnya, sedangkan (58b) terletak pada buku.