II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Agroindustri Produk Fermentasi Kuliah Minggu ke-13. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Mikrobiologi Industri. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. unik: sepertiga spesies bakteri dalam mulut terdapat di lidah.1

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony,

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup

Susu Fermentasi dan Yogurt

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

LAPORAN PENELITIAN PRODUKSI YOGHURT GRAVIOLA SEBAGAI MAKANAN FUNGSIONAL SEJALAN DENGAN PENGEMBANGAN POTENSI PERTANIAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berpengaruh pada pola makan dan pemilihan makanan serta

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

PENAMBAHAN GUM ARABIK SEBAGAI SENYAWA PENSTABIL PADA YOGHURT PROBIOTIK

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 168. bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesunguhnya, setan

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

I. PENDAHULUAN. berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karateristik Susu Kambing Susu merupakan salah satu hasil sekresi kelenjar ambing atau mamae

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan rumah tangga sangat penting dalam memantau. rumah tangga yang mengalami masalah kekurangan pangan secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

Peranan teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

September 22nd Tentang Kami Terkini & Terpopuler Home

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran lemak susu sapi yang mencapai

I. PENDAHULUAN. manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1% dari total populasi bakteri. Populasi BAL,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Transkripsi:

4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kandungan Gizi Susu Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik. Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh (Widodo, 2002). Walaupun nilai gizi susu begitu sempurna, tidak semua orang dapat menikmati susu dengan tanpa masalah. Bagi beberapa orang, susu dapat menyebabkan terjadinya intolerance, baik berupa lactose intolerance maupun protein intolerance. Lactose intolerance adalah suatu keadaan tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah enzim laktase di dalam tubuh seseorang. Enzim laktase adalah enzim yang bertugas untuk menguraikan gula laktosa menjadi gula-gula yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Dibandingkan laktosa yang bersifat sebagai disakarida, maka glukosa dan galaktosa merupakan monosakarida yang dapat dicerna dan diserap oleh usus untuk proses metabolisme. Ketiadaan enzim laktase inilah yang menyebabkan terjadinya gejala diare, murus-murus, atau mual beberapa saat setelah minum susu (Widodo, 2002). Pada orang tertentu, minum susu juga dapat menyebabkan terjadinya alergi. Hal ini dikenal dengan istilah protein intolerance. Salah satu jenis protein yang ada di dalam susu adalah laktoglobulin, yang di dalam tubuh

5 orang tertentu dapat bertindak sebagai antigen yang sangat kuat sehingga dapat menyebabkan terjadinya alergi (Widodo, 2002). Permasalahan lain yang ada pada susu sapi segar adalah sangat mudah rusak. Susu sapi segar merupakan bahan pangan yang tinggi gizinya, sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi mikrobia pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, serta untuk meningkatkan nilai ekonomi susu, maka diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu (Widodo, 2002). B. Fermentasi Susu Cara fermentasi sendiri telah lama dimanfaatkan jauh sebelum orang sadar bahwa sebenarnya jenis mikroba yang bekerja di baliknya dan hal tersebut dimulai dari pembuatan bir pada abad ± 5000 SM. Maklum, pada waktu itu belum ada peralatan yang canggih seperti mikroskop. Tape, kecap, tahu, tempe, miso, semuanya adalah makanan yang dibuat melalui fermentasi (Widodo, 2002). Susu fermentasi sejak lama dipercaya khasiatnya untuk kesehatan antara lain meningkatkan pencernaan dan penyerapan makanan, meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga melancarkan pembuangan kotoran serta mencegah intoleransi laktosa. Tak heran pelbagai susu fermentasi seperti susu asam, yogurt, kefir makin popular dan mudah didapatkan di pasaran (Hosono, 2004). Bakteri yogurt yaitu L. bulgaricus dan Streptococcus thermophillus tidak termasuk bakteri probiotik. Yogurt biasanya ditambahkan L. acidophilus, agar mempunyai efek

6 fungsional bagi kesehatan. Yogurt yang sudah ditambahkan bakteri probiotik dapat dikatakan sebagai minuman probiotik (Waspodo, 2002). Sejarah ditemukannya fermentasi susu dimulai dengan cara yang tidak disengaja. Para pengembara di padang pasir di Timur Tengah yang membawa persediaan susu di wadah yang terbuat dari usus domba menjadi terkejut ketika mengetahui susu yang akan diminumnya telah menjadi setengah padat. Ternyata susu tersebut telah mengalami fermentasi akibat adanya bakteri dari usus domba. Kemungkinan karena kehausan, maka minuman susu yang telah mengalami fermentasi tersebut dengan terpaksa diminum juga. Ternyata rasa susu yang telah mengalami fermentasi tersebut cocok dengan lidah pengembara. Akhirnya susu yang difermentasi menjadi minuman yang lebih digemari dibandingkan dengan susu segara. Rasa susu yang difermentasi tersebut lembut, asam menyegarkan, dan lebih awet. Penduduk di daerah tersebut kemudian mempelajari proses pembuatan susu yang difermentasi. Mereka kemudian mengetahui cara membuat susu fermentasi yang kemudian dinamakan yogurt dengan menambahkan sedikit yogurt sebelumnya pada susu. Kebiasan ini kemudian menjadi tradisi dan bagian dari kebudayaan minum yogurt secara teratur (Widodo, 2002). Produk fermntasi susu yang paling terkenal adalah yogurt. Yogurt sudah dikenal lama dan paling luas dikonsumsi oleh masyarakat. Selain masih dibuat di rumah-rumah secara tradisional, setiap hari ribuan pabrik besar kecil memasukkan biakan bakteri yogurt ke dalam bergentong-gentong susu, menghasilkan produk yogurt dengan berbagai merek dan bentuk yang bertengger di rak-rak pasar swalayan, di menu restoran, juga di kotak-kotak es krim. Yogurt sudah menjadi ikon di industri pengolahan susu (Widodo, 2002).

7 Menurut salah satu definisi resmi (Codex Alimentarius, 1975), yogurt adalah "sejenis produk susu terkoagulasi, diperoleh dari fermentasi asam laktat tertentu melalui aktivitas Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus dan Streptococcus salivarius var. thermophilus, di mana mikroorganisme dalam produk akhir harus hidup-aktif dan berlimpah". Jadi seperti telah diceritakan di awal, yogurt sebetulnya hanyalah salah satu jenis susu fermentasi, dibuat dari susu dengan bantuan makhluk-makhluk kecil yang dinamakan mikrobia. Salah satu produk fermentasi susu yang agak dikenal adalah kefir. Di Indonesia kefir relatif lebih banyak dibuat sendiri di rumah-rumah. Ilmu dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kefir oleh sebagian besar masyarakat kita diperoleh dari Arab dan Timur Tengah. Kefir, seperti halnya yogurt, merupakan salah satu minuman susu fermentasi yang tertua sebab sudah dikenal dan diminum sejak beribu-ribu tahun. Kemungkinan besar kefir berasal dari puncak-puncak bersalju di perbatasan Asia dan Eropa, yakni dari Pegunungan Kaukasus di sebelah tenggara Rusia. Minuman tersebut, disana disebut airan. Kefir mula-mula dibuat dari susu unta. Rasa kefir asam seperti minuman fermentasi lain karena kandungan asam laktat yang dihasilkan bakteri di dalamnya. Kefir mirip dengan yogurt, tetapi kefir lebih encer dan gumpalan susunya lebih lembut. Selain itu kefir mengandung gelembung gas karbondioksida dan juga sekitar 1% alkohol. Keunikan kefir dibandingkan susu fermentasi lain adalah cara pembuatannya yang menggunakan biji-biji kefir. Mungkin karena biji kefir inilah kefir dinilai istimewa. Biji yang dahulu dirahasiakan dan dijaga ketat oleh penduduk Kaukasus. Biji yang dianggap obat ajaib pemberian Tuhan (Widodo, 2002). Yang membedakan masing-masing produk susu fermentasi adalah jenis bakterinya. Sebagai contoh, dalam yogurt terdapat dua jenis bakteri asam laktat yang hidup berdampingan dan bekerja sama: Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Keduanya menghasilkan asam laktat yang menggumpalkan susu menjadi yogurt. Kegiatan bakteri inilah yang menjadi

8 sumber sebagian besar manfaat yogurt (Widodo, 2002). Beberapa produk fermentasi susu dan bakteri yang memfermentasikannya terdapat pada Tabel 1. Pada tahun 1907, Metchonikof memberikan penjelasan ilmiah tentang mafaat bakteri asam laktat dalam yogurt. Menurut pendapatnya, mengkonsumsi yogurt yang mengandung Lactobacillus sp. dalam jumlah besar akan mengusir bakteri pembentuk racun yang hadir dalam usus manusia sehingga dapat memperpanjang usia dan mencegah terjadinya penuaan dini. Aplikasi minuman probiotik dalam pengobatan antara lain untuk mencegah infeksi saluran kandung kemih, mencegah konstipasi atau sembelit, melindungi diare pada bayi dan orang yang sedang melakukan perjalanan. Selain itu juga dapat menanggulangi efek pengobatan dengan antibiotik dalam jangka panjang, mencegah hiperkolesterol, mencegah terjadinya kanker usus, pengeroposan tulang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Waspodo, 1997). Tabel 1. Produk susu fermentasi dan bakteri pembuatnya -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Nama susu fermentasi Mikroba Yogurt, kishk, zabaday Kefir Susu asidofilus yakult, susu L. casei susu bifidus Lb. bulgaricus, S. thermophilus Lc. lactis, Lb. kefir Lb. acidophilus Lb. casei Bifidobacterium bifidum ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ (Sumber: Widodo, 2002) Satu penelitian yang dilakukan pada 13 wanita menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang mengandung L. acidophilus dapat mengurangi jamur Candida sp. yang menyebabkan keputihan. Orang yang tidak tahan terhadap laktosa tetap dapat mengkonsumsi yogurt, walaupun jumlah laktosanya tinggi karena bakteri

9 asam laktat akan menghasilkan enzim pemecah laktosa dan memecah laktosa susu sebelum mencapai usus besar, sedangkan L. acidophilus dan Bifidobacteria akan meningkatkan penyerapan laktosa (Waspodo, 2002). C. Daya Anti Mikroba Bakteri Probiotik Bakteri probiotik dan produk lain yang terdapat dalam susu yang difermentasi oleh bakteri probiotik dapat menghambat pertumbuhan dan pembentukan toksin bakteri-bakteri pembentuk spora yang anaerobik dalam usus besar. Keunggulan tersebut mengakibatkan produk susu hasil fermentasi menjadi bahan pangan yang dikenal dan disukai masyarakat serta dipercaya sebagai makanan kesehatan. Sebagian besar, efek antagonis tersebut disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan asam asetat yang berasal dari karbohidrat endogen atau yang ditambahkan dan penurunan ph yang dihasilkan. Akan tetapi, telah diketahui bahwa bakteri probiotik juga menghasilkan senyawa-senyawa lain selain asam laktat dan asetat, diantaranya adalah hidrogen peroksida, diasetil, karbondioksida, bakteriosin dan reuterin (De Vuyst dan Vandamme, 1994 dalam Jenie, 1996). Menurut Oberman (1985) dalam Suseno dkk. (2001), asam-asam lain yang diproduksi oleh bakteri probiotik seperti asam asetat, propionat dan formiat, walaupun diproduksi dalam jumlah sedikit, tetapi mempunyai daya antimikroba yang lebih kuat dibandingkan asam laktat. Asam laktat dan sedikit asam asetat yang terbentuk mempunyai efek penghambat terhadap mikroba patogen, karena selain disebabkan oleh penurunan ph di bawah ph optimum pertumbuhan mikroba patogen, tetapi juga karena adanya molekul asam yang tidak berdisosiasi yang dapat menembus dinding sel dan mengganggu proses metabolisme dan mekanisme genetik sel bakteri patogen.

10 Konsumsi yakult yang mengandung L. casei secara teratur setiap hari dapat meningkatkan jumlah kelompok bakteri Lactobacillus dan sebaliknya dapat menekan bakteri coli. Jumlah bakteri coli akan menurun dari 8 x 10 7 koloni/ml hingga di bawah 1 x 10 7 koloni/ ml jika mengkonsumsi yakult selama 9 hari. Sebaliknya bakteri coli jumlahnya akan meningkat hingga 6 x 10 7 koloni/ mldalam waktu 9 hari setelah konsumsi yakult dihentikan (Suseno dkk., 2001) D. Syarat-syarat Bakteri Probiotik Probiotik berasal dari bahasa Yunani yang berarti untuk hidup. Minuman probiotik adalah minuman kesehatan yang mengandung bakteri asam laktat hidup yang mampu bertahan hidup dalam keasaman lambung sehingga menempati usus dalam kuantitas yang cukup besar yang bermanfaat untuk memperbaiki keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan manusia (Waspodo, 1997). Aplikasi probiotik pada produk pangan seperti fermentasi susu dapat berupa minuman (susu asam) atau yogurt. Beberapa produk minuman probiotik yang telah dipasarkan diantaranya adalah : Yakult (Belanda), Vitf (Jerman), LCI drink (Peranci), Actimel (Belgia) dan Aktifit plus (Belgia), sedangkan yang berupa yogurt adalah : Vift (Jerman), Symbalance (Swis), Actimel yogurt (Jerman), Fysiq yogurt (Belanda), dan LCI (Perancis) (Veld, 1998). Sifat terpenting dari strain bakteri asam laktat probiotik adalah mampu bertahan hidup saat melalui mulut, lambung, usus kecil dan usus besar. Selain itu, bakteri asam laktat juga harus mampu bertahan hidup pada tingkat keasaman lambung yang dapat mencapai ph di bawah 3 dan asam empedu yang bersifat bakterisidal (Coste, 1997). Agar bakteri asam laktat yang dikonsumsi memiliki pengaruh dan bermanfaat terhadap kesehatan saluran usus maunusia, strain probiotik harus mampu melekat dan tumbuh pada permukaan sel mukosa saluran usus (Salminen & Wright, 1993).

11 Bakteri-bakteri asam laktat yang termasuk dalam bakteri probiotik antara lain Lactobacillus acidophilus, L. casei, Bifidobaterium bifidum dan Enterecoccus faecium. Bakteri asam laktat probiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah Lactobacillus asidophilus yang termasuk jenis bakteri asam laktat obligat homofermentatif, yaitu bakteri yang menfermentasi glukosa menjadi asam laktat. Bakteri tersebut merupakan bakteri termofilik, dapat memfermentasi heksosa tetapi tidak dapat memfermentasi pentosa (Jay, 2000). Sifat-sifat strain bakteri probiotik yang baik menurut Salminen & Wright (1993) adalah: stabil pada kondisi asam, khususnya asam lambung, stabil terhadap asam empedu, mampu bertahan hidup dalam saluran pencernaan manusia, mampu menyebar dan berkembang biak pada sel-sel usus manusia, mengkolonisasi saluran pemcernaan manusia, memproduksi senyawa atau substansi antimikroba, bersifat antagonis terhadap bakteri pathogen dan kariogenik, tumbuh baik secara in vitro serta aman dikonsumsi manusia. E. Bakteri Patogen Pada Saluran Pencernaan Manusia Mikroba patogen yang terdapat di dalam makanan, biasanya masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan. Infeksi oleh mikroba tersebut dapat dimulai dari membrane mukosa pada dinding saluran pencernaan, terutama usus halus (Fardiaz, 1983). Menurut Fardiaz (1983), berdasarkan cara penyebaran dan daya penetrasi bakteri patogen di dalam tubuh yang dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan, maka dapat dibedakan atas tiga golongan, yaitu: (1) bakteri yang berkembangbiak pada permukaan dinding saluran pencernaan dan tidak menembus

12 ke dalam sel-sel mukosa; (2) bakteri yang menembus ke dalam sel-sel mukosa tetapi tidak menyebar ke dalam jaringan yang lebih dalam; (3) bakteri yang menyebar ke dalam jaringan yang lebih dalam.