METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAH (Kasus di Kabupaten Tuban) PENDAHULUAN

ANALISIS KEMANDIRIAN PANGAN ASAL TERNAK DALAM RANGKA MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Wilayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN DAYA DUKUNG LAHAN WILAYAH KABUPATEN GARUT TAHUN UMIYATI

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KABUPATEN SIDOARJO

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

NERACA BAHAN MAKANAN BAB I PENDAHULUAN

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

PENDAHULUAN Latar Belakang

KETERSEDIAAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK DI KABUPATEN TUBAN : PENDEKATAN NERACA BAHAN MAKANAN PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN TINGKAT RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Utara)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pangan Nasional Tahun

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate. Neraca Bahan Makanan (NBM) & PPH Ketersediaan Kota Ternate Tahun 2017

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

METODE PENELITIAN. Jumlah sampel dalam kecamatan (KK) Nama Desa. KK tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

ANALISIS FORECASTING KETERSEDIAAN PANGAN 2015 DALAM RANGKA PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

ANALISIS RASIO KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI KOTA MEDAN

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

ANALISIS PENYEDIAAN PANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SIDOARJO

PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra Dispakan RENCANA STRATEGIS DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN BASAH PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ANALISIS PENYEDIAAN PANGAN DI KABUPATEN MALANG (PROVISION OF FOOD ANALYSIS IN MALANG REGENCY)

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA. Oleh :

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. LATAR BELAKANG POKOK BAHASAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN NASIONAL Posisi Pangan dalam Pembangunan Nasional

SITUASI KETERSEDIAAN PANGAN BERDASARKAN PRODUKSI DAERAH DENGAN MENENTUKAN TINGKAT KEMANDIRIAN (ABSOLUT) PANGAN DI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

KATEGORI POTENSI KECAMATAN BERDASARKAN SUBSISTEM KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

Pengumpulan, Pengolahan dan Estimasi Data Neraca Bahan Makanan, 2010

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN KABUPATEN SUMBAWA (ANALYSIS OF FOOD BALANCE SHEET IN SUMBAWA REGENCY ON )

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

ANALISIS RASIO KETERSEDIAAN DENGAN KONSUMSI PANGAN DI KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Analisis Ketersediaan Pangan dan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Penyediaan Pangan di Kota Bogor

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Kualitas Gizi Faktor Penting Pembangunan

POTENSI INDUSTRI TEPUNG LOKAL DI JAWA TIMUR BAGIAN SELATAN PENDAHULUAN

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross section. Data

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan dengan penentuan lokasi secara purposive. Penelitian ini berlansung selama 2 bulan, dimulai pada bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2010. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah retrospektif dengan menggunakan data dari instansi/lembaga yang terkait dengan ketahanan pangan dan diolah dengan menggunakan komputer Micosoft Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif. Fokus penelitian adalah mendiskripsikan komponen-komponen dalam penyediaan pangan untuk mengetahui perkembangan serta menyusun perencanaan penyediaan pangan. Jenis, Sumber dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder. Jenis data sekunder diperoleh dari dinas/badan/instansi terkait dengan program ketahanan pangan yaitu; data Neraca Bahan Makanan (NBM) dan supply (produksi, stok pangan, ekspor dan impor pangan) dan demand data berupa data laporan konsumsi pangan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai, khususnya data-data untuk mengkaji ketersediaan pangan dan faktor-faktor yang menentukan perencanaan penyediaan pangan Kabupaten Sinjai menjadikan PPH sebagai instrumen perencanaan pangan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek berdasarkan kualitas data yang dipakai, seperti pada Tabel 2. 17

Tabel 2 Jenis sumber dan cara pengumpulan data No Jenis Data Sumber data Cara pengumpulan 1 Ketersediaan pangan Badan Pelaksana Penyuluhan Data sekunder dan Ketahanan Pangan Tahun 2005 s/d 2008 [BPPKP], Dinas Kesehatan 2 Ekspor/impor pangan BPS, BPPKP, Disperindag dan Penanaman Modal, Data sekunder ekspor/impor pangan tahun 2005 s/d 2008 3 Stok pangan BPS Kantor devisi Bulog Data sekunder Stok Pangan 2005 s/d 2008 4 Data Konsumsi BPPKP, Dinkes Data sekunder survei konsumsi 5 Potensi agroekologi Ketersediaan lahan BPS, Dinas Tata Ruang, Dispertan & Hortikultura Data sekunder potensi lahan 6 Keadaan demografi Produksi Penduduk BPS Data sekunder Sinjai dalam angka 2008 Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data tersebut dibagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut: Analisis Situasi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Analisis trend produksi pangan wilayah selama lima tahun terakhir, kemudian dilakukan peramalan produksi pangan pada tahun 2011 2020. Analisis trend dan peramalan produksi pangan menggunakan. Least Square Method. Model persamaan regresi linier tersebut adalah: Ŷn = bo + b1xn + Keterangan: Ŷn = besarnya produksi pada tahun ke-n (tahun dasar adalah tahun ke-0) bo = nilai trend yang merefleksikan produksi pangan sejak tahun dasar b1 = nilai slope, yang menggambarkan meningkat/menurunnya produksi pangan per tahunnya Xn = kode tahun ke-n yang diramalkan = nilai galat (error) 18

Kondisi ketersediaan dan pola konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai tahun 2008 berdasarkan PPH dengan menggunakan Software Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah dan Analisis Pola Konsumsi Pangan Departemen GMSK IPB tahun 2005. Berdasarkan rekomendasi tersebut maka ditetapkan: a. Ketersediaan energi perkapita 2.200 kkal/kapita/hari dan protein 57 g/kapita/hari maka kondisi wilayah dikategorikan tahan pangan. b. Konsumsi energi perkapita kurang dari 2.000 kkal/kapita/hari dan protein kurang dari 52 g/kapita/hari maka wilayah tersebut dikategorikan konsumsi pangan baik. Rasio swasembada, analisis situasi ketersediaan pangan dilakukan berdasarkan informasi pengadaan pangan wilayah (data produksi, ekspor, impor dan cadangan pangan) dengan melihat rasio swasembada dari masing-masing jenis pangan strategis. Untuk mengetahui besarnya rasio swasembada suatu jenis pangan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio Swasembada = Produksi X 100 (Produksi + Impor Ekspor) Perencanaan Penyediaan dan Kebutuhan Konsumsi Pangan Proyeksi produksi pangan. Proyeksi produksi menggambarkan proyeksi jumlah pangan yang harus diproduksi untuk memenuhi proyeksi ketersediaan pangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam menyusun proyeksi produksi adalah perubahan stock, ekspor dan pemakaian dalam wilayah/kabupaten (bibit, pakan, industri, tercecer) pada tahun-tahun berikutnya adalah tetap sama tahun dasar. Proyeksi produksi merupakan proyeksi ketersediaan setelah dijumlah dengan perubahan stock, ekspor dan pemakaian serta dikurangi impor. Pr t = K t + PS + E I + ( P+B+M+BM+T) Keterangan: Pr t = Proyeksi produski pada tahun t (yang dicari) K t = Proyeksi ketersediaan (ton/tahun) pada tahun t (yang dicari) PS = Perubahan stock pada tahun dasar E = Penggunaan ekspor pada tahun dasar 19

I = Penggunaan impor pada tahun dasar P = Penggunaan untuk pakan pada tahun dasar B = Penggunaan untuk bibit M = Penggunaan untuk industri makanan dapa tahun dasar BM = Penggunaan untuk industri non makanan pada tahun dasar T = Pangan yang tercecer pada tahun dasar (Riadi S., 2009) Proyeksi skor dan komposisi PPH Ketersediaan Proyeksi skor mutu dan komposisi PPH ketersediaan pangan wilayah pada waktu tertentu, diharapkan di Kabupaten Sinjai mampu untuk mencapai skor PPH 100 pada tahun 2020 dengan menggunakan interpolasi linier. Tahun awal skor adalah hasil perhitungan PPH aktual, sedangkan target akhir skor mutu adalah skor PPH 2020. Berikut adalah proyeksi skor mutu dan komposisi PPH ketersediaan pangan sampai tahun 2020 dengan menggunakan interpolasi sederhana dengan rumus berikut: S t = S o + n (S 2020 S o )/d t Keterangan: S t S o n = Skor mutu pangan (PPH) tahun yang dicari = Skor mutu pangan (PPH) tahun awal = selisih antara tahun yang dicari dengan tahun awal S 2020 = skor PPH tahun 2020 (ideal 100) d t = selisih tahun 2020 dengan tahun awal Proyeksi ketersediaan energi (kkal/kap/hari) Proyeksi ketersediaan pangan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan yang harus tersedia untuk konsumsi penduduk dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk energi dalam setiap kelompok pangan sesuai dengan ketersediaan aktual masing-masing komoditas dengan satuan kkal/kapita/tahun dan ton/tahun, dengan rumus berikut: K t = K o + n (K 2020 K o )/d t Keterangan: K t = ketersediaan energi tahun yang dicari 20 K o = ketersediaan energi tahun awal

n = selisih tahun yang dicari K 2020 = ketersediaan energi tahun 2020 yang dicari (ideal = 100) d t = selisih tahun 2020 dengan tahun awal 4.4. Proyeksi kebutuhan ketersediaan energi (gram/kapita/hari) Hasil perkalian antara konstribusi masing-masing komoditas dengan ketersediaan energi dari kelompok pangan dengan cara sebagai berikut. G t = G o + n (G 2020 G o )/d t Keterangan: G t = ketersediaan energi (gr/kap/hari) tahun yang dicari G o = ketersediaan energi (gr/kap/hari) tahun awal n = selisih tahun yang dicari G 2020 = ketersediaan energi tahun 2020 yang dicari (ideal = 100) d t = selisih tahun 2020 dengan tahun awal Proyeksi ketersediaan setiap komoditas pangan dalam satuan ton/tahun Hasil perhitungan ini adalah jumlah kebutuhan ketersediaan energi dengan satuan kkal/kap/hari setiap komoditas dalam kelompok pangan, kemudian dikonversi dalam satuan g/kap/hari (G i ) dengan rumus: Gram/kap/hari = Energi komoditas x BDD% x 100 gr komoditas Kandungan energi komoditas pangan acuan Diasumsikan setahun samadengan 365 hari maka proyeksi ketersediaan komoditas dalam satuan kg/kap/tahun adalah konversi proyeksi ketersediaan dalam satuan g/kap/hari menjadi kg/kap/hari dengan rumus: Kg/tahun = Energi komoditas dalam g/kap/hari x 365 1000 Proyeksi ketersediaan komoditas dalam satuan ton/tahun merupakan konversi proyeksi ketersediaan dalam satuan kg/kap/tahun menjadi ton/tahun Ton/tahu = Ketersediaan komoditas dalam g/kap/hari x proyeksi penduduk 1000 Proyeksi Kebutuhan Konsumsi berdasarkan PPH Proyeksi jumlah kebutuhan konsumsi energi dalam satuan kkal/kap/hari gram/kapita/hari dikonversi proyeksi konsumsi energi dalam satuan gram/kap/hari 21

menjadi konsumsi pangan (DKBM) dengan rumus: Gram/kap/hari = Energi komoditas x BDD% x 100 gr komoditas Kandungan energi komoditas pangan acuan Kg/tahun = gram kebutuhan konsumsi x 365 1000 Ton/tahun = kg/tahun kebutuhan konsumsi x jlh penduduk 1000 Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk dengan pendekatan ekstrapolasi/trend berdasarkan perkembangan pertumbuhan untuk meramalkan pada tahun t adalah: P t = P o x (1 + L) (t-o) Keterangan : Po = jumlah penduduk tahun dasar L = laju pertumbuhan penduduk o = tahun dasar t = tahun yang dicari Kebutuhan luas lahan Proyeksi kebutuhan luas lahan yang diperlukan untuk mencapai target produksi sesuai potensi wilayah untuk memenuhi ketersediaan pangan penduduk sesuai kebutuhan gizi pada tahun 2011-2020 dengan menggunakan komoditas pangan acuan setiap kelompok pangan dengan rumus: 1 Tanaman semusim Luas Lahan = (proyeksi produksi/produktivitas) Intentitas tanam 2 Tanaman perkebunan Luas Lahan = proyeksi produksi produktivitas 3 Hewan ruminansia Luas Lahan = (target produksi/konversi karkas X (1/% karkas) x luas kandang Berat rata-rata 1 ekor ternak Luas Lahan = target produksi (kg) Berat rata-rata 1 ekor unggas X standar luas kandang jlh unggas dlm kandang 4 Ikan (kolam/tambak) Luas Lahan = target produksi (kg) X standar luas kandang Berat rata-rata 1 ekor ikan Populasi ikan dlm kolam standar 22

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Pencapaian ketersediaan pangan ideal dan konsumsi pangan ideal berdasarkan PPH ditunjukkan dengan skor PPH 100. 2 Dalam menentukan proyeksi penyediaan pangan tahun sasaran yang diharapkan dari produksi sendiri dan impor ditetpkan dengan pertimbangan rasio swasembada masing-masing komoditas sebagai acuan tahun 2008. 3 Tren produksi pangan nabati maupun hewani selama lima tahun terakhir mengikuti tren linier, kemudian dilakukan peramalan produksi pangan pada tahun 2011-2020 dengan menggunakan least square methode dengan model persamaan linier. 4 Kebutuhan luas lahan pertanian untuk produksi pangan nabati dan hewani melalui kegiatan budidaya (on-farm) pada tahun 2011-2020, diasumsikan produktivitas masing-masing komoditas sama pada tahun 2008. 5 Perbandingan (gap) ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan pertanian untuk kegiatan usahatani setiap komoditas (on-farm) didasarkan pada intensitas tanam, berat rata-rata untuk pangan hewani yang terjadi di Kabupaten Sinjai pada tahun 2008, kemudian memproyeksikan hingga tahun 2020, kemudian ditetapkan bila ketersediaan lahan aktual lebih rendah dari kebutuhan lahan tahun sasaran dikategorikan lahan pertanian yang tidak mampu mendukung kegiatan produksi, demikian sebaliknya ketersediaan lahan aktual lebih tinggi dari kebutuhan lahan sasaran dikategorikan mampu mendukung kegiatan produksi untuk pemenuhan penyediaan pangan wilayah. 6 Setiap kelompok pangan menggunakan pangan acuan dalam penentuan kebuthan lahan bagi kegiatan produksi pangan nabati dan hewani yang terdiri dari: Kelompok pangan padi-padian oleh padi (beras giling) dan jagung, umbi-umbian dengan ubi kayu, kacang-kacangan dengan kacang tanah, pangan hewani yaitu sapi, untuk telur dan daging ayang acuannya ayan ras, dan kelompok pangan sayur oleh wortel dan bunci dan buah dengan pisang. 23

Defenisi Operasional Penyediaan pangan adalah sejumlah pangan yang harus tersedia untuk konsumsi setiap penduduk Kabupaten Sinjai dalam jangka waktu tertentu, baik dalam bentuk natura maupun dalam unsur gizinya (energi, protein, lemak, vitamin dan mineral, yang diperoleh dari produksi dan impor, tanpa atau melalui jalur perdagangan. Kebutuhan konsumsi pangan aktual adalah jumlah pangan nabati dan panga hewani baik jumlah dan jenisnya yang dikonsumsi penduduk untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein pada saat survey konsumsi dilakukan. Proyeksi kebutuhan konsumsi pangan ideal adalah estimasi jumlah pangan nabati dan hewani yang harus disediakan sesuai kaidah gizi seimbang kebutuhan konsumsi pangan penduduk baik jumlah dan keragamannya untuk hidup sehat dan aktif berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2011-2020. Neraca bahan makanan (NBM) adalah penyajian data dalam bentuk tabel yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten) dalam kurun waktu tertentu. Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirabel Dietary Pattern adalah susunan pangan yang didasarkan pada sumbangan energi, dari sembilan kelompok pangan (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Skor PPH adalah nilai mutu ketersediaan dan konsumsi pangan yang menunjukkan kondisi keberagaman ketersediaan dan konsumsi pangan, dengan asumsi semakin tinggi skor PPH, menunjukkan situasi ketersediaan pangan dan pola konsumsi pangan penduduk semakin beragam dan semakin baik mutu gizinya ideal (PPH=100). Perencanaan penyediaan pangan adalah suatu gambaran proyeksi jumlah dan ragam penyediaan pangan baik nabati maupun hewani untuk memenuhi target penyediaan pangan bagi konsumsi penduduk kearah ideal baik untuk jangka pendek, maupun jangka menengah sesuai potensi produksi dan ketersediaan lahan yang dimiliki. 24

Produksi pangan adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perkebunan) serta sektor perikanan, yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang sudah mengalami proses pengolahan. Proyeksi produksi pangan adalah estimasi jumlah setiap kelompok pangan atau komoditas nabati maupun hewani yang harus diproduksi untuk memenuhi ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai pada Tahun 2011-2020. Proyeksi ketersediaan pangan adalah estimasi jumlah pangan nabati dan pangan hewani yang harus disediakan untuk kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai tahun 2011-2020. Gap proyeksi ketersediaan pangan dan konsumsi pangan adalah estimasi selisih hasil sejumlah pangan nabati dan pangan hewani yang tersedia dan kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai dengan asumsi gap bernilai positif dianggap sudah melampaui kebutuhan konsumsi penduduk atau surplus dan bila bernilai negatif dianggap kebutuhan konsumsi penduduk belum terpenuhi (defisit). Impor pangan adalah sejumlah bahan pangan baik yang belum maupun sudah mengalami pengolahan, yang didatangkan/dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Kabupaten Sinjai. Ekspor pangan adalah sejumlah bahan pangan baik yang keluar maupun yang akan dikirim keluar dari wilayah Kabupaten Sinjai. Cadangan pangan adalah sejumlah bahan pangan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah sebagai cadangan pangan dan akan digunakan untuk keluarga miskin (raskin) dan bantuan sosial lainnya. Ketersediaan lahan pertanian dan perikanan adalah jumlah potensi lahan aktual yang tersedia untuk kegiatan usaha pertanian atau kegiatan budidaya (onfarm) pada tahun 2008. Proyeksi kebutuhan lahan pertanian dan perikanan adalah estimasi jumlah kebutuhan luas lahan pertanian dan perikanan untuk kegiatan usaha pertanian (on-farm) hingga tahun 2020 guna memenuhi target penyediaan dengan mempertimbangkan produktivitas, intensitas tanam untuk (palawija), ternak standar luas kandang dan berat rata-rata. 25

Intentitas Tanam adalah upaya peningkatan produksi secara intensifikasi dengan cara peningkatan Indeks Pertanaman (IP) atau jumlah intensitas penanaman dalam setahun pada lahan pertanian dan perikanan misalnya padi dua kali setahun. 26