Gravitymeter, alat ukur percepatan gravitasi (g).

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN TEKNIK TM3213

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

PENGUKURAN TEKNIK TM3213

JURNAL PRAKTIKUM GERAK OSILASI DAN JATUH BEBAS

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

SASARAN PEMBELAJARAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB I BESARAN DAN SATUAN

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

UN SMA IPA 2008 Fisika

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

UN SMA IPA 2014 Fisika

Peralatan Elektronika

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

RESUME MATERI MATA KULIAH PENGUKURAN TEKNIK DAN INSTRUMENTASI

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

Copyright all right reserved

UN SMA IPA 2009 Fisika

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SMA/MA PROGRAM STUDI IPA/MIPA FISIKA

UN SMA IPA 2017 Fisika

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

LATIHAN UJIAN NASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2008

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

GERAK HARMONIK SEDERHANA

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Materi Pendalaman 01:

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

Uji Kompetensi Semester 1

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

UN SMA IPA 2013 Fisika

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

PERANCANGAN INTERFACING DAN SOFTWARE PEMBACAAN DATA MEKANISME UJI KARAKTERISTIK SISTEM KEMUDI

Pengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

Getaran, Gelombang dan Bunyi

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

Supervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

Fisika UMPTN Tahun 1986

Telemetri dan Pengaturan Remote

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168)

BAB I PENDAHULUAN I.1

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan

LEMBAR KERJA SISWA PERCOBAAN VIRTUAL BANDUL FISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Fisika EBTANAS Tahun 1996

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

Transkripsi:

Gravitymeter, alat ukur percepatan gravitasi (g). 1. Pengukuran g mutlak, a. Pengukuran dengan gerak jatuh bebas. b. Pengukuran dengan bandul (pendulum). - bandul fisis - bandul matematis. Pengukuran g relatif (Δg), Pengukuran menggunakan sensor pegas dan masa, Gravitimeter, stable type, unstable type, La Costa Romberg Gravitymeter, Worden Gravitymeter.

Pengukuran g mutlak, Gerak jatuh bebas (lihat praktikum 1), h 1 gt perencanaan alat ukur, bila h = 1 meter, g = 978 gal, maka waktu benda jatuh t = 45,15 mdetik, ditulis tabel waktu untuk h = 1 meter, t = 45 mdetik g = 9,78933 t = 453 mdetik g = 9,74616 t = 454 mdetik g = 9,7037 dari perhitungan diatas, terlihat bahwa selisih waktu 1 mdetik memberikan hasil pehitungan g selisih kurang lebih 4 gal. Kesimpulan : bila alat ukur waktu mempunyai ketelitian +/- 1 milidetik, maka harga g yang terhitung mempunyai kesalahan +/- 4 gal.

Pengukuran g mutlak, dengan jatuh bebas. Skema pengukuran, Magnetic holder Bola besi h Sensor infra red timer 1. Hidupkan sistem, tekan tombol reset, sehingga angka pada timer menunjuk nol.. Pasang bola besi pada magnetik holder. 3. Tekan tombol start, bola akan jatuh dan timer mulai menghitung waktu. 4. Setelah sensor IR mendeteksi bola besi, timer berhenti menghitung. 5. Baca waktu yang dicatat timer, dalam milidetik. 6. Catat h, hitung g. 7. Lakukan untuk h yang lain, buat grafik hubungan h dan t, hitung g.

Pengukuran g mutlak () Kalau alat ukur waktu mempunyai ketelitian 1 mikrodetik, t = 4515 mikrodetik, g = 9,780073 = 97800,73 mgal. t = 4516 mikrodetik, g = 9,7799840 = 977998,40 mgal. t = 4517 mikrodetik, g = 9,7799408 = 977994,08 mgal. Kesimpulan : ketelitian pengukuran waktu +/ - 1 mikrodetik, memberikan kesalahan pengukran g +/ - 4 mgal. Secara matematis dapat dihitung pengaruh kesalahan pengukuran waktu terhadap hasil ukur g, g h t 4h dg 3 t dt dg g t dt

Pengukuran g mutlak (3) Tugas (1), hitung pengaruh ketelitian pengkuran h(tinggi) terhadap hasil perhitungan g pada pengukuran g mutlak dengan gerak jatuh bebas. g h t dg t dh dg g h agar hasil ukur g sampai +/ - 1 mgal, diperlukan ketelitian pengukuran h berapa?. dh

Pengukuran g mutlak (4), Bandul, untuk simpangan kecil, berlaku T l 4 g g T l 8 l dg 3 T dt dg g T dt

Pengukuran g relatif (Δg). Sistem pegas dan masa. kx mg m Δx mg = kx g = k/m x atau Δg = k/m Δx Δx adalah perubahan panjang pegas (keluaran dari alat yang akan dibaca), akibat dari perubahan gravitasi Δg. Besaran hasil bagi k dan m disebut sensitivitas alat ukur. SENSITIVITAS : perbandingan antara perubahan keluaran terhadap perubahan masukan dari suatu sistem. Perubahan Δg kecil, memberikan perubahan Δx yang besar dinamakan sistem mempunyai sensitivitas (kepekaan) yang besar.

Gravitymeter relatif k Mg ks g s M T M k 4 g T s Gravitymeter type un-stable. Menggunakan pegas, masa, serta sistem batang dengan titik tumpu di tengahnya. Diamati periode osilasi ( T ), dari sistem ini. Supaya diperoleh kepekaan yang tinggi maka harga T harus besar, sehingga pengamatan perlu waktu lama. dikembangkan mulai tahun 193.

Pengukuran g relatif Gravitymeter type stable Thyssen gravitymeter. Seperti pada type un-stable, hanya pada titik tumpu ditambah masa m, sehingga sistem menjadi stabil. Sistem menjadi lebih peka, g k M 1 mhs / ml 1 mh s / ml s k M (1 mhs Ml ) s

Gravitymeter La Costa Romberg zero length spring untuk menambah kepekaan alat. Zero length sring : adalah pegas ideal, yang mempunyai panjang nol bila tidak ada gaya yang menariknya. Dari gambar disamping diperoleh hubungan : g k M b a z s y s s

Perhitungan momen pada La Coste Romberg. Momen putar pegas, s = a sin β

Gravitymeter Worden Pegas dipasang tidak langsung memegangi masa M. Titik tumpu batang masa pada sudut bagi antara bentangan pegas. Diperoleh kepekaan alat : g k M b a cos s cos untuk memperoleh kepekaan maksimum harga α mendekati 45 derajat.

GRAVITYMETER ; Sketsa alat Nulling-dial mikroskop lampu pegas m Sensor pergeseran (capacitive) s PEGAS :zero length spring Suhu ruangan ini dibuat konstant

La Costa-Romberg, cara pembacaan alat. Pembacaan pergeseran masa karena pengaruh perubahan g dilakukan dengan menambahkan sistem optik untuk mengamati perubahan pantulan cahaya oleh cermin yang dipasang pada batang penggantung masa. Garis cahaya (crosshair) yang terlihat pada papan skala menunjukkan posisi masa, yang berarti menunjukkan harga Δg. Mula-mula crosshair di geser menggunakan nulling dial pada titik tengah papan skala Angka pada nulling dial dibaca. Bila titik ukur pindah ditempat lain, maka posisi crosshair akan bergeser kekanan atau kekiri dai papan skala, maka dengan nulling dial posisinya dikembalikan lagi ke tengah papan skala. Selisih angka pembacaan yang kedua dengan yang pertama merupakan harga Δg.

Sketsa Gravitymeter La Costa Romberg, Bila suhu luar berubah, maka panjang pegas akan berubah, bukan karena perubahan g. Untuk mengurangi pengaruh suhu luar terhadap panjang pegas, maka suhu didalam ruangan sensor dipertahankan kostan, menggunakan termostat,

Pengaruh umur pegas terhadap hasil ukur, Pegas yang diberi beban akan selalu bertambah panjang karena umurnya bertambah (pegas mengalami drift ), sifat ini tidak dapat dikompensasi. Untuk melakukan koreksi terhadap drift maka dilakukan pembacaan pada alat gravitymeter dengan mengulangi pembacaan di stasiun pertama setelah jangka waktu tertentu ( misalnya jam). Sistem pembacaan seperti ini dinamakan looping. Koreksi dilakukan dengan cara membandingkan hasil ukur pada suatu stasiun pada pembacaan pertama dengan pembacaan pada jam setelahnya, beda pembacaan ini digunakan untuk koreksi drift. Bila drift dianggap linier, maka titik stasiun lain dapat dikoreksi dengan interpolasi garis lurus pada waktu yang sesuai.

Pembacaan posisi masa dengan mikroskop. Posisi alat harus horisontal, diatur dengan long level adjustment dan cross level adjustment Posisi masa dilihat dengan mikroskop, dengan melihat posisi crosshair. Posisi crosshair dapat diubah menggunakan nulling-dial yang dilengkapi dengan counter.

Penambahan sensor pergeseran. Sensor pergeseran menggunakan kapasitor lempeng digunakan untuk mengkonversi posisi masa menjadi tegangan listrik. Biasanya digunakan sistem bridge supaya diperoleh sistem yang lebih peka. Keluaran listrik yang menggambarkan perubahan g dapat direkam.

Watak statik sensor(1). Sensor dipandang sebagai suatu sistem, menerima masukan dan menghasilkan keluaran, sistem yang ideal masukan SAMA dengan keluaran, seberapa kesamaannya dicerminkan dalam WATAK SENSOR sbb: 1. Range atau daerah ukur, yaitu daerah dari masukan mulai yang terkecil sampai yang terbesar yang dapat dideteksi oleh suatu sensor.. Full Scale output atau keluaran maksimum yang dihasilkan oleh sensor, misalnya 5 volt. 3. Accuracy atau keakuratan, yaitu seberapa dekat suatu sensor menunjukkan keluaran terhadap harga yang sebenarnya. 4. Precision atau ketelitian, ke-ajeg-an, atau konsistensi suatu sensor menunjukkan keluarannya terhadap masukan yang konstan.

Watak statik sensor () 5. Sensitivity atau sensitivitas atau kepekaan, yaitu perbandingan antara perubahan keluaran terhadap perubahan masukan. 6. Resolution atau resolusi, yaitu perubahan terkecil dari masukan yang masih dapat dideteksi atau dirasakan pada keluarannya. 7. Linearity atau linieritas, yaitu kesebandingan antara keluaran dan masukannya terhadap persamaan garis lurus. 8. Threshold atau ambang, yaitu masukan terkecil yang mulai dapat dirasakan pada keluarannya. 9. Hysterisis yaitu sifat ke-tidak konsisten-an suatu sensor pada saat masukan diubah dari rendah ke tinggi dan dari tinggi ke rendah. 10. Stability atau stabilitas, yaitu ke-ajeg-an atau ke-konsisten-an keluaran suatu sensor terhadap waktu untuk masukan yang tetap.