BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Famili Araceae termasuk suku talas-talasan yang mencakup herba

IDENTIFIKASI TUMBUHAN FAMILI ARACEAE DI CAGAR ALAM TANGALE KABUPATEN GORONTALO

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

KERAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN Araceae DI KAWASAN WANA WISATA UBALAN KABUPATEN KEDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli -Oktober Penelitian ini

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISBN: A R A C E A E D I P U L A U B A L I

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. keputih-putihan atau kekuning-kuningan serta kehitam-hitaman. Batang tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berada dikawasan lingkungan STAIN Palangka Raya ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

Cynodon dactylon (L.) Pers.

CIRI CIRI KACANG TANAH

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

A. Struktur Akar dan Fungsinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

JENIS - JENIS ARACEAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH NOVITA SARI NIM.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu Kawasan Wilayah Dusun Jati dan Kawasan Wilayah Dusun Bohulo dengan luas ±112,5 Ha. Secara geografis posisi Cagar Alam Tangale terletak antara 122 0 45-122 0 47 Bujur Timur (BT) dan diantara 0 0 35-0 0 36 Lintang Utara (LU) (Departemen Kehutanan, 2007). Tipe iklimnya adalah C (menurut Schmidt dan Ferguson), suhu udara berkisar pada 26 29 o C, dengan suhu maksimum 27 o C dan suhu minimum 18,9 o C. Kelembaban udara berkisar antara 68,4 83,2 o C, dengan lama penyinaran matahari mencapai 66,3% (Departemen Kehutanan, 2007). Berdasarkan Topografi Cagar Alam Tangale ini memiliki deskripsi yaitu berada pada kemiringan 15 40 m, secara umum bergelombang sampai berbukit dan sedikit landai. Bentang darat dimulai dari dataran rendah hingga berbukit dengan ketinggian mulai dari 100 m dpl pada lokasi Desa Buhu sampai dengan ± 350 m dpl pada lokasi Desa Labanu (Departemen Kehutanan, 2007). Kawasan Cagar Alam Tangale mempunyai satu jenis tanah, yaitu jenis Complex Of Soil yakni tipe tanah berupa lempung berpasir berwarna keabu-abuan dan berbatu-batu, yang meliputi Desa Labanu dan Desa Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo (Departemen Kehutanan, 2007). Selanjutnya lokasi penelitian ditampilkan melalui peta (lampiran 1). Pada peta

tersebut titik-titik pengambilan sampel spesies didasarkan pada titik koordinat yang diambil dengan menggunakan alat GPS (Global Position System). 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Cagar Alam Tangale. Pengambilan data menggunakan metode jelajah. Hasil penjelajahan di Hutan Cagar Alam Tangale ditemukan beberapa spesies dari famili Araceae. Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh tujuh spesies dari famili Araceae yaitu Alocasia longiloba Miq., Homalomena pendula, Scindapsus pictus, Amorphophallus, Epipremnum pinnatum, Monstera dubia dan Aglaonema simplex. Daftar spesies tumbuhan dari famili Araceae tersebut disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Spesies Tumbuhan dari famili Araceae yang Hidup di Hutan Cagar Alam Tangale Kabupaten Gorontalo No. Nama Umum Nama Lokal Nama Ilmiah 1. Sente Bira Alocasia longiloba Miq. 2. Turiang Nampu Homalomena pendula 3. Keladi Sutera - Scindapsus pictus 4. Bunga bangkai Suweg Amorphophallus paeoniifolius 5. Sirih gading - Epipremnum pinnatum 6. Monstera - Monstera dubia 7. Aglaonema Sri rejeki hutan Aglaonema simplex

Deskripsi dari masing-masing spesies famili Araceae dapat diuraikan 1. Sente (Alocasia longiloba Miq.) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berakar serabut, daun berbentuk perisai, daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilat dengan bagian tulang daun bagian atas berwarna putih-kekuningan. Tangkai daun berwarna hijau hingga ungu kecokelatan (Gambar 4.2). Gambar 4.2 Alocasia longiloba Miq. (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (darat) (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga

sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Plantae :Magnoliophyta :Liliopsida :Arales : Araceae : Alocasia : Alocasia longiloba Miq. 2. Nampu (Homalomena pendula) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berakar serabut, berbatang bulat, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. Daun tunggal, tangkai daun bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, berkelamin dua, dan tangkai berwarna ungu. Buah buni, bentuknya bulat, kecil, dan berwarna merah. Biji panjang, kecil, dan berwarna (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Homalomena pendula (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (darat) (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Plantae :Magnoliophyta :Liliopsida :Arales : Araceae : Homalomena : Homalomena pendula 3. Keladi sutera (Scindapsus pictus) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini hidup epifit atau merambat di pohon, memiliki daun yang tidak terlalu besar, berbentuk seperti hati berwarna hijau bercak-bercak putih. Susunan daun-daun

rimbun hampir menutupi seluruh permukaan batang yang dirambati. Tangkai daun relatif lebih pendek dari helaian daunnya, pada sisi atas terdapat alur menyerupai saluran (Gambar 4.4). Gambar 4.4 Scindapsus pictus (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan empifit yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom Devisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Monocotiledonae : Alismatales : Araceae : Scindapsus : Scindapsus pictus

4. Bunga Bangkai (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berdaun tunggal, tangkai daun berwarna hijau yang dihiasi oleh bintik dan coreng berwarna putih, tangkai daun berbintil-bintil. Daun berbagi tiga sehingga seolaholah terdiri atas tiga anak daun, daun berwarna hijau terang.. Batang tumbuhan ini kecil dan pendek, tidak terlihat karena terkubur di dalam tanah. Berakar serabut. Suweg memiliki bunga sedang, bunga muncul setelah daun mati. Bunga berwarna cokelat kemerahan terdiri atas dua bagian, yaitu seludang dan tongkol. Bunga bangkai mengeluarkan bau busuk seperti bangkai (Gambar 4.5). Gambar 4.5 Amorphophallus paeoniifolius (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (darat) (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006).

Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Arales Famili : Araceae Genus : Amorphophallus Spesies : Amorphophallus paeoniifolius 5. Sirih Gading (Epipremnum pinnatum) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut. tumbuhan ini berbatang berwarna hijau tua. Pada tumbuhan daun yang belum dewasa, bentuk daun oval menjantung dengan pinggiran daun rata, sedangkan pada tumbuhan yang telah dewasa, helaian daun akan terpecah-pecah seakan-akan membentuk daun majemuk. Bunga pada tumbuhan ini termasuk kriteria bunga yang telah modern, karena bunga jantan dan bunga betinanya berada dalam satu kesatuan. Bunga tumbuhan ini terdiri atas tongkol dan seludang. Seludang berwarna kuning kehijauan. Tongkolnya berwarna kuning muda (Gambar 4.6). Gambar 4.6 Epipremnum pinnatum (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013)

Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan empifit yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom Devisi Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Alismatales : Araceae : Epipremnum : Epipremnum pinnatum 6. Monstera (Monstera dubia) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini berbatang hijau, batangnya mengeluarkan akar, yaitu berakar serabut. Sebagian akar merentang hingga ke tanah, sedangkan akar lain bergantung di udara. Bentuk daun bulat telur berwarna hijau, helaian daun meruncing dan tangkai daun bulat berwarna hijau (Gambar 4.7). Gambar 4.7 Monstera dubia (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013)

Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan empifit yang tidak dapat hidup di air (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya (10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervarias (16b)i (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom Devisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Angiospermae : Monocotiledonae : Alismatales : Araceae : Monstera : Monstera dubia 7. Aglaonema (Aglaonema simplex) Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut, tumbuhan ini memiliki akar serabut, berbatang putih abu- abu, daun berbentuk elips hingga memanjang berwarna hijau tua dengan coreng-coreng hijau muda tersebar dilembaran daunnya, bunga majemuk tak terbatas dan tergolong bunga tongkol, seludang bunga berwarna hijau kekuningan dan buah berada di pangkal bunga berbentuk bulat lonjong, bila buah masak berwarna merah (Gambar 4.8).

Gambar 4.8 Aglaonema simplex (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2013) Berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki tumbuhan ini merupakan tumbuhan teresterial (2b). Dapat dibedakan antara batang dan daunnya ((10b). Bunga terdapat diatas atau pada ujung tongkol (12b). Bentuk bunga sederhana, memiliki batang yang berdaging, bunga terbungkus dalam kuncup, memiliki urat daun (15a). Bentuk daun dan batang bervariasi (16b) (Cullen, 2006). Setelah diidentifikasi, adapun urutan taksonomi dari spesies ini adalah Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Monocotyledoneae : Araceales : Araceae : Aglaonema : Aglaonema simplex 4.3 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kawasan Cagar Alam Tangale ditemukan 7 spesies dari famili Araceae yaitu Alocasia longiloba Miq.,

Homalomena pendula, Scindapsus pictus, Amorphophallus paeoniifolius, Epipremnum pinnatum, Monstera dubia dan Aglaonema simplex. Hasil penelitian yang penulis lakukan ditemukan pada 5 titik, pada titik pertama ditemukan spesies Alocasia longiloba Miq. Spesies ini ditemukan pada sekitaran sungai, pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 98%, suhu udara 28 0 C, dan ph tanah 5,4. Spesies yang berdekatan pada titik pertama yaitu ditemukan spesies Homalomena pendula. Spesies ini ditemukan pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 98%, suhu udara 28 0 C, ph tanah 5,4. Pada titik ke dua ditemukan spesies Scindapsus pictus. Spesies ini ditemukan pada pohon, merupakan tumbuhan epifit (merambat) pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 99%, suhu 27 0 C, ph tanah 5. Sesuai dengan syarat tumbuh, tumbuhan ini dapat tumbuh pada suhu berkisar 24 29,5 0 C. Pada titik ke tiga ditemukan spesies Amorphopalus paeoniifolius. Spesies ini ditemukan di tepian hutan pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 99%, suhu 29 0 C, ph tanah 5,4. Sesuai dengan syarat tumbuhnya, tumbuhan ini tumbuh pada suhu optimal berkisar dari 25-35 C, pada tanah liat berpasir yang dalam dengan ph tanah 6 7,5 (Flach, 2013). Pada titik ke empat ditemukan spesies Epipremnum pinnatum. Spesies ini ditemukan pada pohon, merupakan tumbuhan epifit (merambat) pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 90%, suhu 28 0 C, ph tanah 5,2. Pada titik ke lima ditemukan spesies Monstera dubia. Spesies ini ditemukn pada pohon, merupakan tumbuhan epifit (merambat) pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 97%, suhu 28,2 0 C, ph tanah 5,4. Sesuai dengan syarat tumbuh, tumbuhan ini dapat tumbuh pada Suhu berkisar antara 20 hingga 27 0 C. Spesies

yang berdekatan pada titik ke lima yaitu ditemukan spesies Aglaonema simplex. Spesies ini ditemukan di sekitaran bebatuan dekat sungai pada kondisi lingkungan dengan kelembaban 97%, suhu 28,2 0 C, ph tanah 5,4. Sesuai syarat tumbuh, tumbuhan ini tumbuh pada suhu 28 0-30 0 C (Basriman, 2011). Dari ke 7 spesies yang ditemukan, satu spesies yang mendominasi suatu area penelitian yaitu spesies Aglaonema simplex. Hal ini dikarenakan tumbuhan ini dapat mnghasilkan biji yang sangat banyak dan sesuai syarat tumbuhya yaitu tumbuh pada suhu 28 0-30 0 C (Basriman, 2011). Hal ini juga sesuai suhu udara di Cagar Alam Tangale dengan kisaran 27 29 0 C Berdasarkan hasil pengukuran terhadap suhu udara di Cagar Alam Tangale menunjukkan kisaran 27 29 0 C, keadaan suhu seperti ini mendukung pertumbuhan famili Araceae. Suhu optimal berkisar dari 25 C 30 C merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Araceae (Basriman, 2011). Tumbuhan Araceae biasa hidup pada tempat yang lembab sehingga suhunya biasa pada derajat yang rendah. Selain suhu, kelembaban udara juga mendukung pertumbuhan Araceae, kelembaban udara di Cagar Alam Tangale berkisar antara 90 99 %, pada umumnya Araceae memerlukan kelembaban yang relatif tinggi untuk menunjang pertumbuhan Araceae. Selain suhu dan kelembaban udara, ph tanah juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan Araceae. ph tanah di Cagar Alam Tangale berkisar antara 5 5,7. Araceae dapat tumbuh pada ph tanah 5 7. Berdasarkan uraian hasil di atas, spesies famili Araceae mampu tumbuh pada lingkungan dengan kelembaban yang rendah hingga tinggi. Sebaran

tumbuhan dari famili Araceae juga terkait dengan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan ph tanah.