Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN


Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evidence-based Treatment Of Acute Infective Conjunctivitis Breaking the cycle of antibiotic prescribing

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

Mengapa disebut sebagai flu babi?

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Penyebab: si kecil diserang jasad renik, seperti kuman, mikroba atau virus. Namun penyebab terbesar adalah virus.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

Efek samping Antibiotik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

RONTGEN Rontgen sinar X

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dasar Determinasi Pasien TB

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANDUAN SECOND OPINION

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

Transkripsi:

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan hanya memberikan penjelasan tentang penyakit dan perawatan sendiri di rumah. Tidak peduli apakah penyebabnya virus atau bakteri, kebanyakan orang akan lebih tenang ketika dokter meresepkan antibiotik. Padahal, penggunaan antibiotik yang tidak tepat bukan hanya menghamburkan uang, namun juga akan berdampak buruk pada kesehatan. Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, kita dituntut untuk pro aktif dan kritis dengan pengobatan yang diberikan dokter, salah satunya adalah ketika dokter meresepkan antibiotik. Mengenal Antibiotik Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik adalah obat yang digunakan dalam penanganan pasien yang terbukti atau diduga mengalami infeksi bakteri dan terkadang juga digunakan untuk mencegah infeksi bakteri pada keadaan khusus. Penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan dan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, karena penggunaan yang tidak sesuai indikasi justru akan menyebabkan resistensi (kebal) obat.

Seperti Apakah Penggunaan Antibiotik yang Tidak Tepat? Pemakaian antibiotik yang tidak berdasarkan ketentuan (petunjuk dokter) menyebabkan tidak efektifnya obat tersebut sehingga kemampuan membunuh kuman berkurang atau bahkan menimbulkan resistensi. Ketidaktepatan penggunaan antibiotik terjadi dalam situasi klinis yang sangat bervariasi, meliputi: Pemberian antibiotik pada keadaan tanpa adanya infeksi bakteri. Pemilihan antibiotik yang salah atau tidak sesuai diagnosis. Dosis yang tidak tepat atau berlebihan. Lama penggunaan antibiotik yang tidak tepat (menghentikan pengobatan sebelum waktunya karena merasa sudah sembuh) Penggunaan obat antibiotik suntik yang berlebihan pada penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat yang ditelan (oral). Pengobatan sendiri oleh pasien dengan cara mengonsumsi antibiotik yang seharusnya diresepkan oleh dokter. Penggunaan antibiotik berlebih untuk profilaksis (pencegahan) pada pembedahan bersih, khususnya pemberian antibiotik yang berlangsung lebih lama dari waktu yang direkomendasikan (kurang dari 24 jam pasca operasi). Keadaan ini antara lain disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengetahuan dokter yang kurang, pengalaman masa lalu atau contoh dari kolega senior, harapan dan permintaan pasien, promosi industri farmasi, dan mudahnya pasien membeli antibiotik tanpa resep dokter. Bahaya Penggunaan Antibiotik yang Tidak Tepat Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan antibiotik adalah gangguan beberapa organ tubuh. Terlebih lagi bila diberikan kepada bayi dan

anak-anak, karena sistem tubuh dan fungsi organ pada bayi dan anak-anak masih belum tumbuh sempuma. Gangguan organ tubuh yang bisa terjadi adalah gangguan saluran cerna, gangguan ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan sumsum tulang, gangguan darah dan sebagainya. Gangguan tersebut mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan yang berat seperti pembengkakan bibir atau kelopak mata, sesak, hingga dapat mengancam jiwa atau reaksi anafilaksis. Pemakaian antibiotik berlebihan atau irasional juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur atau disebut "superinfection". Pemberian antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten atau disebut "superbugs". Penggunaan antibiotik yang irasional menyebabkan bakteri yang awalnya dapat diobati dengan mudah menggunakan jenis antibiotik ringan akan bermutasi dan menjadi kebal, sehingga memerlukan jenis antibiotik yang lebih kuat. Bila bakteri ini menyebar ke lingkungan sekitar, suatu saat akan tercipta kondisi dimana tidak ada lagi jenis antibiotik yang dapat membunuh bakteri yang terus menerus bermutasi ini. Makin Dini, Makin Berisiko Penggunaan antibiotik pada anak memerlukan perhatian khusus. Mengapa demikian? Bayi dan anak beresiko paling sering mendapatkan antibiotik, karena daya tahan tubuhnya yang lebih rentan sehingga lebih sering sakit. Padahal, seperti halnya obat pada umumnya, antibiotik memiliki efek samping yang bisa muncul jika penggunaannya tidak tepat.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penggunaan antibiotik yang terlalu dini pada anak (usia kurang dari 1 tahun) terutama antibiotik yang berspektrum luas, meningkatkan resiko terjadinya asma pada anak. Sehingga dianjurkan untuk tidak memberi antibiotik terutama yang bersektrum luas kepada anak usia kurang dari 1 tahun apabila tidak sangat diperlukan. Kapan Kita Memerlukan Antibiotik? Indikasi yang tepat dan benar dalam penggunaan antibiotik adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), indikasi pemberian antibiotik adalah: Batuk dan pilek yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari) yang berkelanjutan selama lebih dari 10-14 hari dan disertai dengan cairan hidung mukopurulen (kuning atau hijau). Bila batuk dan pilek yang berkelanjutan terjadi hanya pada malam hari dan pagi hari (bukan sepanjang hari) biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi, sehingga tidak perlu antibiotik. Bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas lebih dari 39 C dengan cairan hidung purulen (kental), nyeri, bengkak di sekitar mata dan wajah. Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur (pembiakan bakteri) yang membutuhkan beberapa hari untuk observasi. Infeksi saluran kemih. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur urin. Setelah beberapa hari akan diketahui bila ada infeksi bakteri, berikut jenis dan sensitivitasnya terhadap antibiotik.

Penyakit tifus. Selain dari anamnesis (wawancara) dan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui penyakit tifus perlu dilakukan pemeriksaan darah Widal dan kultur darah gaal. Gunakan Antibiotik Secara Tepat Berikut ini beberapa tips penggunaan antibiotik yang benar: Menggunakan antibiotik hanya berdasarkan resep dokter, yaitu dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep. Minum antibiotik sampai habis sesuai dengan petunjuk dokter dan jangan menghentikan sebelum waktu yang dianjurkan hanya karena merasa sudah sembuh. Menanyakan pada dokter, obat mana yang mengandung antibiotik. Jangan menggunakan atau membeli antibiotik hanya berdasarkan copy resep sebelumnya (tanpa periksa lagi ke dokter). Karena salah menggunakan antibiotik menyebabkan obat menjadi tidak efektif lagi dan bahkan bisa menimbulkan resisten (kebal) obat. Pilek, batuk, dan diare umumnya tidak memerlukan antibiotik. Usahakan banyak minum, cukup makan makanan bergizi, dan istirahat. Jika demam lebih dari 3 hari, periksakan ke dokter.[] dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah Referensi: Kementrian Kesehatan RI. Buku Panduan "Gunakan Antibitik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Obat". Tahun 2011.

Prof. Iwan Dwiprahasto, "Evidence Based Medicine Guide to Antibiotic Use". Buku Clinical Updates, Practicing Current Issues in Medicine. Tahun 2010. Penerbit Cendekia Press, Yogyakarta. Simposium and Workshop "Pediatric Update", Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak UNS/ RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tanggal 26-27 Maret 2011. James Chin, MD, MPH (editor). Buku "Manual Pemberantasan Penyakit Menular" Edisi 17. Tahun 2000. Penerbit American Public Health Association. Sumarmo S, Buku Infeksi dan Penyakit Tropis Edisi 1, Tahun 2002, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Disalin dari Majalah as-sunnah No. 07 Thn.XV 1432H/3011M, Baituna, hal. 13-14.