BAB 1 PENDAHULUAN. Palu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Hal II-01.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

TUGAS AKHIR 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN PPI DAN TEMPAT WISATA PANTAI SENDANG SIKUCING DI KAB KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Jatibarang Kota Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Ini Dia, 5 Kota dengan Konsep Water Front City Terbaik Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

PERUBAHAN DARATAN PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI SECARA SPASIAL DAN TEMPORAL DI PANTAI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN WISATA BUDAYA DI PANTAI NGEBOOM TUBAN

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

PENGEMBANGAN TAMAN JURUG SEBAGAI KAWASAN WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

TUGAS AKHIR KAMPUNG WISATA KULINER TAMBAK LOROK SEMARANG BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Hi Tech

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN TEPIAN TELUK GILIMANUK SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRESENTASI SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kepulauan Mentawai telah menetapkan visi. Terwujudnya Masyarakat Kepulauan Mentawai yang maju, sejahtera dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan Hakim (19 91) dimana ruang terbuka merupakan elemen

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sebagian besar memiliki lebih dari 13.000 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 kilometer. Karenanya, Kehidupan perekonomian Bangsa Indonesia sejak dahulu kala lebih terpusat pada wilayah pesisir pantai atau muara sungai. Dengan dukungan sarana transportasi air yang ada pada saat itu, kawasan-kawasan tepian air berangsur-angsur tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar yang disebut dengan kota. Hal ini terlihat dari hampir 75% kota-kota besar di Indonesia sekarang terletak di tepi pantai, dan dihuni hampir lebih 100 juta jiwa 1. Tanpa adanya perencanaan yang matang terhadap kawasan-kawasan tepian air, sering menimbulkan masalah-masalah baru di daerah pantai, misalnya: Erosi pantai yang menyebabkan mundurnya garis pantai, tanah timbul atau sedimentasi yang menyebabkan tersumbatnya muara sungai dan saluran drainase yang mengakibatkan banjir dan genangan, dan pemukiman kumuh yang tumbuh dan berkembang di daerah pantai dan muara sungai. Kota Palu merupakan salah satu kota yang sedang berkembang mempunyai permasalahan yang hampir sama dengan kawasan tepian air lainnya di Indonesia. Upaya pemerintah Kota Palu dalam menyikapi perkembangan Kota Palu yang tumbuh pada kawasan tepian air, karena telak geografis Kota Palu terletak di bibir Teluk Palu atau memanjang dari arah timur ke barat. Terletak di sebelah garis khatulistiwa pada astronomi 0,36 LU- 0,56 LU dan 199,45 BT-120,01 BT 2. Dengan keberadaan pantai-pantai 1 Pratikto, Widi Agus Ir. M.Sc., Ph.D., Ir. Haryo Dwito Armono, & Ir. Suntoyo. PERENCANAAN FASILITAS PANTAI DAN LAUT, Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE- YOGYAKARTA. 1997. Hal 1 2 BAPEDA Kota Palu.Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu. Pemerintah Daerah Kota Palu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Hal II-01. 1

di wilayah Kota Palu dan pemanfaatan ruang ini sangatlah besar peranannya sebagai pembentuk citra kota. Akan tetapi dalam perkembangan Kota Palu dari kota tradisional (pra-industri) ke kota modern (industri), sering terdapat masalah-masalah fisik seperti meluapnya air sungai yang menyebabkan terjadinya banjir dan genangan-genangan air, juga berkembangnya fasilitas-fasilitas komersil yang tumbuh secara alamiah pada daerah pesisir pantai, sehingga menjadikan wajah kawasan tersebut berupa deretan fasilitas-fasilitas rekreasi yang belum tertata (chaos). Teluk Palu menjadi pusat perhatian pemerintahan Kota Palu karena mempunyai keunikan karakteristik wilayahnya yang berada pada cekungan Teluk Palu, kondisi wilayah Kota Palu berada pada sisi yang saling berhadapan antara sisi Palu bagian barat dan sisi Palu bagian timur. Apabila dilihat dari karakter wilayah Kota Palu, Teluk Palu yang memiliki garis pantai sepanjang 43 Km dengan luas perairan 10.066 ha mempunyai potensi yang sangat besar dalam wisata bahari terutama pada kawasan pesisir pantai Talise Kecamatan Palu Barat. Dengan melihat karakteristik Kota Palu yang sebagian besar wilayahnya terkonsentrasi pada tepi air, terutama pada Kawasan Pantai Talise yang merupakan titik temu antara kawasan Kota Palu bagian barat dan kawasan Kota Palu bagian timur yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam mendukung terbentuknya citra sebuah kota dan sebagai patokan pertumbuhan Kota Palu. Berdasarkan hal inilah, maka dalam perencanaan dapat mengacu pada konsep Waterfront City. Menurut The Oxford English Reverence Dictionary (1996) 3, waterfront adalah bagian dari sebuah kota yang berdampingan dengan sungai, danau, laut, dan sebagainya. Sehingga waterfront dapat diartikan sebagai pertemuan banguan atau daratan dengan tepian air yang menghasilkan karakter khusus sesuai dengan kondisi wilayah yang direncanakan (tergantung dari lokalitasnya). Jenis-jenis waterfront dapat 3 The Oxford Reference Dictionary. Oxford University Press. 1996. 2

dibagi dalam beberapa kategori, antara lain: waterfront menurut lokalitas ialah Laut, Sungai, Danau dan lain-lain, waterfront menurut fungsinya ialah Historical Waterfront, Cultural Waterfront, Recreation Waterfront dan lain-lainnya. Sesuai dengan program pemerintah tentang pengelolahan kawasan tepian pantai yang akan dijadikan kawasan pariwisata, terutama wisata bahari pada kawasan Pantai Talise dengan konsep perencanaan wilayah jenis Recreation Waterfront. Pemilihan konsep ini berhubungan erat dengan pembentukan citra kawasan, dan kawasan ini nantinya dapat dijadikan patokan perkembangan untuk wilayah-wilayah disekitarnya. Untuk itu perlu adanya strategi perencanaan kawasan yang dapat menjadi magnet agar dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke kawasan ini. 1.2. Rumusan Masalah. Bagaimana menata dan merancang kawasan tepian air Pantai Talise di Kota Palu, sebagai tempat rekreasi di tepian air dengan konsep Recreation Waterfront, sehingga dapat mewadahi kegiatan rekreasi yang berlangsung di kawasan tersebut, serta dapat menciptakan suatu lingkungan rekreasi yang kontekstual dengan kawasan pantai. 1.3. Tujuan Pembahasan. Merancang kawasan rekreasi di tepian Pantai Talise Kota Palu, dengan memanfaatkan kondisi fisik kawasan Pantai Talise yang berada di lengkungan Teluk Palu, serta dapat mewadahi aktivitas-aktivitas yang sudah ada pada kawasan tersebut dengang konsep Recreation Waterfront. 1.4. Sasaran Pembahasan. Melakukan studi mengenai Recreation Waterfront. Melakukan studi mengenai Kawasan-kawasan rekreasi pantai, Melakukan studi mengenai Kawasan Pantai Talise di Kota Palu 3

Melakukan Studi mengenai fasilitas-fasilitas Rekreasi Pantai. 1.5. Lingkup Pembahasan. Penataan kawasan Pantai Talise sebagai Kawasan Rekreasi tepian air atau Recreation Waterfront. Recreation Waterfront; antara lain mengenai pengabungan fungsi rekreasi, perdagangan, transportasi, dan pariwisata sebagai faktor pendukung. Kawasan tepian air Pantai Talise di Kota Palu. 1.6. Metoda Pembahasan. Metode pembahasan yang akan diambil meliputi 3 (tiga) cara, yaitu metoda pengumpulan data, metoda penganalisaan masalah, dan studi banding. Metoda Pengumpulan Data. Dalam tahap pengumpulan data yang digunakan sebagai salah satu metode ini, dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai latar belakang permasalahan, yang dilakukan dengan 3 (cara), yaitu wawancara, Observasi, dan Studi Pustaka. Metoda Menganalisa Data. Dalam tahap ini data-data yang telah didapatkan dalam metoda pengumpulan data, di pakai untuk mendapatkan pendekatanpendekatan pada konsep perencanaan dan perancangan. Studi Banding. Melakukan studi komparatif terhadap kawasan-kawasan daerah tepian air pada daerah lain sebagai pembanding dan acuan dalam perencanan dan perancangan yang lebih baik. 4

1.7. Sistematika Penulisan. Isi laporan kerja praktek ini dituangkan dan dijabarkan melalui sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan Dalam bab ini di bahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup serta sistematika penulisan. BAB 2 Tinjauan Eksisting Kawasan Pantai Talise Berisikan tentang tinjauan eksisting kawasan pantai talise di kota Palu, fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan pantai, potensipotensi kawasan. BAB 3 Tinjauan Teori Perancangan Kawasan Urban. Berisikan tentang landasan teori yang merupakan acuan dalam menentukan perencanaan dan perancangan, beserta pendekatanpendekatan yang nantinya akan digunakan sebagai pendekatan untuk memecahkan permasalah yang ada di kawasan tepian air Pantai Talise. BAB 4 Analisis dan Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan. Berisikan tentang analisa kawasan tepian air berdasarkan teoriteori dan pendekatan-pendekatan yang mendukung perencanaan. Serta menganalisa permasalahan yang ada di daerah kawasan tepian air dan pemecahan masalah untuk menentukan konsep dasar perencanaan dan perancangan. BAB 5 Konsep Dasar Perancangan Menjabarkan mengenai konsep dasar perencanaan dan perancangan dari topik permasalahan serta dasar-dasar yang mengarah pada transformasi dari konsep ke fisik. 5