BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

24 Tania Hayu Safira dan Febryanti Simon

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpublikasi yang bermanfaat sebagai sumber dan pembanding. Berikut merupakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak swasta. (Darmaji dan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN FIRM SIZE

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia maupun Indonesia ini mulai mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun informasi pribadi (private) (Syaichu dan Puspito, 2007).

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alternatif pendanaan khususnya kebutuhan jangka panjang suatu. pendanaan perusahaan akan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan bagi investor. Kegiatan pasar modal tidak terlepas dari tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternative pendanaan bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan berupa return dan capital gain. Investasi adalah komitmen atas

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... vi. Daftar tabel...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak dapat terlepaskan dari pasar modal itu sendiri yang berperan besar dalam perekonomian negara tersebut (Indraswari, 2013). Perkembangan pasar modal salah satunya dapat dikarenakan adanya daya tarik oleh para pemodal atau investor yang melakukan investasi dalam bentuk portofolio yang sesuai dengan tingkat risiko yang dapat ditanggung dan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh masing masing investor. Dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995, Pasar Modal didefinisikan sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Efek-efek yang diperjual belikan di pasar modal salah satunya ialah saham, obligasi, reksadana, dan instrumen derivatif seperti warrant, dan right. Namun, diantara efek yang ditawarkan oleh pasar modal, yang paling banyak diminati dan diperdagangkan ialah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan (Rusteliana, 1

2014). Maka dari itu, pasar modal bisa juga disebut sebagai mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer) guna melakukan seluruh aktivitas perdagangan. Menurut Akhmad (2013), pasar dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria, yaitu harga saham yang mencerminkan informasi yang relevan mengenai kondisi perusahaan pada saat diperdagangkan, dan informasi menyebar secara merata kepada investor sehingga investor memiliki antisipasi terhadap informasi yang diterima. Dalam memperbaiki kinerja atau menunjukkan performance perusahaan dalam jangka pendek maupun panjang, perusahaan dapat mengambil kebijakan yang disebut dengan corporate action (Wistawan, 2013). Corporate action (aksi korporasi) merupakan istilah di pasar modal yang menunjukkan aksi perusahaan/emiten yang akan berpengaruh terhadap pemegang saham, seperti jumlah dan harga saham yang beredar. Bentuk corporate action yang dilakukan emiten pada umumnya adalah right issue, share split, merger, akuisisi, share dividend, dan bonus shares. Namun, yang paling sering dilakukan oleh perusahaan adalah strategi pemecahan saham (share split). Share split merupakan keputusan perusahaan untuk memecah saham perusahaan menjadi lebih banyak dari segi jumlah, sehingga lebih murah dari segi harga. Menurut Pramana (2012), share split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru adalah 2

1/n dari harga sebelum share split. Menurut Fahmi (2013 : 126), tujuan perusahaan melakukan share split adalah: 1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli saham tersebut. 2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham. 3. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham lebih banyak. 4. Menambah jumlah saham beredar. Share split dapat dibedakan menjadi dua jenis, share split up (pemecahan saham naik) dan share split down (pemecahan saham turun), (Janiantari dan Badera, 2014). Share split down merupakan peningkatan harga per saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya, share split dengan faktor 2:1, 3:1, dan 4:1. Sedangkan share split up adalah penurunan harga per saham dan menambah jumlah saham yang beredar. Misalnya, share split dengan faktor 1:2, 1:3, atau 1:4. Dimana setiap pemegang saham akan menerima dua lembar, tiga lembar atau empat lembar saham untuk setiap lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah setengah, sepertiga atau seperempat dari nilai nominal saham sebelumnya. Sebagai contoh, jika sebelum share split harga saham di pasar Rp 1.000 per lembar maka setelah adanya share split dengan faktor 1:2, harga saham baru yang berlaku di pasar menjadi Rp 500 per lembar. Share split menjadi 3

salah satu cara populer yang digunakan oleh para manajer perusahaan untuk menata kembali harga pasar saham menjadi normal. Seorang investor dalam melakukan investasi di suatu perusahaan, tentunya akan mengharapkan pengembalian (return) dari investasi yang ia lakukan. Return yang diterima oleh investor dibagi menjadi dua bentuk, yaitu dividen dan capital gain. Dividen adalah laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dari kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor ketika menjual saham lebih tinggi daripada harga beli. Menurut Vincent (2015), return dan risk adalah sesuatu yang berbanding lurus, dimana semakin tinggi return yang ditawarkan maka akan semakin tinggi pula resiko yang akan ditanggung. Seperti prinsip yang dikenal dalam prinsip investasi, yaitu high risk high return. Apabila dilihat dari tingkat resiko yang diterima, menurut Widoatmodjo (2015 : 211) investor dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu: 1. Tidak senang resiko (risk averse) Investor jenis ini adalah investor yang tidak menyukai resiko, dengan begitu return yang didapat juga tidak akan terlalu tinggi. Investor jenis ini lebih mengutamakan tingkat keamanan investasi ketimbang return yang didapatkan. 2. Netral (risk neutral) Investor jenis ini adalah investor yang mendapat return dan tingkat resiko menengah, dimana investor jenis ini selalu mencari posisi yang seimbang antara return dan resiko. 4

3. Menyukai resiko (risk seeker) Investor jenis ini berani mencoba mengambil kesempatan berinvestasi pada efek yang memiliki nilai return dan resiko yang tinggi, karena investor jenis ini mengetahui prinsip high risk high return. Terdapat dua jenis return di dalam investasi, yaitu expected return dan actual return. Expected return adalah return yang diharapkan investor ketika berinvestasi, sedangkan actual return adalah return yang terjadi sebenarnya di pasar. Actual return ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko di masa datang (Wismoyojati, 2012). Selisih antara return yang diharapkan oleh investor dengan return yang terjadi sesungguhnya dikenal dengan sebutan abnormal return. Abnormal return dapat bersifat positif dan negatif (Wistawan, 2013). Apabila abnormal return positif, mengindikasikan bahwa tingkat keuntungan yang didapat investor lebih besar dari keuntungan yang diharapkan, atau bisa disebut juga abnormal return positif adalah kondisi dimana actual return lebih besar daripada expected return. Apabila dihubungkan dengan peristiwa share split, abnormal return positif setelah share split dapat memberikan keuntungan diatas normal kepada investor. Begitu pula sebaliknya, apabila hasilnya negatif maka keuntungan yang didapat investor dibawah normal. Hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pramana dan Mawardi (2012), menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada abnormal return. Namun 5

hasil ini bertentangan dengan penelitian Janiantari dan Badera (2014), yang menyatakan bahwa abnormal return mengalami perbedaan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah share split. Dengan adanya peristiwa share split yang dapat menambah jumlah saham yang beredar, diduga juga akan menambah volume perdagangan saham. Volume perdagangan (trading volume) saham merupakan aspek yang bisa dijadikan informasi bagi investor untuk menilai buruk atau baiknya perusahaan tersebut. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang disebut Trading Volume Activity (TVA). Trading volume activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada periode tertentu (Pramana, 2012). Hasil penelitian Islamiyahya (2012) dan Akhmad (2013), menyatakan adanya perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan dikarenakan harga saham perusahaan yang mudah dijangkau oleh investor, sesuai dengan tujuan share split itu sendiri. Sementara hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Wismoyojati dan Steelyana (2012), dimana hasil penelitiannya menyebutkan tidak adanya perbedaan volume perdagangan yang signifikan akibat aktivitas share split. Frekuensi perdagangan (trading frequency) adalah berapa kali terjadi transaksi jual beli saham pada suatu periode tertentu. Dengan frekuensi perdagangan ini, dapat diketahui apakah saham di perusahaan tersebut diminati atau tidak oleh investor. Ditunjang dengan turunnya harga saham akibat share split, maka akan semakin banyak investor yang mampu membeli saham dengan 6

harga yang terjangkau. Semakin tinggi jumlah frekuensi perdagangan saham, mengindikasikan semakin aktif saham dalam perdagangan di bursa. Penelitian sebelumnya mengenai aktivitas share split dan trading frequency dilakukan oleh Michella dan Sugiarto (2012) menunjukkan adanya perubahan peningkatan trading frequency yang signifikan setelah peristiwa share split. Tingkat likuiditas perusahaan bisa dilihat dari bid-ask spread yang terjadi di perusahan. Menurut Islamiyahya (2012), bid-ask spread adalah selisih harga jual (ask price) terendah dan harga beli (bid price) tertinggi, yang mencerminkan biaya transaksi yang dihadapi oleh pelaku pasar. Pada saat harga pasar saham tinggi sebelum share split, inilah yang menyebabkan saham kurang aktif diperdagangkan, karena order processing cost dan inventory holding cost sebagai komponen bid-ask spread menjadi lebih besar. Harga saham yang lebih rendah setelah terjadinya share split menyebabkan selisih harga antara harga penawaran dan harga permintaan saham (bid-ask spread ) semakin kecil. Semakin kecil bid-ask spread maka semakin likuid saham tersebut. Jika bid-ask spread berkurang, ini berarti harga jual terendah sedang menurun dan/atau harga beli tertinggi sedang meningkat sehingga kemungkinan terjadinya transaksi lebih besar yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham. Hasil penelitian Janiantari dan Badera (2014), menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan bid-ask spread yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa share split yang disebabkan oleh berkurangnya komponen biaya transaksi, karena harga pasar yang lebih murah sehingga meningkatkan minat investor dan menyebabkan perdagangan menjadi lebih aktif. Namun hasil ini 7

bertentangan dengan penelitian Kurniawati (2003) dalam Islamiyahya (2012), yang menyatakan tidak terdapat perbedaan bid-ask spread yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa share split. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Mawardi (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Variabel Penelitian ini menambahkan 2 variabel lain yaitu trading frequency dari penelitian Michella dan Sugiarto (2012) dan variabel bid-ask spread dari penelitian Islamiyahya (2012). 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang perusahaan go public yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan share split-up. 3. Tahun Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008-2015. Sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2007-2011. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka judul penelitian ini adalah UJI KOMPARASI ABNORMAL RETURN, TRADING VOLUME, TRADING FREQUENCY, DAN BID-ASK SPREAD SEBELUM DAN SESUDAH SHARE SPLIT : STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2008-2015. 8

1.2 Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka penulis merasa perlu memberikan batasan masalah. Untuk mempermudah dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Variabel yang digunakan di penelitian ini adalah abnormal return, trading volume, trading frequency, dan bid-ask spread. 2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar berturut-turut dan melakukan aktivitas share split yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008-2015. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah share split? 2. Apakah terdapat perbedaan trading volume saham sebelum dan sesudah share split? 3. Apakah terdapat perbedaan frekuensi perdagangan saham sebelum dan sesudah share split? 4. Apakah terdapat perbedaan bid-ask spread sebelum dan sesudah share split? 9

1.4 Tujuan Penelitian Penelitian berikut dibuat dengan tujuan untuk: 1. Memperoleh bukti empiris terkait perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah share split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2015. 2. Memperoleh bukti empiris terkait perbedaan trading volume sebelum dan sesudah share split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2015. 3. Memperoleh bukti empiris terkait perbedaan trading frequency sebelum dan sesudah share split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2015. 4. Memperoleh bukti empiris terkait perbedaan bid-ask spread sebelum dan sesudah share split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2015. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna: 1. Bagi Investor Diharapkan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti ini nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi. 10

2. Bagi kalangan akademik Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pasar modal serta menjadi tambahan referensi dalam menyusun penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi perusahan Penelitian ini diharapkan perusahaan mengetahui bagaimana reaksi pasar dari segi abnormal return, volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan bid-ask spread sebelum dan sesudah peristiwa share split. 4. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai pengaruh share split untuk diteliti lebih dalam. 5. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini Penulis mendapatkan ilmu tambahan di luar ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dan bisa menerapkan ilmu yang telah didapat ke dalam penelitian ini. Selain itu, Penulis menjadi lebih mengerti tentang fenomena yang terjadi di pasar modal yaitu share split. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas hal-hal pokok yang berhubungan dengan penelitian seperti latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 11

Bab II TELAAH LITERATUR Dalam bab ini berisikan landasan teori apa saja yang berkaitan dengan share split yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian ini, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. Bab III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, penentuan populasi dan sample, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang deskripsi penelitian yang diperoleh dari pengolahan data yang telah dikumpulkan, pengujian, dan analisis hipotesis. Bab V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan untuk penelitian berikutnya. 12