Evaluasi Perekonomian 2013, Prospek 2014 dan Arah Kebijakan Ke Depan
Ringkasan 2 Evaluasi Perekonomian Perekonomian Indonesia tahun 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan yang kemudian memberikan tekanan kepada stabilitas makroekonomi dan mengganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Indonesia tahun 2013 diprakirakan tumbuh sebesar 5,7%. Tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia meningkat dan dibarengi pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi tercatat 8,38% atau berada di atas sasaran inflasi 4,5±1%. Kondisi terkini menunjukkan stabilitas ekonomi kembali terkendali. NPI Q4-2013 membaik ditopang penurunan defisit transaksi berjalan. Inflasi bulanan menurun dan berada dalam pola normal Tahun 2014, NPI diperkirakan membaik ditopang defisit transaksi berjalan yg menurun. Inflasi pada 2014-2015 diperkirakan terkendali dalam kisaran 4,5±1% dan 4,0±1%. Pertumbuhan ekonomi pada 2014, diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2% sejalan proses konsolidasi ekonomi domestik menuju ke kondisi yg lebih seimbang Respons Kebijakan RDG pada 9 Januari 2014, BI mempertahankan BI Rate pada level 7,50%, dg suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Kebijakan masih konsisten dg upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Ke depan, kebijakan BI tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Seluruh kebijakan tersebut diperkuat dengan koordinasi bersama Pemerintah dan otoritas terkait.
Agenda 3 Perkembangan Ekonomi 2013 Respons Kebijakan & Kondisi Terkini Tantangan Ekonomi ke Depan Arah Kebijakan & Prospek Ekonomi
Agenda 4 Perkembangan Ekonomi 2013
Permasalahan Ekonomi Global 5 Global Uncertainty United States of America The FED Tapering Ultra Acommodative Monetary Policy Latin America Abenomics A Three Speed World Recovery Europe Union End of Commodity Supercycle Structural Head Winds Asia Fragile-5 Government Shut Down
Pertumbuhan Ekonomi Global 6 Diproyeksikan menguat pada awal tahun, namun perkembangannya terpantau melemah, baik pada negara maju maupun negara berkembang 2012 2013 IMF Consensus Forecast BI Output Dunia 3,2 2.9 2.9 2.9 Amerika Serikat 2.8 1.6 1.7 1.6 Eropa -0.6-0.4-0.4-0.6 Jepang 2.0 2.0 1.8 2.0 Negara Berkembang 4.9 4.5 5.0 4.7 Negara Berkembang Asia 6.4 6.3 6.6 - China 7.7 7.6 7.7 7.5 India 3.2 3.8 4.6 4.3 ASEAN-5 6.2 5.0 - - Sumber: WEO Okt 2013, Consensus Forecast Des 2013, BI
Harga Komoditas Global 7 Harga komoditas dunia masih masih melanjutkan tren penurunan dan menjadi indikasi berakhirnya era supercycle Growth IHX (yoy) Oct-13 Nov-13 Des-13* YoY MtM YoY MtM YoY MtM Non Oil and Gas -4.5 0.97-1.5-0.01-1.4 0.64 Agriculture -13.0-0.50-8.6-1.89-7.3 0.87 Mining -4.8 0.72-3.7-1.27-6.2 0.46 Industry -1.4 1.58 2.3 1.40 4.0 0.70 Oil and Gas -1.8 1.15-3.1-3.20-4.8 0.44 TOTAL -3.4 1.04-2.1-1.30-2.8 0.56
Pasar Keuangan Global 8 Ketidakpastian keuangan global meningkat sejalan dengan sentimen negatif terhadap rencana pengurangan stimulus moneter (tapering off) di AS CDS Sovereign Komposit Bursa Saham Asia
Neraca Pembayaran 9 Kondisi ekonomi global yang menurun memberikan tekanan kepada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2013. Defisit transaksi berjalan diperkirakan mencapai 3,5% dari PDB, lebih tinggi dari defisit pada tahun 2012 sebesar 2,8% Surplus transaksi modal dan finansial menurun Miliar dolar AS 40 30 20 10 0-10 -20-30 -40 Transaksi Modal & Finansial Transaksi Berjalan Neraca Keseluruhan 2009 2010 2011 2012 2013*
Nilai Tukar Rupiah 10 Nilai tukar Rupiah terdepresiasi pada 2013 disertai volatilitas yang meningkat... Pengaruh global yang cukup kuat tergambar pada pergerakan rupiah yang searah dengan pelemahan mata uang di negara kawasan Nilai Tukar Rupiah Nilai Tukar Kawasan dan Euro Currency 12/31/2012 12/31/2013 2013 IDR 9630 12160-26.27% JPY 86.74 105.3-21.40% MYR 3.057 3.277-7.20% THB 30.56 32.75-7.17% PHP 41.01 44.37-8.19% SGD 1.221 1.263-3.44% KRW 1063.24 1049.5 1.29% CNY 6.2301 6.0537 2.83% INR 54.68 61.82-13.06%
Pertumbuhan Ekonomi 11 Koreksi pertumbuhan ekonomi terkendali, menuju soft landing Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas peer countries.
Pertumbuhan Ekonomi 12 Pertumbuhan ekonomi menurun dipengaruhi pertumbuhan ekspor riil yang masih terbatas dan perlambatan investasi, khususnya investasi non bangunan. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
Inflasi 13 Inflasi IHK 2013 mencapai 8,38% (yoy), di atas targetnya (4,5%±1%), dipengaruhi kenaikan harga BBM bersubsidi dan gejolak harga pangan
Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Kredit Perbankan 14 Pertumbuhan kredit melambat seiring perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga perbankan % yoy 39 32 25 18 11 4 per Nov 2013-3 -10 Total KMK KI KK BI Rate (RHS) % 12 11 10 9 8 7 6 5
Agenda 15 Respons Kebijakan & Kondisi Terkini
Evaluasi Ekonomi Indonesia 2013 16 Kondisi Fase QE (Jan-Mei 2013) Fase Pasca QE (Juni-Des 2013) Kondisi Eksternal Harga komoditas mulai menurun Aliran modal masuk kuat (QE) Pertumbuhan EM optimis Harga komoditas turun lebih besar Aliran modal keluar (Post-QE) Pertumbuhan EM pesimis, AE meningkat Kondisi Internal CAD memburuk Inflasi naik krn gangguan pasokan VF Nilai tukar relatif stabil PDB tetap tinggi, namun mulai melemah CAD makin memburuk Inflasi meningkat tajam terkait pengurangan subsidi BBM dan gangguan pasokan pangan Nilai tukar terdepresiasi tajam PDB makin melambat Fondasi Pemikiran Kebijakan Stabilitas makro terjaga Pemburukan CAD Penyesuaian BBM subsidi akan mengerem permintaan domestik Stabilitas makro mengalami tekanan Permintaan domestik tetap kuat Pemburukan CAD bersifat permanen dan struktural Respon Kebijakan BI melakukan pengetatan Kebijakan moneter BI melakukan kebijakan moneter lebih ketat
Respon Kebijakan Bank Indonesia 17 Menaikkan BI Rate 175 bps menjadii 7,50% Bauran Kebijakan Bank Indonesia Kebijakan diarahkan untuk mengendalikan inflasi sesuai sasaran, mengendalikan defisit transaksi berjalan, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan Memperkuat operasi moneter Melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah Memperkuat kebijakan makroprudensial Memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Memperkuat kerjasama antar bank sentral
kontraksi ekspansi Kondisi Global Terkini 18 Kondisi terkini menunjukkan perekonomian negara maju mulai membaik Perbaikan aktivitas kinerja sektor industri dan konsumsi AS dan Eropa. Perekonomian Jepang juga ditopang oleh kinerja sektor manufaktur: PMI Manufaktur yang meningkat mencapai angka tertinggi selama hampir 4 tahun. PMI Manufaktur dan Jasa AS Penjualan Ritel dan Tk Pengangguran Eropa Indeks Tk. Pengangguran (sk. Kanan) ISM Manufaktur ISM Jasa-jasa Total Penjualan Ritel Sumber: Bloomberg Data: Des 2013 Sumber: Bloomberg Data: Oktober 2013
Kondisi Global Terkini 19 Perbaikan juga ditunjukkan emerging markets, seperti China dan India Peningkatan kinerja ekonomi China didukung kinerja manufaktur China yg sedang ekspansif Perekonomian India menunjukkan perbaikan pada Semester II 2013 ditopang oleh membaiknya kinerja ekspor dan sektor industri PMI Manufaktur China PMI Manufaktur India Indeks, level NBS PMI Manufaktur HSBC PMI Manufaktur Produksi Industri PMI Manufaktur (sk. kanan) Sumber: Bloomberg Data Des 2013 Data Nov 2013 Sumber: Bloomberg
Neraca Pembayaran Indonesia 20 Di triwulan IV-2014 tekanan terhadap NPI membaik Perbaikan terjadi baik pada transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial Neraca Transaksi Berjalan Neraca Modal dan Finansial
Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Perdagangan pada triwulan IV-2013 membaik Dipengaruhi kenaikan ekspor migas akibat kenaikan ekspor dan impor yg melambat. Namun, neraca migas masih defisit Bauran kebijakan turut berperan dalam mendorong penyesuaian neraca perdagangan 21 Neraca Perdagangan Indonesia
Inflasi 22 Tekanan inflasi mulai menurun sejak September 2013 Respon Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mengendalikan tekanan inflasi dapat mengembalikan inflasi pada pola normalnya Komponen Inflasi Perkembangan Inflasi IHK
Inflasi Respon antisipasif BI dan Pemerintah berkontribusi menurunkan tekanan inflasi 2013 akibat harga BBM lebih rendah dibandingkan dua episode kenaikan harga BBM di 2005 dan 2008 23 Perubahan Harga BBM Bersubsidi dan Inflasi
Agenda 24 Tantangan Ekonomi ke Depan
Perubahan Lanskap Ekonomi Global 25 Pertumbuhan ekonomi dunia perlu terus dicermati, termasuk indikasi berlanjutnya pergeseran lanskap ekonomi global Tren Pertumbuhan Jangka Panjang Global, AE dan EM Pertumbuhan PDB Proyeksi
Arah Aliran Modal Global Perubahan lanskap global memengaruhi arah lalu lintas modal global, dengan arah ke negara berkembang akan melambat 26 Aliran Modal ke Negara Berkembang
Ketidakseimbangan Struktural Permasalahan struktural yg masih mengemuka di tengah kondisi membesarnya masyarakat kelas menengah perlu ditangani segera 27 KETIDAKSEIMBANGAN STRUKTURAL Berkarakteristik LOW-MID INCOME GROUP Kapasitas Industrial Tertinggal Berkarakteristik MID-HIGH INCOME GROUP Peningkatan Penduduk Kelas Menengah
Kapabilitas Sektor Industri Kapabilitas industria wilayah perlu ditingkatkan dalam memproduksi barang kompleks yg semakin dibutuhkan terkait ekspansi kelas menengah 28 Ketergantungan Daerah terhadap Terknologi
Profil Spasial Neraca Perdagangan 29 Teknologi menjadi tantangan struktural utama di nusantara Medium Tech Sumber Daya Alam EKSPOR NETO IMPOR NETO High Tech Low Tech Labor Intensive
Basis Ekspor Indonesia 30 Basis ekspor Indonesia yg selamam ini banyak mengandalkan sumber daya alam perlu diperkuat dengan ekspor yang lebih bernilai tambah tinggi Porsi Ekspor Indonesia 2005 dan 2013
Ketersediaan Infrastruktur 31 Infrastruktur yang memadai sangat dibutuhkan untuk pengembangan industri Ketersediaan membaik, namun masih di bawah rata-rata. Perbaikan tercepat pada kepemilikan handphone dan infrastruktur bandara Infrastructure Index : 2013-2014 Komponen Pilar Infrastruktur Company Name
Pasar Tenaga Kerja 32 Kurang efisien dibandingkan negara sekawasan dan berkembang lainnya terkait dengan aspek fleksibilitas penentuan upah Overall Labour Market Efficiency Wage Determination Flexibility
Agenda 33 Arah Kebijakan & Prospek Ekonomi
Arah Kebijakan Bank Indonesia 34 Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan Mengelola Inflasi Fokus pada Stabilitas Supporting Sustainable Current Account Konsistensi Waktu Kebijakan Moneter
Keputusan RDG 9 Januari 2014 35 Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada RDG 9 Januari 2014 RDG Bank Indonesia pada 9 Januari 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Evaluasi menyeluruh terhadap ekonomi tahun 2013 dan prospek ekonomi tahun 2014-2015 menunjukkan kebijakan ini masih konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015, serta mengendalikan penyesuaian ekonomi Indonesia sehingga defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat.
Keputusan RDG 9 Januari 2014 36 Ke depan, kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2014 tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Di bidang moneter, kebijakan akan tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Di bidang makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi. Di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yang lebih efisien. Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi kebijakan bersama Pemerintah dan otoritas sektor keuangan terkait.
Prospek Ekonomi 2014 37 Konsolidasi ekonomi berlanjut pada tahun 2014 Pertumbuhan PDB menurun mendekati batas bawah perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 5,8-6,2% 2014 Inflasi 4,5±1% Pertumbuhan Kredit 15-17%
Pertumbuhan Ekonomi 2014 38 Pertumbuhan ekonomi 2014 didorong potensi perbaikan ekonomi global yg diharapkan mendorong ekspor dan dorongan permintaan domestik antara lain pengaruh PEMILU
Bauran Umum Kebijakan Ekonomi 39 2014 & BEYOND Mengelola Penyesuaian Siklikal Stabilisasi Nilai Tukar Kebijakan Moneter & Makroprudensial Koordinasi Kebijakan Makroprudensial & Mikroprudensial (dgn OJK) Kerjasama Kebijakan Internasional (2 nd line of defense) Reformasi Struktural Kebijakan Pembangunan (Pemerintah) New Growth Model? Pengembangan Sektor Keuangan Pasar Uang & Valas Sistem Pembayaran
Kebijakan Jangka Menengah : Reformasi Struktural 40 MENEKAN DEFISIT TRANSAKSI BERJALAN Meningkatkan daya saing ekonomi nasional: Industrial upgrading & integrasi ke global value chain (GVC) Mendorong investasi yg berorientasi ekspor Perbaikan produktivitas Perbaikan iklim investasi Memperkuat kemandirian ekonomi nasional Menekan impor migas Mendorong investasi yang menghasilkan bahan baku/barang modal substitusi impor Menekan neraca transaksi jasa Mendorong penggunaan local content dlm proses produksi Memperkuat basis pembiayaan yg lbh sustainable Meningkatkan Pembiayaan FDI Mendorong pembiayaan PI dan other investment Penguatan Cadev Pembiayaan fiskal yg berimbang Pendalaman pasar valas Memperkuat tab. swasta & publik Mengurangi kerentanan pasar keuangan PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR; Mempercepat implementasi proyek infrastruktur KETAHANAN ENERGI; Menekan impor migas KETAHANAN PANGAN: Meredam inflasi volatile food
Prospek Ekonomi Jangka Menengah 41 Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dapat terpenuhi pada jangka menengah, dg pertumbuhan PDB 6.5% di tahun 2018 Ekonomi tersendat pada kisaran 6%, jika transformasi struktural tidak berjalan sesuai harapan Industrial Upgrading Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015-2018 6,5%
Terima Kasih 42