ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DWI NURDIYANTO B

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

Keseimbangan di Pasar Uang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate, dan Interest Rate terhadap Indeks JII (Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK MANDIRI TBK. PERIODE Jurusan Manajemen ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

BAB I PENDAHULUAN. yang mana perbankan sudah menjadi tempat atau acuan seseorang dalam

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaanya yang mendukung penelitian ini :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Terhadap Kurs Rupiah Tahun Teknik analisis yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

Transkripsi:

ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Heryanto 103081029228 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Hari ini Kamis Tanggal 3 Juni 2010, telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Heryanto NIM 103081029228 dengan judul skripsi ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Dengan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 7 Juni 2010 Tim Penguji Ujian Komprehensif Indo Yama Nasaruddin. SE, MAB Ketua M. Arief Mufraini, Lc. M.Si Sekretaris Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli

ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Heryanto NIM : 103081029228 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19741127 2001121 002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010

ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG BEREDAR, TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Oleh Heryanto NIM : 103081029228 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19741127 2001121 002 Penguji Ahli I Penguji Ahli II Herni Ali H.T, SE, MM M. Arief Mufraini, Lc. M.Si NIP. 19770122 2003121 001 Penguji Proposal Murdiyah Hayati S.Kom. MM NIP. 19741003 2003122 001 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL Jl. Ir. H. Juanda no. 95, Ciputat 15412 Indonesia Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705, Fax (62-21) 7496006, 74715705 Website : www.uinjkt.ac.id email : feis@uinjkt.ac.id / uinjkt@indo.net.id SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda-tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Heryanto NIM : 103081029228 Jurusan : Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini di buat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya. Jakarta, 3 Juli 2010 (Heryanto)

ABSTRACT This study aimed to analyze the effect of inflation, BI rate, exchange rates, and the broad money on volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange since January 2006 until December 2009 by using multiple linear regression analysis. Results of multiple regression analysis found that BI rate has a significant variable and has a negative correlation betwen the volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange, while variable inflation, exchange rates and broad money does has not significantly influence the volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange. Keyword : Inflation, BI rate, Exchange rates, Broad Money, Volume of Stock Trading

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier berganda ditemukan bahwa variabel BI rate berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan negatif terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel inflasi, kurs rupiah dan jumlah uang beredar tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci : Inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, M2, Volume Perdagangan Saham. ii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan curahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Analisis Inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Volume Perdagangan Saham Di Bursa Efek Indonesia. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Ayah dan Ibu saya tercinta yang telah mendidik, membimbing, dan mengasuh dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang besar dan tulus serta tidak pernah berhenti memberikan dorongan, perhatian, dan doa. 2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I sekaligus Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. 3. Bpk Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB selaku Kajur sekaligus Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan masukan yang sangat berharga mulai dari persiapan, pelaksanaan penelitian sampai terselesaikannya skripsi ini. 4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bpk Herni Ali H.T SE, MM dan Bpk Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Penguji Ahli Skripsi iii

6. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom. MM selaku Penguji Proposal Skripsi. 7. Para Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama masa Perkuliahan. 8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah bersedia membantu dalam segala urusan administrasi yang diperlukan. 9. Cici Yanti dan Cici Bella yang telah membantu dalam segala hal. 10. Rieke Febri Kencana yang tidak pernah lelah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-temanku Dimas dan keluarga, Dika, Marwah, Ade, Soni, Ipung, Ajeng, Kosasih, Dada yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-temanku angkatan 2003 manajemen B yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Dan berbagai pihak yang telah banyak membantu tetapi namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada mereka. Semoga atas semua bantuannya diberikan balasan yang setimpal dan pahala yang berlipai-lipat dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan baik dari segi materi bahasan manupun teknis penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan dan menghargai berbagai saran dan kritik guna menwujudkan karya ilmiah yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan kemudahan bagi kita semua dalam meraih masa depan yang lebih baik. Amin. Jakarta Juni 2010 Penulis iv

DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Perumusan Masalah... 9 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 10 1. Tujuan Penelitian... 10 2. Manfaat Penelitian... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 12 A. Kajian Teori... 12 1. Saham... 12 2. Volume Perdagangan Saham... 14 3. Tingkat Inflasi... 16 4. BI rate...23 5. Kurs Rupiah... 30 6. Jumlah Uang Yang Beredar... 37 B. Penelitian Terdahulu... 41 C. Kerangka Pemikiran... 43 D. Hipotesis... 45 vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 46 A. Ruang Lingkup Penelitian... 46 B. Metode Penentuan Sampel... 46 C. Metode Pengumpulan Data... 46 D. Metode Analisis... 47 1. Uji Normalitas... 47 2. Uji Asumsi Klasik... 48 a. Uji Multikolinieritas... 48 b. Uji Autokorelasi... 49 c. Uji Heteroskedatisitas... 50 3. Analisis Regresi Linier Berganda... 50 4. Uji Koefisien Determinasi R 2... 51 5. Uji Hipotesis... 52 a. Uji F... 52 b. Uji t... 52 E. Operasional Variabel Penelitian... 54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 56 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 56 B. Deskripsi Data... 58 1. Volume Perdagangan Saham... 58 2. Tingkat Inflasi... 60 3. BI rate... 62 4. Kurs Rupiah... 63 5. Jumlah Uang Beredar... 65 C. Hasil Analisa dan Pembahasan... 67 1. Deskripsi Data Dalam Variabel... 67 2. Uji Normalitas... 68 3. Uji Asumsi Klasik... 70 a. Uji Multikolinieritas... 70 b. Uji Autokorelasi... 71 vii

c. Uji Heterokedastisitas... 71 4. Analisis Regresi Linier Berganda... 72 5. Uji Koefisien Determinasi... 74 6. Uji Hipotesis... 75 a. Uji F... 75 b. Uji t... 76 D. Interpretasi... 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 80 A. KESIMPULAN... 80 B. SARAN... 81 DAFTAR PUSTAKA... 82 LAMPIRAN... 87 viii

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Volume Perdagangan Saham 2006-2009... 58 Table 4.2 Tingkat Inflasi 2006-2009... 60 Tabel 4.3 BI rate 2006-2009... 62 Tabel 4.4 Kurs Rupiah 2006-2009... 64 Tabel 4.5 Jumlah Uang Beredar 2006-2009... 65 Tabel 4.6 Deskripsi Dalam Variabel... 67 Tabel 4.7 Uji Normalitas... 69 Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas... 70 Tabel 4.9 Uji Autokorelasi... 71 Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda... 73 Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi R 2... 75 Tabel 4.12 Uji F... 76 Tabel 4.13 Uji t... 76 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pandangan klasik dalam menentukan tingkat bunga... 27 Gambar 2.2 Pandangan Keynes mengenai tingkat bunga... 28 Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pemikiran... 44 Gambar 4.1 Grafik Volume perdagangan Saham 2006 2009... 60 Gambar 4.2 Grafik Inflasi 2006 2009... 61 Gambar 4.3 Grafik BI rate 2006 2009... 63 Gambar 4.4 Grafik Kurs Rupiah 2006 2009... 65 Gambar 4.5 Grafik Jumlah Uang Beredar 2006 2009... 66 Gambar 4.6 Uji Normalitas... 68 Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas... 72 x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi pada hakikatnya merupakan kegiatan meningkatkan dana pada satu atau lebih jenis aset pada jangka waktu tertentu, dengan tujuan mendapatkan manfaat ekonomis yang maksimal. Bagi sebagian orang, investasi merupakan upaya untuk mengoptimalkan hasil dari sisa penghasilan yang mereka miliki dengan memanfaatkan berbagai sarana investasi yang tersedia dan berharap uang yang telah diinvestasikan akan bertambah dikemudian hari. Istilah investasi dapat berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Secara garis besar investasi dapat dibagi menjadi dua bagian, investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets investment) dan investasi dalam bentuk aktiva keuangan (financial assets investment) (http://www.asiafxonline.com). Tujuan investor melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi tujuan investor melakukan investasi yang lebih luas adalah meningkatkan kesejahteraannya. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan keuangannya, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan pada saat ini ditambah nilai saat ini dari pendapatan masa datang (Nugroho, 2008). 1

Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana. Kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal (Moch. Ludfi Habib, 2007). Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham adalah jenis surat berharga yang paling dikenal masyarakat. Tujuan dari investor menanamkan modalnya dalam bentuk saham yaitu untuk memaksimalkan kekayaan yang didapat dari deviden atau capital gain saat saham itu dijual. Tetapi mereka pun harus siap bila hal sebaliknya terjadi (Nugroho, 2008). Perkembangan dunia usaha akhir-akhir ini membuat banyak orang membutuhkan tersedianya dana dengan cepat untuk menambah modal. Karena pada dasarnya, setiap perusahaan membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal dari dalam perusahaan yakni pemilik modal, maupun laba ditahan (retairned earning). Sedangkan sumber pembiayaan lain, berasal dari luar yakni dalam bentuk pinjaman / hutang dari pihak lain. Selain pinjaman, perusahaan yang telah go public dalam upaya menambah dana kegiatan 2

operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham pada investor / pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual sahamnya pada publik adalah pasar modal (Nur Vetty Karina Puspitasari, 2009). Di lain pihak, terdapat banyak pula orang yang tertarik menginvestasikan dananya karena menginginkan keuntungan. Melalui pasar modal, investor sebagai pemilik dana dapat menanamkan dananya untuk memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukan, sedangkan perusahaan sebagai peminjam dapat menghimpun dana untuk keperluan usahanya dengan menerbitkan dan menjual sahamnya kepada masyarakat umum. Salah satu indikator untuk melihat tingkah laku pasar / investor yaitu dengan melihat pergerakan volume perdagangan di pasar modal. Salah satu kunci pokok dan sangat mempengaruhi dalam memutuskan tindakan pada seluruh aktivitas di pasar modal adalah informasi yang lengkap. Dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang ia miliki, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Informasi tersebut akan memliki makna nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin melalui volume perdagangan saham. Dengan demikian, seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat disimpulkan dengan mempelajari kaitan antara volume perdagangan di pasar modal dengan keberadaan informasi tersebut (Eky Wijaksono, 2007). 3

Pasar modal yang berfungsi sebagai perantara untuk mempertemukan pemilik modal (investor) dengan pihak-pihak yang berupaya memperoleh tambahan dana melalui penjualan sahamnya, diharapkan mampu berfungsi secara optimal dalam menjembatani hubungan antara investor sebagai pemilik dana dengan perusahaan yang menjual sahamnya untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Dengan adanya pasar modal, perusahaan tidak perlu lagi mengatasi masalah dana karena posisi yang dianggap tidak aman dapat diperbaiki dengan menarik dana dari masyarakat melalui pasar modal dengan menjual saham (Nugroho, 2008). Pasar modal di Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukkan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun prkatisi dalam melihat gambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu komitmen Pemerintah Indonesia terhadap peran pasar modal tercermin dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, dimana dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat (Rustamadji, 2001:36). Sebagai salah satu instrumen perekonomian, maka pasar modal tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di lingkungan mikro yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan kinerja, pembagian deviden, perubahan strategi perusahaan dalam rapat umum 4

pemegang saham akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di pasar modal. Di samping lingkungan ekonomi mikro, perubahan yang terjadi di lingkungan ekonomi makro juga dapat memberikan pengaruh terhadap pasar modal (Rustamadji, 2001:36). Menurut Budiantara (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pasar modal diantaranya adalah tingkat suku bunga dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Tingkat suku bunga merupakan nilai yang sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai sekarang dari pendapatan deviden di masa yang akan datang. Meningkatnya tingkat bunga akan menurunkan nilai sekarang dari pendapatan deviden di masa datang, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi menurunnya harga saham di pasar modal. Sebaliknya, menurunnya tingkat bunga akan mendorong investasi dan aktivitas ekonomi, sehingga meningkatkan harga saham. Menurut Cahyono (2000:117) terdapat dua penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akanmenunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualanperusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham. 5

Sedangkan Suta berpendapat (Moch. Ludfi Habib, 2007: 44) Kurang dari 0,5% dari rakyat Indonesia melakukan investasi pada saham dan obligasi, sedangkan 40 juta penduduk Indonesia telah telah membuka rekening di bank. Hal ini terjadi karena keuntungan investasi pada pasar modal tidak pasti, tergantung pada mekanisme pasar, maka investor lebih memilih berinvestasi yang dijamin pemerintah, apabila pada saat tingkat suku bunga sangat tinggi. Jadi besar atau kecilnya nilai tingkat bunga mempengaruhi volume perdagangan saham, karena tingkat suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi para investor untuk lebih memilih berinvestasi dalam bentuk deposito dari pada dalam bentuk saham, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi karena para investor lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya atas dana yang telah diinvestasikan. Hubungan antara inflasi dan tingkat bunga dapat dijelaskan dengan persamaan Irving Fisher (Fisher Equation). Persamaan tersebut menjelaskan bahwa tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi dengan inflasi. Berdasarkan data empiris, tingkat inflasi selalu lebih tinggi dari suku bunga, akibatnya daya beli dari uang penabung atau deposan mengalami penurunan meskipun secara absolut jumlah uangnya sudah bertambah dengan adanya tambahan dari bunga yang diterimanya (www. amriamir.wordpress.com). Secara teoritis investasi pada saham dapat memberikan perlindungan nilai (hedge) yang baik dari pengaruh inflasi karena saham merupakan klaim terhadap aset-aset riil. Teori tersebut dikemukakan antara lain oleh Bodie 6

("Common stocks as a hedge against inflation", Journal of Finance, 31, 459-470, 1976) serta Fama dan Schwert ("Asset returns and inflation", Journal of Business, 55, 201-231, 1977). Berdasarkan teori tersebut, tingkat pengembalian riil dari saham seharusnya tidak terpengaruh oleh perubahan harga-harga barang dan jasa. Berlawanan dengan teori tersebut kenyataan empiris di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa inflasi dan tingkat pengembalian investasi pada saham berkorelasi secara negatif dalam arti inflasi yang sangat tinggi cenderung disertai dengan tingkat pengembalian investasi pada saham yang rendah (Indrayadi, 2004). Hubungan antara jumlah uang beredar dengan inflasi dapat dijelaskan dengan teori kuatitas uang (quantity theory of money). Berdasarkan teori ini, jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian menentukan nilai uang, sementara pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan sebab utama terjadinya inflasi (www.docstoc.com). Menurut Mankiw (2003) hubungan inflasi dengan jumlah uang beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam jangka panjang, bukan dalam jangka panjang (www.docstoc.com). Nilai kurs dolar Amerika Serikat (USD) merupakan salah satu pilihan dari berbagai macam pilihan dalam berinvestasi. Kemudahan yang ditawarkan kepada para investor dengan pemenuhan fasilitas money changer yang memudahkan para investor untuk menginvestasikan dananya dan mencairkan dananya 7

Berinvestasi dengan dolar AS (USD) tidak memerlukan perantara dan mudah dipindah tangankan, kemudahan ini akan mempengaruhi para investor untuk memilih berinvestasi dalam dolar AS (USD) dari pada berinvestasi dalam saham, terutama pada saat nilai kurs dolar AS (USD) tinggi, tetapi pada saat nilai kurs dolar AS (USD) rendah para investor akan lebih memilih berinvestasi dalam saham dari pada dolar AS (USD), karena para investor lebih mengutamakan keuntungan atas dananya (Habib, 2007) Selain sebagai alternatif investasi, nilai tukar juga mempunyai peranan pada pasar modal. Krisis ekonomi pada tahun 1997 menunjukkan bahwa gejolak nilai tukar mempengaruhi pasar modal yang terlihat dari IHSG yang mulai mengalami penurunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar, peranan pasar modal sebagai alternatif pembiayaan dunia usaha mengalami penurunan, mengingat sebagian besar perusaahaan yang go public mempunyai hutang luar negeri dalam bentuk valuta asing. Di samping itu, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan public tersebut banyak menggunakan bahan yang memiliki kandungan impor yang tinggi (Budiantara,2003). Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk mengetahui beberapa faktor makro ekonomi diantaranya tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah terhadap dolar Amerika dan jumlah uang beredar apakah menpunyai pengaruh secara bersama-sama ataupun secara individual terhadap volume perdagangan saham. 8

Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch. Ludfi Habib yang menggunakan SBI sebagai acuan untuk tingkat bunga, penelitian ini menggunakan BI rate sebagai acuan tingkat bunga dengan pertimbangan BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, variabel bebas yang digunakan juga ditambahkan dengan tingkat inflasi dan jumlah uang beredar. Berdasarkan pertimbangan di atas maka penelitian ini mengambil judul PENGARUH INFLASI, BI RATES, KURS RUPIAH, DAN JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan tingkat inflasi, BI Rates, nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial tingkat inflasi, BI Rates, nilai tukar tupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dan manfaat penelitian ini adalah : 1. Tujuan Penelitian a. Menganalisa secara simultan pengaruh tingkat inflasi, BI rates, nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. b. Menganalisa secara parsial pengaruh tingkat inflasi, BI rates, nilai tukar tupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Untuk mengaplikasikan teori-teori ekonomi dan manajemen keuangan yang telah diperoleh dalam perkuliahan. b. Bagi Investor Dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai pasar modal yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menanamkan investasinya di pasar modal. c. Bagi Akademisi Dapat menambah khasanah pustaka bagi pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal. 10

d. Bagi Pemerintah Dapat memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan dan kontribusinya yang dapat mempengaruhi pasar modal. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Saham Saham adalah bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan. Secara garis besar saham dibagi menjadi dua, saham biasa (common stock) dan saham preferen (Prefered stock) (www.djlk.depkeu.go.id). Menurut Suad Husnan (2001:35) jika para pemodal membeli saham maka mereka membeli prospek perusahaan. Kalau prospek saham membaik, harga saham tersebut akan meningkat. Memiliki saham berarti memiliki perusahaan. Jika seseorang memiliki 1% dari seluruh saham yang diedarkan perusahaan, berarti kepemilikannya juga sebesar 1%. Jika perusahaan berkembang baik, maka nilai perusahaan tersebut mungkin meningkat. Sebagai akibatnya nilai investasi kita pada perusahaan tersebut mungkin akan meningkat juga. Dalam keadaan tersebut harga saham mungkin naik menjadi lebih tinggi dari harga pada waktu kita pertama kali membeli. Saham biasa memiliki beberapa karakteristik, diantaranya pemegang saham biasa mempunyai hak memilih dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara (Suad Husnan, 2001, 36). Pembagian deviden pemegang saham biasa akan dibayarkan bila perusahaan memperoleh laba (Habib, 2007) Selain itu 12

pemegang saham biasa mempunyai hak terakhir atas aset perusahaan apabila perusahaan mengalami kebangkrutan (www.djlk.depkeu.go.id). Sedangkan saham preferen sering disebut sebagai sekuritas hibrida / sekuritas campuran (hybrid security) karena ia memiliki banyak karakteristik baik dari saham maupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa karena ia tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, deviden yang tidak dibayarkan tidak akan menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan. Dan deviden tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Di lain pihak, saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah devidennya memiliki batas tertentu. Ukuran deviden saham preferen biasanya tetap, baik sebagai jumlah nilai mata uang atau sebagai persentase nilai pari (Keown, 2001: 242). Selain itu karakteristik saham preferen adalah para pemegang saham preferen tidak mempunyai mempunyai hak suara dalam RUPS, tetapi mereka memiliki hak paling dahulu dalam memperoleh deviden dan memiliki hak pembayaran maksimun sebesar nilai nominal saham setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi (Habib, 2007). Nilai saham dibagi menjadi tiga (Habib, 2007) yaitu: a. Nilai pari (par value) Nilai pari merupakan nilai nominal suatu saham. Perusahaan dapat menentukan nilai pari sebesar yang mereka inginkan. 13

b. Nilai buku (book value) Nilai buku pada saham merupakan nilai surat berharga yang ditunjukkan dalam neraca, dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar dari total kekayaan aset dikurangi semua hutang dan nilai saham preferen. c. Nilai Pasar(market vakue) Nilai pasar merupakan harga pasar pada saat aktiva diperdagangkan. 2. Volume Perdagangan Saham Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. hal ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjual belikan dapat berubah-ubah setiap harinya (Fitra, 2007). Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan (Ambarwati, 2008). Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor. Karena bagi investor volume perdagangan saham menggambarkan kondisi saham yang diperjual belikan di pasar modal. Bagi investor sebelum melakukan investasi atau penanaman modal hal terpenting adalah tingkat likuiditas dari suatu saham. Suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut setiap hari ada transaksi atau aktivitas perdagangan. Jika saham tersebut 14

likuid, maka mempunyai kecendrungan harganya akan naik atau bertahan lebih lama karena banyak dinilai oleh investor (Habib, 2007:43). Menurut Magdalena volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian (Magdalena, 2004:26). Sedangkan Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) mendefinisikan bahwa volume pedagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t. Perubahan volume perdagangan saham dapat menunjukkan baik tidaknya kondisi pasar modal bagi investor (Habib, 2007:43). Volume perdagangan saham diukur dengan melihat indikator aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) dengan rumus : TVA = Saham Perusahaan i yang diperdagangakan pada waktu t Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t TVA digunakan untuk melihat apakah preferensi investor secara individual menilai harga saham memiliki asosiasi positif atau negatif untuk membuat keputusan perdagangan saham (Wijaksono, 2007). Setelah TVA masing-masing sampel diketahui, rata-rata volume perdagangan relatif saham dapat dihitung dengan cara : X TVA = n I =1 TVA n I (Amilin, 2006). 15

3. Tingkat Inflasi Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus (Mandala Manurung, 2004:220). Sedangkan menurut Pratama Rahardja (2004:214) inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Menurut McConnell (2002:146) inflation is a rising general level of prices and is measured as a percentege change in a price index such as the CPI. Sedangkan Schilller (2000:130) berpendapat bahwa inflation is an increase in the average level prices of goods and services. Menurut Judisseno (2005:16) inflasi adalah suatu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecendrungan akan naiknya harga barang-barang secara umum yang berarti terjadi penurunan nilai mata uang. Menurut Sadono Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan hargaharga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan hargaharga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya Dalam prakteknya, inflasi dapat diamati dengan melihat pergerakan / perubahan dari indeks harga, dengan menggunakan indeks harga tahun sebelumnya sebagai tahun dasar. Laju Inflasi = IHK t IHK IHK t-1 t-1 x 100% (Samuelson dan Nordhaus, 2005 : 668) 16