BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.
|
|
- Ridwan Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah berusaha mengeluarkan kebijakankebijakan di bidang moneter. Salah satu usaha pemerintah adalah berupa kebijakan pemerintah yang berupaya untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan dan investasi di bank. Sejalan dengan perkembangan sistem keuangan yang semakin pesat dan sistem pembayaran yang semakin efesien, tingkat suku bunga di Indonesia memegang peranan yang cukup penting di sektor moneter. Tingkat suku bunga merupakan salah satu instrument moneter yang dapat memberikan sinyal positif perekonomian secara keseluruhan. Perkembangan positif di sektor moneter tersebut, belum sepenuhnya terpresentasikan di sektor riil, masih relatif tingginya tingkat suku bunga, dianggap yang menyebabkan lesunya perkembangan sektor riil di Indonesia terutama untuk investasi. Pada saat ini banyak tuntutan dari para pelaku bisnis (pengusaha) dan juga pakar ekonomi yang menuntut agar Bank Indonesia (BI) selaku penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan juga suku bunga pinjaman yang berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan atau mengembangkan
2 2 kembali sektor rill melalui kegiatan investasinya. Tetapi tuntutan itu belum atau baru sedikit dipenuhi oleh Bank Indonesia (BI), karena mungkin BI melihat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mempengaruhi tingkat suku bunga dalam arti normal. Tingkat suku bunga merupakan salah satu instrumen moneter yang dapat memberikan sinyal positif perekonomian secara keseluruhan. Menurut pengamat ekonomi Indonesia, fenomena terjadinya kondisi tingkat suku bunga yang cenderung tinggi mulai tahun 1990-an kebanyakan diakibatkan adanya kebijakan moneter yang ketat oleh otoritas moneter dalam rangka mengendalikan JUB. Masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkat suku bunga akan selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan oleh para ekonom, karena tingkat suku bunga merupakan indikator yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara seperti Indonesia. Di Indonesia masalah tingkat suku bunga menjadi masalah yang utama pada akhir-akhir ini. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, tingkat suku bunga di Indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi dan kondisi tersebut mempengaruhi iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi. Masih relatif tingginya tingkat suku bunga di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan moneter yang ketat oleh otoritas moneter dalam rangka mengendalikan JUB. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, tingkat suku bunga di Indonesia cukup tinggi. Tingkat suku bunga mencapai 19-23% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura yang hanya 6%, Filipina dan Thailand yang
3 3 berkisar 14%. Ditarik dari ukuran tingkat bunga rill pun Indonesia masih tetap lebih tinggi. (Warta Ekonomi, 1996) Kinerja suku bunga dalam negeri yang tinggi menyulitkan kegiatan investasi karena cost of capital menjadi mahal. Dan dampak yang lebih lanjut akan menurunkan daya saing pemasaran ekspor non migas Indonesia. Peranan swasta yang diharapkan semakin besar daripada sektor pemerintah dalam menopang perekonomian nasional akan mengalami penurunan dengan terhambatnya aktivitas investasi karena tingginya tingkat suku bunga di Indonesia, yang pada gilirannya akan menurunkan kemampuan berproduksi ekonomi di masa yang akan datang. Upaya untuk mengendalikan fluktuasi tingkat bunga yang selalu tinggi sangat tergantung pada keberhasilan mengendalikan gejolak di pasar uang dengan mengidentifikasi faktor-faktor penentu tingginya tingkat suku bunga. Adapun data tentang perkembangan tingkat suku pinjaman di Indonesia periode dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
4 4 Tabel 1 Perkembangan Tingkat suku bunga di Indonesia Periode Tahun Tingkat Suku Bunga Pertumbuhan , ,90 15, ,35 2, ,15-1, ,65 7, ,28-6, ,56-3, ,84-14, ,75-6, ,15 16, ,03-0, ,92 40, ,23 105, ,95-73, ,24 2, ,24 30, ,63-20, ,14-47, ,71-6, ,75 75, ,10 114,07 Jumlah 364,91 16,34 Rata-rata 17,376 0,778 Sumber : Bank Indonesia, data diolah Dari tabel diatas terlihat bagaimana pertumbuhan tingkat suku bunga Indonesia berfluktuasi selama periode dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 dan awal tahun 1998, membawa pengaruh yang cukup nyata bagi tingkat suku bunga yang meningkat tajam sebesar % pada tahun Ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama periode penelitian. Pada tahun 1999, tingkat suku bunga kembali mengalami penurunan sebesar %, tetapi kemudian meningkat lagi sebesar 2.24 %.
5 5 Pada tahun sejalan dengan pemulihan ekonomi, tingkat suku bunga mulai mengalami penurunan, walaupun berjalan relatif cukup lambat. Mengamati fenomena terjadinya kondisi tingkat suku bunga yang cenderung tinggi mulai tahun 1990-an menurut pengamat ekonomi Indonesia kebanyakan diakibatkan karena adanya kebijakan moneter yang dalam rangka mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) dengan tight money policy tingkat suku bunga cenderung dipaksa untuk meningkat relatif tinggi, sehingga tidak bebas berfluktuasi sesuai dengan mekanisme pasar. Berdasarkan Laporan Bank Indonesia (1997:59) diakibatkan oleh adanya kondisi yang tidak stabil yang ditunjukkan oleh indikator-indikator makro ekonomi seperti JUB tinggi, tingkat inflasi yang tinggi, neraca transaksi berjalan yang selalu defisit, serta menurunnya cadangan devisa akibat sistem pengaturan kurs yang cenderung menganut managed fluctuating exchange rate, semuanya itu mrnyebabkan tingkat suku bunga tidak leluasa untuk dapat berfluktuasi sampai pada titik yang wajar. Dalam beberapa tahun terakhir tingkat suku bunga mengalami penurunan namun ratenya masih relatif cukup tinggi. Hal ini diduga karena SIBOR (Singapore Internasional Bank Offer Rate), Tingkat Infasi, JUB (Jumlah Uang Beredar), Tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan PDB (Produk Domestik Bruto) menjadi faktor yang menentukan tingkat suku bunga pinjaman. Berpijak pada latar belakang diatas tentunya masalah tingkat suku bungaini sangat penting untuk penulis teliti, karena bagaimanapun tingkat suku bunga merupakan salah satu besaran ekonomi yang sangat essensial dan penting
6 6 dalam memberikan sinyal positif tentang kondisi perekonomian Indonesia baik secara mikro maupun makro, disamping itu tingkat suku bunga memiliki peranan penting dalam ekonomi yakni sebagai penghubung antara sektor rill dan moneter dalam menghilangkan adanya distorsi pasar antara kedua sektor tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui faktorfaktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tingkat suku bungadi Indonesia. Maka dari itu penulis mengambil judul dalam penelitian ini yaitu ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SUKU BUNGA DI INDONESIA PERIODE I.2 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka lingkup permasalahan pada penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah SIBOR, tingkat inflasi, jumlah uang beredar (JUB), tingkat suku bunga SBI dan PDB secara bersama-sama berpengaruh sigfnifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia? 2. Apakah SIBOR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia? 3. Apakah tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia? 4. Apakah jumlah uang beredar (JUB) berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia?
7 7 5. Apakah tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia? 6. Apakah PDB berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia? I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Suku bunga SIBOR, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI, dan PDB terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Suku bunga SIBOR terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah uang beredar (JUB) terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap tingkat suku bunga di Indonesia 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh PDB terhadap tingkat suku bunga di Indonesia
8 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan tntang masalah yang diteliti, sehingga akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai ada tidaknya kesesuaian antara fakta dengan dasar teori. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan bagi pihak pengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah yang terdapat dalam penelitian ini. I.4 Kerangka Pemikiran Sesuai dengan perekonomian yang berorientasi pada mekanisme pasar, maka keputusan ekonomi didasarkan atas pertimbangan pasar, artinya sistem ekonomi diatur melalui bekerjanya mekanisme pasar. Mekanisme pasar berfungsi melalui apa yang disebut dengan harga. Harga mempunyai alokasi faktor produksi kearah barang-barang yang disukai oleh masyarakat, jadi tingkat bunga adalah harga yang terjadi di pasar uang dan modal. Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel sektor moneter yang sangat penting dan essensial. Tingkat suku bunga mempunyai peran dalam memberikan sinyal positif terhadap adanya perkembangan ekonomi serta memberikan pengaruh langsung terhadap kesehatan perekonomian. Tingkat suku
9 9 bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu. Untuk mendukung peranan tingkat suku bunga yang cukup besar dalam perekonomian serta untuk mengoptimalkan peran strategisnya tentunya penetapan tingkat suku bunga sebaiknya diserahkan pada mekanisme pasar yakni kekuatan permintaan dan penawaran uang. Dalam penetapan tingkat suku bunga di Indonesia tentunya bank Indonesia sebagai otoritas moneter memegang kewenangan, tetapi sejak diberlakukannya deregulasi 1 Juni 1983 Bank Indonesia tidak lagi dapat mempengaruhi tingkat suku bunga ini secara langsung, tetapi secara tidak langsung melalui instrument kebijakan moneter Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU dalam Operasi Pasar Terbuka. dalam Operasi Pasar Terbuka tersebut Bank Indonesia menentukan tingkat diskonto SBI dan SBPU sesuai dengan mekanisme pasar. Melalui kemampuan tingkat suku bunga Bank Indonesia mampu mengendalikan reserves (cadangan) bank-bank guna mempengaruhi perkembangan suku bunga dalam hal ini tingkat suku bunga pinjaman. Penerapan secara ketat yang dilakukan Bank Indonesia dalam penentuan tingkat bunga kecenderungan akan mengakibatkan tingkat bunga terpicu untuk ada pada posisi yang sangat tinggi, dengan demikian ada trade off yang akan terjadi, yakni relatif tingginya tingkat bunga di satu sisi akan mendorong masuknya dana jangka pendek dari luar negeri (cash inflow) untuk ditanamkan dalam aktiva rupiah.
10 10 Pada uraian berikut ini dikemukakan teori mengenai tingkat suku bunga menurut beberapa ahli ekonomi serta bagaimana tingkat suku bunga itu terbentuk sesuai dengan mekanisme permintaan dan penawaran Menurut Klasik tingkat bunga merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena menabunga atau hadiah yang diterima seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau kekayaannya atau merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorban liquidity preferencenya, dan menurut Keynes tingkat suku bunga merupakan suatu fenomena moneter artinya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan di pasar uang) kemudian Keynes mengatakan bahwa uang dapat produktif dengan cara berspekulasi di pasar berharga. Menurut Mulia Nasution (1998:88-89) berdasarkan teori Klasik dinyatakan bagaimana tingkat suku bunga bisa terbentuk oleh kekuatan pasar. Klasik menyatakan bahwa tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga dimana S = f (i), ini berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat suku bunga, artinya semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung dengan kata lain masyarakat akan terdorong untuk lebih mengorbankan pengeluarannya untuk mengkonsumsi guna menambah besarnya tabungan, jadi menurut klasik tingkat bunga merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena menabung dan menunda konsumsinya. Tingkat suku bunga secara makro adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyamanan
11 11 karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu di dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai uang sekarang. Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari Loanable Funds (dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan di pasar uang). Teori suku bunga pinjaman secara mikro, bahwa bunga pinjaman yaitu bunga yang dibagikan kepada para peminjam atau harga yang harus oleh nasabah peminjam bank dan sebagai contohnya adalah bunga kredit. Dalam industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Bank-bank yang mampu mengendalikan pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menentukan bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lain. Tingkat bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak naik turunnya tingkat bunga hanya bersifat sementara, bila terjadi permintaan dan penawaran (mekanisme harga) maka tingkat bunga equilibrium akan tercipta kembali. Mulia Nasution (1998:90-91) mengemukakan juga bahwa selain klasik, Keynes berpendapat bahwa tingkat bunga dapat terbentuk karena permintaan uang. Hubungan negatif antara permintaan uang dengan tingkat bunga ini dapat
12 12 diterangkan Keynes melalui teori preferensi likuiditas, dia mengatakan bahwa masyarakat mempunyai pendapat tentang adanya tingkat nominal (natural rate). Bila tingkat bunga turun dari tingkat bunga normal, dalam masyarakat ada suatu keyakinan akan naik suku bunga di masa yang akan datang, bila masyarakat memegang obligasi (surat berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan) pemegang obligasi akan menderita kerugian (capitall loss). Guna menghindari kerugian ini tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi yang dengan sendirinya akan mendapatkan uang kas, dan uang kas ini dipegang pada saat tingkat suku bunga naik. Hubungan ini merupakan motif spekulatif permintaan uang kas, karena masyarakat akan melakukan spekulasi tentang obligasi di masa yang akan datang. Pendapat Keynes selanjutnya berhubungan dengan ongkos atau harga memegang uang kas. Hal ini menyebabkan keinginan memegang uang kas menjadi turun. Bila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas rendah sehingga permintaan uang kas naik. Permintaan uang ini akan menentukan tingkat suku bunga. Secara grafik pendapat Keynes tentang penentuan tingkat suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut :
13 13 Grafik 1.2 Tingkat Suku Bunga Menurut Keynes (Mulia Nasution,1998:91) Tingkat bunga keseimbangan pada i 0 terjadi bila jumlah kas yang ditawarkan (uang beredar) sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga (diatas i 0 ) masyarakat akan menginginkan uang kas lebih sedikit dengan membeli obligasi (tingkat bunga turun ) sampai kembali pada tingkat keseimbangan. Bila yang terjadi sebaliknya yaitu tingkat suku bunga yang terjadi berada di bawah keseimbangan (i 0 ), masyarakat akan menginginkan uang kas lebih besar, ini perlu menjual obligasi yang dipegang. Tindakan untuk menjual obligasi inilah yang mendesak harganya turun dan tingkat bunga akan bergerak naik. Pergerakan naik turunnya bunga internal ditentukan oleh beberapa hal. Dalam perekonomian tertutup, tingkat bunga sepenuhnya ditentukan oleh kondisi pasar uang dalam negeri. Menurut Mankiw (2000:158) tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap tingkat suku bunga berdasarkan pada teori kuantitas uang, ditentukan oleh tingkat pertumbuhan uang, dengan demikian teori kuantitas uang dan persamaan Fisher
14 14 sama-sama menyatakan bagaimana pertumbuhan uang dapat mempengaruhi infasi, dan bagaimana iriflasi dapat mempengaruhi tingkat suku bunga. Menurut teon kuantitas. kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1 % menyebabkan kenaikan 1% inflasi. Menurut persamaan fisher kenaikan 1% inflasi menyebabkan kenaikan 1% tingkat suku bunga. Hubungan satu untuk satu antara tingkat inflasi dan tingkat suku bunga nominal disebut Efek Fisher (Fisher Effect). Berbeda dengan apa yang dikemukakan diatas, menurut Mulia Nasution (i998:92) effek fisher yang menyatakan bahwa inflasi dan tingkat pertumbuhan uang berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga, rupanya bertolak belakang dengan pendapat Keynes, Ia menyatakan bahwa tingkat suku bunga merupakan fenomena moneter yang ditentukan oleh jumlah uang beredar dan permintaan akan uang, penambahan JUB akan menurunkan tingkat suku bunga artinya menurut Keynes apabila ada peningkatan JUB maka tingkat suku bunga bukannya akan meningkat justru akan menurun. Pendapat Keynes tersebut diperkuat oleh Knut Wicksell yang menyatakan bahwa peningkatan JUB akan mengakibatkan tingkat suku bunga menjadi turun. (Kusnendi, 2002:49) Selain inflasi dan pertumbuhan jumlah uang beredar (JUB), secara internal tingkat suku bunga dapat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (BI) dalam rangka pengendalian moneter secara tidak langsung yakni dengan menggunakan beberapa piranti kebijakan moneter, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya LWM (Likuiditas Wajib Minimum/reserve requirement),
15 15 OPT (Operasi Pasar terbuka) dan fasilitas Diskonto (discount windows). OPT sebagaai salah satu kebijakan moneter merupakan suatu proses pembelian dan penjualan surat-surat berharga di pasar uang oleh BI. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi JUB dan mempengaruhi tingkat bunga pasar uang. Melalui OPT ini dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia sebagai instrumen, BI secara tidak Iangsung dapat mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar uang dengan jalan mengumumkan stop out rate (tingkat suku bunga yang diterima oleh BI) atas penawaran tingkat bunga dan peserta pada saat lelang OPT dilakukan, baik itu harian atau mingguan. Selanjutnya stop out rate dijadikan sebagai indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya, sehingga kenaikan tingkat suku bunga SBI disimpulkan dapat mempengaruhi tingkat suku bunga di Indonesia. Perekonomian ada dalam keadaan terbuka terhadap dunia luar, sehingga tidak ada hambatan terhadap aliran modal, dan tingkat bunga di dalam dan luar negeri saling berhubungan, dalam keadaan ini berlaku teori paritas tingkat bunga yaitu teori mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas (penduduk masing-masing negara bebas memperjualbelikan devisa), teori ini dinyatakan oleh Batiz. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Boediono (1990;101) yang menyatakan bahwa dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang yang satu dengan mata uang yang lain dan hal tersebut jelas terlihat bahwa tingkat suku bunga internasional berpengaruh terhadap tingkat suku bunga di dalam negeri.
16 16 Menurut Taufik Kurniawan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bungadapat dibagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdapat variabel SIBOR karena secara umum tingkat suku bunga internasional terutama di Asia Tenggara yang sering dipakai adalah tingkat suku bunga internasional SIBOR. Adapun faktor internal yang mempengaruhi tingkat suku bungat erdapat empat variabel yaitu tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI dan PDB. Pengaruh SIBOR terhadap tingkat suku bunga terjadi hubungan positif yaitu jika tingkat SIBOR naik maka tingkat suku bunganaik. Jika SIBOR meningkat para investor akan lebih tertarik menyimpan uang di luar negeri. Untuk mencegah pelarian modal ke luar negeri pemerintah mengambil kebijakan dengan meningkatkan tingkat suku bunga tabungan yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat suku bunga pinjaman. Pengaruh tingkat inflasi terhadap tingkat suku bunga terjadi hubungan positif yaitu jika tingkat inflasi naik maka tingkat suku bunga naik. Reaksi yang sangat cepat terhadap perubahan tingkat suku bunga akan mengurangi pelarian modal dari dalam negeri dengan jumlah yang sangat besar. Ketika tingkat suku bunga di luar negeri mengalami peningkatan maka para investor akan cenderung memanfaatkan dana yang ada di dalam negeri. (Taufik Kurniawan, ) Pengaruh tingkat inflasi tethadap tingkat suku bunga terjadi hubungan positif yaitu jika inflasi naik maka tingkat suku bunga naik. Menurut Irving Fisher seorang ahli ekonomi dari Amerika berpendapat bahwa perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan perubahan yang sama cepatnya atas harga-harga. Jika
17 17 permintaan barang dan jasa meningkat akan terjadi kenaikan harga. Apabila penawaran uang tetap dan permintaan uang bertambah maka tingkat suku bunga naik dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat suku bunga. (Taufik Kurniawan, ) Tingkat bunga nominal yang rendah daripada laju inflasi membuat masyarakat enggan menaruh dananya dalam sektor perbankan serta menyebabkan terjadinya tingkat suku bunga rill yang negatif. Untuk merangsang mobilitas, menurut McKinnon tingkat bunga rill harus positif sehingga tingkat bunga nominal lebih tinggi dari laju inflasi. Laju inflasi termasuk ke dalam faktor ekspektasi. Apabila ekspektasi terhadap inflasi dihitung sebagai faktor pengurangan tingkat bunga rill yang lebih rendah dari tingkat bunga rill di luar negeri, maka para deposan akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya di luar negeri. Pengaruh jumlah uang beredar terhadap tingkat suku bunga terjadi hubungan positif yaitu jika jumlah uang beredar naik maka tingkat suku bungaakan naik. Di pasar uang ketika terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia secara besar-besaran (bank rush), karena kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap perbankan. Masyarakat lebih tenang dan senang memegang uang untuk keperluan konsumsi akibat kenaikan harga barang pokok atau menempatkan dananya dalam bentuk investasi yang lain. Apabila penawaran uang tetap dan permintaan uang bertambah maka tingkat suku bunga naik dan akhirnya akan meningkatkan tingkat suku bunga pinjaman. (Taufik Kurniawan, )
18 18 Pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap tingkat suku bunga terjadi hubungan positif yaitu jika tingkat suku bunga SBI naik maka tingkat suku bunga naik. Hal ini sesuai dengan kecenderungan naiknya tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh tingkat suku bunga simpanan dan otomatis akan menaikkan tingkat suku bunga pinjaman. Tingkat suku bunga SBI merupakan referensi dari deposito bank-bank umum tingkat suku bunga pinjaman. Dan selanjutnya pengaruh PDB terhadap tingkat suku bunga terjadi hubungan positif yaitu jika PDB naik maka tingkat suku bunga juga akan naik. Jika PDB meningkat pendapatan masyarakat menjadi naik. Di pasar barang permintaan barang dan jasa menjadi naik. Dan di pasar uang tetap dan permintaan uang meningkat maka tingkat suku bunga naik. Peningkatan PDB karena lonjakan permintaan kredit pada perbankan maka tingkat suku bunga meningkat. Dalam teori permintaan bahwa apabila jumlah permintaan meningkat terhadap suatu barang maka harga perolehan barang tersebut akan cenderung meningkat. Proses pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membutuhkan banyak dana untuk menggerakkan berbagai sektor dan perbankan yang menjadi penyangga moneter. (Taufik Kurniawan, ) Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa pertumbuhan tingkat suku bunga dapat diprediksi melalui tingkat suku bunga internasional SIBOR, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI, dan PDB. Maka diperoleh kerangka pemikiran seperti di bawah ini :
19 19 Suku Bunga SIBOR (X 1 ) Tingkat Inflasi (X 2 ) Tingkat suku (Y) Jumlah uang beredar (X 3 ) Tingkat suku bunga SBI (X 4 ) Keterangan PDB : (X 5 ) Keterangan : Variabel terikat (Dependent variabel) Y = Tingkat suku bunga di Indonesia. Variabel bebas (Independent variabel) X 1 = Suku Bunga SIBOR X 2 = Tingkat Inflasi X 3 = Jumlah uang beredar (JUB) X 4 = Suku Bunga SBI X 5 = PDB
20 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran dan harus diuji secara empirik. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : 1. Suku bunga SIBOR, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga SBI, dan PDB secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 2. Suku bunga SIBOR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 3. Tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 4. Jumlah uang beredar (JUB) berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 5. Suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 6. PDB berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang uraian yang disajikan dalam penulisan sehingga memudahkan pembaca dalam menanggapi keseluruhan penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
21 21 BAB I : Menguraikan Pendahuluan sebagai kerangka dasar yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka penelitian, hipotesis dan sistematika penulisan BAB II : Merupakan Tinjauan Pustaka, yang memaparkan sejumlah landasan teori dan hasil penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang meliputi : teori suku bunga dan tingkat suku bunga, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga internasioanal (SIBOR), inflasi, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI dan PDB) disertai dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. BAB III : Merupakan Metode Penelitian yang meliputi metode penelitian objek penelitian, operasionalisasi variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data serta rancangan analisis data dan rancangan pengujian hipotesis. BAB IV : Merupakan Analisis dan Pembahasan penelitian yang meliputi gambaran umum penelitian, pengolahan dan analisis data penelitian, pengujian hipotesis serta pembahasan terhadap penelitian. BAB V : Merupakan Kesimpulan dan Saran yang meliputi penjelasan akhir dari seluruh penelitian, membahas tentang kesimpulan dan saran hasil penelitian yang dilakukan penulis.
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh perkembangan dalam sektor finansialnya. Hal ini disebabkan karena sektor finansial memegang peranan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan perbankan yang kerap kali muncul menjadi isu krusial bagi perbankan Indonesia dan menjadi perhatian masyarakat adalah masalah tingginya tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor penyebab dan mempunyai dampak negatif yang sangat parah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan suku bunga (domestik) merupakan indikator makro yang sangat penting. Indikator ini, mempunyai faktor-faktor penyebab
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pengaruh Variabel Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Bunga Deposito Syakir (1995) dalam penelitiannya yang mengambil judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang vital dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui fungsi intermediasinya, perbankan mampu menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua negara di dunia adalah inflasi. Inflasi berasal dari bahasa latin inflance yang berarti meningkatkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu
Lebih terperinciARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute
ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.
Lebih terperinciekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran
KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk menggerakkan perekonomian. Modal dasar pembangunan dapat berupa kekayaan alam, sumberdaya manusia, teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, tujuan Bank Indonesia
Lebih terperinciVII. SIMPULAN DAN SARAN
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekses likuiditas merupakan jumlah cadangan bank yang didepositokan di bank sentral ditambah dengan uang kas yang disimpan untuk keperluan operasional harian bank (cash
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN Skripsi Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai perantara keuangan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan
Lebih terperinciekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran
K-13 ekonomi K e l a s XI KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis dan instrumen
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat penting, sehingga dampak jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perekonomian. Peningkatan jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk
Lebih terperinciKebijakan Moneter & Bank Sentral
Kebijakan Moneter & Bank Sentral Pengertian Umum Kebijakan moneter adalah salah satu dari kebijakan ekonomi yang bisa dibuat oleh pemerintah Kebijakan moneter berkaitan dan berfokus pada pasokan uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama
Lebih terperinciKartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ELASTISITAS KREDIT TERHADAP SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail: kartika@staff.gunadarma.ac.id PENDULUAN Sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya perekonomian, karena dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian, sehingga dalam tatanan perekonomian suatu negara diperlukan pengaturan moneter yang disebut
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indikator indikator ekonomi makro sangat berperan dalam menstabilkan perekonomian. Menurut Lufti dan Hidayat ( 2007 ), salah satu indikator ekonomi makro yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia menuntut berbagai prasyarat untuk mencapai keberhasilannya. Salah satunya adalah keterlibatan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan
Lebih terperinciIndeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN
1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang
Lebih terperinci= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)
Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan
0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan dunia
Lebih terperinciTUJUAN KEBIJAKAN MONETER
KEBIJAKAN MONETER merupakan kebijakan yang dibuat Bank Indonesia selaku otoritas moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Stabilitas makro tercermin dari : a. Laju inflasi yang rendah. b. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mengacu kepada trilogi pembangunan. Demi mewujudkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.
Lebih terperinciSuku Bunga dan Nilai Waktu Uang
Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang Pengertian Suku Bunga Suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau modal Pergerakan Suku Bunga Suku Bunga S f Teori Loanable Funds Fokus teori ini ada pada penawaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak adanya batas antar negara di dunia serta nampaknya setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau
Lebih terperinciPerekonomian Indonesia
MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Sistem Moneter Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 13 84041 Abstraksi Modul ini membahas tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan suatu industri jasa yang sangat dominan dan menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan perbankan sangat dirasakan manfaatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap aliran modal asing, tekanan internasionalpun semakin besar. Rentannya sistem keuangan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan yang sangat cepat menuntut kita untuk selalu siap dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Indonesia sebagai negara yang sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam tinjauan pustaka iniakan dikemukakan tentang definisi uang, teori-teori permintaan uang, suku bunga, pendapatan nasinonal, dan literatur/studi terkait. Uraian dari masing-masing
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut
Lebih terperinci