BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dalam porsi penerimaan negara dari sektor perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang cukup ketat antar perusahaan, meliputi pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. penting sehingga setiap tahun target penerimaan pajak semakin ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mempunyai fungsi penting dalam membangun masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Pendapatan dari penerimaan pajak yang

PERMASALAHAN PAJAK INDONESIA. Ayu Noviani Hanum. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya, yaitu kematian dan pajak. Secara umum, hampir seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB I PENDAHULUAN. merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia, Pajak merupakan sektor terbesar dari penerimaan

Judul : Perencanaan Pajak CV. Rajawali atas perubahan status menjadi PT. (Perseroan Terbatas). Nama : Sherly Nim : ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. maupun badan guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang digali terutama dari kemampuan sendiri. Usaha pemerintah untuk. diantaranya dari sektor pajak (Lumbantoruan, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber utama penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BABl PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. azas azasnya, jenis atau macam macam pajak yang berlaku di negaranya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sektor terbesar dari penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai apabila didukung melalui pembiayaan dari dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunannya. Tetapi, untuk meningkatkan pembangunan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. cara hidup (fungsi mengatur/regulatory). Sedangkan bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan. sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dibayarkan memiliki fungsi tertentu yaitu fungsi Budgetair (sumber

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan dana tersebut mendorong pemerintah untuk mencari dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan go public yang di

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh bangsa Indonesia adalah self assysment system, dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perdagangan dan jasa semakin banyak bermunculan dimana-mana.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan perpajakan terdapat perbedaan antara pemerintah dengan wajib pajak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

TITIS RONALITA RESMADEWI NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar bagi pemerintah untuk menggalakkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Dalam upaya meningkatkan, memaksimalkan serta melancarkan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Keadaaan ekonomi disetiap negara saat ini terus-menerus mengalami perkembangan tidak terkecuali negara kita Indonesia, perkembangan ekonomi membutuhkan dana untuk melaksanakan pembangunan disegala aspek. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah biaya pembangunan, salah satu cara untuk mewujudkannya adalah menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri dengan meningkatkan penerimaan yang berasal dari pajak. Hal ini dapat dilihat dari komponen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menjelaskan bahwa sumber penerimaan nasional berasal dari penerimaan sektor perpajakan, ada beberapa jenis penerimaan negara yang dapat diusahakan melalui perpajakan antara lain Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bukti Pemilikan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Bea Materai (Waluyo, 2011). Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regulerend (mengatur). Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Pajak mempunyai fungsi regulerend, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah 1

BAB I PENDAHULUAN 2 dalam bidang sosial dan ekonomi. Sebagai sumber peneriman yang menjadi sumber utama, otomatis dana dari pajak sangat berperan dalam neraca keuangan pemerintah (Mardiasmo, 2011). Sampai saat ini hampir 70% (tujuh puluh persen) penerimaan negara kita diperoleh dari sektor pajak. Manfaat pajak bisa kita lihat dan rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari hampir disemua sektor. Fasilitas kesehatan, transportasi, pendidikan, sarana dan prasarana umum, dan lain lain, merupakan hasil timbal balik dari pemungutan pajak, oleh karena itu pemerintah memilih meningkatkan penerimaan dari sektor pajak karena pajak merupakan sumber penerimaan yang bersifat stabil dan dinamis (http://www.pajakindonesia.com/artikel.php). Perlu diketahui, bahwa bagi perusahaan, pembayaran pajak merupakan suatu beban yang dapat mengurangi laba yang diperoleh, perusahaan dinegara manapun, termasuk Indonesia, akan menerapkan prinsip going concern dalam mendirikan usahanya. Going concern yang dimaksud menjelaskan bahwa perusahaan yang didirikan diharapkan dapat beroperasi secara terus menerus tanpa mengalami kebangkrutan (Suwardjono, 2008). Dalam mendirikan usahanya pengusaha akan terlebih dahulu menentukan visi dan misi perusahaan serta strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan (baik jangka panjang dan jangka pendek) yang telah ditetapkan, agar dapat terus berdiri dan bersaing dengan perusahaan lain, dalam kegiatan usaha para perusahaan akan melaporkan penghasilan yang didapat dengan cara perhitungan sendiri (self assessment) kepada pemerintah, sehingga wajar jika tidak satupun perusahaan (Wajib Pajak) yang dengan senang hati dan suka rela membayar pajak apalagi dalam kondisi krisis global sekarang ini (Erly Suandy, 2011). Karena Pajak adalah iuran

BAB I PENDAHULUAN 3 yang sifatnya wajib, suka tidak suka, rela tidak rela, yang penting bagi negara adalah perusahaan tersebut telah membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang dibutuhkan oleh negara adalah ketaatan dalam membayar pajak. Semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi dan semakin terbukanya perekonomian suatu negara tentu akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis mereka dengan cara menciptakan berbagai inovasi produk barang atau jasa. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada laba sudah tentu suatu perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya melalui berbagai macam efisiensi biaya, perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin agar dapat membayar pajak sekecil mungkin dan berupaya untuk menghindari pajak (Erly Suandy, 2011). Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada Wajib Pajak. Bila terlalu tinggi, wajib pajak akan enggan membayar pajak, tetapi jika terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan dengan baik dan pastinya akan tertunda-tunda karena kekurangan dana, disisi lain, Wajib Pajak menghendaki supaya kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan uang yang dibayarkan. Namun hal tersebut sulit untuk dilaksanakan oleh pemerintah karena jumlah Wajib Pajak yang banyak dan jumlah pajak yang dikenakan kepada Wajib Pajak berbeda. Upaya untuk melaksanakan kewajiban perpajakan haruslah diikuti dengan langkah-langkah menajemen perpajakan secara baik, sehingga diperoleh pembayaran yang terarah dimana pembayaran pajak tersebut akan memberikan kontribusi kepada negara tetapi tidak memberatkan Wajib Pajak. Strategi mengefiensikan beban pajak (penghematan pajak) yang dilakukan oleh perusahaan haruslah bersifat legal, supaya dapat

BAB I PENDAHULUAN 4 menghindari sanksi-sanksi pajak di kemudian hari, yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah perencanaan pajak (tax planning) (Erly Suandy, 2011). Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya (Erly Suandy, 2011). Perencanaan Pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umunya, penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimalisasi kewajiban pajak (Erly Suandy, 2011). Dari penelitian sebelumnya oleh Melissa Sicilia (2011) dengan judul Peranan Manajemen Pajak Dalam Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan Terhutang PT. Dkp, didapatkan hasil bahwa dengan melakukan manajemen pajak, PPh terutang yang dibayarkan akan berkurang dibandingkan jika tidak menerapkan manajemen pajak serta laba yang diperoleh akan meningkat. Perbedaan yang mendasar antara penelitian sebelumnya dengan penulis terdapat pada perusahaannya, dimana

BAB I PENDAHULUAN 5 penelitian sebelumnya yang menjadi objek penelitiannya yaitu PT. Dkp yang pada awalnya belum sama sekali melakukan manajemen pajak, dibandingkan dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. telah melakukan manajemen pajak sebelumnya, tetapi perhitungan Pajak Penghasilannya dengan menggunakan tarif tunggal yaitu sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari laba bersih sebelum pajak. Berdasarkan hasil uraian di atas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti tentang manajemen pajak pada PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM), Tbk. dimana perusahaan tersebut sangat besar, serta memiliki anak perusahaan. Pastinya laba yang di peroleh perusahaan tersebut sangat besar. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti lebih lanjut seberapa besar PPh yang ditanggung oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. tersebut. Laba yang di peroleh PT.Telkom secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel I Data Laporan Aktivitas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. secara garis kecil (Angka dalam tabel dinyatakan dalam Jutaan Rupiah) Uraian Tahun 2009 Tahun 2010 Pendapatan Rp 67.677.518 Rp 68.629.181 Laba Usaha Rp 22.603.141 Rp 22.491.120 Laba Sebelum Pajak Rp 22.349.288 Rp 21.416.351 Sumber: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 6 Anak Perusahaan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) PT Multimedia Nusantara (Metra) PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (TII) PT Pramindo Ikat Nusantara (PIN) PT Info Media Nusantara (Infomedia) PT Daya MItra Telekomunikasi (Mitrael) PT Indonusa Telemedia (Indonusa) PT Graha Sarana Duta (GSD) Tabel II Data Anak Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tanggal Pendirian Jenis Usaha 26 Mei 1995 Jasa Telepon mobile seluler (GSM) 9 Mei 2003 Multimedia, TV berlangganan, layanan sistem informasi 31 Juli 2003 Telepon tidak 15 Agustus 2002 Jasa bergerak, telekomunikasi internasional pembangunan telekomunikasi 22 September 1999 Buku petunjuk telepon & layanan informasi 17 Mei 2001 Telepon tidak bergerak 7 Mei 1997 Multimedia (Tv berlangganan, internet ) 25 April 2001 Jasa pengelolaan gedung, jasa konstruksi Kepemilikan TELKOM (65%) TELKOM (99,99%) PT Napsindo 29 Desember 1998 Network access TELKOM (60%)

BAB I PENDAHULUAN 7 Primatel point Internasional (Napsindo) Sumber: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Berdasarkan Tabel I tersebut maka PT. Telekomunikasi Indonesia ingin melakukan manajemen pajak yang bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, namun juga akan memberikan manfaat yang terbaik bagi masyarakat di lingkungan perusahaan, dengan cara tetap memberikan kontribusi, baik materil maupun spirit, kepada masyarakat di lingkungan perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Citra perusahaan di mata masyarakat sangat berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Jika satu perusahaan tidak menunjukkan komitmen sosial yang baik di lingkungan perusahaan, akibatnya akan terbentuk citra yang negatif. Sebaliknya, jika perusahaan menunjukkan komitmen sosial yang tinggi terhadap kegiatan kemanusiaan, pelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, pendidikan, penanggulangan bencana alam, maka akan terbentuk citra yang positif di mata masyarakat. Untuk dapat menciptakan kesejahteraan pemegang saham, perusahaan dituntut agar memanfaatkan sumber daya yang terbatas dan beroperasi pada tingkat produkfitas yang optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan manajemen pajak yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mengelola kewajiban pajaknya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN 8 dengan judul: Peranan Manajemen Pajak Dalam Usaha Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan Terutang Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Bandung, Tbk) 1.2 Identifikasi Masalah Perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ini dapat dilihat salah satunya dari perolehan laba perusahaan. Pajak termasuk salah satu unsur yang akan mengurangi perolehan keuntungan atau rate of return, maka wajib pajak akan berusaha untuk membayar pajaknya secara efektif dan efisien dalam rangka mengoptimalkan perolehan keuntungan, masalah yang dihadapi adalah : 1. Bagaimana cara yang dilakukan perusahaan tersebut dalam manajemen pajak. 2. Bagaimana hasil yang diperoleh setelah dilakukan manajemen pajak, apakah terdapat perbedaan PPh terutang sebelum dan sesudah melaksanakan manejemen pajak. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data untuk dijadikan bahan penulisan skripsi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui serta menguraikan cara-cara yang dapat dilakukan dalam rangka manajemen pajak di perusahaan. 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil yang diperoleh setelah dilakukannya manajemen pajak terhadap pajak penghasilan terutang perusahaan serta melihat adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah manajemen pajak.

BAB I PENDAHULUAN 9 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat dan informasi bagi berbagai pihak : 1. Bagi perusahaan Sebagai sarana untuk menginformasikan manfaat manajemen pajak dalam realisasi di dunia usaha. Sebagai informasi dan masukan bagi subjek, pembaca dan masyarakat agar dapat memenuhi peranan manajemen pajak bagi masyarakat. 2. Untuk penelitian Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan yang di dapat tentang manajemen pajak kepada dunia usaha. Sebagai salah satu alat untuk mengembangkan diri dalam bidang manajemen pajak dan mengetahui kondisi nyata antara teori dan praktek di lapangan. 3. Untuk mahasiswa Menambah wawasan dan pengetahuan serta pemikiran yang ilmiah khususnya tentang penerapan manajemen pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.