BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

Prosiding Teknik Industri ISSN:

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA.

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

Analisis Aliran Proses Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Di PT. Charoen Pokphand Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Laweyan dibawah Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

repository.unisba.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

APLIKASI LEAN MANUFACTURING PADA PROSES UNLOADING CARGO IRON ORE DENGAN PENDEKATAN SIMULASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACURING PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PERSEDIAAN

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII

PENERAPAN STRATEGI LEAN UNTUK MENINGKATKAN VALUE TO WASTE RATIO PADA DEPARTEMEN TRANSPORTASI PERUSAHAAN LOGISTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD.

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI STASIUN ASSEMBLY DI PT. MEGA ANDALAN KALASAN

ANALISIS LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES PRODUKSI PRODUK KIPAS ANGIN DI PT. NEO NATIONAL MUHAMMAD IKHSAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal ini akan mempengaruhi semua komponen yang dilakukan dalam penelitian ini, baik dari pendekatan yang dilakukan, jenis data yang dikumpulkan, pengembangan metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik diperlukan urutan langkah penelitian yang terstruktur. Langkah-langkah tersebut yaitu studi pendahuluan, identifikasi masalah dan perumusan masalah, penetapan tujuan dan batasan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analis, serta kesimpulan (Gambar 3.1). Mulai Kajian Pendahuluan Identifikasi & Perumusan masalah Penetapan Tujuan & batasan penelitian Studi Literatur : - Supply Chain Management -Sistem Produksi Lean -Sereh Wangi - Analisis Keuangan Pengumpulan Data Data Primer (Wawancara) : Data waktu proses produksi Data kapasitas Data aktivitas-aktivitas rantai pasok Data waktu pengiriman Data harga penjualan Biaya produksi Data pelaku rantai pasok & permintaan pelanggan Data Sekunder : Data daerah pembudidaya sereh wangi Jawa Barat Pengolahan Data Pemetaan aliran rantai pasok Perbaikan aliran produksi Perbaikan aliran rantai pasok Perhitungan laba-rugi Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3. 1 Bagan Metodologi Penelitian 40

Berdasarkan Gambar 3.1, akan dijelaskan uraian dari setiap tahapan tersebut. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan dalam mempertajam arah dari studi utama. Studi pendahuluan bertujuan dalam menghimpun berbagai informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Di dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah tanaman sereh wangi. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan studi pendahuluan adalah sebagai berikut. 1) Membaca literatur. Literatur berupa teori dan penemuan penelitian terdahulu. 2) Melakukan wawancara secara langsung maupun tidak langsung dengan narasumber terpercaya. 3) Melakukan peninjauan ke lokasi penelitian. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat secara langsung objek yang diteliti. Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah melakukan studi pendahuluan, kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada pada industri minyak sereh wangi Jawa Barat. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada aliran rantai pasok. Permasalahan yang terdapat pada aliran rantai pasok ini diketahui dengan belum mampunya kapasitas produksi dibagian hulu (pemasok) ke bagian hilir (pelanggan). Selanjutnya dari aliran rantai pasok tersebut dibuat serangkaian pertanyaan dalam bentuk rumusan masalah yang perlu dipecahkan agar dihasilkan solusi sebagai hasil akhir penelitian Penetapan Tujuan dan Batasan Penelitian Penetapan tujuan merupakan jawaban dari perumusan masalah. Selain mengacu terhadap permasalahan-permasalahan yang di kemukakan juga serta tidak terlepas dari studi pustaka dimana peran dari studi pustaka adalah agar tujuan terkendali sesuai permasalahan dan teori pemecahan dalam penelitian ini. Sedangkan batasan penelitian berkaitan dengan pemilihan masalah yang telah diidentifikasi agar cakupan dalam penelitian ini lebih khusus dan fokus pada satu bidang dan satu wilayah. 41

Studi Literatur Studi Literatur merupakan tahapan untuk memahami lebih jauh berbagai teori-teori yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Penelaahan terhadap literatur yang terkait dengan tujuan penelitian antara lain pemahaman tentang supply chain, supply chain management, Sistem Produksi Lean, pembudidayaan sereh wangi, value stream mapping dan analisis keuangan menggunakan alat analisis laba-rugi, breakeven point, dan cash ratio. Materi didapatkan dari buku-buku referensi, paper dan jurnal yang ada, agar diperoleh suatu pemahaman terhadap tahapantahapan dalam penyelesaian permasalahan penelitian. Pengumpulan Data Pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses pengolahan data. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu pengumpulan data secara primer (survey lapangan), secara sekunder dan juga melalui outline wawancara yang disampaikan pada responden penelitian berdasarkan indikator-indikator pengukuran yang ada sebagai pedoman dalam melakukan wawancara agar lebih terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun data yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3. 1 Instrumen Pengambilan Data Data yang dibutuhkan Metoda Pengolahan Data Sumber data Data waktu proses produksi Wawancara Data kapasitas Wawancara Data waktu pengiriman Wawancara Wawancara dilakukan oleh Data harga penjualan Wawancara peneliti dan nara sumber Biaya Produksi Wawancara (Pengepul dan Pemasok) Data pelaku rantai pasok dan permintaan pelanggan Wawancara Data diambil berdasarkan Data aktivitas-aktivitas rantai observasi secara langsung ke Survey Lapangan pasok wilyah-wilayah pelaku rantai pasok Data daerah pembudidaya sereh wangi di Jawa Barat Data sekunder Data diambil dari dinas perkebunan provinsi Jawa Barat 42

Pengolahan Data Tahapan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan lean manufacturing. Langkah pertama pengolahan data penelitian ini adalah melakukan pemetaan aliran rantai pasok sebagai gambaran umum dari rantai pasok penyulingan minyak sereh wangi di desa Cimungkal kabupaten Sumedang. Selanjutnya dilakukan penggambaran value stream mapping dengan menggunakan big picture mapping (current state), pembuatan Process Activity Mapping sebagai alat untuk mengidentifikasi value added activity, non value added activity, dan necessary but non value added activity. Selanjutnya dilakukan analisis penyebab pemborosan menggunakan diagram ishikawa serta dilakukan perbaikan dengan menggambarkan permasalahan dan solusi pada Five M-Checklist. Tahapan terakhir adalah pembuatan big picture mapping- future state sebagai bentuk evaluasi dari current state dan di analisis akhir sebagai perbandingan dengan menggunakan Process activity mapping (future state). Tahapan pemecahan masalah pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 3.2. a. Pemetaan Aliran Rantai Pasok Pemetaan aliran rantai pasok adalah menggambarkan aliran fisik dan aliran informasi beserta keseluruhan pelaku-pelaku yang telibat di sepanjang rantai pasok. Aliran fisik atau aliran barang/bahan baku adalah untuk memastikan jenis barang/bahan baku yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan kualitas yang tepat yang memenuhi persyaratan pembeli. Aktivitas dalam aliran ini adalah membeli Bahan baku tanaman sereh wangi, melakukan penyulingan (proses produksi) dan memindahkan Bahan baku hingga sampai ke pelanggan. Aliran informasi adalah untuk memastikan jenis barang yang dibutuhkan, berapa jumlahnya, kapan dan dimana diperlukannya. Pemetaan ini membutuhkan data supplier, data kebutuhan pelanggan dan data waktu yang dibutuhkan. 43

Langkah-langkah dalam membuat peta aliran rantai pasok adalah menentukan siapa saja pelaku rantai pasok dan memetakan aliran rantai pasok. 1. Menentukan siapa saja pelaku rantai pasok Sebelum menggambarkan aliran rantai pasok, terlebih dahulu menentukan pelaku yang terlibat disepanjang aliran rantai pasok. Pelaku-pelaku rantai pasok ini berfungsi sebagai identitas bagi aliran rantai pasok tersebut. Pelaku-pelaku rantai pasok sereh wangi terdiri atas pemasok (rantai suplai hulu), manufaktur (rantai pasok internal), dan customer (rantai pasok hilir). 2. Memetakan Aliran rantai pasok Pemetaan aliran rantai pasok industri minyak sereh wangi digambarkan berdasarkan data. Data supplier dibutuhkan sebagai bentuk informasi untuk mengetahui siapa saja yang menjadi pelaku rantai pasok sereh wangi. Data kebutuhan pelanggan merupakan data yang menunjukan ukuran permintaan pelanggan yang harus dipenuhi oleh rantai pasok sereh wangi, dan data waktu yang dibutuhkan merupakan waktu-waktu yang dibutuhkan pada setiap aktivitas di dalam rantai pasok. b. Big Picture Mapping (Current State) Current state map merupakan penggambaran seluruh proses aktivitas pada aliran rantai pasok pada saat ini. Penggambaran ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada rantai pasokkan sereh wangi di Jawa Barat. Tahapan pembuatan current state map adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap jumlah kebutuhan pelanggan pada satu periode atau setiap tahunnya, dan mengidentifikasi pola pemesanan yang terjadi 2) Menentukan aliran informasi yang melintasi proses yang ditinjau Aliran informasi adalah tahapan dalam mengetahui bagaimana aktifitas-aktifitas yang dilakukan mulai dari bahan baku sereh 44

wangi ditanam oleh petani hingga dikirim ke perusahaan pengelola minyak sereh wangi. Misalnya informasi mengenai siapa saja yang melewati setiap proes, siapa saja yang menyampaikan informasi kebagian hulu (pemasok) dan informasi apa saja yang diberikan dari perusahaan ke pemasok 3) Menambahkan aliran fisik Aliran fisik digambarkan secara terperinci, penggambaran aliran fisik adalah melengkapi aliran informasi berupa penamaan aktifitas-aktiifitas secara jelas. Dalam tahapan ini terdapat hal-hal yang harus ditambahkan seperti informasi waktu dari pengiriman, ukuran pengiriman, rata-rata waktu tunggu dan sebagainya. 4) Menggambarkan big picure mapping (current state) Setelah selesai dengan semua informasi dan aliran fisik, pada tahap terakhir adalah melengkapi peta dengan informasi Lead Time dan value adding time dari keseluruhan proses. 5) Mengidentifikasi aktivitas VA, NVA dan NNVA Identifikasi Pemborosan dilakukan dengan melihat dari Big Picture (Current State Map) mulai dari hulu hingga hilir disepanjang aliran rantai pasok. Identifikasi pemborosan dilakukan untuk mengetahui aliran informasi dan Bahan baku di bagian mana yang tidak memberikan nilai tambah (non value added activity). Alat yang digunakan dalam melakukan identifikasi pemborosan adalah Process Activity Mapping (PAM), PAM dirancang untuk menunjukan gambaran secara lebih detail mengenai keadaan yang ingin dicapai untuk kedepannya, dengan memperhatikan prinsip lean production dan solusi yang telah dibuat. c. Identifikasi Pemborosan dan Penyebab Pemborosan Pada tahap ini, setelah melakukan identifikasi terhadap pemoborsan pada aliran produksi penyulingan minyak sereh wangi, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan identifikasi penyebab pemborosan yang bersumber dari tahapan sebelumnya. Tools yang digunakan dalam tahapan ini adalah diagram sebab akibat (ishikawa) 45

dengan indikator yang digunakan adalah manusia, mesin, metode, Bahan baku dan lingkungan. d. Usulan Perbaikan Untuk Mereduksi lead Time Akar permasalahan yang telah teridentifikasi dilanjutkan dengan perumusan perencanaan tindakan untuk mengurangi aktifitas yang kurang produktif. Untuk mengurangi permasalahan kurangnya produktifitas maka dilakukan perumusan dengan menggunakan Five M-Checklist. e. Big Picture Mapping (Future State) Tahapan terakhir dalam VSM adalah membuat Big picture map (future state). Big picture map (future state) adalah penggambaran sistem pada masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis dan identifikasi masalah dari Big picture map (current state) yang telah dibuat sebelumya. Big picture mapping (future state) berfungsi sebagai media untuk menggambarkan kinerja rantai pasok dengan melakukan perbaikan-perbaikan untuk mengurangi waste dan kemudian hasilnya dibandingkan untuk membuat rancang bangun sistem. Langkahlangkah dalam pembuatan Big picture map (future state) adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan aliran yang telah dilakukan perbaikan Pada tahapan pengembangan, Big picture map (future state) disini akan memperhatikan beberapa aspek yaitu menghilangkan, mengkombinasikan, menyederhanakan dan mengurutkan sesuai dengan analisis serta identifikasi yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya sehingga menghasilkan Value stream map yang baru. Tahapan ini mengacu pada prosedur pekerjaan dan aliran informasi dari setiap aktivitas-aktivitas di aliran rantai pasok. 2) Mengidentifikasi Value added, Non Value Added, Necessary but Value added Setelah melakukan penggambaran terhadap future state mapping, tahapan yang dilewati sama dengan current state mapping yaitu 46

menggambarkan Process Activity Mapping. Process Activity Mapping pada future state digunakan untuk melihat detail kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi. Process Activity Mapping yang bertugas dalam mengidentifikasi VA, NVA dan NNVA. f. Merancang skenario untuk menentukan alternatif terpilih Merancang usulan perbaikan ini dilakukan dengan menyusun skenario- Skenario dengan beberapa kemungkinan yang berfokus pada suatu tujuan tertentu dyang tidak terlpeas dari tujuan utama perbaikan aliran rantai pasok minyak sereh wangi desa Cimungkal kabupaten Sumedang. g. Melakukan perhitungan financial terhadap skenario-skenario yang telah dibuat Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan pada setiap skenario, maka pada tahap ini dilakukan analisis terhadap biaya-biaya yang termasuk didalam setiap kebutuhan-kebutuhan tersebut. Indikator dalam analisis ini adalah perbandingan laba, nilai penjualan dan break even point. 47

Data permintaan pelanggan Data aktivitas-aktivitas rantai pasok Data aktivitas-aktivitas rantai pasok Data waktu pengiriman Data harga penjualan Biaya produksi Data waktu proses produksi Memetakan Aliran rantai pasok : 1) Menentukan siapa saja pelaku rantai pasok 2) memetakan aliran rantai pasok Big Picture mapping & Process Activity Mapping (Current State) 1) Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan 2) Menentukan aliran informasi yang melintasi proses yang ditinjau 3) Menambahkan aliran fisik 4) Menggambarkan Big Picture Mapping (Current State) 5) Mengidentivikasi aktivitas VA, NVA, NNVA Identifikasi pemborosan dan penyebab pemborosan ( Diagram Ishikawa) Usulan perbaikan untuk mereduksi lead time (5m-checklist) Big Picture Mapping & Process Activity Mapping (Future-State) 1) Mengembangkan aliran yang telah dilakukan perbaikan 2) Mengidentifikasi VA, NVA dan NNVA setelah perbaikan Merancang skenario untuk menentukan alternatif terbaik Melakukan perhitungan financial untuk skenario-skenario yang telah dirancang (Laba-rugi, Breakeven point, Return Cost Ratio, Payback Period) Gambar 3. 2 Tahapan Pengolahan Data 3.2.2 Analisis dan Pembahasan Setelah melakukan seluruh tahapan pengolahan data, dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap pengolahan data tersebut. Analisis yang dilakukan adalah terhadap perbandingan dari Total lead time untuk big picture map (current state) dan big picture map (future state), dilanjutkan dengan memberikan usulan terhadap aliran produksi penyulingan berupa perbaikan prosedur kerja dengan menggunakan activity diagram, serta melakukan analisis terhadap usulan-usulan berupa skenario-skenario. Perbaikan aliran rantai pasok penyulingan minyak sereh wangi desa Cimungkal kabupaten Sumedang memiliki tahapan pertama yaitu menganalisis perbandingan antara big picture (current) dan big picture (future), dan kedua adalah menentukan skenario terpilih. 48

1) Menganalisis perbandingan antara Big picture (current state) dan Big picture (future state) Melakukan analisis perbandingan terhadap dua Big Picture Map ini bertujuan agar mengetahui bagaimana perubahan pemborosan yang terjadi setelah dilakukan perbaikan-perbaikan. Analisis ini juga memaparkan tentang perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk bagian produksi penyulingan. 2) Menentukan skenario terpilih Setelah melakukan perhitungan financial maka selanjutnya dilakukan analisis perbandingan dengan memperhatikan laba tertinggi, hasil penjualan dan bep. Ketiga indikator tersebut dipaparkan untuk mengetahui skenario yang akan terpilih dan di implementasikan pada penyulingan minyak sereh wangi desa Cimungkal, kabupaten Sumedang. 3.2.3 Kesimpulan dan Saran Langkah terakhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis data - data yang dibandingkan dengan perumusan masalah, dan untuk melengkapi penelitian ini dibuat saran - saran yang membangun berkaitan dengan ruang lingkup kegiatan penelitian. 49