BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan danau yang luasnya 8.300 ha. Waduk ini memiliki daya tampung air sebesar 3 milyar m 3 dengan life storage sebesar 2,4 milyar m 3 dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Berikut adalah peta lokasi Waduk Jatiluhur. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi. Waduk Jatiluhur merupakan penyokong utama (80%) kebutuhan air baku untuk DKI Jakarta. Waduk Jatiluhur memasok air baku Jakarta sebesar 16,5 m 3 /detik (berdasarkan data pada tahun 2006, sumber: tempo interaktif). Air yang berasal dari Jatiluhur dibagi di Bendung Curug ke 3 arah, yaitu Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur. Saluran yang menuju Jakarta adalah saluran Tarum Barat yang merupakan saluran terbuka yang memiliki kapasitas saluran sebesar 82 m 3 /detik (Q disain) saat dipompakan dengan pompa hidraulik di Bendung Curug. Kapasitas saluran Tarum Barat cenderung berkurang karena adanya sedimentasi pada dasar saluran. Air pada Saluran Tarum Barat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, domestik, dan industri. Skema pendistribusian air dari Waduk jatiluhur dan Saluran Tarum Barat dapat dilihat seperti pada gambar 1.2 dan 1.3 dibawah ini. I-1
Gambar 1.2 Pendistribusian Air Waduk Jatiluhur Dari Hulu Hingga Hilir. Gambar 1.3 Pendistribusian Air Saluran Tarum Barat. Ditinjau dari segi kualitasnya air waduk Jatiluhur sangat cocok untuk dipakai sebagai sumber baku air minum yaitu air kelas I pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 beberapa parameter telah memenuhi persyaratan. Berikut ini tabel parameter air baku berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 : I-2
Tabel 1.1 Parameter Kualitas Air Bersih Menurut PP No.82 Tahun 2001 Tentang Baku Mutu Kelas I No Jenis Parameter Satuan Baku Mutu *) 1 Suhu C Deviasi 3 2 Zat Padat Terlarut mg/l 1000 3 Kekekruhan Skala NTU - 4 ph 6-9 5 Oksigen Terlarut (DO) mg/l > 6 6 Besi (Fe) mg/l < 0.6 7 Mangan (Mn) mg/l < 0.1 8 Seng(Zn) mg/l < 0.05 9 Amoniak.Bebas (NH 3 -N) mg/l < 0.5 10 Nitrit (NO 2 -N) mg/l < 0.06 11 Nitrat (NO 3 -N) mg/l < 10 12 Sulfat (SO 4 ) mg/l < 400 13 Klorida (Cl - ) mg/l < 600 14 Sulfida (H 2 S) mg/l < 0.002 15 BOD mg/l < 2 16 COD mg/l < 10 Dengan demikian maka proses pengolahan air di Waduk Jatiluhur menjadi air minum hanya diperlukan proses yang murah dan sederhana saja. Namun setelah melewati Tarum Barat terjadi penurunan kualitas air karena adanya interkoneksi dengan 3 sungai setempat, yaitu: Sungai Cibeet, Sungai Cikarang, dan Sungai Bekasi yang tercemar oleh limbah rumah tangga dan terutama limbah industri. Karena penurunan kualitas tersebut maka ditinjau dari nilai BOD, COD dan kadar oksigen terlarutnya, air saluran Tarum Barat di Cawang - Jakarta sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai sumber baku air minum (menurut PP Nomor 82 Tahun 2001). Tetapi kenyataannya air saluran Tarum Barat di Cawang tetap dipakai sebagai sumber baku air minum hanya proses pengolahannya menjadi lebih sulit dan lebih mahal. I-3
Tabel 1.2 Data Lokasi Pengamatan Kualitas Air Perencanaan Sistem Suplai Air Baku No. Lokasi Jarak Dari Bendung Curug (KM) 1 Bendung Curug 0 2 BTb. 10 10 3 BTb. 23 23 4 Sungai Cibeet 25 5 BTb. 35 35 6 Sungai Cikarang 39.5 7 BTb. 45 45 8 BTb. 49 49 9 BTb. 51 51 10 BTb. 53 53 11 Sungai Bekasi 54.5 12 Inlet Pulo Gadung 49 13 Inlet Pejompongan 68 Pada tabel diatas adalah titik-titik peninjauan kualitas air di sepanjang saluran Tarum Barat dari Bendung Curug hingga Inlet Pengolahan Air di DKI Jakarta. Berikut ini adalah grafik dari salah satu parameter data kualitas air di saluran Tarum Barat, yaitu mengenai Oksigen Terlarut. Oksigen Terlarut Nilai 7 6 5 4 3 2 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Lokasi 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Gambar 1.4 Data Hasil Pengamatan Oksigen Terlarut I-4
Untuk menjamin agar kualitas air baku air minum bagi Jakarta tetap baik dan proses pengelolahannya murah maka pengaliran air dari waduk Jatiluhur ke Jakarta ini perlu direncanakan suatu sistem suplai air baku yang baik dan efisien seperti melalui saluran pipa atau melalui saluran Tarum Barat yang dibangun sipon pada pertemuan dengan Sungai Cikarang dan Sungai Bekasi. 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dari tugas akhir ini adalah untuk merencanakan sistem suplai air baku Jakarta dari Waduk Jatiluhur dengan tujuan memperoleh bangunan air yang layak digunakan untuk mensuplai kebutuhan air baku jakarta. 2.2 RUANG LINGKUP TUGAS AKHIR Ruang lingkup dari tugas air adalah sebagai berikut: 1. Merencanakan berbagai alternatif sistem suplai air baku Jakarta dari Waduk Jatiluhur. 2. Memperkirakan dan membandingkan kualitas air dari berbagai alternatif sistem suplai air baku Jakarta. 3. Memperkirakan dan membandingkan kuantitas air atau ketersediaan air Waduk Jatiluhur untuk berbagai alternatif sistem suplai air baku Jakarta. 4. Memperkirakan dan membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan operasional sistem suplai air baku. 5. Mendesain bangunan air dari alternatif sistem suplai air baku Jakarta yang dipilih. Daerah yang ditinjau sebagai lokasi studi meliputi: Waduk Jatiluhur dan Bendung Curug. Saluran Tarum Barat. Sungai Cibeet, Sungai Cikarang dan Sungai Bekasi. DKI Jakarta. 2.3 METODOLOGI Dalam penulisan tugas akhir ini, dilakukan studi literatur pada beberapa buku dan artikel-artikel untuk mendapatkan dasar teori yang dipakai. Dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dilakukan pengambilan data ke instansi-instansi yang terkait dan berhubungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart berikut ini: I-5
Gambar 1.5 Flow Chart Tugas Akhir. 2.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Tugas akhir ini terdiri dari 6 bab dengan isi masing-masing bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang berisikan latar belakang penulisan, maksud dan tujuan, dan batasan permasalahan serta lokasi perencanaan, metodologi dan sistematika pembahasan. Bab II, Studi pustaka yang terdiri dari studi tentang air baku dan parameter-parameter air baku yang disyaratkan, konsep perencanaan saluran melalui pipa, konsep perencanaan bangunan air (sipon), saluran terbuka, pengembangan sumber daya air, dan ekonomi rekayasa. Bab III, Terdiri dari data-data karakteristik daerah tinjauan, ketersediaan air dari Jatiluhur, pendistribusian (peruntukan) air, kualitas air di sepanjang Tarum Barat, biaya pengolahan air, data elevasi dan topogarafi, kebutuhan air baku DKI Jakarta. I-6
Bab IV Terdiri dari alternatif-alternatif solusi yang berasal dari pengolahan data yang telah dibuat pada Bab III. Bab V Evaluasi dari alternatif-alternatif solusi yang ada, dipilih satu solusi yang optimal. Parameter-parameter evaluasi yang ditinjau adalah segi kualitas air, segi teknis, dan segi ekonomi. Bab VI Berisikan kesimpulan dan saran-saran mengenai tugas akhir ini. I-7