BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG. Ali Mursidi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

EFEKTIVITAS PERAN KOMITE SEKOLAH DI SD NEGERI 1 KEBUMEN KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Oleh : Erfan Yusuf Sadewa, Tri Yuniningsih

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Peran Komite Sekolah Sebagai Pendukung (Supporting Agency)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

JOB DESCRIPTION KEPALA SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN/ DESA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah

Bab V Kesimpulan dan Saran

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

KUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 90 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

AD ART Komite Sekolah

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. yang belum sepenuhnya dengan harapan dan ketentuan yang. adalah bukan soal mendirikan atau membentuknya, tetapi bagaimana

II TINJAUAN TEORETIS

KONTRIBUSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. 1

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 110 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB V PEMBAHASAN. (2) Peran komite sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency) dalam

BAB I P E N D A H U L U A N. Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara yang mudah dengan pengaplikasian teknologi yang canggih.

BAB III PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

UNIT 3: KUNJUNGAN SEKOLAH

IMPLEMENTASI PERAN DEWAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

Transkripsi:

54 BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang Komite Sekolah SD Islam Al Azhar 29 Semarang atau yang juga disebut Jam iyyah SDIA 29, telah melakukan sebuah proses pengelolaan dalam menjalankan roda organisasinya. Pengelolaan dilakukan untuk mengatur sumber daya manusia, maupun sumber daya dana yang ada, dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan yakni meningkatkan mutu pendidikan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang. Pengelolaan Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, dilaksanakan dengan mengoptimalkan empat peran komite sekolah, yakni: 1. Komite Sekolah bertindak sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaa kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2. Pendukung (supporting agency) baik yang berujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; dan 4. Mediator (mediator agency) antara pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan atau mediator antara masyarakat dengan satuan pendidikan. Pengelolaan Komite Sekolah merupakan suatu cara untuk mengatur sebuah organisasi, mulai dari perencanaan program kerja, pengorganisasian, pelaksanaan program kerja, dan evaluasi program kerja, 54

55 dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi Komite Sekolah agar tujuan dibentuknya Komite Sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien 1. Perencanaan Perencanaan program kerja Komite Sekolah dalam meringkatkan mutu pendidikan harus berkiblat pada keempat perannya. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, seefektif dan seefisien mungkin. Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, minimal memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. Supaya masukan tersebut sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan, diperlukan informasiinformasi yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumberdaya pendidikan di masyarakat sekitar sekolah. b. Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah. c. Menyampaikan masukan, pertimbangan atau rekomendasi secara tertulis kepada sekolah. d. Memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). e. Memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk meningkatan mutu pembelajaran. f. Memberikan pertimbangan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM). g. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pendidikan di sekolah.

56 h. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan RAPBS. Perencanaan dalam hal sebagai pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, minimal dalam mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang bermutu, dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Mengadakan pertemuan secara berkala dengan stakeholders di lingkungan sekolah. b. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu. c. Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. d. Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, seperti; mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam penyediaan sarana/prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat tidak mampu, dan ikut memotivasi masyarakat untuk melaksanakan kebijakan pendidikan sekolah. Perencanaan Komite Sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dalam rangka tranparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Minimal melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan dari satuan pendidikan. Dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Meminta penjelasan sekolah tentang hasil belajar siswa di sekolahnya. b. Mencari penyebab ketidakberhasilan belajar siswa, dan memperkuat berbagai hal yang menjadi keberhasilan belajar siswa.

57 Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program sekolah kepada stakeholder secara periodik, baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran program sekolah. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyrakat baik berupa materi, maupun non materi kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Perencanaan program kerja komite sekolah sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan, dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti : a. Melakukan kerjasama dengan masyarakat baik perorangan, organisasi pemerintah dan kemasyarakatan untuk penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu. b. Membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholders pendidikan di sekitar sekolah. c. Mengadakan penjajagan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga lain di luar sekolah untuk memajukan mutu pembelajaran di sekolah. d. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat, dalam bentuk: menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran dan ide kreatif dari stakeholder pendidikan di sekitar sekolah; menyampaikan laporan kepada masyarakat secara tertulis tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di daerah sekitar sekolahnya. Perencanaan sangat penting dilakukan, karena tanpa adanya rencana berarti tidak ada tujuan yang dicapai, adanya rencana tidak ada pedoman pelaksanaan, sehingga banyak pemborosan, dan rencana merupakan dasar pengendalian, kerana tanpa adanya rencana pengendalian tidak dapat dilakukan. Jika rencana program kerja Komite Sekolah sudah mencakup keempat peran tersebut di atas, maka dapat dikatakan perencananaan

58 Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Satuan Pendidikan sudah baik, tinggal bagaimana pelaksanaannya nanti, apakah dapat dilaksanakan sesuai rencana atau justru sebaliknya. Karena semua itu tergantung bagaimana Komite Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, maupun sumber daya keuangan, dan lingkungan sosial ekonomi yang mendukungnya. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan tindakan penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, penugasan tanggung jawab tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugastugasnya. Pengorganisasian juga merupakan pengaturan kerja sama sumber daya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Dalam melaksanakan pengorganisasian, Komite Sekolah SD Islam Al Azhar 29 Semarang mengatur sumber daya manusia dan sumber daya finansial ke dalam pembagian kerja. Hal ini berarti proses pendelegasian wewenang dan tanggung jawab telah dilakukan Komite Sekolah. Dalam proses pengorganisasian ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengorganisasian, yaitu : a. pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi b. pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan c. pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. 3. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan realisasi rencana program kerja dalam bentuk kegiatan yang nyata. Dalam melaksanakan perannya sebagai advisory agency, supporting agency, controlling agency dan mediator

59 agency, komite sekolah dapat melaksanakan kegiatan yang terangkum dalam tujuh fungsi komite sekolah yang dapat membantu peningkatan mutu di satuan pendidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/ organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1) kebijakan dan program pendidikan 2) Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS) 3) kriteria kinerja satuan pendidikan 4) kriteria tenaga kependidikan 5) kriteria fasilitas pendidikan 6) dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan; e. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Dalam proses pelaksanaan program kerja, ketua Komite Sekolah SDIA 29 bertindak sebagai pengarah dan pemberi motivasi agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan dalam proses pelaksanaan sangat penting, karena pengarahan yang dilakukan sebelum memulai bekerja, berguna untuk menekankan hal-hal yang perlu ditangani, urutan prioritas, prosedur

60 kerja dan lain-lainnya agar pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Pengarahan yang dilakukan selama melaksanakan tugas bagi orang-orang yang terlibat dimaksudkan untuk mengingatkan ataupun meluruskan apabila terjadi penyelewengan atau penyimpangan. 4. Evaluasi Evaluasi program kerja Komite Sekolah SDIA 29, dilakukan untuk menilai semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Selain itu evaluasi juga dilakukan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya suatu kegiatan Komite Sekolah dalam pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian dalam kegiatan Komite Sekolah berikutnya. Evaluasi yang harus dilakukan adalah evaluasi tentang seberapa jauh Komite Sekolah telah melaksanakan keempat perannya tersebut. Kemudian hasil dari evalusi tersebut dapat dijadikan umpan balik dalam merencanakan kegiatan yang akan datang. Dalam melaksakan evalusi program kerja Komite Sekolah harus dilakukan oleh seluruh pengurus Komite Sekolah, agar permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan program kerja dapat diketahui. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangankekurangan, perbaikan dan pencarían solusi yang tepat dapat ditemukan dengan mudah. Pencarian solusi akan lebih mudah jika dilakukan bersama-sama. B. Analisis Faktor pendukung dan penghambat pengelolaan Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang. Setiap proses kerja akan berhasil jika dipengaruhi faktor-faktor pendukung. Tetapi proses kerja tersebut bisa juga kurang berhasil secara efektif dan efisien, atau bahkan tidak berhasil sama sekali jika faktor penghambat lebih besar daripada faktor pendukung. Demikian halnya

61 Komite Sekolah SDIA 29 Semarang dalam menjalankan program kerjanya tentu tidak lupt dari faktor pendukung dan faktor penghambat. 1. Faktor pendukung a. Besarnya dukungan dari wali murid, dewan guru dan kepala sekolah SD Islam Al Azhar 29 Semarang terhadap keberadaan Jam iyyah di SD Islam Al Azhar 29 Semarang. Besarnya dukungan ini akan memperlancar setiap kegiatan-kegiatan Jam iyyah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang. Karena tanpa dukungan baik berupa pemikiran, tenaga maupun dana dari berbagai pihak, mustahil kegiatan-kegiatan Komite Sekolah dapat berjalan sesuai rencana. b. Pengurus Jam iyyah di SD Islam Al Azhar 29 Semarang didominasi oleh kaum ibu-ibu. Kaum Ibu biasanya sangat paham dengan keperluan anak-anaknya, menerima laporan langsung dari anak-anaknya tentang peristiwa di sekolah setiap hari, dan mereka mempunyai jaringan yang kuat. Ibu-ibu dengan mudah bersosialisasi dan membentuk network semacam kelompok pengajian atau arisan. Ini yang menjadikan motivasi dan intensitas pertemuan mereka tinggi, sehingga menghasilkan ide-ide segar untuk kemajuan mutu di SD Islam Al Azhar 29 Semarang. c. Pengurus Jam iyyah adalah orang-orang yang berpendidikan, meskipun tidak semuanya dari kalangan pendidikan. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi, lebih mudah untuk diajak berfikir, atau memecahkan suatu permasalahan. Tentu saja latar belakang ini mempengaruhi kinerja Komite Sekolah. d. Pengurus Jam iyyah mempunyai network diperusahaan-perusahaan ternama, sehingga mudah mencari sponsorship untuk pendanaan program kegiatan Jam iyyah maupun program kegiatan sekolah. Murid-murid Al azhar 29 adalah berasal dari keluarga menengah ke atas. Mata pencaharian orang tuanya sebagian adalah pengusaha, atau karyawan yang mempunyai jabatan tinggi di

62 sebuah perusahaan. Sehingga dalam setiap penggalian dana, Pengurus Jam iyyah mendapat bantuan dari wali murid yang berpotensi ini. Inilah fungsi dari membina hubungan baik dengan semua steakholder pendidikan di SDIA 29 semarang. 2. Faktor penghambat a. Kesibukan pribadi dari masing-masing pengurus Jami yyah cukup menghambat proses kerja Jam iyyah. Kesibukan ini berimbas kepada pertemuan rutin atau dalam mensosialisasikan program kerja selanjutnya. Karena kehadiran pengurus Jam iyyah dalam rapat-rapat sangat penting, karena rapat-rapat tersebut membahas tentang program kerja yang akan dilaksanakan maupun yang telah terlaksana. Jika yang bersangkutan tidak hadir, maka akan menghambat jalannya kegiatan yang akan dilaksanakan. b. Masih adanya pengurus Jam iyyah yang tidak melaksanakan tugasnya. Hal ini jelas menghambat organisasi dalam melaksanakan program kerjanya. Akibatnya tanggung jawab yang seharusnya dipikul, akan membebani pengurus yang lain, yang seharusnya tidak memikul tanggung jawab tersebut. Padahal tiaptiap pengurus Jam iyyah sudah mempunyai tanggung jawab masing-masing. Jika sudah demikian, maka program kerja bisa saja tidak berjalan. c. Kurangnya wawasan tentang organisasi Komite Sekolah, dan wawasan tentang kependidikan. Hal ini mempengaruhi cara pandang dan cara berfikir pengurus Jam iyyah dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Seperti dalam program kerja Jam iyyah di atas, ada banyak kegiatan yang kurang menyentuh proses pembelajaran. Padahal proses pembelajaran merupakan kunci dihasilkannya output yang berkualitas. Hal ini lebih dikarenakan karena kurangnya pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adanya Pengurus yang tidak melaksanakan tugasnya

63 juga dipengaruhi kurangnya wawasan dalam bidang keorganisasian, khususnya organisasi Komite Sekolah. Faktor pendukung pengelolaan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Al Azhar 29 harus terus diberdayakan, melalui selalu menjalin hubungan yang harmonis terhadap stakeholder pendidikan khususnya wali murid. Kemudian faktor penghambat yang ada dapat diminimalisir, dengan melakukan pembinaanpembinaan terhadap Komite Sekolah dalam hal wawasan keorganisasian Komite Sekolah dan wawasan dalam bidang pendidikan. Baik mengikuti seminar-seminar pendidikan ataupun mengadakan pelatihan-pelatihan keorganisasian.