BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Olweus

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah siswa mempunyai aktivitas dalam bergaul dengan temantemannya,

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN. OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi ( Mengenyam pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Oleh sebab itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Makna kecerdasan emosional oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan tempat individu berada. Remaja menurut Monks (2002) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

Emotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

BAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, di Indonesia pilihan jalur untuk menempuh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

METODOLOGI PENELITIAN. suatu fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

PERKEMBANGAN SOSIAL PENGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL 3/22/2012

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam melaksanakan proses

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan sosial (social skill) adalah kemampuan untuk dapat berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Keterampilan sosial meliputi beberapa hal, diantaranya adalah komunikasi dan kerjasama. Komunikasi merupakan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain akan memudahkan ia untuk lebih menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang dihadapi dan lebih mudah dapat meraih simpati orang. Sedangkan kerja sama merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mengarah kepada kebersamaan dan saling bahu membahu antara orang yang satu dengan yang lain. Kemampuan ini dapat meningkatkan rasa persaudaraan yang erat dan rasa saling memiliki satu dengan yang lain sehingga timbullah rasa saling menjaga satu dengan yang lain. Terdapat siswa kelas lima sekolah dasar luar biasa spesialisasi E di Kota Yogyakarta sebanyak empat orang jumlah siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa kelas 5 di SLB-E Prayuwana Yogyakrata serta wawancara kepada guru, siswa di kelas sini termasuk dalam kategori anakanak yang memiliki hambatan emosi yaitu ketidakmampuan dalam menjalin hubungan yang menyenangkan dengan sesama teman dan guru di sekolah. Siswa seringkali terlihat kesulitan dalam membina hubungan pertemanan antar teman sekelas apalagi sesama teman-teman sekolahnya.siswa terlihat kesulitan dalam menggunakan elemen-elemen komunikasi yang seharusnya bisa membuat ia menjadi seorang komunikator yang baik. Hal ini menyebabkan mereka menjadi pribadi yang tidak suka bergaul dan tidak memiliki hubungan pertemanan yang baik dan sewajarnya. Ciri yang

menonjol pada siswa di kelas ini adalah keadaan emosi yang tidak stabil, ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara tepat dan pengendalian diri yang kurang sehingga siswa seringkali menjadi sangat emosional. Siswa tidak mampu belajar dengan baik dalam merasakan dan menghayati berbagai macam emosi yang seharusnya dapat dirasakan, kehidupan emosinya kurang bervariasi dan iapun kurang dapat mengerti dan merasakan berbagai macam emosi yang mengakibatkan mereka tidak dapat mengerti dan merasakan bagaiman perasaan orang lain. Ketidakstabilan emosi ini menimbulkan penyimpangan tingkah laku yang seringkali diperlihatkan, yaitu mudah marah dan mudah tersinggung, emosi yang tertahan dan akhirnya meledak-ledak, menarik diri, dan kurang mampu memahami perasaan orang lain. Hal ini mengakibatkan mereka cenderung menjadi pribadi yang tidak suka bergaul apalagi berempati dengan teman-temannya. Goleman (2000:513-514) membagi kecerdasan emosional kedalam 5 (lima) komponen yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. 1. Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. 2. Pengaturan diri adalah menguasai emosi diri sedemikian sehingga berdampak positif, kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya sesuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi. 3. Motivasi menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

4. Empati adalah merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami persepektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang. 5. Keterampilan sosial adalah dapat menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilanketerampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.keterampilan sosial meliputi beberapa hal, diantaranya adalah komunikasi dan kerjasama. Kelainan tingkah laku yang dialami anak tunalaras mempunyai dampak negatif baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Salah satu dampak serius yang mereka alami adalah tekanan batin berkepanjangan sehingga menimbulkan perasaan merusak diri mereka sendiri. Mengenai tekanan batin yang berkepanjangan ini menurut Kirk & Gallagher, 1986 (Sutjihati, 2007) disebabkan oleh hal hal berikut : 1. Ketidakberdayaan yang dipelajari ( learned helplessness ) 2. Keterampilan sosial yang minim ( Sosial skill deficiency ) 3. Konsekuensi paksaan ( Coercive consequences ) Menghadapi keadaan di atas, kita hendaknya dapat mempengaruhi lingkungan mereka, mengajar dan menguatkan keterampilan sosial antar pribadi yang lebih efektif, serta menghindarkan mereka dari ketergantungan dan penguatan ketakberdayaan. Bahwa perilaku menyimpang pada anak tunalaras merugikan lingkungannya kiranya sudah jelas dan seringkali orang tua maupun guru merasa kehabisan akal menghadapi anak dengan gangguan perilaku seperti ini.keterampilan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat membantu seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar harapan masyarakat dalam norma-norma yang berlaku di

sekelilingnya. Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain sebagainya. Musik dapat menjadi ruang yang aman untuk mengeksplorasi perasaan dan emosi, serta bebas tekanan dari luar, sehingga membuat anak merasa diterima.melalui musik juga dapat dibangun rasa percaya dan hubungan yang baik. Bermain musik dapat menjadi salah satu alternatif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, terutama untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Musik juga dapat menimbulkan relaksasi dan dapat dijadikan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada musik itu sendiri sebagai dimensi baru yang secara bersamaan dapat mempersatukan seni ilmu pengetahuan dan emosi (perasaan cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya). Spawnthe (2003) menyebutkan bahwa musik mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang. 2. Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan mendengarkan musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran kembali. 3. Motivasi, adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan feeling tertentu. Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. 4. Perkembangan Kepribadian. Kepribadian seseorang diketahui mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengarnya selama masa perkembangan.

5. Terapi, berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat musik untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa gangguan atau penyakit yang dapat ditangani dengan musik antara lain : kanker, stroke, dimensia dan bentuk gangguan intelengisia lain, penyakit jantung, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan bayi prematur. 6. Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan ke seluruh bangsa tanpa harus memahami bahasanya. Pada kesehatan mental, terapi musik diketahui dapat memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik pada penggunanya. Jadi, dari penjelasan yang telah diuraikan terlihat bahwa adanya keterkaitan antara musik dengan emosi atau mental seseorang. Berdasarkan permasalahan yang melatarbelakangi siswa kelas 5 di SLB- E Prayuwana Yogyakarta ini, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap mereka dengan memberikan treatment melalui kegiatan bermain musik. Selama pengamatan di sekolah, penghuni kelas ini terlihat memiliki minat yang lebih dalam kegiatan bermain musik, yang diperlihatkan olehnya ketika pelajaran SBK materi seni musik yang berlangsung di sekolahnya.selama ini siswa belum mendapatkan penanganan yang tepat untuk membuat dirinya mampu menjalin hubungan yang menyenangkan dengan teman dan gurunya di sekolah.maka dengan bermain musik, siswa diharapkan mampu bersosialisasi dan membina hubungan baik dengan temantemannya. Program aktifitas yang akan di berikan oleh peneliti kepada siswa sebagai kelompok subjek, yaitu memfasilitasi kelompok subjek dalam bermain musik dan memberikan kesempatan kepada teman-teman sekolahnya untuk ikut bergabung dalam bermain musik bersama kelompok subjek. Diharapkan kegiatan bermain musik ini dapat membuat kelompok subjek

merasa nyaman berada di sekitar teman-teman sekolahnya dan mampu menjalin hubungan pertemanan yang baik antara kelompok subjek dan temanteman lainnya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pendidikan yang baik tentu akan memberi pengaruh yang baik pula pada semua bidang pertumbuhan individu. Hubungan sebaya yang berada di lingkungan sekolah sangat penting bagi perkembangan anak. Teman memberikan companionship (perkawanan) dan dukungan, memungkinkan anak untuk mengambil bagian di dalam kegiatankegiatan sosial-reaksional yang tidak dapat dilakukan sendiri, yang tentunya penting bagi keterampilan sosial anak. 2. Melatih anak dalam hal mendengarkan dan menyimak lawan bicaranya, dengan cara mendengarkan dan menyimak pembicaraan dari lawan bicara maka dapat menjaga hubungan baik dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. 3. Proses belajar, pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai individu yang aktif. 4. Menjaga suasana yang menyenangkan di dalam keluarga sangat mutlak dilakukan. Untuk menangani semua masalah, tingkatkan terus keharmonisan keluarga dengan menjalin komunikasi dua arah yang menyenangkan dan melibatkan semua anggota keluarga. Dalam hal ini anak tidak akan merasa tertekan karena pendapat-pendapatnya juga

didengar oleh orang tuanya sehingga anak akan lebih percaya diri dalam mengungkapkan sesuatu dan mengekspresikan emosinya. 5. Mencoba berempati, menerapkan pada anak dalam berempati dan bisa mengerti situasi yang dihadapi orang lain. 6. Ungkapkan lewat kata-kata, katakan maksud dan keinginan dengan jelas dan baik, agar dapat saling mengerti dan terciptanya komunikasi. Pengungkapan ini dapat dilakukan dengan media apapun yang dapat menarik minat anak, salah satunya melalui kegiatan bermain musik. Dalam kegiatan ini anak diharapkan akan merasa senang dan nyaman ketika bermain musik dan merasa percaya diri ketika dibaurkan dengan teman-temannya sehingga anak merasa nyaman berada di dalam lingkungan pertemanan. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan batasan-batasan masalah agar penelitian yang dilakukan tidak melebarluas. Batasan-batasan masalah penelitian ini adalah: Pengaruh bermain musik terhadap keterampilan sosial pada anak dengan hambatan di kelas 5 SLB-E Prayuwana Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu: Apakah kegiatan bermain musik dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilan komunikasi pada anak dengan hambatan? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dan kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Penelitian a. Secara Umum Tujuan yang ingin di peroleh dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh bermain musik terhadap keterampilan sosial pada anak dengan hambatan. b. Secara Khusus 1) Kelompok subjek penelitian dapat menjalin hubungan yang menyenangkan dengan teman dan guru di sekolahnya. 2) Kelompok subjek mampu mengekspresikan emosinya secara tepat dan mampu mengendalikan dirinya agar emosinya tidak tertahan atau meledak-ledak. 3) Kelompok subjek diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam membina hubungan pertemanan dengan teman-teman sekolahnya. 4) Kelompok subjek diharapkan mampu mengaplikasikan elemen-elemen komunikasi agar menjadikan mereka menjadi seorang komunikator yang baik. 5) Kelompok subjek diharapkan menjadi pribadi yang senang bergaul. c. Kegunaan Penelitian Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru dan orang tua untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan sosial pada anak dengan hambatan.

2) Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang pendidikan luar biasa tentang pengaruh bermain musik terhadap keterampilan social pada siswa dengan hambatan. 3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara penanganan pada siswa yang memiliki hambatan emosi dan perilaku yang memiliki masalah dalam kemampuan bersosialisasinya.