Perencanaan Pembangunan Transportasi Nasional yang Terpadu dan Berkelanjutan

dokumen-dokumen yang mirip
Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB 7. POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM INDONESIA SERTA KEBIJAKAN NASIONAL. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DISERTAI STANDART OPERASIONAL DAN PROSEDURE

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

Analisis Indikator Pembangunan Ekonomi Inklusif dalam Sektor Pertanian dan Perkebunan di Indonesia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA BAB 1: PENDAHULUAN

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

Latar belakang Visi Indonesia 2030 Pendekatan Transformasi Ekonomi Strategi Transformasi Ekonomi Target Penyebaran Ekonomi Pengembangan 20 Program

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL

Prospek Pengembangan KEK di Sulawesi Selatan

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

DRS. PETRUS SUMARSONO, MA - JFP MADYA DIREKTORAT TRANSPORTASI. Rakornis Perhubungan Darat 2013 Surabaya, 3 Oktober 2013

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dan teralokasi ke tingkat daerah. Keseimbangan antardaerah terutama dalam

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

MODA TRANSPORTASI IDEAL DALAM PERCEPATAN MP3EI 1. Dr. Harry Azhar Azis, MA. 2

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

Karena Ikan tidak punya Passport

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

INFRASTRUKTUR SEBAGAI PILAR PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG EFISIEN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA Republik Indonesia

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

Tujuan pengembangan wilayah pada tahun adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

KEBIJAKAN PERGUDANGAN DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Transkripsi:

Perencanaan Pembangunan Transportasi Nasional yang Terpadu dan Berkelanjutan Disampaikan Pada Seminar Nasional Transportasi Denpasar, 06 Mei 2011 Bambang Susantono Ph D Bambang Susantono, Ph.D. Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Outline Paparan TransformasiEkonomi Indonesia 3 Peningkatan Konektivitas Nasional dan Regional FSTPT sebagai bagian dari upaya meningkatkan Kemampuan Ilmu dan Teknologi dalam mendukung pelaksanaan konektivitas nasional dan regional 17 30 2

TRANSFORMASI EKONOMI INDONESIA 3

Kondisi Makro Ekonomi Indonesia dan Tantangan Pertumbuhan Nasional Indonesia di masa lalu berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi ratarata 7% (1967 1997), pulih dari krisis ekonomi 1997, bertahan terhadap krisis ekonomi 2008 2009, 2009 mencapai pertumbuhan rata rata 5,8% (2004 2009) Indonesia pada tahun 2006 masuk lower middle income country. Total GDP Indonesia (menurut PPP) pada tahun 2009 +/ USD 1 miliar, ranking 16 dunia. Tantangan : Tingkat kesejahteraan rakyat masih belum sesuai amanat konstitusi tingkat kemiskinan serta kesenjangan masih tinggi. Situasi global terus berubah, kompetisi di berbagai bidang meningkat Resiko middle income trap pertumbuhan melambat 4

Untuk Mengejar Pertumbuhan dan Persaingan Masa Datang, Tidak Bisa Dilakukan Secara Business As Usual Agar pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dan daya saing nasionaldapatditingkatkan, diperlukan suatu transformasi ekonomi. 5

Bagaimana? Industrialisasi adalah mesin utama transformasi ekonomi yang dilakukan semua negara maju,. Dari Sisi Permintaan: (i) Investasi di sektor industri dan infrastruktur serta (ii) perdagangan internasional adalah mesin utamadibalikkenaikan output. Transformasi Ekonomi Dari Sisi Suplai: harus dicapai pertumbuhan total factor productivity (mencapai output lebih banyak per unit input) yang tinggi, melalui : Peningkatan economic of scale terutama diperoleh akibat adanya konsentrasi lokasi industri. Meningkatnya kapasitas sosial untuk menguasai dan mengembangkan teknologi Pergeseran kegiatan dari sektor produktivitas rendah kepada sektor produktivitas tinggi. 6

Sembilan Program Utama untuk Mendorong Percepatan Transformasi Ekonomi 1. INDUSTRI: Pengembangan Industri Baja, Pengembangan Industri Makanan danminuman Minuman, PengembanganIndustriTekstil Tekstil, PengembanganIndustri Mesin dan Peralatan Transportasi, Pengembangan Industri Perkapalan, dan Pengembangan Food Estate 2. PERTAMBANGAN: PengembanganNikel, PengembanganTembaga Tembaga, dan Pengembangan Industri Aluminium 3. PERTANIAN: Pengembangan Kelapa Sawit dan Pengembangan Karet 4. KELAUTAN: Pengembangan Perikanan 5. PARIWISATA: Pengembangan Pariwisata 6. TELEKOMUNIKASI: Pengembangan Telematika 7. ENERGI: Pengembangan Batubara dan Pengembangan Minyak dan Gas 8. INFRASTRUKTUR: Sistem dan daya dukung infrastruktur nasional, regional dan lokal 9. KAWASAN: Pengembangankawasan kawasan utama 7

Strategi Transformasi Ekonomi Indonesia MENGEMBANGKAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA Membangun pusat pusat pertumbuhan di setiap pulau, dengan pengembangan klaster industri berbasis sumber daya unggulan (komoditi dan/atau sektor) MEMPERKUAT KONEKTIVITAS j p y y g NASIONAL Mengurangi transasction cost, mewujudkan sinergi antar pusat pertumbuhan, mewujudkan akses pelayanan yang merata MEMPERCEPAT KEMAMPUAN IPTEK NASIONAL Meningkatkan kualitas SDM, memperbaiki kualitas dan kuantitas infrastruktur IT ke seluruh pelosok Indonesia (termasuk wilayah timur Indonesia), memperkecil digital divide 8

Pengembangan Koridor Ekonomi Koridor Ekonomi: Sebuah wilayah yang ditargetkan untuk menjadi inisiatif perkembangan dan proyek infrastruktur untuk menciptakan dan memperkuat basis ekonomi yang integral dan kompetitif dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Daerah usulan KEK akan membentuk noda baru atau menyatu dengan node/hub yang telah ada KEK KEK Hub dan Node Pusat perekonomian (hub) Node industri i Fokus pengembangan kawasan Infrastruktur pendukung Bandar udara, pelabuhan Listrik, air KEK Kawasan Ekonomi Khusus Penghubung Penghubung antar hub Penghubung antara hub dengan kawasan industri Pengembangan dan penghubung listrik dan air ke hub dan node industri 9

SDA yang ada di Indonesia Harus Dioptimalkan Gas Alam Thermal Coal (Batubara CV rendah) Panas bumi Minyak Kelapa Sawit Kakao Timah Nikel Bauksit Ukuran Kunci Penyimpan cadangan terbesar ke- 7 dunia, produsen terbesar ke- 4 dunia Sekitar 165 TCF cadangan dengan tingkat produksi ± 3 TCF pertahun Eksporter terbesar kedua di dunia Penyimpan 40% sumber daya dunia (terbesar di dunia) Eksportir terbesar di dunia >19 jt ton/thn 770 rb ton/thn, Produsen terbesar ke- 2 di dunia 65 rb ton/thn, produsen ke-2 terbesar di dunia Pemilik ± 12% cadangan dunia (Ke-4 terbesar) 10

SDA Harus Diolah dan Menghasilkan Nilai Tambah Bauxite Indonesia memiliki cadangan terbesar ke 7 di dunia Saat ini, seluruhnya diekspor sebagai bahan baku (bauksit) Alumunium merupakan industri hulu yang strategis dalam mendukung banyak industri hilir lainnya Nickel Produksi FeNI global, menurut data 2009, yaitu sekitar 1,5 juta ton/tahun. Indonesia berkontribusi sebesar 100 ribu ton/tahun. Dengan potensinya, Indonesia dapat memproduksi 250 ribu ton/tahun. Dengan sumber energi yang tidak mahal, Indonesia dapat menjadi produsen FeNI paling efisien di dunia. 11

Bagaimana Koridor Ekonomi tersebut akan Dikembangkan Dilakukan melalui 4 tahap sebagai berikut: 1 2 3 4 Menentukan Validasi dengan Menentukan pusat kebutuhan rencana ekonomi konektivitas antara pembangunan pusat ekonomi nasional Menentukan konektivitas lokasi sektor fokus ke sarana pendukung Ibukota provinsi di Indonesia Berdasarkan analisis Mempertimbangkan Menentukan sektor diposisikan sebagai pusat ekonomi transportasi (inter regional O D matrix analysis) struktur ruang RTRWN Kota kota yang memiliki aktivitas ekonomi penting (seperti Pusat Kegiatan Nasional), kawasan industri, FTZ, bonded zone, dan kawasan strategis ekonomi lainnya juga dapat menjadi pusat ekonomi Memperhitungkan modamoda transportasi laut, darat, dan udara Mendorong terjadinya dampak positif aglomerasi dengan mempertimbangkan konektivitas ke pusat ekonomi utama Mempertimbangkan arahan pola pemanfaatan ruang yang digambarkan dalam RTRWN fokus di dalam Koridor Ekonomi Menentukan sarana penghubung guntuk mendukung sektor fokus, termasuk industri hulu dan hilirnya Menentukan konektivitas pendukung yang menghubungkan antara lokasi sektor fokus dan sarana pendukung Konektivitas utama Konektivitas pendukung 12

Enam Koridor Ekonomi Prioritas Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah 5/9/2011 Sumber: Kemenko Perekonomian, 2011 13

Rangkuman Tema Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional" "Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional" ''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional'' Energi Nasional Energi Nasional dan Perikanan Nasional Koridor Sumatera Koridor Koridor Sulawesi Kalimantan "Pendorong Industri dan Jasa Nasional" Koridor Jawa Koridor Bali Nusa Tenggara ''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional'' Koridor Papua Kep. Maluku ' Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional'' 14

MENGEMBANGKAN KONEKTIVITAS DOMESTIK DAN REGIONAL 15

Bagaimana Konektivitas Dalam Koridor Ekonomi Diperlukan 16

Membangun Konektivitas Nasional : Perekonomian yang berhasil... Tumbuh maksimal melalui keterpaduan bukan keseragaman (inclusive development) Menghubungkan pusatpusat pertumbuhan Surabaya Jakarta Maluku Makassar Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan g wilayah melalui intermodal supply chain systems Mencapai pertumbuhan inklusif Menghubungkan daerah tertinggaldengan pusat pertumbuhan Menghubungkan g daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan Sulawesi Papua Makassar Kendari Makassar Manado Ambon Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan manfaat jangka panjang konvergensi standar hidup 17 17

Konektivitas Intra Pulau, Antar Pulau dan International Locally integrated, Globally connected Tow n Tow n Kota Pulau Asia Kota Tow n Tow n Tow n Kota Pulau Gerbang Internasional Indonesia Europ e Tow n Tow n Kota Pulau America Tow n Kota 1 Antar Pusat Ekonomi Intra island Dalam Pusat Ekonomi (urban) Inter island 2 3 International Konektivitas LOKAL Konektivitas NATIONAL Konektivitas GLOBAL 18 18

Komponen Konektivitas SISLOGNAS SISTRANAS PENGEMBANGAN WILAYAH ICT 1. Penentuan Key Commodities 2. Penguatan Jasa Logistik 3. Perbaikan Infrastruktur 4. Peningkatan Kapasitas SDM 5. Peningkatan ICT 6. Harmonisasi Regulasi 7. Perlu Dewan Logistik Nasional 1. Keselamatan Transportasi 2. Pengusahaan Transportasi 3. Jaringan Transportasi 4. Peningkatan SDM dan Iptek 5. Pemeliharaan Kualitas LH 6. Penyediaan Dana Pembangunan 7. Peningkatan Administrasi Negara. 1. Peningkatan Ekonomi Lokal 2. Peningkatan Kapasitas SDM 3. Infrastruktur 4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 5. Peningkatan Akses Modal Kerja 6. Peningkatan fasilitas sosial dasar 1. Migrasi Menuju Konvergensi 2. Pemerataan Akses dan Layanan 3. Pengembangan Jaringan Broadband 4. Peningkatan Keamanan Jaringan dan Sistem Informasi 5. Integrasi iinfrastruktur, Aplikasi dan Data Nasional 6. Peningkatan e Literasi 7. Peningkatan Kemandirian Industri ICT Dalam Negeri 8. Peningkatan Kualitas SDM ICT Siap Pakai 9. Sinergi Kegiatan dan Investasi ICT Nasional 10.Pengembangan Pembiayaan melalui Pola KPS 19

Contoh Pembangunan Infrastruktur Transportasi Terkait Konektivitas Belawan Medan Dumai Pengembangan Pelabuhan Utama Kelapa Sawit di Dumai Pekanbaru Pekanbaru Jambi Jambi Pengembangan Pelabuhan Utama Karet di Pekanbaru, Dumai, Medan, Palembang, Jambi Tanjung Api Api Palembang Legend : Pembangunan Jalur KA Angkutan Kelapa Sawit Panjang Pelabuhan Lampung Jalur KA Jembatan Selat Sunda Wilayah Produksi Karet Wilayah Produksi Kelapa Sawit Pembangunan Jalur KA Angkutan Batu Bara Wilayah Produksi Batu Bara 20 Serang Jakarta

Contoh Pembangunan Infrastruktur Transportasi Terkait Konektivitas Pengembangan g Multiple Airport Jakarta Pengembangan Dryport Cikarang Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok & Cilamaya 21

Contoh Pembangunan Infrastruktur Transportasi Terkait Konektivitas Merak SERANG DKI JAKARTA Cikampek Banten Bogor Padalarang Sukabumi BANDUNG Jawa Barat Cirebon - Semarang Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara Jawa Semarang - Surabaya Bojonegoro Cirebon Bojonegoro Tegal Pekalongan SEMARANG Gambringan Bojonegoro Prupuk Jawa Tengah Gundih Purwokerto Jawa Timur Banjar Madiun Kertosono Kroya Kutoarjo Solo Bangil DIY Malang YOGYAKARTA Blitar SURABAYA Sidoarjo Jember Banyuwangi Cirebon - Kroya Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa DKI Merak JAKARTA SERANG Cikampek Bojonegoro Banten Bogor Cirebon Solo - Madiun Bojonegoro Madiun - Padalarang Tegal Pekalongan SEMARANG Sukabumi Surabaya BANDUNG Gambringan Bojonegoro Prupuk Jawa Tengah Jawa Barat Gundih Purwokerto Jawa Timur SURABAYA Banjar Madiun Kertosono Sidoarjo Kroya Kutoarjo Solo Bangil Kroya - Yogya DIY Malang YOGYAKARTA Yogya - Solo Blitar Banyuwangi Jember 22

Program MPAC (Master Plan on ASEAN Connectivity) Pada Sektor Transportasi RORO SKRL AHN 5/9/2011 Untuk menghubungkan daratan dan negara kepulauan ASEAN lainnya (Indonesia dan Filipina), diadakan studi tentang jaringan ASEAN RORO yang dijadwalkan selesai tahun 2012 Jaringan iniharus meliputi jl jalur yang terbatas aksesnya pada jalur perdagangan internasional agar daerah daerah tersebut dapat berpartisipasi dalam perdagangan regional, sehingga membuka kesempatan daerah untuk berkembang serta memperkecil kesenjangan. AHN (ASEAN Highway Network) ditargetkan selesai pada tahun 2015 Penyelesaian SKRL (Singapore Kunming Rail Link) dijadwalkan pada tahun 2020, dengan kemungkinan untuk tersambung dengan Surabaya Ketika kedua jaringan ini sudah selsai dibangun, maka mainland ASEAN akan terhubung Konektivitas ini akan diperluas sampai keluar ASEAN, dengan rencana extension AHN ke Cina dan India. 23

5/9/2011 Jaringan Transportasi di ASEAN Saat Ini Masih terdapat missing link, baik pada moda jalan, kereta, laut, maupun udara Negara negara anggota ASEAN masih harus meratifikasi perjanjian perjanjian dan protokol protokol terkait program fasilitasi transportasi Bagian daratan dan kepulauan ASEAN belum terhubung Source: ASEAN Kapasitas SDM pada d sektor k transportasi masih harus ditingkatkan 24

PERAN FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR PERGURUAN TINGGI DALAM MEMPERCEPAT KEMAMPUAN IPTEK NASIONAL DI BIDANG TRANSPORTASI 25

Elemen elemen Utama Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di bidang transportasi. Meningkatkan tingkat kompetensi teknologi dan keahlian lulusan. Meningkatkan k kegiatan penelitian strategis yang terkait dengan transportasi. Meningkatkan jejaring kerjasama dalam mengembangkan sistem inovasi nasional. 26

Penelitian Terkait Keselamatan Transportasi 100,000.00 90,000.00 80,000.00000 00 70,000.00 60,000.00 50,000.00 40,000.00 30,000.00 20,000.00 10,000.00 0.00 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas 2004 2010 17,732 91,623 87,020 48,508 59,164 62,960 47,621 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Sumber: Ditlantas POLRI, 2010 (posisi September) 27

Penelitian untuk Mengembangkan Moda Transportasi Ramah Lingkungan 28

Penelitian terkait Pengembangan Integrasi Moda (Stasiun atau Terminal dan Sistem Tiket) Interoperable Smartcard: + Multi Moda Angkutan + Multi Daerah + Multi Sistem Pembayaran 29

TERIMA KASIH 30