BAB I PENDUHULUAN. keterjangkauan, dan aspek kenyamanan. faktor manusia sendiri yang kurang memperhatikan keamanan dan juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Palang Merah Indonesia merupakan lembaga organisasi kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

BAB I PENDAHULUAN. menganggap gagasan mereka mutlak benar atau sudah self evident.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jakarta periode : Jumlah Pelanggaran Jumlah Kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi tidak mengalir begitu saja dan yang bergerak adalah prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (persero) Daerah Operasi 1 Jakarta atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

PERSEPSI PENUMPANG SRIWIJAYA AIR MENGENAI KESELAMATAN PENERBANGAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

Auditorium KNKT, Kementerian Perhubungan 28 Desember Interviewing Techniques in Accident Investigation NTSC In-House Training

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN Sumber: Database KNKT Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi dalam kebijakan yang dirancang oleh PT Kereta Api Indonesia. membantu melancarkan pembangunan nasional.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. milik pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

menyatakan bahwa, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk ketergantungan (interpedensi) dan saling membutuhkan.

KEBIJAKAN SEKTOR PERHUBUNGAN DALAM RANGKA PENGANGKUTAN LIMBAH B3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Provinsi DKI Jakarta yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana transportasi publik di Indonesia masih belum optimal. Hal tersebut terbukti seperti apa yang sudah ada dan berjalan di kehidupan ini. Pada dasarnya terdapat empat aspek yang di jadikan sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi sarana transportasi, yaitu: aspek keselamatan, aspek keamanan, aspek keterjangkauan, dan aspek kenyamanan. Banyak operator transportasi di Indonesia yang masih belum memenuhi aspek-aspek kondisi sarana transportasi seperti yang telah disebutkan diatas, baik dari transportasi darat, laut, udara ataupun perkeretaapian. Dengan banyaknya kondisi sarana transportasi yang masih belum memadai seperti keadaan saat ini, menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kecelakaan transportasi diberbagai sektor. Selain karena kondisi kendaraan yang kurang baik, kecelakaan transportasi juga terjadi karena faktor manusia sendiri yang kurang memperhatikan keamanan dan juga dari faktor cuaca dan juga faktor lingkungan. Keperihatinan melanda angkutan umum di Indonesia. Di darat, kita mengalami tabrakan kereta api, bus, dan lain-lain. Di laut, banyak kapal penumpang yang tenggelam, tabrakan, bahkan terbakar. Lalu, di udara, 1

2 ada pesawat yang mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk, kesalahan manusia, dan gangguan teknis pada pesawat terbang atau helikopter. Banyaknya kasus-kasus kecelakaan transportasi umum, memperlihatkan bahwa masalah transportasi publik mulai dari tingkat daerah sampai pusat, dalam kondisi sangat memperihatinkan. Menurut sebuah penelitian, kelayakan dari bermacam model angkutan umum, masih menjadi masalah utama. Belum lagi menyangkut keamanan, kenyamanan dan keselamatan bagi penumpang. Dalam media online MetroPost, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah korban akibat kecelakaan sebesar 174% dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2011 korban meninggal mencapai 247 jiwa, sedangkan tahun 2010 sebanyak 90 korban meninggal. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, baik di darat, laut, udara maupun perkeretaapian. Pada tahun 2010 kecelakaan paling banyak terjadi adalah kecelakaan kereta api sebanyak 42 orang meninggal, kecelakaan di jalan raya 28 orang meninggal, kecelakaan di laut 15 orang meninggal dan kecelakaan diudara sebanyak 5 orang meninggal. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi perubahan, dimana kecelakaan yang paling banyak menimbulkan korban meninggal adalah kecelakaan di laut, sebanyak 86 orang meninggal. Disusul kecelakaan di jalan raya ada 85 orang meninggal, kecelakaan udara ada 71 orang meninggal dan kecelakaan kereta api ada 5 orang meninggal. Tentu jumlah korban meninggal bukan

3 hanya sekedar jumlah dan data, tapi bisa menjadi evaluasi apa penyebab kecelakaan dan bagaimana meminimalisir bahkan menghindari kecelakaan tersebut. 1 Berdasarkan informasi KNKT dalam TribunNews.com, maka penyebab utama kecelakaan adalah faktor manusia, yaitu sekitar 62,5 persen. Penyebab lainnya adalah faktor teknis yang menjadi penyebab kedua dalam menyumbangkan jumlah kecelakaan, dan terakhir adanya faktor eksternal/environment seperti halnya cuaca atau kondisi lingkungan di lokasi kecelakaan. 2 Dengan demikian jika dikaitkan dengan penyebab utama kecelakaan adalah faktor manusia, maka harus dilakukan kampanye dengan memberikan pendidikan dan pengetahuan bagi pengendara atau pengemudi alat transportasi laut, udara dan jalan raya tersebut. Jika memang masih belum memenuhi syarat keahlian yang diharuskan, maka sebaiknya si pengendara atau pengemudi dilengkapi sampai dengan syarat keahlian tersebut tercapai.selanjutnya yang penting juga adalah bisa jadi karena ketidakdisiplinan yang mengakibatkan faktor manusia ini menimbulkan kecelakaan. Jadi sangat penting untuk menanamkan disiplin dan pengertian akan ketaatan menggunakan kendaraan atau angkutan serta memahami peraturan yang berlaku. 1 247 Tewas Dalam Kecelakaan Transportasi Sepanjang 2011 (2012, Januari). MetroPost (online) diakses pada tanggal 14 Maret 2011 dari http://www.metropostonline.com/2012/01/247- tewas-dalam-kecelakaan-transportasi.html 2 Korban Meninggal Akibat kecelakaan tahun 2011 ( 2011, 29 Desember). TrinunNews (on-line) diakses pada tanggal 14 Maret 2011 dari http://www.tribunnews.com/2011/12/29/274-korbanmeninggal-akibat-kecelakaan-tahun-2011

4 Kementerian Perhubungan sebagai lembaga pemerintah yang diberikan tanggung jawab serta wewenang untuk mengkoordinasikan strategi dan implementasi penanggulangan permasalahan ketertiban dan keselamatan dalam bertransportasi di Indonesia, secara berkesinambungan melaksanakan program-program kegiatan dalam rangka upaya mengurangi perilaku yang membahayakan keselamatan dijalan. Semua organisasi yang efektif membangun dan mempertahankan hubungan yang dianggap penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan atau organisasi. Begitu pula perana Humas dilingkungan pemerintah sangat vital dalam membangun citra positif bangsa dan negara. Sadar bahwa Humas memiliki peran vital dan strategis, maka diharapkan agar para pelaku kehumasan mampu menjalankan peran dan fungsinya yang memang bukan merupakan pekerjakan yang ringan. Terlebih lagi reputasi, keberhasilan, dan eksistensi lembaga yang dinaunginya sangat bergantung dari kinerja yang diterapkan oleh Humas perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, secara umum Humas memiliki kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkungan internal maupun untuk publik lingkungan eksternal. Hal ini menandakan bahwa seoran Humas sesuai fungsinya adalah sebagai penjembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, khusunya dalam hal mengadakan hubungan umpan balik dengan publik eksternal perusahaan atau organisasi. Selain itu,

5 humas tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi yang datang dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Scott M. Cutlip dan Allen H. Centre (1982), dalam bukunya Effective Public Relations, menyatakan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijakan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. 3 Humas atau Public Relations merupakan komando komunikasi dalam menyampaikan informasi dan kegiatan komunikasi antara publik dan organisasi. Kegiatan humas pada dasarnya adalah kegiatan dalam proses berkomunikasi yang meliputi, mencari informasi (fact finding melalui observasi, riset, kepustakaan, media dan sebagainya), setelah itu mengelola informasi tersebut yang melalui (mengedit, merangkum, identifikasi, analisis data dan sebagainya) dan selanjutnya mendistribusikan informasi baik secara berulang-ulang sesuai dengan keinginan dan kepentingan pelakunya. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh seorang humas tidak lepas dari kegiatan kampanye, karena kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek 3 Rosady Ruslan, Manajement Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006 hal. 25

6 tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. 4 kampanye dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercapai suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Dalam arti umum atau luas, kampanye tersebut memberikan penerangan secara terus menerus serta pengertian dan motivasi terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. Proses kampanye melalui komunikasi tersebut antara lain penyebaran informasi dan pengetahuan melalui teknik komunikasi. Sedangkan bentuk dan komunikasi dalam melakukan komunikasi kelompok, komunikasi intra personal, komunikasi antar personal, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi nirmassa. 5 Penyelenggaraan kampanye yang di lakukan oleh suatu lembaga atau organisasi, baik itu dari pihak pemerintah, swasta atau pun lembaga swadaya masyarakat. Pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Apapun ragam dan tujuanya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye 4 Antar Venus, Manajemen kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal 7 5 Rosadi Ruslan, op.cit hal. 66

7 selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan prilaku (behavioral). Ketiga aspek ini saling berkaitan dan merupakan sasaran pengaruh yang harus dicapai secara bertahap agar suatu kondisi perubahan dapat tercipta. 6 Melihat bahwa saat ini, kesungguhan masyarakat untuk merespon ajakan pemerintah tentang keselamatan bertransportasi sampai saat ini dapat dikatakan masih minim. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang berkendara dan redahnya perilaku disiplin masyarakat. Pada dasarnya masyarakat sudah mengetahui rambu rambu lalu lintas yang berlaku dan persaratan dalam berkendara di jalan. Namun karena perilaku kurang dispilin masyarakat dan pemahaman yang kurang tentang berkendara menyebabkan banyaknya kecelakaan yang terjadi. Dengan kondisi yang demikian, maka berbagai upaya menyadarkan, merubah sikap, atau secara umum mempengaruhi masyarakat dengan cara paksaan sudah tidak tepat lagi. Pada saat ini, kampanye dilakukan sebagai salah satu kegiatan terpenting untuk mempengaruhi masyarakat secara persuasif yang dilandasi kesadaran dan kesukarelaa. Kampanye ketertiban dan keselamatan bertransportasi merupakan salah satu upaya Kementerian Perhubungan untuk mengurangi tingkat kecelakaan transportasi di Indonesia. Kampanye Keselamatan transpotrasi ini sudah dilakukan oleh Kemenhub sejak tahun 2008. Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan mengupayakan penanggulangan 6 Antar Venus, op.cit., hal 9-10

8 kecelakaan seperti kampanye dalam bentuk sosialisai informasi ketertiban dan keselamatan transportasi darat, laut, udara dan kereta api melalui media luar ruang (billboard), below the line (sosialisasi secara langsung), melalui media elektronik (televisi dan radio) dan melalui media internal news letter yang diharapkan dapat menjangkau masyarakat luas terutama masyarakat pengguna sepeda motor dan pada usia produktif (22-50 tahun) karena 67 % korban berada pada usia produktif dan tinggkat kecelakaan jauh lebih tinggi pada pengendara sepeda motor sekitar 30.000 per tahun. Dikementerian Perhubungan segala tugas yang berkaitan dengan kehumas dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik. Pada tahun 2011 tingkat kecelakan meningkat cukup signifikan, ini membuktikan bahwa kampanye yang dilakukan masih belum efektif. Pesan yang diberikan tidak diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga kecelakan yang terjadi bukan menurun seperti yang diharapkan tetapi sebaliknya. Tahun 2011 Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi secara langsung (below the line) dilakukan di empat kota yaitu Lampung, Kupang, Denpasar dan Palu, Pemasangan Billboard di daeran Jabodetabek serta Iklan TV dan Radio yang disiarkan di saluran TV dan radio swasta dan milik pemerintah. Di Indonesia pelaksanaan kampanye keselamatan telah dilakukan hanya dalam pelaksanaan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik dalam arti banyak pelaksanan kampanye tidak dilaksanakan dengan perencanaan dan pelaksaaan yang tepat, pelaksaan kampanye keselamatan di Indonesia

9 dapat dikatakan belum optimal. Penyebab utama kondisi ini adalah masih rendahnya pemahaman pentingnya kampanye keselamatan oleh pemegang kebijakan di bidang transportasi khususnya didaerah. Selama ini permasalahan keselamatan khususnnya kecelakaan masih berorientasi pada tindakan reprsif (penegakan hukum) sehingga akar permasalahan dari masalah keselamatan tidak pernah dapat terselesaikan. 7 Dengan semakin kreatif dan beragamnya kegiatan kampanye keselamatan yang dilakukan oleh Kemenhub diharapkan akan meningkatkan pemahaman pentingnya kampanye keselamatan. Serta mewujudkan sistem transportasi yang aman, nyaman dan selamat. Keberhasilan suatu program kegiatan apapun bentuknya, tidak akan terlepas dari kerangka yang menyusun setiap tahap dalam suatu perencanaan. Sebuah kampanye yang di rencanakan dengan baik akan memberi efek yang luar biasa bagi khalayak sasarannya. Keberhasilan sebuah kampanye, juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan pelaku kampanye. Oleh karena itu sebagai pelaku utama kampanye peranan seorang Humas tidak dapat dipungkiri sangatlah penting dalam merancang program kampanye dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada agar program kampanye terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan organisasi. Para pejabat Humas atau praktisi PR selalu mempertimbangkan bagaimana suatu program akan dimulai dan melanjutkannya secara 7 Budi Mulyono, Kampanye Keselamatan. Dari http://www.dishub.mataramkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=65:kamp anye-keselamatan&catid=1:artikel-terkini

10 terstruktur sehingga bermanfaat bagi lembaga atau perusahaan dan publik yang berinteraksi dengan lembaga atau perusahaan tersebut. Hal tersebut seharuslah direncanakan melalui proses yang dipikirkan dengan matang dan juga hati-hati. Pada akhirnya, perencanaan merupakan alat bantu untuk bekerja secara efektif dan dibuat untuk memastikan praktisi Humas selalu terfokus pada apa yang diperlukan dan mencapai apa yang diinginkan. Sehubungan dengan pemaparan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memilih judul penelitian sebagai berikut: Perencanaan Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Humas Kementerian Perhubungan RI. Penelitian ini di fokuskan pada perencanaan kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi pada tahun 2011 yang dilakukan oleh Humas Kementerian Perhubungan. Dalam penelitian ini adalah Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan. 1.2 Perumusan Masalah Adapun masalah berdasarkan uraian yang diangkat oleh peneliti di latar belakang masalah di atas adalah Bagaimana Tahap Perencanaan Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Humas Kementerian Perhubungan RI?.

11 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tahapan Perencanaan Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Humas Kementerian Perhubungan RI. 1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai gambaran perencanaan Humas dalam mengelola kegiatan kampanye dan ilmu komunikasi pada umumnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan serta memperkaya wawasan pembaca juga para akademis dibidang ilmu kehumasan. 1.4.2 Signifikansi Praktis Dari hasil penelitian, secara praktis diharapkan dapat menambah bahan masukan berupa sumbangan saran dan referensi bagi fungsi Humas Kementerian Perhubungan dalam melakukan perecanaan Humas dalam mengelola kegiatan kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan Humas dalam mengelola kegiatan kampanye selanjutnya.