SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Yogyakarta, Mei 2004

dokumen-dokumen yang mirip
Hari Depan Petani dan Pertanian : Rekonstruksi dan Restrukturisasi

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan. Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

SAMBUTAN GUBERNUR PAPUA PADA FORUM SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SE PROVINSI PAPUA TANGGAL, 7 MARET 2016

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Materi Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR-RI.

BUPATI KULONPROGO. Sambutan Pada Acara SOSIALISASI GERAKAN NASIONAL KEMITRAAN PENYELAMATAN AIR (GNKPA) Tanggal, 10 Maret 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

Jakarta, 10 Maret 2011

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA PADA MUSYAWARAH DAERAH KE II DPD GABPEKNAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Tanggal 21 Juli 2008 Pukul 08.

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN, YANG SAYA HORMATI,

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: ANTISIPATIF DAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL. Oleh :

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

Arah Masa Depan Kondisi Sumberdaya Pertanian Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

BAB VI LANGKAH KEDEPAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERESMIANPROVING GROUND PT. GAJAH TUNGGAL, TBK. KARAWANG, 19 MEI 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PERBENIHAN SE-SULAWESI TENGAH SELASA, 24 MEI 2011

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN RUMAH BURUNG HANTU DI DESA KEBONDOWO BANYUBIRU

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempertahankan eksistensinya. Penggunaan lahan yang semakin meningkat

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

AMANAT MENTERI DALAM NEGERI PADA PERINGATAN HARI OTONOMI DAERAH KE XIX Tanggal 27 April 2015

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. komunitas mengubah ekosistem hutan atau lahan kering menjadi sawah adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV DUKUNGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

Press Release KEMENTERIAN PERTANIAN KERAHKAN PROFESOR RISET KE WILAYAH PERBATASAN DAN LAHAN SUB-OPTIMAL. Jakarta, 12 Juli 2012

BUPATI BURU. Yang Terhormat :

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Renstra BKP5K Tahun

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

INTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMBAHARUAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN IRIGASI PRESIDEN REBUBLIK INDONESIA,

Hotel Aston Pontianak, 3 Agustus 2016

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA KE-36 TAHUN 2016, DI KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH TANGGAL 29 OKTOBER 2016

KEMENTERIAN AGAMA RI SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE - 68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL KALIMANTAN

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Yogyakarta, 26-27 Mei 2004 Para Pejabat eselon I dan II lingkup Badan Ltbang Pertanian, Para peneliti dan penyuluh, Hadirin sekalian, Selamat pagi, Mengawali sambutan ini, saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rakhmat dan berkahnya kita dapat berkumpul bersama-sama untuk mengikuti Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian ini. Saya pandang Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian ini memiliki arti strategis karena akan membahas dan merumuskan rencana strategis jangka menengah, sebagai acuan operasional untuk menghasilkan inovasi teknologi, rekayasa kelembagaan, dan rumusan kebijakan pertanian dalam rangka mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani dan masa depan bangsa ini. Meskipun platform Presiden dan Rencana Kerja Pemerintah periode 2005-2009 belum tersusun, namun Badan Litbang Pertanian dalam Rapat kerja ini secara proaktif mengagendakan pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan: (1) Rencana Strategis 2005-2009; (2) Program rintisan pemasyarakatan inovasi pertanian; dan (3) Manajemen sistem penelitian dan pengkajian. Ketiga pokok bahasan tersebut memiliki arti strategis dan penting sebagai masukan bagi pemerintah periode yang akan datang. Untuk itu, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Badan Litbang Pertanian. Para peserta rapat kerja yang saya hormati, Pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan kembali Saudara sekalian, betapa besar harapan saya kepada Badan Litbang Pertanian untuk secara terus menerus mampu menghasilkan terobosan inovasi teknologi layak terap bagi para 131

pengguna, yaitu para petani dan pengusaha agribisnis, rekayasa kelembagaan yang mampu mengefisienkan sistem usaha agribisnis, dan kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan mendasar pembangunan sektor pertanian. Pada tahun ini, harapan saya ini dicerminkan pula oleh kebijakan pengalokasian dana lebih besar bagi Badan Litbang Pertanian dibanding eselon I lainnya. Saya sudah sering mengatakan hal yang sama pada setiap pertemuan dengan jajaran Badan Litbang Pertanian, namun kali ini saya ingin menegaskan lagi hal tersebut kepada jajaran Badan Litbang Pertanian, karena modal dasar untuk itu telah dimiliki lembaga riset ini. Menurut penilaian saya, Badan Litbang Pertanian telah memiliki prasyarat untuk berkarya dengan baik, yaitu struktur organisasi yang lengkap, sarana dan prasarana penelitian yang memadai, dan sumberdaya manusia yang handal untuk menjadi Center of Excellence, menjadi suatu institusi riset terdepan yang mampu menghasilkan inovasi pertanian, yang mampu mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, dan daya saing. Badan Litbang Pertanian memiliki sistem organisasi yang cukup lengkap, dengan 11 unit eselon II, yang menangani penelitian komoditas, sumberdaya dan lintas masalah. Selain itu, Badan Litbang Pertanian juga memiliki jaringan unit kerja di seluruh propinsi, yaitu BPTP, yang tidak dipunyai oleh lembaga riset manapun di tanah air. Sarana dan prasarana penelitian yang dimiliki Badan Litbang Pertanian, walaupun tidak lengkap, namun sudah cukup memadai untuk mendukung suatu kegiatan riset standar. Begitu juga dengan sumberdaya manusia. Badan Litbang Pertanian diperkuat oleh sekitar 7800 pegawai, dan sekitar 300 diantaranya bergelar doktor, 150 berpredikat Ahli Peneliti Utama. Data tersebut menunjukkan bahwa Badan Litbang Pertanian, sungguh merupakan suatu organisasi besar yang diperkuat oleh sumberdaya yang berkualitas, sehingga saya tidak salah menggantungkan harapan munculnya berbagai inovasi pertanian terobosan dari Badan Litbang Pertanian. Walaupun kinerja Badan Litbang Pertanian saat ini saya nilai cukup baik, namun saya melihat masih banyak yang perlu dikerjakan dan dapat dihasilkan oleh lembaga riset ini. Pada kesempatan ini, saya meminta kepada jajaran pimpinan Badan Litbang Pertanian agar mampu mengoptimalkan kapasitas kemampuan organisasi, sarana dan prasarana penelitian, sumberdaya manusia, dan dana yang dimiliki untuk meningkatkan kinerjanya lebih baik lagi. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya ingin menegaskan tiga hal yang perlu diperhatikan oleh jajaran pimpinan Badan Litbang Pertanian agar kapasitas yang dimiliki dapat didayagunakan secara optimal yaitu : (1) Pertajam 132

perumusan program penelitian dengan orientasi pada pengguna; (2) kembangkan sistem manajemen yang transparan dan fleksibel namun tetap dalam koridor aturan birokrasi; dan (3) kembangkan sistem kepemimpinan yang kritis dan kreatif, terbuka, dan team work untuk memecahkan suatu masalah secara cepat dan akurat. Hadirin sekalian, Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, saya ingin mengingatkan berbagai kelemahan bahkan ketimpangan yang berkaitan dengan orientasi program Badan Litbang Pertanian selama ini, antara lain : (a) penelitian lebih banyak berorientasi jangka menengah dan panjang, tidak banyak menghasilkan teknologi yang segera dimanfaatkan, (b) output kegiatan lebih banyak tertuju pada aspek teknis biologis, sangat sedikit yang berupa rumusan kebijakan, (c) volume kegiatan aspek penelitian jauh lebih dominan dibandingkan dengan kegiatan aspek pengembangannya, dan (d) upaya menghasilkan teknologi belum secara sepadan diiringi dengan upaya pendesiminasinya. Akibatnya banyak program dan kegiatan yang sudah dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian dan hal tersebut membuat kesibukan yang luar biasa bagi para peneliti dan penyuluhnya, tetapi belum terlihat secara jelas kontribusi yang bersifat langsung dan signifikan dalam mengatasi berbagai persoalan besar pembangunan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, Badan Litbang Pertanian perlu melakukan proporsionalisasi dan balancing atas berbagai ketidakseimbangan aktivitas dan fokus kegiatan sebagaimana saya sebutkan di atas. Orientasi penelitian yang diinginkan dalam kerangka pembangunan sistem dan usaha agribisnis bukanlah untuk kepuasan para penelitinya atau menyesuaikan diri dengan bidang keahlian penelitinya. Penelitian harus didasarkan pada assesment kebutuhan nyata akan dukungan teknologi atau rumusan kebijakan untuk pembangunan sistem dan usaha agribisnis (research for agribusiness development). Orientasi penelitian adalah kebutuhan pengguna, baik itu petani dan dunia usaha sebagai pengguna langsung hasil penelitian/pengkajian dalam bentuk teknologi, maupun pemerintah sebagai pengguna hasil penelitian/pengkajian dalam bentuk alternatif rumusan kebijakan. Pada kesempatan ini, saya meminta kepada para peserta Raker agar mampu merumuskan program Badan Litbang Pertanian yang lebih berorientasi kepada pengguna dan implementatif. Para peserta rapat kerja yang saya hormati, Saya ingin menitipkan beberapa hal yang menjadi permasalahan mendasar bagi pembangunan sektor pertanian untuk didiskusikan secara serius dan dirumuskan berbagai alternatif pemecahaannya. 133

Pertama, adalah bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi jumlah petani gurem, sementara pada saat bersamaan muncul gejala pelambatan produktivitas dan penurunan nilai tukar petani?; kedua, bagaimana caranya mempertahankan momentum pertumbuhan tinggi produk pertanian dan membalikkan kecenderungan deselerasi pertumbuhan produksi menjadi akselerasi?; ketiga, bagaimana cara mengatasi fenomena ketidakstabilan produksi?; dan keempat, bagaimana meningkatkan daya saing produk pertanian kita? Untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi jumlah petani gurem tersebut dapat ditempuh tiga cara yaitu : peningkatan produktivitas lahan; (2) efisiensi sistem produksi dan (3) perluasan areal pertanaman. Berbagai upaya telah kita lakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan baik melalui penciptaan varietas unggul maupun peningkatan kesuburan lahan. Namun saat ini sedang terjadi pelambatan produktivitas lahan, utamanya di lahan sawah karena mengalami kelelahan (soil fatigue). Selain karena kelelahan tanah, perlambatan produktivitas di lahan sawah disebabkan oleh menurunnya efisiensi jaringan irigasi di beberapa wilayah yang dibangun sejak pemerintahan kolonial, karena upaya rehabilitasinya mengalami perlambatan. Kondisi ini semakin diperparah oleh menurunnya kualitas Daerah Aliran Sungai (DAS), karena makin meningkatnya kegiatan usahatani di daerah hulu. Oleh karena itu, saya meminta Badan Litang Pertanian untuk segera mencari inovasi teknologi antara lain; (1) varietas unggul baru toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik dan produktivitasnya tinggi; (2) pola managemen air irigasi yang efisien; (3) teknologi penanggulangan kelelahan lahan (soil fatigue); (4) sistem usahatani konservasi di DAS yang berwawasan lingkungan; (5) pengembangan komoditas pertanian bernilai tinggi, khususnya untuk lahan sawah di Jawa. Cara kedua untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dengan usaha skala kecil adalah melalui peningkatan efisiensi sistem produksi. Sampai saat ini tingkat kehilangan hasil panen masih cukup tinggi, yaitu sekitar 15-20 persen dan sistem pengolahan hasil juga tidak terintegrasi sepenuhnya dengan sistem usahatani. Di sini saya ingin menegaskan bahwa betapa pentingnya inovasi teknologi panen dan pasca panen agar tingkat kehilangan hasil panen dapat diperkecil dan nilai tambah yang diterima petani semakin meningkat. Sehubungan dengan itu, sudah waktunya Badan Litbang Pertanian memprioritaskan programnya pada inovasi teknologi panen dan pasca penen. Selain itu, perlu dipikirkan secara mendalam kemungkinan rekayasa kelembagaan dan organisasi sistem dan usaha agribisnis untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi. Badan Litbang Pertanian 134

perlu mengembangkan laboratorium agribisnsis sebagai percontohan penerapan sistem dan usaha agribisnis yang komprehensif dan terintegrasi di tingkat petani. Cara ketiga adalah mencari sumber pertumbuhan produksi baru. Seperti telah kita ketahui bahwa ke depan kapasitas produksi pangan nasional semakin terbatas, karena menurunnya luas baku lahan sawah akibat konversi. Penurunan luas baku lahan telah berlangsung sejak paruh kedua dekade 1980-an dan cenderung semakin besar seiring dengan peningkatan konversi ke non pertanian, khususnya di pulau Jawa. Pada beberapa tahun terakhir, penurunan luas baku lahan sawah juga telah terjadi di luar Jawa. Untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional, maka satu-satunya jalan yang harus kita tempuh adalah mencari sumber pertumbuhan baru melalui eksplorasi pembukaan lahan baru. Dalam lima tahun ke depan, kita perlu memanfaatkan secara optimal lahan kering yang banyak tersedia di luar Jawa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Badan Litbang Pertanian perlu mengidentifikasi lokasi dan luasan lahan kering yang cocok untuk budidaya pertanian dan merakit inovasi teknologi budidaya di lahan kering yang menghasilkan produktivitas tinggi, efisien, dan melestarikan sumberdaya dan lingkungan. Para peserta rapat kerja yang saya hormati, Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan produksi tinggi dan membalikkan kondisi deselerasi pertumbuhan menjadi akselerasi, saya meminta Badan Litbang Pertanian untuk mencari dan mengembangkan inovasi teknologi peningkatan produktivitas berupa varietas unggul baru dan sistem pertanaman yang efisien. Fenomena ketidakstabilan produksi pertanian kita banyak berkaitan dengan anomali iklim, dan serangan hama dan penyakit. Untuk mengurangi atau paling tidak mengantisipasi ketidakstabilan produksi, saya meminta Badan Litbang Pertanian untuk mengembangkan Sistem Informasi Dini yang berkaitan dengan iklim maupun serangan hama dan penyakit tanaman; inovasi teknologi sistem pola tanam yang mampu memitigasi anomali iklim maupun serangan hama. Permasalahan lain adalah daya saing komoditas yang merupakan kunci eksistensi pertanian kita dalam era globalisasi perdagangan dunia. Daya saing yang ingin kita ciptakan adalah daya saing yang riil bukan daya saing yang semu. Daya saing riil tercipta dari inovasi pengembangan teknologi, sementara daya saing semu tercipta dari proteksi dan pemberian subsidi yang berlebihan terhadap suatu produk pertanian yang dilakukan oleh suatu negara. Fenomena daya saing semu inilah yang mengakibatkan ketidakadilan perdagangan dunia (unfair trade) saat ini. Untuk itu, saya meminta kepada Badan Litbang Pertanian untuk merumuskan sistem promosi dan proteksi komoditas pertanian kita. Sistem promosi yang dikembangkan adalah 135

untuk meningkatkan daya saing riil produk pertanian kita melalui inovasi teknologi, sementara sistem proteksi dikembangkan dalam rangka memproteksi komoditas pertanian kita dari ketidakadilan perdagangan melalui kebijakan tarif atau non tarif seperti proposal produk strategis (strategic products). Dalam kaitan itu, saat ini sedang terjadi kecenderungan negara-negara di dunia untuk melakukan kerja sama perdagangan bersifat bilateral dan regional. Suatu pertanyaan yang memerlukan kajian lebih mendalam adalah apakah kerjasama perdagangan bilateral atau regional seperti ASEAN lebih menguntungkan bagi Indonesia dibanding multilateral? Badan Litbang Pertanian harus mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan analisis yang lebih kuantitatif dan akurat. Para peserta rapat kerja dan hadirin yang berbahagia, Saya tadi mengatakan bahwa Badan Litbang Pertanian mempunyai kemampuan untuk menjadi Center of Excellence, menjadi suatu instutusi riset yang mampu menghasilkan inovasi pertanian terdepan dan profesional di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Maksud terdepan di sini adalah kemampauan Badan Litbang Pertanian menguasai IPTEK pertanian mutakhir, sehingga teknologi yang dihasilkan berdaya saing tinggi. Kunci kehandalan lembaga riset adalah pada kemampuannya dalam menguasai IPTEK. Ke depan daya saing hanya akan ditentukan oleh kemampuan lembaga risetnya dalam menguasai IPTEK. Oleh karena itu, saya mengharapkan Badan Litbang Pertanian mampu mengusai bioteknologi mutakhir untuk menciptakan inovasi teknologi pertanian. Saya menyadari bahwa permintaan saya di atas sangat banyak dan tidak mungkin dipenuhi oleh Badan Litbang Pertanian sendiri dengan keterbatasan dana pemerintah. Untuk itu, saya meminta jajaran pimpinan Badan Litbang Pertanian untuk secara kreatif dan inovatif mengembangkan kerja sama dengan lembaga riset baik di dalam negeri maupun di luar negeri, secara sinergis melakukan kegiatan riset yang saya minta di atas. Akhirnya, saya minta pertemuan seperti ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin karena tentu sangat besar korbanan yang harus diberikan, baik berupa waktu, tenaga, dan pikiran setiap individu peserta maupun anggaran negara yang dihabiskan. Kultur ilmiah yang kritis, terbuka tetapi juga kreatif perlu diwujudkan melalui diskusi dalam pertemuan ini untuk menghasilkan berbagai kesepakatan mengenai tema-tema yang dibahas dalam Rapat Kerja ini. Marilah kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kita diberi kekuatan lahir dan batin dalam melalsanakan tugas profesional kita. Dengan mengharapkan lindungan dan bimbingan Tuhan Yang Maha Pengasih, saya 136

nyatakan Rapat Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dibuka dengan resmi. Selamat ber-rapat Kerja dan terima kasih. Menteri Pertanian, Prof.Dr.Ir. Bungaran Saragih, MEc 137