Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS MARET 2012 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS FABRUARI 2012 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PADA ANAK PENDIDIKAN USIA DINI

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

*Hp: /

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kata kunci: Media Gambar, Hasil Belajar Kognitif, Hasil belajar Afektif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

OLEH Emilia Dewiwati Pelipa, MM dan Sawalidah STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina KM.04 Sengkuang

BAB III METODE PENELITIAN. Selanjutnya, Syaodih (2007: 52) menjelaskan bahwa metode penelitian

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DADU AKSARA JAWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA KELAS IV

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Indonesian Journal of History Education

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

Ivana Margaretta Simanjuntak* Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan *

PENGARUH MODEL SUGESTI-IMAJINASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ANEKDOT

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Dewi Septeryana Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

MEDIA KARTU MUATAN TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DAN FLIP CHART TERHADAP MINAT BELAJAR MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN INJEKSI INTRAVENA

PENGARARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LAS LISTRIK KOMPETENSI KEAHLIAN PEKERJAAN LAS DASAR

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH MULTIMEDIA BERBASIS MIND MAPPING TERHADAP HASIL DAN RETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

HARIO WIJAYANTO A

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2016 KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

Merinda Solikhah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dimaksudkan untuk mengetahui atau mencoba meneliti ada tidaknya

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh Yayan Antono

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

bahwa kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan berbagai cara. Hal ini terkait erat dengan kemampuan representasi

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

oleh: Nur Ikomah, NIM Nanie Asri Yuliati

III. METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005 : 5)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANDUNGREJOSARI 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 803

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN PELEM 2 KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACAKAN PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Pengaruh Metode Discovery

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia Fajar Kawuryan Trubus Raharjo Staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus Abstract This study aimed to investigate the influence of visual stimulation on the ability of dyslexic children to read in elementary school. The research was conducted in SD 2 and SD 3 rotten Holy Bae District. The sample in this study were students in the category of children as dyslexic children (reading disorder). The sample in this study amounted to 21 students. This research uses experimental research by providing treatment to students through visual stimulation using a one group pre test-post test design. Data processing results show t1.2 different coefficient of 3.141 with a p = 0.005 (p <0.05). It is also indicated by the mean difference in both the average post-test data reading skills of elementary students are dyslexic 170.910 retata higher than pre test data reading skills of elementary school students are dyslexic of 90.173. These results indicate that there is a significant difference between pre test and post test of students' reading ability of dyslexic SD before and after treatment with visual stimulation. Based on the results of data analysis showed no differences in reading ability before and after visual stimulation treatment in children with dyslexia, in which the reading skills of elementary school students that dyslexia is given higher after treatment than before treatment is given. Keywords: Reading Ability, Visual Stimulation, Dyslexia Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto,1998). Anak-anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran tidak hanya bersifat fisik semata, tetapi juga melibatkan kemampuan mental. Kemampuan mental atau kejiwaan sangat diperlukan oleh anak yang akan menunjukkan kesiapan anak dalam belajar. Menurut Soemanto (1998), dalam proses belajar individu mempunyai kapasitaskapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi pada sistem syaraf dan jaringan otak. Akibat dari hereditas dan lingkungan berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa inteligensi. Perbedaan individu pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Menurut 9

Djamarah (2002) bahwa gangguan yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan belajar dapat berupa sindrom psikologis yang dapat berupa ketidakmampuan belajar (learning disability). Sindrom berarti gejala yang muncul sebagai indikator adanya ketidaknormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak. Menurut Santrock (2007) anak dengan learning disability merupakan salah satu bentuk ADHD (attention deficit hiperactivity disorder) seperti disleksia (kesulitan dalam membaca) dan diskalkulia (kesulitan dalam berhitung) yang membutuhkan penanganan dengan berkebutuhan khusus. Gangguan belajar yang bersifat psikologis ini yang oleh sebagian pendidik maupun orang tua sebagai dapat disalah artikan sebagai anak yang bodoh, padahal anak-anak yang mengalami gangguan tersebut mengalami keterlambatan kematangan kognitif sehingga mengalami kesulitan pada salah satu kemampuan belajar seperti kesulitan membaca, kesulitan berhitung maupun kesulitan dalam berkonsentrasi, hal ini seperti terungkap dalam penelitian Raharjo (2010), bahwa berdasarkan hasil identifikasi ketidakmampuan belajar (learning disability) pada anak sekolah dasar, sebagian dari anakanak sekolah dasar masih mengalami kesulitan membaca (disleksia) pada tataran kelas 4 dan kelas 5. Kesulitan belajar anak disleksia dalam membaca pelajaran perlu diberikan stimulasi yang berbeda dalam proses belajar anak seperti penggunaan media baik secara verbal maupun menggunakan media audio visual. Menurut A yun (2008), bahwa penggunaan media dengan audio visual sangat menjanjikan untuk dalam bidang pendidikan. Meskipun saat ini penggunaan media ini masih dianggap mahal, akan tetapi dalam beberapa tahun mendatang biaya ini akan semakin rendah dan dapat terjangk au sehingga dapat digunakan secara meluas di berbagai jenjang sekolah. Pada media dengan audio visual, agar pembelajaran berlangsung dengan baik, maka seorang siswa harus dapat menginternalisasi informasi. Oleh karena belajar memerlukan kegiatan, maka pada pembelajaran dengan audio visual, partisipasi siswa dapat dimunculkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa disela-sela penyajian materi pembelajaran. Adapun menurut Matlin (dalam Purwanto, 1989), bahwa dalam proses mengingat individu menghadapi materi yang biasanya disajikan dalam bentuk verbal (bahasa), entah materi itu dibaca sendiri atau diperdengarkan. Materi dapat mengandung arti misalnya syair, definisi atau materi yang tidak memiliki arti misalnya huruf abjad atau bahasa asing. Orang akan tertolong dalam mengingat bila membentuk skema kognitif dan mengulang-ulang kembali materi hafalan sampai tertanam sungguh-sungguh dalam ingatan, lebih-lebih pada materi yang tidak mengandung struktur yang jelas. Masih sulitnya penggunaan media verbal maupun visual di kalangan pendidik 10

khususnya di sekolah dasar makin mempersulit bagi anak untuk mengatasi kesulitan belajar khususnya membaca. Untuk itu dirasa perlu melakukan penelitian pengaruh media verbal dan visual guna mengatasi gangguan-gangguan kesulitan belajar yang diakibatkan adanya ketidakmampuan belajar (learning disability) pada anak-anak yang mengalami gangguan disleksia di sekolah dasar. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti pengaruh stimulasi visual untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak disleksia. Tinjauan Pustaka Belajar Menurut Cronbach (dalam Djamarah, 2002) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Adapun menurut Djamarah (2002) merangkum dari beberapa pendapat para ahli bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga, di mana merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Adapun menurut Suryabrata (2005) mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku dalam arti perubahan baik secara aktual maupun potensial. Menurut Djamarah (2002), beberapa faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi kemampuan belajar anak antara lain ; 1. Faktor kognitif yaitu kemampuan atau kapasitas intelektual dari anak 2. Faktor afektif yaitu bagaimana kondisi emosi dan sikap dari anak 3. Faktor psikomotor yaitu kemampuan alat indera dan fisik dalam proses belajar. 4. Lingkungan keluarga yaitu kondisi kehidupan dan dorongan dari keluarga dalam proses belajar anak 5. Lingkungan sekolah yaitu sekolah dengan kondisi lingkungan yang kondusif dari siswa dan guru serta sarana belajar. Menurut Suryabrata (2005), banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor yang berasal dari luar subyek yaitu dari sisi sosial maupun sisi nonsosial. Faktor sosial di sini adalah faktor manusia khususnya mereka yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam proses belajar anak yaitu guru dan orang tua. Adapun faktor non sosial adalah berasal dari lingkungan baik yang dapat dikendalikan maupun tidak. Lingkungan yang dapat dikendalikan dapat berupa sarana dan prasarana belajar seperti fasilitas ruang kelas dan gedung, adapun lingkungan yang tidak 11

dapat dikendalikan antara lain cuaca, suhu udara dan lokasi. 2. Faktor yang berasal dari subyek yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis Faktor fisiologis berkaitan dengan kondisi fisik pelajar baik dari sisi kondisi tubuh (mengalami cacat fisik, penyakit tertentu, atau gangguan fisik lain) dan faktor psikologis digambarkan oleh Fransen bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar antara lain : a. Adanya sifat ingin tahu secara luas b. Adanya sifat kreatif pada manusia c. Adanya keinginan untuk mendapat penghargaan dari orang lain d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan. Gangguan-Gangguan Belajar Di setiap sekolah dalam berbgai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak yang berkesulitan belajar. Setiap kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain akan muncul kasus kesulitan belajar yang lain. Namun adalah pendapat yang keliru mengatakan bahwa kesulitan anak didik disebabkan oleh rendahnya kemampuan inteligensi, karena dalam kenyataannya banyak anak didik yang mempunyai inteligensi yang tinggi namun hasil belajarnya rendah atau sebaliknya (Djamarah,2002). Beberapa gangguan kesulitan belajar ditimbulkan oleh faktor psikologis.menurut Djamarah (2002) anak sebenarnya memiliki IQ yang normal atau bahkan tinggi, namun ada sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar) dari anak. Sindrom tersebut dapat berupa disleksia (gangguan dalam membaca), disgrafia (gangguan dalam menulis), diskalkulia (gangguan dalam berhitung) dan gangguan konsentrasi (attention deficit hyperactifity disorder). Menurut Santrock (2007). Karakteristik anak dengan ADHD dapat dilihat pada beberapa waktu dengan salah satu karakteristik antara lain : (1) perhatian yang tidak fokus, (2) hiperaktivitas, (3) sifat impulsif. Disleksia merupakan gangguan kognitif yang berupa ketidakmampuan membaca pada anak, anak kesulitan untuk mengenal hurufhuruf yang hampir sama, di mata anak tulisan merupakan coretan yang sulit untuk dibaca. Anak dengan gangguan ini dimungkinkan mempunyai IQ yang baik, dan kemampuan lain juga baik namun dalam hal membaca akan mengalami kesulitan. Stimulasi Visual Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar lebih efektif, visual ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. 12

Stimulasi visual merupakan bentuk stimulasi yang dilakukan dengan cara melihat suatu objek, kemudian objek tersebut dimasukkan ke dalam ingatan. Menurut Jacoby dan Dallas (dalam Snodgrass dkk, 1996), menyatakan bahwa dasar dari subyek untuk merekognisi ingatan adalah karena pengaruh persepsi. Persepsi diasumsikan untuk penggunaan kognisi memori yang ditimbulkan ketika seseorang melihat dan karakteristik yang ditimbulkan dari penglihatan akan menimbulkan pengaruh pada perubahan terhadap persepsi. Menurut Biederman dkk (dalam Snodgrass, 1996), mengemukakan bahwa penglihatan tidak akan mempangaruhi pada proses kognisi ingatan, namun hal itu berpengaruh terhadap ingatan secara implisit dari hasil hipotesa karena pengaruh persepsi. Menurut Jolicoeur (dal am Miliken dan Jolicoeur, 1992), menyatakan bahwa ukuran suatu bentuk obyek akan mempengaruhi visualisasi dalam merekognisi ingatan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi perbedaan terhadap stimulus yang masuk berdasarkan penglihatan mata dan dengan persepsi terhadap ukuran yang diterima. Hal ini juga dikemukakan oleh Charmichael (dalam McNamara dkk, 1992), bahwa reproduksi dari representasi penglihatan terhadap fidur dipengaruhi oleh label yang diberikan kepada figur tersebut, artinya bahwa seseorang tidak membutuhkan data eksperimen untuk merekognisi, di mana individu dapat membuat susunan mental terhadap imajinasinya pada obyek dan instruksi verbal serta menceritakan apa yang dilihatnya. Menurut Udik (2008), mengemukakan beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut : a. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan. b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. c. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan. d. Ulangi sajian visual dan libatkan audience untuk meningkatkan daya ingat. e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsepkonsep yang divisualkan itu secara berdampingan. f. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila (1) jumlah obyek dalam visual yang akan ditafsir dengan benar 13

sebaiknya terbatas, (2) jumlah aksi terpisah yang penting pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar, (3) semua obyek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. g. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi. Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini bisa dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama. Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lain yang ada di sekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan. Hipotesis Berdasarkan uraian yang dikemukakan, maka peneliti mengemukakan hipotesis yaitu : Ada perbedaan kemampuan membaca pada anak disleksia sebelum diberikan stimulasi visual dan setelah mendapatkan stimulasi visual. Kemampuan membaca anak lebih baik setelah mendapatkan stimulasi visual daripada sebelum mendapatkan stimulasi visual. Metode Penelitian Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini identifikasi variabel adalah : a. Variabel Bebas : Stimulasi Visual b. Variabel Tergantung : Kemampuan Membaca Adapun definisi operasional: 1. Stimulasi Visual adalah penggunaan media visual berupa gambar dan kata yang dipakai untuk menstimulasi kemampuan membaca 2. Kemampuan membaca adalah kemampuan individu untuk membaca tulisan yang disajikan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan, maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif eksperimental, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menerapkan suatu perlakuan dan dianalisis berdasarkan data untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan dijadikan subyek penelitian (Azwar, 2000). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa Sekolah Dasar yang siswanya banyak mengalami gangguan disleksia di beberapa SD yang saling berdekatan di Kecamatan Bae. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SD 2 dan SD 3 Bacin yang ter SD 2 dan SD 3 Bacin adalah SD yang secara lokasi berdampingan 14

berada di Kecamatan Bae Kudus yang termasuk kategori disleksia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 siswa yang berasal dari kelas 3 sampai kelas 5. Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen melalui terapi kognitif untuk meningkatkan kemampuan daya ingat. Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan data yang dilakukan berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu terhadap sampel. Adapun kriteria yang ditentukan adalah : 1. Siswa SD kelas 3 sampai kelas 5 2. Dikategorikan sebagai anak disleksia 3. Diidentifikasi sebagai anak disleksia pre test yang dilakukan. Adapun desain yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan model one group pretest-posttest design yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengukuran awal yang kemudian diberikan perlakukan kepada subyek pada satu kelompok dan selanjutnya dilakukan pengukuran lagi menggunakan alat yang sama (Seniati dkk, 2011). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen melalui visualisasi gambar untuk meningkatkan kemampuan membaca. Visualisasi gambar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa penayangan gambar (memakai LCD) yang dilengkapi huruf, kata dan kalimat untuk merangsang kemampuan membaca. Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan : 1. Tahap pertama dilakukan pre test untuk mengetahui kemampuan membaca pada anak yang mengalami disleksia memakai tes inteligensi pada kemampuan verbal. 2. Menerapkan media visualisasi gambar disesuaikan selama 3 kali pertemuan untuk merangsang dan melatih kemampuan membaca. 3. Pelaksanaan post test untuk mengetahui pengaruh visualisasi gambar yang telah diberikan terhadap kemampuan membaca, terhadap siswa yang mengalami disleksia Metode Analisis Data Metode analisis data adalah pengolahan data yang berasal dari data yang yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang telah terkumpul dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dipakai untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis T-tes dengan menggunakan SPSS 15 for Windows, di mana pada analisis ini akan dibandingkan antara pre test dan post test setelah anak diberikan stimulasi visual. Hasil Penelitian Uji Instrumen Uji instrumen dilakukan dengan melakukan uji asumsi terhadap instrumen 15

yang dipakai sebagai alat penelitian. Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui normalitas tidaknya sebaran skor item dan homogenitas item. Tujuan dilakukan uji asumsi adalah untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi persyaratan analisis statistik. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Z. Pengujian normalitas terhadap alat ukur menggunakan program komputer teknik SPSS versi 15.0. Berdasarkan uji normalitas terhadap pre tes data siswa SD yang disleksia diperoleh nilai K-SZ sebesar 1,166 dengan p sebesar 0,132 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pre tes data kemampuan membaca siswa SD yang disleksia memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas terhadap post tes data kemampuan membaca siswa SD yang disleksia diperoleh nilai K-SZ sebesar 1,042 dengan p sebesar 0,227 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data post tes data kemampuan membaca siswa SD yang disleksia memiliki distribusi normal. Uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B- 1. Tabel 1 Hasil uji normalitas NO UJI p K-SZ 1 Pre test 0,132 (p > 0,05) 1,166 2 Post test 0,227 (p > 0,05). 1,042 b. Uji Homogenitas Selain melakukan uji normalitas, juga dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas pre test dan post tes kemampuan membaca siswa SD yang disleksia menunjukkan koefisiensi F sebesar 1,448 dengan p sebesar 0,252 (p > 0,05) yang berarti data pre tes dan post tes kemampuan membaca siswa SD yang disleksia adalah homogen. Uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B-2. Tabel 2 Hasil uji Homogenitas UJI p F beda Pre test - Post test 1,448 1,448 (p > 0,05) c. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji t atau t-test. Analisis uji t dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre tes dengan post tes. Hasil pengolahan data menunjukkan koefisien beda t1.2 sebesar 3,141 dengan p sebesar 0,005 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pre tes dan post tes terhadap kemampuan membaca pada anak disleksia sebelum dan sesudah diberikan perlakukan dengan stimulasi visual. Hal ini juga ditunjukkan dengan perbedaan rerata 16

keduanya yaitu rerata post tes data kemampuan membaca siswa SD yang disleksia sebesar 90,173 lebih tinggi dibandingkan dengan retata pre tes data kemampuan membaca siswa SD yang disleksia sebesar 170,910. Berdasarkan hasil analisis data di atas maka hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan kemampuan membaca sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan pada anak disleksia yaitu kemampuan membaca anak disleksia lebih tinggi setelah diberikan perlakuan daripada sebelum diberikan perlakukan diterima. Tabel 3 Hasil uji T-test UJI p T beda Pre test - Post 0,005(p < 3,141 test 0,05) Pembahasan Tabel 4 Rerata Pre Post tes NO UJI Mean 1 Pre test 90,173 2 Post test 170,910 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil t beda pre tes dan post tes kemampuan membaca pada anak disleksia sebesar 3,141 dengan p sebesar 0,005 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test kemampuan membaca anak disleksia pada siswa SD bahwa siswa disleksia mempunyai kemampuan membaca yang lebih baik setelah diberikan stimulasi visual daripada sebelum diberikan perlakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan khusus berupa stimulasi visual terhadap siswa-siswa yang mengalami disleksia mempunyai pengaruh terhadap kemapuan membaca. Hal ini seperti diungkapkan oleh Santrock (2008), terapan perilaku adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga perilaku terapan yang penting dalam bidang pendidikan yaitu : 1) meningkatkan perilaku yang diinginkan, 2) menggunakan dorongan dan pembentukan, 3) dan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan. Lebih lanjut Santrock (2008), mengemukakan strategi untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu 1) memilih penguat yang efektif, 2) membuat penguatan bersifat terus menerus dan tepat waktu, 3) memilih jadwal penguatan yang terbaik, 4) menggunakan penguatan negatif secara efektif. Menurut Jacoby dan Dallas (dalam Snodgrass dkk, 1996), bahwa dasar dari subyek untuk merekognisi ingatan adalah karena pengaruh persepsi. Persepsi diasumsikan untuk penggunaan kognisi memori yang ditimbulkan ketika seseorang melihat dan karakteristik yang ditimbulkan dari penglihatan akan menimbulkan pengaruh pada perubahan terhadap persepsi. Adapun Biederman dkk (dalam Snodgrass, 1996), mengemukakan bahwa penglihatan tidak akan mempangaruhi pada proses kognisi ingatan, namun hal itu berpengaruh terhadap ingatan secara implisit dari hasil hipotesa karena pengaruh persepsi. 17

Prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual adalah a). Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hatihati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan, b). Visualisasi digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, c). Ulangi sajian visual dan libatkan audience untuk meningkatkan daya ingat ( Udik, 2008). Ukuran suatu bentuk obyek akan mempengaruhi visualisasi dalam merekognisi ingatan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi perbedaan terhadap stimulus yang masuk berdasarkan penglihatan mata dan dengan persepsi terhadap ukuran yang diterima (Jolicoeur, dalam Miliken dan Jolicoeur, 1992). Hal ini juga dikemukakan oleh Charmichael (dalam McNamara dkk, 1992), bahwa reproduksi dari representasi penglihatan terhadap fidur dipengaruhi oleh label yang diberikan kepada figur tersebut, artinya bahwa seseorang tidak membutuhkan data eksperimen untuk merekognisi, di mana individu dapat membuat susunan mental terhadap imajinasinya pada obyek dan instruksi verbal serta menceritakan apa yang dilihatnya. Kesimpulan Simpulan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada perbedaan kemampuan membaca anak sebelum diberikan stimulasi visual dengan setelah diberikan stimulasi visual pada anak disleksia di sekolah dasar. Jadi hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan kemampuan membaca anak sebelum diberikan stimulasi visual dengan setelah diberikan stimulasi visual pada anak disleksia di sekolah dasar diterima. Saran 1. Kepada Sekolah Pihak sekolah khususnya kepada guru diharapkan dapat memberikan model pembelajaran yang lebih bervariatif mengingat bahwa ada beberapa siswa yang mengalami gangguan dalam perkembangan kemampuan membaca, salah satu yang dapat dilakukan adalah menggunakan media visualisasi dalam proses pembelajaran. 2. Kepada Orang Tua Orang tua diharapkan dapat terus memberikan stimulasi kepada anak baik dari sisi pelajaran maupun jenis pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan membaca anak baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, sehingga diharapkan anak dapat berkembang menjadi lebih baik. 3. Kepada Peneliti Lain Kepada peneliti lain diharapkan dapat meneliti lebih jauh variabel variabel yang 18

dapat mempengaruhi kemampuan membaca pada anak yang mengalami disleksia. 19

Daftar Pustaka A yun, K. 2008. Pembelajaran Melalui Media Yang Tepat. http://majalahedukasi.blogspot.com/ Azwar, S. 2000. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Milliken, B., and Jolicoeur, P.1992. Size Effect in Visual Recognition Memory are Determined by Perceived. Journal Memory and Cognition, vol.20. Psychonomic society, Inc. Washington Purwanto, S. 2008. Hubungan Daya Ingat Jangka Pendek Dan Kecerdasan Dengan Kecepatan Menghafal Al- Qur an Di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. http://eprints.ums.ac.id/470/1/penelitian _daya_ingat.doc Suryabrata, S. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa Udik. 2008. Bank Makalah, Media Pengajaran. http://ykai.net/index.php?option=com_c ontent Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Raharjo, T. 2010. Identifikasi Learning Disability Pada Anak Sekolah Dasar. Kudus. ( Hasil Penelitian) Universitas Muria Kudus Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak 2. Alih bahasa oleh Mila Rahmawati. Jakarta : Erlangga Soemanto. W. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Suryabrata, S. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada 20