ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM FILM. (Studi Analisis Resepsi Film 12 Years A Slave pada Mahasiswa Multi Etnis) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu elemen penting dalam sejarah film adalah penggunaan film untuk

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana media massa pada umumnya, film menjadi cermin atau

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V. Refleksi Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem diskriminasi dan pemisahan ras (apartheid). Sistem diskriminasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam. Komik Hentai Virgin Na Kankei

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa.

BAB V PENUTUP. yang memungkinkan terjadinya rasisme antara orang kulit putih. pemikiran orang kulit putih kepada orang kulit hitam.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

ABSTRAK. Nama : Anike Puspita Yunita NIM : D2C Judul : Persepsi Khalayak tentang Aksi Demonstrasi FPI di Surat Kabar Suara Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB IV PENUTUP. menggunakan analisis semiotik John Fiske tentang representasi asimilasi etnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana kritik sosial yang berkaitan dengan fenomena kemiskinan yang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP INFORMASI KASUS PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

REVIEW TEORI MEDIA DAN MASYARAKAT

REPRESENTASI PERLAWANAN RASISME DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotika Roland Barthes)

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB IV PENUTUP. penonton Tuli (DAC Jogja) dan komunitas penonton non-tuli (MM Kine

Gender, Interseksionalitas dan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

Analisis Resepsi Pejabat Publik terhadap Program Update Pagi SBO TV. Ardiani Kusuma Sari Didik Hariyanto

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode reception analysis. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok

BAB IV KESIMPULAN. Sebagai sistem yang memihak kepada laki-laki, patriarki telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Penggolongan manusia tersebut disebut dengan ras

PRASANGKA, DISKRIMINASI & STEREOTYPE

Diajukan Oleh DIAN KUSUMA IKA NURSANTI A

BAB IV PENUTUP. kembali isu yang dianggap penting dalam sebuah media. Unsur-unsur audio visual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginannya. Hal inipun diatur dalam Undang-Undang Dasar Terdapat paham liberalisme dimana liber yang artinya bebas atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

tersebut selama berpuluh-puluh tahun. Nilai colorblindness sesungguhnya dapat dibaca melalui Amandemen ke-14 yang disahkan pasca perang sipil, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. orang ke dalam kelompok-kelompok berbeda (Samovar dkk, menimbulkan penilaian stereotipe.dari stereotipe inilah individu menganggap

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan

BAB IV PENUTUP. diskriminasi Islam dalam film Fitna karya Geert Wilders. Dari konsep penerimaan

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Holliwood.

Interpretasi KhalayakTerhadap Acara Reality Show Tolong di SCTV. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RESEPSI PEMBACA RAMALAN ZODIAK DI ASK FM LIGHTGIVERS

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

Transkripsi:

ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM FILM (Studi Analisis Resepsi Film 12 Years A Slave pada Mahasiswa Multi Etnis) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi BILLY SUSANTI L100100019 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

U N IVERSITAS MU HA,Ui{ADIYAH SU RAKARTA FAKULTAS KOl,tUNlKASl DAN ln FORMATIKA PROGRATA STUDI ILIAU KO,\AUNIKASI Jt. A. Yani Tromot Pos 1 Pabetan, Kartasura, Surakarta 57102 Tetp. (02711717417 - Fax. (0271) 71548 Surat Persetujuan Artikel Publikasi ltmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : 1. Fajar Junaedi,'M.Si 2. Agus Triyono, M.Si Tetah membaca mencermati naskah pubtikasi itmiah, yang merupakan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa : Nama NIM Program Studi Judut Skripsi Bitty Susanti 1100100019 ltmu Komunikasi ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM FILM (Studi Analisis Resepsi Film 12 Yesrs A Slwe pada MahasiswaMulti Etnis) Naskah artikel tersebut, tayak dan dapat disetujui untuk dipubtikasikan. Demikian persetujuan yang dibuat, semoga dapat dipergunakan sepenuhnya. Fajar Junfedi, M.Si rut'" Agus Triyono, M.Si

ANALISIS RESEPSI TERHADAP RASISME DALAM FILM (Studi Analisis Resepsi Film 12 Years A Slave pada Mahasiswa Multi Etnis) Billy Susanti (billysecha@gmail.com) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Film sebagai media komunikasi massa memiliki jangkauan yang luas. Penonton sebagai khalayak aktif juga bertindak sebagai penghasil makna. Film 12 Years A Slave ini merupakan film yang bercerita tentang perbudakan, dimana rasisme adalah pemicu utamanya. Film ini merupakan kisah nyata yang terjadi ratusan tahun yang lalu. Orang berkulit gelap lebih rendah kastanya dibanding kulit putih. Film ini akan menghasilkan makna yang berbeda ketika khalayak memiliki latar belakang etnis minoritas. Dengan permasalahan tersebut, penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan pemaknaan audiens terhadap rasisme yang terjadi di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi encoding-decoding Stuart Hall, dengan jenis penelitian kualitatif yang berfokus pada rasisme yang terjadi di Amerika Serikat. Data diperoleh melalui wawancara terhadap informan dari latar belakang etnis minoritas di pulau Jawa. Hal ini dilakukan karena mereka yang paling memungkinkan mengalami diskriminasi ras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan berada pada posisi oposisi yaitu menolak adegan perbudakan dan kekerasan akibat rasisme yang ditampilkan. Beberapa informan pada posisi dominan dalam adegan tertentu. Latar belakang informan menjadi sangat berpengaruh ketika mahasiswa keturunan China setuju dengan salah satu adegan yang merugikan kulit hitam. Secara umum, menurut informan rasisme adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan sangat kejam. Kata kunci: Analisis Resepsi, Rasisme, 12 Years A Slave

A. PENDAHULUAN Film sebagai alat propaganda erat kaitannya dengan upaya pencapaian tujuan nasional dan masyarakat. Hal tersebut berkenaan dengan penilaian bahwa film memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat (McQuail, 1989: 14). Salah satu propaganda yang paling dominan yang disajikan dalam film adalah masalah rasialisme. Rasisme adalah keyakinan bahwa ras membedakan karakter atau kemampuan manusia, dan sebagian ras adalah superior. Kemudian rasisme juga didefinisikan sebagai diskriminasi atau prasangka berdasarkan ras. Salah satu film yang memunculkan rasisme adalah 12 Years A Slave. Film ini dibuat berdasar kisah nyata di tahun 1841. Film rasis ini menggambarkan kekejaman perbudakan pada masa nya. Orang-orang kulit hitam dinilai lebih rendah kasta nya dibanding orang kulit putih. Berbagai cara pun dilakukan untuk menyingkirkan orang kulit hitam, diantaranya dengan menyiksa hingga membunuh mereka. Dalam film ini orang kulit putih ditampilkan sebagai orangorang yang kejam. Penonton sebagai khalayak aktif tentu bertindak juga sebagai penghasil makna. Apa yang terjadi ketika audiens dengan ras minoritas menerima teks film tersebut. Apakah audiens tersebut dominan reading, negosiasi, atau oposisi. Dalam hal ini, analisis penerimaan audiens atau analisis resepsi digunakan untuk mengetahui pemaknaan yang didapat dari penonton 12 Years A Slave. Adapun kriteria yang dibutuhkan adalah perempuan atau laki-laki berasal dari etnis yang berbeda, yaitu China, Timur Tengah, Aceh, dan Flores. Alasan memilih informan tersebut dikarenakan informan jenis ini yang paling memungkinkan memiliki pengalaman diskriminasi ras. Dari latar belakang tersebut, masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana pemaknaan khalayak terhadap film 12 Years A Slave yang

menampilkan rasisme di Amerika Serikat? B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Film Sebuah film secara kuat menggambarkan dampak media massa pada masyarakat yang lebih luas. Pada tahun 1915, film Birth of a Nation mendapat pujian. Namun, dalam hal hubungan ras, film dikritik karena stereotip ras Afrika Amerika. Industri film telah lama mewakili modal milliaran dollar. Bagaimanapun, hal ini dapat dikatakan memperkuat stereotip budaya yang ada dari kelompok yang kurang terwakili (Jackson dalam Orbe, 2013: 239). 2. Rasisme Ras merupakan konsepsi sosial yang timbul dari usaha untuk mengelompokkan orang ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Identitas rasial biasanya berhubungan dengan ciri-ciri fisik luar seperti warna kulit, tekstur rambut, penampilan wajah, dan bentuk mata. Konsep identitas rasial berlaku di Amerika serikat sebagai gagasan secara sosial yang tidak diragukan berhubungan dengan warisan historis seperti perbudakan, penganiayaan suku Indian di Amerika, isu hak sipil, dan yang terbaru peningkatan imigran. Sulit untuk menyatakan akibat dari rasisme, karena efeknya dapat secara sadar ataupun tidak sadar. Apa yang kita ketahui adalah bahwa rasisme membahayakan bagi penerima perilaku yang merusak ini juga kepada pelakunya sendiri. Tindakan rasisme merendahkan si target dengan mengingkari identitasnya, dan hal ini menghancurkan suatu budaya dengan menciptakan pembagian kelompok secara politik, sosial, dan ekonomi dalam suatu negara (Samovar dkk, 2010: 187-211). Neubeck menjelaskan bahwa terdapat dua jenis rasisme: a. Personal Racism Personal Racism terjadi ketika individu (atau kelompok kecil

individu) memiliki sikap curiga dan/atau terlibat dalam perilaku diskriminatif dan sejenisnya. Manifestasi Personal Racism adalah stereotip individu atas dasar dugaan perbedaan ras, menghina nama dan referensi, perlakuan diskriminatif selama kontak interpersonal, ancaman, dan tindak kekerasan terhadap anggota kelompok minoritas yang diduga menjadi ras inferior. b. Institutional Racism Rasisme kelembagaan melibatkan perlakuan yang diberikan khusus untuk masyarakat minoritas di tangan lembaga tersebut. Institutional Racism menarik perhatian pada fakta bahwa kelompok-kelompok seperti penduduk asli Amerika, Afrika- Amerika, Latino-Amerika, dan Asia- Amerika sering menemukan diri mereka menjadi korban rutin kerja struktur organisasi tersebut. Tidak seperti beberapa bentuk Personal Racism, rasisme yang terjadi melalui operasi sehari-hari dan tahun ke tahun dari lembaga berskala besar seringkali sulit untuk mendeteksi tanpa investigasi (Neubeck, 1997: 269-277). 3. Analisis Resepsi Audiens Kelahiran Reception Research dalam penelitian komunikasi massa kembali pada Encoding dan Decoding Stuart Hall (1974) dalam wacana televisi. Apa yang dikenal sebagai Reception Research dalam studi media adalah terkait dengan kajian budaya dan Birmingham Centre, meskipun kemudian menunjukkan bahwa teori resepsi memiliki akar lainnya (Alaasutari, 1999: 2). Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses decoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses encoding. Decoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima (Morissan, 2013: 21). Menurut Stuart Hall, khalayak melakukan decoding terhadap pesan

media melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu: 1. Posisi Hegemoni Dominan, yaitu situasi dimana khalayak menerima pesan yang disampaikan oleh media. Ini adalah situasi dimana media menyampaikan pesannya dengan menggunakan kode budaya dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, baik media dan khalayak sama-sama menggunakan budaya dominan yang berlaku. Media harus memastikan bahwa pesan yang diproduksinya harus sesuai dengan budaya dominan yang ada dalam masyarakat. Jika misalnya khalayak menginterpretasikan pesan iklan di media melalui cara-cara yang dikehendaki media maka media, pesan, dan khalayak sama-sama menggunakan ideologi dominan 2. Posisi Negosiasi, yaitu posisi dimana khalayak secara umum menerima ideologi dominan namun menolak penerapannya dalam kasus-kasus tertentu (sebagaimana dikemukakan Stuart Hall: the audience assimilates the leading ideology in general but opposes its application in specific case) Dalam hal ini, khalayak bersedia menerima ideologi dominan yang bersifat umum, namun mereka akan melakukan beberapa pengecualian dalam penerapannya yang disesuaikan dengan aturan budaya setempat. 3. Posisi Oposisi, Cara terakhir yang dilakukan khalayak dalam melakukan decoding terhadap pesan media adalah melalui oposisi yang terjadi ketika khalayak audiensi yang kritis mengganti atau mengubah pesan atau kode yang disampaikan media dengan pesan atau kode alternatif. Audiensi menolak makna pesan yang dimaksudkan atau disukai media dan menggantikannya dengan cara berpikir mereka sendiri terhadap topik yang disampaikan media. Stuart Hall menerima fakta bahwa media membingkai pesan

dengan maksud tersembunyi yaitu untuk membujuk, namun demikian khalayak juga memiliki kemampuan untuk menghindari diri dari kemungkinan tertelan oleh ideologi dominan. Namun demikian sering kali pesan bujukan yang diterima khalayak bersifat sangat halus. Para ahli teori studi kultural tidak berpandangan khalayak mudah dibodohi media, namun seringkali khalayak tidak mengetahui bahwa mereka telah terpengaruh dan menjadi bagian dari ideologi dominan (Morissan, 2013: 550-551). C. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis resepsi. metode kualitatif digunakan untuk menganalisis berbagai masalah ilmu sosial humaniora, seperti: demokrasi, ras, gender, kelas, negara bangsa, globalisasi, kebebasan, dan masalahmasalah kemasyarakatan pada umumnya (Ratna, 2010: 93). Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu; 1. Data Primer Data primer yang digunakan adalah wawancara dan teks dokumen. Wawancara dilakukan terhadap informan yang memiliki latar belakang etnis berbeda karena mereka yang paling memungkinkan mengalami diskriminasi ras. Teks dokumen yang digunakan adalah film 12 Years A Slave dengan isu rasisme yang terkandung didalamnya. 2. Data Sekunder Peneliti memperoleh sumber data kedua dengan cara menelaah buku-buku, penelitian terdahulu, internet, dan sumber data lain untuk mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan informan yang telah dipilih. Informan tersebut adalah beberapa orang dari etnis berbeda yang telah menonton film 12 Years A Slave. Sampel dipilih secara acak dengan teknik purposive sampling.

D. HASIL PENELITIAN Berdasar sajian data encodingdecoding terhadap penerimaan khalayak dari latar belakang ras berbeda mengenai film 12 Years A Slave dalam hal rasisme yang terjadi di Amerika Serikat, menghasilkan dua kesimpulan penerimaan; 1. Posisi Oposisi a. Informan China Penerimaan informan keturunan China terhadap rasisme yang ditampilkan dalam film 12 Years A Slave, berada pada posisi oposisi dimana pembaca menolak makna yang ditampilkan dalam film. Penolakan ditunjukkan terhadap beberapa adegan perbudakan dan penyiksaan. Rasisme membuat seseorang menderita karena dibedabedakan dengan manusia lain yang dianggap superior. b. Informan Arab Penolakan makna yang ditunjukkan oleh informan keturunan Arab adalah adegan yang ditampilkan tidak berperikemanusiaan dimana manusia yang dirasiskan dipaksa untuk hidup sebagai pelayan untuk melayani segala hal termasuk melayani nafsu terhadap pihak superior. c. Informan Flores Penolakan ditunjukkan oleh informan asal Flores, dimana kulit putih terlalu kejam dalam banyak adegan yang ditampilkan. Kulit hitam mengalami kekerasan fisik dan mental. d. Informan Aceh Penolakan yang sama ditunjukkan oleh informan asal Aceh. Menurutnya, adegan yang ditampilkan dalam film 12 Years A Slave tidak berperi-kemanusiaan. Kulit putih tidak manusiawi sehingga kulit hitam menjadi tertindas. 2. Posisi Dominan a. Informan China Penerimaan makna ditunjukkan oleh informan keturunan China, melalui adegan ketika kulit putih tidak percaya kepada Solomon Northup yang

berusaha meyakinkan kepada kulit putih bahwa dirinya memiliki surat merdeka. Informan keturunan China memposisikan dirinya sebagai kulit putih, bahwa ia juga tidak akan percaya kepada Solomon Northup karena tidak benar-benar membawa bukti surat yang dibicarakan. b. Informan Aceh Penerimaan makna ditunjukkan melalui adegan ketika para kulit hitam dibangunkan tengah malam dan dipaksa untuk menari menghibur tuannya. Menurut informan asal Aceh ini, kulit hitam yang sudah menjadi budak memang sudah menjadi tugas dan kewajiban mereka menuruti perintah dari tuannya E. KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan Setelah dilakukannya penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerimaan informan dari latar belakang berbeda adalah cenderung sama, dimana perlakuan rasisme adalah perlakuan yang tidak manusiawi dan tidak berperi-kemanusiaan. Sementara itu informan asal China dan Aceh memiliki pandangan yang berbeda mengenai adegan tertentu. Informan asal China setuju dengan makna yang ditampilkan karena ia memposisikan dirinya sebagai kulit putih. Dan informan asal Aceh setuju dengan makna yang ditampilkan dalam film 12 Years A Slave bahwa kulit hitam yang sudah menjadi budak sudah seharusnya patuh terhadap tuannya meski bukan pada jam kerja. B. Saran 1. Saran Akademis Penulis mengharapkan untuk menambah kajian keilmuan di ranah ilmu komunikasi, hendaknya ada penelitian lainnya untuk melengkapi penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis data model lainnya.

2. Saran praktis Adapun saran praktis yang bisa peneliti berikan kepada komunikator (Sutradara dan produsen film) adalah terkait kulit putih yang pada akhirnya masih diperlihatkan lebih hebat dibandingkan dengan kulit hitam. Seharusnya pembuat film menempatkan peran tokoh kulit hitam dalam upaya memberikan happy ending.

DAFTAR PUSTAKA Alaasutari, Pertti. 1999. Rethingking The Media Audience. London: Sage Publications. McQuail, Dennis. 1989. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana. Neubeck, Kenneth J. dan Mary Alice Neubeck. 1997. Social Problem: A Critical Approach. USA: McGraw-Hill Companies. Inc. Orbe, Mark P. 2013. Media and Culture: The Reality of Media Effects. USA: Sage Publication. Samovar, Larry Dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.