PENGGUNAAN KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS BIPA TINGKAT DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novia Siti Rohayani, 2013

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dea Audia S anti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Flip Book Berbasis Android Materi Kosakata Untuk BIPA Tingkat Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA

By SRI SISWANTI NIM

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU BERGAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan

PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA ANIME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT YANG MENGANDUNG KATA KERJA BAHASA JEPANG

MODEL PENGAJARAN MENULIS ARGUMENTASI BAHASA JERMAN MELALUI TEKNIK DISKUSI

BAB 3 METODE PENELITIAN. penyusunan struktur kalimat pada pembelajar asing tingkat dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dititikberatkan pada kajian kemampuan berbahasa. upaya peningkatan kemampuan menulis kalimat bagi siswa asing dalam

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KEEFEKTIFAN MEDIA FOTO JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

NIA HARYANI Noviyanti Aneros. Herniwati.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen subjek tunggal (single

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI KEGIATAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KEBASEN TAHUN PELAJARAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA PENUTUR ASING TINGKAT DASAR (METODE PENELITIAN RESEARCH AND DEVELOPMENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

PEMANFAATAN MEDIA IKLAN PRODUK LEJEL HOME SHOPPING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DI KELAS X SMKN 12 BANDUNG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS POSTER SISWA KELAS VIII SMPN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Hedi Wahyu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

THE ANALYSIS OF POEM IN WRITING ABILITY OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 187 PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG (GROUP CLOZE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS CERPEN

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL E JURNAL

P-ISSN: X E-ISSN:

THE EFFECT OF THE PICTORIAL NUMERIC CARD MEDIA TOWARD IMPROVEMENT OF THE SUMMATION COMPUTATION ABILITY FOR STUDENT WITH INTELLECTUAL DISSABILITY

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG

Oleh I Kadek Dwipayana, NIM Jurusan Teknologi Pendidikan ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAFALAN KATA BENDA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA RECORDER BAGI ANAK LOW VISION

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB I PENDAHULUAN. daripemerintah Indonesia yang sudah cukup lama. Salah satu tujuannya adalah. menjadikanbahasa Indonesia menjadi

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

PENGARUH MEDIA PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL PADA ANAK TUNA GRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SLB N SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peranan

PENINGKATAN AKTIVITAS MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF DI KELAS I SDN 37 SUNGAI KAKAP ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SAPARIAH NIM.

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROJECT BASED LEARNING GUNA MELIHAT KEATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATERI MENGOPERASIKAN SOFTWARE PROTEUS

eta Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : ENY ISWATIN

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian keterbacaan soal ulangan akhir semester ini timbul karena adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

KEEFEKTIFAN METODE GIST (GENERATING INTERACTION SCHEMATA AND TEXT) BERORIENTASI PENGALAMAN PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN.

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

PENGGUNAAN MULTITEKS PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU BAHASA JERMAN TAHUN 2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL MELALUI PERMAINAN BAHASA

PEMAKAIAN MEDIA SCRABBLED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA KALIMAT DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Keyword : Everyone Is A Teacher Here, Learning Activity, Speedtest, Study Result.

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

THE ANALYSIS OF STUDENTS ABILITY IN WRITING POEM AT THE FOUR GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL AS CLUSTER KI HAJAR DEWANTARA BUKIT RAYA PEKANBARU DISTRICT

PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE I AM THE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA MAS

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MEDIA FISHBONE DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOSAKATA HOMOPHONE DI KELAS V SEKOLAH DASAR. Dini Andiani

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO KERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 24 BANDUNG

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Transkripsi:

PENGGUNAAN KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS BIPA TINGKAT DASAR (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia ) Novia Siti Rohayani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel: rohayaninovi@yahoo.com Abstrak Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari dalam BIPA adalah keterampilan menulis. Pada keterampilan ini, terdapat muatan materi yang berkaitan dengan kosakata berafiks. Materi mengenai kosakata berafiks dianggap sulit oleh pembelajar BIPA. Kesulitan ini berkaitan dengan adanya perubahan dari afiks tersebut jika digabungkan dengan kata dasar, misalnya afiks men-. Alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menggunakan kartu kata. Tujuan digunakan kartu kata tersebut adalah untuk membantu pembelajar memahami materi. Oleh karena itu, diperlukan adanya bentuk tampilan dan kartu kata yang sesuai dengan pembelajaran BIPA tingkat dasar. Selain itu, bertujuan untuk menjelaskan hasil pembelajaran dari pembelajar BIPA. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen subjek tunggal. Setelah dilakukan penelitian, pembelajar BIPA memperoleh skor 75 setelah mengerjakan lataihan pada tahap awal. Skor tersebut kemudian mengalami peningkatan saat dilakukan intervensi. Skor yang diperoleh pembelajar setelah intervensi adalah 83,5. Skor tersebut mengalami penurunan pada setiap intervensi, namun terdapat perkembangan dalam hal penggunaan kosakata. Pembelajar BIPA dapat menggunakan kosakata yang beragam dalam setiap kalimat yang dibuatnya. Kata kunci: BIPA, kartu kata, kosakata berafiks, pembelajar BIPA. Abstract One of basic competence aspects of BIPA is writting. For this competence, has mattery about affix. Some learner thinks that the mattery is difficult. The reason is difference about the affix if cluster with other words. Example, affix men-. Alternative to handle it is use a flash card. The direction use the flash card is to help a learner to understand this mattery. We need to know about the face of the flash card and use it when the learning. On the other and, we need to explain about the result from the learning. Using methode in this reseach is experiment single subject methode. Before the reseach, score of the learner is 75 and after using the flash card score is 83,5. The score decerease in after first learning. However, a learner have using different words after the learning. Key Word: BIPA, flash card, affix, learner of BIPA

A. Pendahuluan Pembelajaran BIPA menggunakan perlevelan dalam penentuan katogori materi yang akan dipelajari. Salah satu level yang terdapat dalam BIPA berdasarkan standar yang dipakai oleh The Common European Framework adalah basic user. Basic user merupakan level paling dasar dari pembelajar BIPA. Pada level ini, merupakan level awal dari pembelajar ketika mempelajari BIPA. Pada level basic user, keempat jenis keterampilan berbahasa mulai dipelajari oleh pembelajar BIPA. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan menulis. Muatan materi yang terdapat dalam keterampilan menulis adalah materi mengenai kosakata berafiks. Materi mengenai kosakata berafiks sering kali dianggap sulit oleh pembelajar BIPA. Cara yang dapat dilakukan untuk membantu pembelajar BIPA memahami materi kosakata berafiks ini adalah dengan menggunakan media dalam pembelajaran. Media yang dapat digunakan tersebut dapat berupa media kartu kata. Kelebihan dari kartu kata adalah pembuatannya yang relatif mudah dan dapat digunakan di dalam maupun di luar ruangan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk tampilan kartu kata yang sesuai dan penggunaan kartu kata tersebut pada pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis BIPA tingkat dasar. Selain itu, tujuan lain dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran kosakata berafiks dengan menggunakan kartu kata. Pada pelaksanaannya, kartu kata dapat digunakan dalam pembelajaran BIPA. Berikut ini merupakan contoh pembelajaran kosakata dengan menggunakan kartu kata yang dikutip dari Teaching Methodology of Indonesia Language for Foreign Learner (2011:19). a. Pengajar membabagi pembelajar menjadi beberapa kelompok kecil, salah satu di antaranya berperan sebagai pembicara.

b. Pembelajar yang bertugas sebagai pembicara membaca kata yang terdapat pada kartu kata. c. Ia harus mempraktikkan kata tersebut untuk tebak oleh teman satu kelompokknya dengan waktu yang telah ditentukan. d. Kelompok yang dapat menebak dengan benar mendapat nilai sedangkan kelompok yang gagal menebak tidak mendapat nilai. e. Langkah ini dilanjutkan sampai kartu di tangan pengajar habis. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal. Metode ini dipilih sebagai metode yang digunakan dalam penelitian disebabkan terbatasnya jumlah subjek penelitian. Pada penelitian ini, pembelajar BIPA yang dijadikan subjek penelitian berjumlah satu orang. Pembelajar BIPA merupakan pembelajar asing yang berasal dari Jerman. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar latihan dan lembar observasi. Lembar latihan terdiri atas tiga halaman dengan tema yang telah disesuaikan dengan silabus yang dikembangkan oleh The Common European Framework of Reference for Language (CEFR). Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan terdiri atas dua jenis, yaitu lembaar observasi aktivitas pengajar dan lembar observasi aktivitas pembelajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan suatu perhitungan tertentu untuk kemudian dideskripsikan. Perhitungan yang digunakan dalam penilaian pada penelitian ini merujuk pada pendapat Nurgiyantoro, yaitu: skor pembelajar nilai 100 skor total C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Data-data yang diperoleh dalam penelitian dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu data hasil baseline, data hasil intervensi, dan data hasil observasi. Berikut ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan dari ketiga data penelitian tersebut. 1. Data Hasil Baseline

Pada tahap baseline disediakan lembar latihan. Lembar latihan pada tahap baseline terdiri atas tiga buah pertanyaan dengan jumlah soal 20 butir. Pertanyaan pertama berisi gambar pohon keluarga. Pada pertanyaan ini, pembelajar harus menuliskan nama-nama anggota keluarga yang terdapat dalam pohon keluarga tersebut. Berdasarkan jenis latihan dan jawaban pembelajar, maka latihan pertama ini akan dianalisis dari aspek kosakata. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh pembelajar, maka skor yang diberikan terhadap hasil jawaban ini adalah 3. Skor tersebut diberikan karena pembelajar hanya menyebutkan sepupu tanpa diikuti oleh jenis kelamin. Latihan kedua ini akan dianalisis berdasarkan aspek struktur kalimat. Skor yang diberikan untuk lembar latihan kedua ini adalah 4. Skor tersebut diberikan berdasarkan jawaban benar dari isian tersebut. Pada soal nomor tiga, pembelajar tidak memberikan jawaban, hal ini disebabkan soal yang diberikan tidak sesuai dengan wacana yang tersedia. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka skor untuk semua kalimat yang telah dibuat pembelajar adalah 2. Skor tersebut diperoleh berdasarkan aspek kesesuaian antara kalimat dengan gambar. Selain itu, berdasarkan aspek ejaan, maka skor yang diperoleh pembelajar adalah 3. Pemberian skor tersebut, didasarkan pada kesalahan dari penempatan tanda baca dalam kalimat. Secara keseluruhan, skor yang diperoleh setelah pembelajar mengerjakan latihan pada tahap baseline adalah 300. Skor tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam rumus. Setelah dihitung, maka nilai pembelajar adalah 75. Selanjutnya, nilai tersebut dikategorikan berdasarkan skala penilaian. Berdasarkan kategori tersebut, pembelajar berada pada kategori C atau cukup. Artinya, pembelajar cukup mengetahui kosakata dasar dalam bahasa Indonesia, tetapi masih mengalami kesulitan baik dalam hal penyebutan kosakata maupun penggunaan ejaan.

2. Data Hasil Intervensi Intervensi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Berikut ini merupakan pembahasan ketiga pertemuan tersebut. a. Pertemuan pertama Materi yang dipelajari pada intervensi pada pertemuan pertama berkaitan dengan aktivitas yang biasa dilakukan di kamar tidur. Pertemuan pertama ini disediakan lembar latihan yang harus dikerjakan oleh pembelajar. Lembar latihan ini terdiri atas tiga halaman. Skor yang diperoleh pembelajar untuk lembar latihan ini adalah 4. Pemberian skor tersebut disebabkan pembelajar dapat memilih gambar yang sesuai dengan isi wacana. Lembar latihan pada halaman kedua akan dianalisis dari aspek kosakata. Skor yang diberikan berdasarkan hasil lembar latihan ini adalah 4. Skor tersebut diberikan disebabkan pembelajar dapat memberi nama pada lembar latihan tersebut secara tepat. Berdasarkan analisis yang dilakukan dari aspek struktur kalimat, maka kalimat-kalimat yang terdapat dalam lembar latihan halaman ketiga ini mendapat skor 4. Skor tersebut diberikan disebabkan oleh semua kalimat yang dibuat oleh pembelajar sudah berpola kalimat dalam bahasa Indonesia. Namun, berdasarkan aspek ejaan, maka kalimat-kalimat tersebut hanya memperoleh nilai 3. Hal tersebut disebabkan semua kalimat yang dibuat oleh pembelajar tidak menggunakan tanda baca di setiap akhir kalimat. Secara keseluruhan, skor yang diperoleh setelah pembelajar mengerjakan lembar latihan adalah 380. Skor tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam rumus. Setelah dihitung, maka nilai pembelajar adalah 95. b. Pertemuan kedua

Materi yang dipelajari pada intervensi pada pertemuan kedua berkaitan dengan hobi. Pertemuan pertama ini disediakan lembar latihan yang harus dikerjakan oleh pembelajar. Lembar latihan ini terdiri atas tiga halaman. Berdasarkan aspek kesesuaian tersebut, maka skor yang diperoleh pembelajar adalah 4. Hal ini karena semua jawaban pembelajar pembelajar benar. Lembar latihan pada halaman kedua akan dianalisis berdasarkan aspek kosakata. Pembelajar dapat memberi kartu kata sesuai dengan gambar. Dengan demikian, skor yang diberikan adalah 4. Setelah dilakukan penganalisisan, maka skor yang diperoleh pembelajar untuk kalimat-kalimat tersebut adalah 3. Skor tersebut diberikan berdasarkan analisis kalimat dari aspek struktur kalimat. Skor yang diperoleh setelah dilakukan analisis aspek ejaan adalah 3. Skor tersebut diberikan disebabkan oleh pembelajar tidak menggunakan tanda baca pada setiap akhir kalimat kedua. Secara keseluruhan, skor yang diperoleh setelah pembelajar mengerjakan latihan pada pertemuan kedua adalah 380. Skor tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam rumus. Setelah dihitung, maka nilai pembelajar adalah 88,75. c. Pertemuan ketiga Materi yang dipelajari pada pertemuan ketiga masih berkaitan dengan hobi. Namun, lebih berfokus pada penggunaan kosakata yang terdapat dalam satu hobi. Kosakata yang dipelajari berkaitan dengan kosakata yang terdapat dalam salah satu hobi, yaitu sepak bola. Lembar latihan yang dikerjakan oleh pembalajar pada pertemuan ketiga terdiri atas tiga halaman. Jawaban yang diberikan oleh pembelajar telah sesuai dengan pertanyaan yang diajukan pada halaman pertama. Lembar latihan kedua akan dianalisis berdasarkan aspek kesesuaian. Pembelajar dapat menyesuaikan kosakata yang terdapat dalam kartu dengan gambar. Dengan demikian, skor yang diberikan setelah pembelajar mengerjakan latihan ini adalah 4. Jawaban pembelajar tersebut akan dianalisis berdasarakan aspek kosakata. Semua jawaban yang diberikan oleh pembelajar benar sehingga skor yang diberikan adalah 4.

Berdasarkan hasil baseline dan intervensi, diketahui bahwa skor pembelajar mengalami kenaikan setelah dilakukan intervensi pada pertemuan pertama. Namun mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi pada pertemuan kedua dan ketiga. Berikut ini merupakan skor pembelajar setelah dilakukan pembelajaran. Tabel 1 Pemerolehan Nilai Pembelajar Intervensi (B) Baseline (A) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 75 95 88,75 82,5 Berdasarkan tabel tersebut, pemerolehan nilai pembelajar dapat digambarkan pada grafik berikut. Grafik 1 Grafik Hasil Nilai Pembelajar Grafik Hasil Nilai Pembelajar 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tahap Baseline Intervensi Pertemuan Pertama Intervensi Pertemuan Kedua Intervensi Pertemuan Ketiga 3. Data Hasil Observasi Observasi dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran. Pengajar dapat menyampaikan semua materi. Namun, pengajar tidak memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu, dari hasil observasi ini pembelajar mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar latihan. Hal tersebut, tidak memberikan

pengaruh pada proses pembelajaran karena pembelajar dapat mengerjakan semua latihan walaupun mengalami kesulitan. D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa, a. bentuk tampilan kartu kata dapat disesuaikan jumlah pembelajar yang akan menggunakan kartu kata tersebut. Pada penelitian ini, kartu kata yang digunakan memiliki lebar 1,5 cm dan panjang 6,5 9,5 cm. 1 4 cm; b. penggunaan kartu kata pada pembelajaran dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan dan kreativitas dari pengajar. Pada penelitian ini, kartu kata digunakan dengan cara menebak gambar dengan kartu kata yang sesuai dan mencocokkan kartu kata dengan gambar; c. hasil pembelajaran keterampilan menulis dengan menggunakan kartu kata berupa kalimat-kalimat. Kalimat yang dibuat oleh pembelajar mulanya didominasi oleh kalimat tunggal. Namun, dengan bantuan kartu kata kalimat yang dibuat pembelajar menjadi lebih kompleks. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan beberapa saran, di antaranya: a. pembelajaran dengan menggunakan kartu kata dapat digunakan untuk jumlah pembelajar yang lebih banyak. b. pemilihan materi disarankan dekat dengan dunia pembelajar. Hal ini dapat membantu pembelajar untuk memahami kosakata. E. Daftar Pustaka CEF. 2010. Teacher s Guide for the Common Framework. [Online]. Tersedia: http://www.pearsonlongman.com/ae/cef/cefguide.pdf [25 Juli 2013].

CEFR. 2012. Common European Framework of Reference for Language. [Online]. Tersedia: http://www.cambridgeenglish.org/images/126011- using-cefr-principles-of-good-practice.pdf. [15 Maret 2013]. Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Seameo Regional Centre for Quality of Teacher and Education Personnel (QITEP) in Language. 2011. Teaching Methoodology of Indonesian Language for Foreign Learner 2. Jakarta.