BAB I PENDAHULUAN. Karo, Sumatera Utara, Indonesia.Etnis Karo memiliki bahasa sendiri yaitu cakap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar

BAB 1 PENDAHULUAN. Antropologi kesehatan dipandang oleh para dokter sebagai disiplin biobudaya

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan berfikir. Perilaku konsumen memiliki berbagai macam pengertian. Salah

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal.

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Lokasi

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

Peta Desa Jarang Uda Kecamatan Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB I PENDAHULUAN. Dekke naniarsik (ikan mas arsik) atau dekke naniura. Dekke dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, media juga mengambil peran dalam publikasi kegiatan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang masih dipercaya oleh masyarakat Mentawai adalah Sikerei.

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, hal ini terlihat dimanifestasikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal sebagai Negara agraris dimana mayoritas penduduknya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

INTERAKSI SOSIAL KELUARGA POLIGAMI SUKU KARO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan masyarakat di Prabumulih kembali pada polapengobatan

( Rahmad Edi Sembiring) ( )

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etnis Karo adalah salah satu suku bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia.Etnis Karo memiliki bahasa sendiri yaitu cakap Karo (bahasa Karo). Untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya etnis Karo menggunakan bahasa mereka sendiri yaitu cakap Karo. Etnis Karomengenal adanya pembagian marga-marga. Marga-marga tersebut adalah Karo-Karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Perangin-Angin. Setiap etnis memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, bagitu juga dengan pemanfaatan pengobatan tradisional.kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Apabila kesehatan terganggu maka aktivitas sehari-hari akan terganggu. Proses penyembuhan dan perawatan kesehatan, banyak ditemukan obat-obatan kesehatan yang bersifat alami selain pengobatan modern. Etnis Karo memiliki keyakinan bahwa obat tradisional Karo sangat bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh atau meningkatkan kesehatan.meskipun kemajuan teknologi kedokteran dan pengobatan modern pada saat ini sangat pesat, etnis Karo tetap menggunakan pengobatan tradisional.pengobatan alternatif yang sering digunakan dan dipercayai untuk menyembuhkan penyakit dalam kebudayaan etnis Karo, salah satunya adalah Minyak Urut Karo atau sering disebut minak pengalun. Minyak Urut Karo atau

Minak pengalun merupakan warisan yang telah digunakan turun-temurun sejak dahulu. Etnis Karo masih menyakini bahwa hidup mereka di pengaruhi oleh roh-roh gaib dan untuk itu mereka masih sering melakukan upacara ritual.etniskaro juga memiliki ritual tersendiri untuk membuat Minak Pengalun atau Minyak Urut Karo khusunya Minyak Urut Karo Yang Ada di Desa Jumapadang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo.Minyak Urut Karo ini memiliki keistimewaan dan keunikan yang pada umumnya tidak dimiliki minyak urut lainnya.beberapa bahan yang dibutuhkan untuk membuat minyak urut ini sulit ditemukan, karena harus diambil ke hutan-hutan dan hanya orang-orang tertentu yang mengenalinya.ritual dalam pembuatan minyak urut ini dilakukan dengan tujuan agar minyak urut ini mampu mengobati penyakit yang berasal dari roh-roh gaib, berbeda dengan minyak urut biasa.ritual pembuatan minyak urut Karo ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu karena memiliki persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.penggunaan minyak urut memiliki pantangan-pantangan tertentu, jika pantangannya dilarang, fungsi minyak urut tersebut akan hilang. Oleh sebab itu peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian ini, yaitu di mana EtnisKaro pada umumnya sudah memeluk agama, tetapi masih ada sebagian EtnisKaro yang mempercayai kekuatan gaib dan melaksanakan ritual-ritual seperti ritual pembuatan minyak urut dan tetap dilakukan sampai sekarang dan saat ini teknologi sudah sangat canggih, terutama dalam pengobatan medis yang modern, lebih steril dan praktis namun masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif. Karena itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : Ritual Pembuatan Minyak Urut Karo di Desa Jumapadang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Hal-hal yang melatarbelakangi etnis Karo melakukan ritual dalam pembuatan minyak urut Karo. 2. Bahan-bahan untuk membuat minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. 3. Cara untuk mendapatkan bahan-bahan untuk membuat minyak urut Karo yang 4. Proses ritual pembuatan minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. 5. Manfaat minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. 6. Orang-orang yang dapat melakukan ritual pembuatan minyak urut Karo yang 7. Khasiat minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo.

1.3. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan data yang lebih mendalam maka masalah yang akan diteliti dibatasi hanya pada Ritual Pembuatan Minyak Urut Karo di Desa Jumapadang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang di uraikan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa saja bahan-bahan pembuatanminyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo? 2. Bagaimana proses ritual pembuatan minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo? 3. Mengapa ritual ini dilakukan dalam pembuatan minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo? 4. Siapa saja yang dapat melakukan ritual dalam pembuatan minyak urut Karo yang 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui bahan-bahan dalam pembuatanminyak urut Karo yang 2. Untuk mengetahui proses ritual dalam pembuatan minyak urut Karo yang

3. Untuk mengetahui tujuan ritual yang dilakukan dalam pembuatan minyak urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. 4. Untuk mengetahui orang yang dapat melakukan ritual dalam pembuatan Minyak Urut Karo yang terdapat di Desa Juma Padang, Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.6.1. Manfaat secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu sosial, terutama dalam bidang Ilmu Antropologi dan Ilmu Sosiologi. 1.6.2. Manfaat secara Praktis 1. Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan tentang ritual pengobatan tradisional Karo seperti ritual pembuatan minyak urut Karo. 2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang ritual pengobatan tradisional Karo seperti minyak urut Karo. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian sejenis.