PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TENGGARONG (Materi Suhu dan Kalor)

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, mind mapping, keterampilan proses dasar, hasil belajar. Abstract

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016 ISSN :

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Kasmi Wati, Rosane Medriati, Andik Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Bengkulu

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA BAHASAN SUHU DAN KALOR DI SMA NU. Zainal Arifin

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

IMPLEMENTASI MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) PADA PEMBELAJARAN GERAK MELINGKAR DI SMA.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Penerapan modul pembelajaran learning cycle pada materi momentum dan impuls

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

Kasmi Wati, Rosane Medriati, Andik Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Bengkulu

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

DIMENSI RASA INGIN TAHU SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERGA PENJERNIHAN AIR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA DI KELAS XI IPA MAN SANGGAU LEDO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

PENGARUH PENDEKATAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 1 MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN VIDEO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

PENGGUNAAN STRATEGI IMAGE STREAMING (MENGALIR - KAN BAYANGAN) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG

Unnes Physics Education Journal

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN MODEL INQUIRY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABSTRAK DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Unnes Physics Education Journal

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DISERTAI OUTDOOR LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM DI SMA

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PENGAMATAN GERAK BENDA PADA SISWA KELAS III SDN MRICAN 1 KOTA KEDIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOPERASI KELAS X IIS DI SMAN 2 MEJAYAN MADIUN

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TENGGARONG (Materi Suhu dan Kalor) Gede Wiratma Jaya 1*, Boas Patasik 1, Eka K.R.N Sembel 1, Lambang Subagiyo 1, M.Yunus 1 1 Pendidikan Fisika, Universitas Mulawarman, Indonesia Abstrak: Penerapan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan enam langkah pembelajaran ilmiah dipadukan dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains (KPS) siswa pada saat menerapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen, dan untuk mengetahui hasil belajar Fisika siswa setelah diterapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat pre-eksperimental one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu kelas X MIA 3 sebanyak 33 orang. Pengambilan data penelitian ini menggunakan teknik observasi dan teknik tes. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai rata-rata pada masing-masing aspek KPS antara lain: (1) Aspek Mengamati sebesar 90,3; (2) Aspek menyusun hipotesis sebesar 82,7; (3) Aspek menjalankan percobaan (eksperimen) sebesar 86,9; (4) Aspek menyimpulkan sebesar 79,5; (5) Aspek mengkomunikasikan sebesar 82,1. Nilai rata-rata pre-test dan post-test masing-masing sebesar 50,3 dan 77,6 dengan nilai presentase N-Gain sebesar 54,9%. Kata kunci : Pendekatan Saintifik, Metode Eksperimen, Keterampilan Proses Sains (KPS), Hasil Belajar Fisika Siswa PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara. Pada abad 21 ini banyak sekali negara di dunia berlomba-lomba untuk terus meningkatkan kualitas dunia pendidikannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan memiliki daya saing yang tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada sebuah negara yaitu melalui pengembangan proses pendidikan yang berbasis sains. Hal tersebut dikarenakan sains merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Secara hakikat sains berdasarkan pendapat Suastra (2009) dalam Johari Marjan (2014: 2) mengatakan bahwa hakikat sains memiliki tiga komponen yaitu komponen produk, proses, dan sikap. Sains sebagai produk memiliki arti sebagai kumpulan fakta-fakta, konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alami. Sains sebagai proses merupakan suatu rangkaian terstruktur dan sistematis yang dilakukan untuk menemukan konsep, prinsip, hukum dan gejala alam. Sedangkan sains sebagai sikap diharapkan mampu membentuk karakter. Berdasarkan uraian tersebut mengandung makna bahwa untuk e-mail : gedewiratmajaya@ymail.com P-ISSN: 1411-5433 E-ISSN: 2502-2768 2014 Saintifika; Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Jember http://jurnal.unej.ac.id/index.php/stf

Jaya, Penerapan Pendekatan Saintifik... 23 menghasilkan sebuah sumber daya manusia (SDM) yang berwawasan penguasan iptek diperlukan proses dan pengembangan sikap berupa karakter yang dimilikinya. Fisika sebagai salah satu pelajaran sains diharapakan dapat memberikan kontribusi dalam penguasan iptek yang berkarakter harus memenuhi hakikat dari sains tersebut. Fisika secara hakikat sains terdiri dari produk dan proses. Fisika sebagai produk terdiri dari konsep, fakta, teori, hukum dan prostulat, sedangkan Fisika sebagai proses berupa keterampilan proses sains (KPS) di dalam kegiatan proses pembelajaran. Kondisi yang terjadi saat ini adalah pengajaran Fisika di sekolah lebih cenderung menekankan pada aspek produk, sedangkan untuk aspek proses guru jarang sekali mengajak siswa untuk melakukan kegaiatan praktikum. Dampaknya Guru hanya mementingkan hasil dari produk dibandingkan dari hasil proses. Guru Fisika sebagai seorang pendidik harus bisa mengembangkan keterampilan proses sains (KPS) yang dimiliki para siswa dengan harapan siswa dapat memiliki kemampuan tambahan. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMAN 1 Tenggarong, penulis menemukan kondisi dimana proses pembelajaran Fisika di kelas X secara umum sudah memiliki hasil yang cukup baik secara produk namun secara proses para siswa belum terbiasa melakukan kegiatan praktikum dikarenakan kurangnya pelaksanaan untuk melakukan kegiatan tersebut. Hasilnya keterampilan proses sains (KPS) yang dimiliki siswa masih rendah. Keterampilan proses sains (KPS) sendiri sangatlah penting untuk dilatih dan dikembangkan hal ini dikarenakan sebagai keterampilan ilmiah yang dimiliki dan digunakan oleh siswa untuk melakukan berbagai kegiatan ilmiah sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan dan pemahaman baru bagi siswa terhadap sebuah konsep maupun teori. Keterampilan proses sains (KPS) sendiri terdiri dari keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills) (Dimiyati & Mudjiono, 2013: 140). Untuk menumbuhkan keterampilan tersebut diperlukan sebuah pendekatan pembelajaran yang membuat pembelajaran mengarah ke sifat ilmiah, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik sendiri merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah (Atsnan & Rahmiati, 2013:3). Menurut KEMENDIKBUD (2013) dalam Abidin (2014: 133), proses pembelajaran pendekatan saintifik terdiri atas enam pengalaman belajar pokok, antara lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Untuk

24 Saintifika, Volume16, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 22 29 mendukung enam pengalaman belajar pokok tersebut diperlukan sebuah metode yang bisa membuat pembelajaran Fisika makin bersifat ilmiah, yaitu dengan menerapkan metode eksperimen. Metode eksperimen sendiri memiliki tujuan agar Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan kegiatan eksperimen, serta dapat menggunakan serta melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah (Putra, 2013: 138). Penerapan pendekatan saintifik dan metode eksperimen didalam proses kegiatan belajar mengajar bukan hanya bisa membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains (KPS), akan tetapi juga membantu mengembangkan kemampuan kognitif siswa berupa hasil belajar. Sesuai dengan pendapat dari Daryanto (2014:53) yang mengatakan bahwa karakteristik mengenai pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu melibatkan prosesproses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan pendapat Putra (2013: 138) mengatakan bahwa ketika proses eksperimen berjalan para siswa bisa memperoleh ilmu pengetahuan sekaligus menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan. Sesuai pendapat para ahli tersebut, kemampuan kognitif siswa akan bisa berkembang jika siswa belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan bereksperimen. Hasil belajar tidak bisa lepas dari keterampilan proses sains (KPS) karena dengan keterampilan proses sains (KPS) yang baik diharapkan bisa mendukung kemampuan kognitif siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini meliputi: (1) untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa pada saat menerapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen; dan (2) untuk mengetahui hasil belajar Fisika siswa setelah menerapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif. Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tenggarong Tahun ajaran 2014/2015. Penentuan sampel penelitian dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 3 dengan jumlah siswa sebesar 33 orang siswa. Desain penelitian ini adalah pre-eksperimentasl one group pretest-posttest design. Karena pada penelitian ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013: 109).

Jaya, Penerapan Pendekatan Saintifik... 25 Teknik didalam melakukan pengumpulan data antara lain (1) menggunakan lembar observasi KPS untuk mengumpulkan data keterampilan proses sains (KPS) yang terdiri dari lima keterampilan proses sains antara lain mengamati, menyusun hipotesis, eksperimen (melakukan percobaan), menyimpulkan dan mengkomunikasikan. (2) Menggunakan teknik tes, teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan hasil belajar pembelajaran Fisika siswa pada materi suhu dan kalor. Teknik tes yang digunakan terdiri dari pre-test dan post-test dengan jumlah soal dan kategori kesulitan soal yang sama. Pre-test diberikan terlebih dahulu kepada siswa sebelum materi pembelajaran dijalankan, lalu post-test diberikan kepada siswa sebagai tahap untuk mengukur sejauh mana hasil belajar setelah menerapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi keterampilan proses sains (KPS) selama proses pembelajaran dan pengambilan data hasil belajar Fisika sebelum dan sesudah melakukan penerapan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen. Selanjutnya dilakukan pengolahan data keterampilan proses sains (KPS) dan hasil belajar Fisika. Hasil pengolahan data keterampilan proses sains (KPS) siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai Rata-Rata Keterampilan Proses Sains No Jenis Keterampilan Nilai Rata-Rata Kategori 1 Mengamati 90,3 Baik Sekali 2 Menyusun Hipotesis 82,7 Baik 3 Eksperimen (MenjalankanPercobaan) 86,9 Baik Sekali 4 Menyimpulkan 79,5 Baik 5 Mengkomunikasikan 82,1 Baik Rata-Rata 84,3 Baik Pada Tabel 1 bisa dilihat bahwa jenis keterampilan dengan kategori baik sekali adalah keterampilan mengamati dengan nilai rata-rata 90,3 dan Eksperimen dengan nilai rata-rata 86,9; sedangkan untuk kategori baik meliputi keterampilan menyusun hipotesis dengan nilai rata-rata 82,7; menyimpulkan dengan nilai rata-rata 79,5; dan mengkomunikasikan dengan nilai rata-rata 82,1. Keterampilan mengamati dan eksperimen memiliki keterkaitan satu sama lain, dimana ketika menjalankan sebuah eksperimen maka diperlukan sebuah pengamatan yang baik agar bisa mengetahui fenomena apa yang terjadi pada saat eksperimen berlangsung. Hal ini telah dibuktikan dari hasil observasi yang telah dilakukan bahwa keterampilan mengamati dan

26 Saintifika, Volume16, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 22 29 eksperimen masuk dalam kategori baik sekali. Diterapkan metode eksperimen dalam proses pembelajaran membuat siswa menjadi lebih senang ketika kegiatan eksperimen berlangsung. Keterampilan menyusun hipotesis merupakan keterampilan yang mengharuskan siswa untuk menduga hasil yang tepat sebelum kegiatan eksperimen berlangsung. Keterampilan ini diperlukan kemampuan awal siswa dengan terlebih dahulu mencari dan membaca sumber referensi sebagai patokan untuk memberikan sebuah pernyataan mengenai dugaan yang akan terjadi. Baiknya kemampuan hipotesis siswa tidak lepas dari penerapan pendekatan saintifik pada saat pembelajaran, dimana siswa diberikan materi awal terlebih dahulu dan selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk mencari referensi. Keterampilan menyimpulkan secara umum berada dalam kategori baik namun secara nilai rata-rata paling rendah diantara keterampilan yang lainnya. Ini dikarenakan siswa masih terlihat kebingungan untuk membuat kesimpulan dari hasil eksperimen yang telah dilakukan. Namun adanya penerapan pendekatan saintifik membuat siswa belajar didalam membuat kesimpulan. Keterampilan mengkomunikasikan merupakan keterampilan yang mengharuskan siswa untuk berani menyampaikan pendapat mengenai hasil eksperimen yang diperoleh. Keterampilan mengkomunikasikan berkembang dengan baik dikarenakan pada penerapan pendekatan saintifik terdapat langkah mengkomunikasikan sehingga para siswa diwajibkan untuk menyampaikan setiap hasil pekerjaannya kepada teman-temannya. Dampak yang dihasilkan bisa dibilang baik dikarenakan siswa yang cenderung terlihat pasif mulai berani untuk berbicara didepan kelas, dan mulai terbiasa untuk siap tampil ketika sesi presentasi dilaksanakan. Seiring dengan melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dan eksperimen membuat keterampilan proses sains (KPS) siswa makin berkembang. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Johari Marjan (2014) dengan menerapkan pendakatan saintifik keterampilan proses siswa memperoleh hasil yang tinggi, dikarenakan siswa melakukan pengamatan langsung kepada obyek yang akan diamati sebagai mana dasar yang dilakukan oleh para ilmuan. Selain itu hasil penelitian Deden (2013) menyatakan bahwa dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains (KPS) siswa. Adanya penerapan pendekatan Saintifik dengan menggunakan metode eksperimen membuat proses pembelajaran Fisika menjadi lebih menarik dan membuat siswa menjadi

Jaya, Penerapan Pendekatan Saintifik... 27 lebih antusias, hal ini secara langsung memberikan dampak pada hasil belajar Fisika yang diperoleh para siswa. Berikut ini nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang telah diolah pada gambar 1. Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Fisika Berdasarkan dari Gambar 1, pada saat pemberian pre-test nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 50,3 sedangkan pada saat post-test nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 77,6. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya, hal ini ditunjukkan dengan nilai presentase N-Gain sebesar 54,9 yang masuk dalam kategori cukup baik. Hasil ini didukung oleh pendapat Daryanto (2014: 53) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik para siswa dapat mengembangkan karakternya dan melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Johari Marjan (2014) menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa, hal ini disebabkan bahwa dalam pendekatan saintifik siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Sebagai penguat didalam menerapkan pendekatan saintfik, metode eksperimen diperlukan dengan tujuan agar siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuannya dalam proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan pada pandangan teori belajar konstruktivisme yang memandang kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam upaya menemukan pengetahuan,

28 Saintifika, Volume16, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 22 29 konsep, kesimpulan, bukan merupakan kegiatan mekanistik untuk mengumpulkan informasi atau fakta (Anurrahman, 2012:18-19). Artinya dengan menerapkan metode eksperimen para siswa mulai belajar untuk menemukan hal baru dan bukan sebagai kegiatan yang bersifat mengumpulkan informasi atau fakta-fakta. Penelitian yang dilakukan Budi Setyalina (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan metode diskusi dengan siswa yang belajar dengan menggunakan metode eksperimen, dimana pembelajaran yang menerapkan metode eksperimen lebih baik dibandingkan dengan menerapkan metode diskusi. Hal Ini diungkapan oleh Budi Setyalina (2011: 91) melalui proses pembelajaran dengan metode eksperimen, maka informasi yang diperoleh siswa akan mengalami serangkaian proses berpikur sehingga akan diperoleh suatu pengetahuan dan akan melekat dalam ingatan siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan hal-hal sebagai berikut: 1. Keterampilan proses sains (KPS) pada saat menerapkan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen, diperoleh nilai rata-rata masing-masing keterampilan antara lain sebagai berikut: (1) Keterampilan mengamati sebesar 90,3; (2) Keterampilan menyusun hipotesis sebesar 82,7; (3) Keterampilan eksperimen sebesar 86,9; (4) Keterampilan menyimpulkan sebesar 79,5; (5) Keterampilan mengkomunikasikan sebesar 82,1. 2. Setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen didapatkan nilai rata-rata hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Tenggarong pada materi suhu dan kalor sebesar 77,6 dengan nilai rata-rata pre-test sebelum sebesar 50,3 dan presentase nilai N-Gain sebesar 54,9%. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Tenggarong yang telah bersedia dan memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian, serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing atas bantuan dan kerja samanya, serta sahabatku yang telah meluangkan waktunya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini dan semangatnya untuk menyelesaikan penelitian ini.

Jaya, Penerapan Pendekatan Saintifik... 29 DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung : Reifika Aditama. Atsnan dan Rahmita. 2014. Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Jurnal Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 2014. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA Kelas VI SDN 47 Ramben Sangau. Artikel Penelitian PGSD FKIP UNTAN. Tersedia di jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ /pdf [diakses 22-12-2015]. Dimiyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Johari, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. e-journal Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Tersedia di pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index /jurnal /1017 [diakses 22-12-2015]. Putra Rizema, S. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta : Diva Press. Setyalina, Budi. 2011. Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Tema Perubahan Materi Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Godean. Skripsi Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.