Jurnal Analisis, Desember 2015, Vol. 4 No. 2 : ISSN X

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BAUBAU LOCAL GOVERNMENT EXPENDITURE AND ECONOMIC GROWTH : A CASE OF BAUBAU CITY

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Jurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : ISSN X PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01 Tahun 2016

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI MEDIASI PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BALI. Kadek Novita Arshanti 1 I. G. A. P.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI TERHADAP KESENJANGAN PENDAPATAN DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Di Indonesia. (Tahun ) JURNAL

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

ABSTRACT SRI ASTUTY. ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE ON INVESTMENT IN INDONESIA

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

NOVI NURUL ALIYAH B

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

DETERMINAN KINERJA PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH PASCA KAPET PAREPARE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah

Keywords: Capital Expenditures, Investment, Employment, Economic growth.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DAN PRODUK DOMESTIK REGONAL BRUTO DI KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

Dampak Peningkatan Upah Minimum Provinsi Terhadap Inflasi Dan Pasar Kerja Di Provinsi Aceh. Safrida*, Sofyan*, Nura Syahriani** ABSTRACT

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Rafli Rinaldi

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, EKSPOR, INFRASTRUKTUR JALAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA

PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS ALOKASI BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013 ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPENDUDUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI. H. Syamsuddin.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

Jurnal Ekonomi, Manajemen danakuntansi, Vol 1 no, 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

ANALISIS DETERMINAN KORUPSI DI ERA OTONOMI DAERAH DI INDONESIA (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah)

PENGARUH DANA INVESTASI ASURANSI TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan

PERBANDINGAN REGRESI METODE ROBUST DENGAN METODE OLS STUDY KASUS PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TEGAH

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

DETERMINAN KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, PDRBk, UPAH, JUMLAH UNIT USAHA, JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJA DAN PENGELUARAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Transkripsi:

Jurnal Analisis, Desember 2015, Vol. 4 No. 2 : 165 173 ISSN 2303-100X PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN The Effect of the Economy Macro on the Poverty in Makassar City South Sulawesi Province Siti Walida Mustamin 1, Agussalim 2, Sri Undai Nurbayani 2 1 Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Fakultas Ekonomi, Pascasarjana Universitas Hasanuddin, 2 Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,Universitas Hasanuddin (E-mail:Walida.mustamin@yahoo.co.id) ABSTRAK merupakan salah satu masalah yang sangat penting untuk diberikan solusi dalam ekonomi, sehingga harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh belanja pemerintah, inflasi, dan investasi terhadap kemiskinan (baik secara langsung maupun tidak langsung) melalui pertumbuhan ekonomi, dan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap terhadap kemiskinan (baik secara langsung dan tidak langsung) melalui tingkat pengangguran terbuka dan pendapatan perkapita di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, mulai 1999-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Model analisis yang digunakan, yaitu analisis Path dengan alasan untuk menjelaskan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel sebagai variabel independen terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel dependen yang terdapat persamaan struktural. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Belanja pemerintah secara langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, sedangkan pengaruh belanja pemerintah secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi; (2) Inflasi secara langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, sedangkan pengaruh inflasi secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi; (3) Investasi secara langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan, sedangkan pengaruh investasi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi; dan (4) Pertumbuhan ekonomi secara langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan, sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan melalui pengangguran dan pengaruh pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan melalui pendapatan perkapita Kata Kunci: Belanja Pemerintah, Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, ABSTRACT Poverty is one important issue that requires economics solution is order to be eliminated or at least reduced. This research aimed investigate the effects of the government spending, inflation, and investment on the poverty, both direct and indirect thorough the economic growth, and the effects of the economic growth on the poverty, both direct and indirect through the open unemployment and the income per capita in Makassar City, South Sulawesi Province from 1999 through 2013.The research used secondary data. The analysis model used was the path analysis, since the research aimed explain both the direct and the indirect effects of a series of variables as the independent variables on another variable as the dependent variable found in the structural equation. These results indicate that (1) the government spending directly negative effect on poverty, while the effect of government spending indirect positive effect on poverty through economic growth; (2) Inflation directly negative effect on poverty, whereas t he effect of inflation indirect positive effect on poverty through economic growth; (3) direct investment has no effect on poverty, whereas the effect of indirect investment has no effect on poverty through economic growth; and (4) the economic growth directly did not have effect on poverty, whrereas the effect of economic growth indirectly negatively affect unemployment and poverty through economic growth effect indirectly no effect on poverty through income per kapita. Keywords: Government Spending, Inflation, Investement, Economic Growth, Poverty 165

Belanja Pemerintah, Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, ISSN 2303-100X PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk di suatu negara. Untuk Negara Indonesia salah satu sasaran pembangunan nasional adalah untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Masalah kemiskinan selalu memperoleh perhatian utama di Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran pemerintah bahwa kegagalan mengatasi persoalan kemiskinan akan dapat menyebabkan munculnya berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan politik di tengahtengah masyarakat. Oleh sebab itu, kemiskinan menjadi masalah yang penting di Indonesia dan menjadi fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia dan terkhusus untuk wilayah Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Friedman dalam Abilawa (2010), mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Basis kekuatan sosial tidak terbatas hanya pada : (1) modal produktif atau aset (misalnya organisasi sosial politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama, partai politik, sindikasi, koperasi dan lain-lain), tetapi juga pada (2) net work atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang dan lainlain; (3) pengetahuan dan ketrampilan yang memadai; dan (4) informasi yang berguna untuk memajukan kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan sangatlah serius, hal tersebut dapat dilihat dari segi banyak nya program yang dijalankan pemerintah. Terdapat banyak variabel makro ekonomi yang dapat dijadikan sebagai penyebab meningkat atau menurunnya kemiskinan yang ada pada suatu daerah. Menurut Todaro (2006), mengatakan bahwa tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh salah satunya adalah tingkat pendapatan rata- rata daerah. Semakin tinggi tingkat pendapatannya, maka potensi untuk mengalokasikan anggaran guna menyelesaikan masalah kemiskinan akan semakin besar. Namun alokasi tersebut, tentu harus tepat sasaran, jika tidak justru akan menyebabkan kemiskinan akan semakin parah. Menurut Dumairy (1996), perbandingan besar pengeluaran pendapatan per kapita penduduk perkotaan terhadap penduduk pedesaan cenderung konstan dari tahun ke tahun. Pengeluaran orang kota hampir selalu dua kali lipat pengeluaran orang desa, sehingga penduduk miskin di Kota merasakan tingkat inflasi yang lebih besar dari pada pedesaan, karena adanya jumlah pengeluaran yang lebih besar. Dengan demikian, tingkat inflasi juga akan memberikan tekanan yang besar terhadap tingkat kemiskinan di perkotaan. Menurut Sukirno (2000), mengatakan bahwa kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus- menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran rakyat. Menurut Todaro (2000), meskipun laju pertumbuhan ekonomi tidak secara otomatis dapat memberi jawaban atas berbagai macam persoalan kesejahteraan, namun hal tersebut tetap merupakan unsur penting setiap program pembangunan realistis yang sengaja dirancang untuk mengentaskan kemiskinan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hubungan antara beberapa variabel makro ekonomi dengan kemiskinan, ada yang memberikan dampak positif dan negatif. Seperti halnya apabila masalah belanja pemerintah dihubungkan dengan kemiskinan dimana saat belanja pemerintah meningkat, maka kemiskinan yang ada pada suatu daerah akan menurun. Namun yang menjadi masalah di Kota Makassar dengan alokasi belanja pemerintah yang naik setiap tahun, apakah dapat menurunkan angka kemiskinan yang ada di Kota Makassar. Berdasarkan fenomena ini maka tujuan penelitian diarahkan untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah, inflasi dan investasi terhadap kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi dan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung melaui tingkat pengangguran terbuka dan pendapatan per kapita di Kota Makassar. 166

Siti Walida Mustamin ISSN 2303-100X BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penilitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan variabel dependen yaitu kemiskinan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dan variabel independen yaitu belanja pemerintah, inflasi dan investasi. Data yang diambil dalam kurun waktu 15 tahun yaitu dari tahun 1999-2013. Metode pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan data melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen- dokumen yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian dan dengan riset kepustakaan yang merupakan teknik analisis untuk mendapatkan informasi melalui catatan, literatur dan lain- lain yang masih relevan. Motode Analisis Data Metode Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistik deskriptif dan statistik inferensial. Adapun model yang digunakan yaitu Adapun model analisis yang akan digunakan adalah model analisis jalur / Path Analysis untuk mejelaskan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat yang terdapat dalam persamaan struktural. Model analisis yang dibangun dalam penelitian ini adalah: Y 1 =α0+α1lnx1+α2x2+α3lnx3+α4lny2+α5lny3+α6y4+μ1 (1.1) Y 2 =γ 0 +γ 1 L n X 1 +γ 2 X 2 +γ 3 L n X 3 +γ 4 Y 4 +μ 2... (1.2) Y 3 =β 0 +β 1 L n X 1 +β 2 X 2 +β 3 L n X 3 +β 4 Y 4 +μ 3 (1.3) Y 4 =ξ 0 +ξ 1 L n X 1 +ξ 2 X 2 +ξ 3 L n X 3 +μ 4 (1.4) Dimana : X 1 =Belanja Pemerintah (Rp) X 2 =Inflasi (%) X 3 =Investasi (Rp μ =Error Y 1 = (%) Y 2 = (Jiwa) Y 3 =Pendapatan Perkapita (Rp) Y 4 =Pertumbuhan Ekonomi (%) HASIL PENELITIAN Pada Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap kemiskinan. Hasil analisis menunjukan hubungan yang terjadi antara belanja pemerintah, inflasi, investasi, tingkat pengangguran terbuka, pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan dalam periode penelitian tahun 1999 sampai tahun 2013 ditunjukan pada tabel berikut: Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi statistik variabel belanja pemerintah mempunyai efek langsung terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 3,038. Hal ini berarti setiap kenaikan belanja pemerintah sebesar 1 milyar rupiah diikuti peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,038 persen dengan tingkat signifikansi 1 persen. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi statistik variabel investasi mempunyai efek langsung terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -0,661. Hal ini berarti setiap kenaikan investasi sebesar 1 milyar rupiah diikuti penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,661 persen dengan tingkat signifikansi 1 persen. Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap statistik variabel belanja pemerintah mempunyai efek langsung terhadap kemiskinan sebesar - 2,273. Hal ini berarti setiap kenaikan belanja pemerintah sebesar 1 milyar rupiah diikuti penurunan kemiskinan sebesar 2,273 persen dengan tingkat signifikansi 1 persen. 167

Belanja Pemerintah, Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, ISSN 2303-100X Tabel 1. Hasil Pengujian Estimasi Model Variabel Simbol Estimate T.Hitung P Keterangan Belanja Pemerintah Pertumbuhan ξ1 3,038 15,589 *** Positif * Ekonomi (Y (X 1 ) 4 ) Investasi (X 3 ) Pertumbuhan ξ3-0,661-6,104 *** Negatif * Belanja Pemerintah (X 1 ) Investasi (X 3 ) Ekonomi (Y 4 ) Pendapatan Per Kapita (Y 3 ) Inflasi (X 2 ) Inflasi (X 2 ) Pertumbuhan Belanja Pemerintah (X 1 ) Ekonomi (Y 4 ) Pendapatan Per Kapita (Y 3 ) Inflasi (X 2 ) Investasi (X 3 ) Belanja Pemerintah (X 1 ) Pendapatan Per Inflasi (X 2 ) Kapita (Y 3 ) Pertumbuhan Ekonomi (Y 4 ) Pertumbuhan Pendapatan Per Ekonomi (Y 4 ) Kapita (Y 3 ) Investasi (X 3 ) Pertumbuhan Ekonomi (Y 4 ) Pendapatan Per Kapita (Y (Y 3 ) 1 ) Sumber: Hasil Olah Data dengan AMOS 22 Ket. * = pada tingkat signifikansi 1% (0.01) ** = pada tingkat signifikansi 5% (0.05) *** = pada tingkat signifikansi 5% (0.10) α1 β3 α2 ξ2 α5 β1 γ2 γ3 γ1 β2 γ4 β4 α3 α4 α6-2,273-3,326 *** Negatif * 0,075 3,075 0,002 Positif * -0,088-2,438 0,104 Negatif ** 0,085 2,216 0,027 Positif ** 0,402 1,977 0,048 Positif ** 0,183 1,850 0,064 Positif *** 0,071 1,727 0,084 Positif *** -0,318-1,660 0,097 Negatif *** 0,936 1,210 0,226 Positif -0,007-1,262 0,207 Negatif -0,355-1,436 0,151 Negatif -0,009-0,299 0,765 Negatif 0,233 1,116 0,264 Positif 0,306 1,511 0,131 Positif 0,996 0,627 0,531 Positif 168

Siti Walida Mustamin ISSN 2303-100X Tabel 2. Hasil Pengujian Hasil Pengujian Pengaruh Langsung dan Langsung Variabel Langsung Langsung Melalui Y 2, Y 3 dan Y 4 Simbol Nilai Simbol Nilai (X 1 ) (Y 4 ) ξ1 3,038 - - (X 2 ) (Y 4 ) ξ2 0,085 - - (X 3 ) (Y 4 ) ξ3-0,661 - - (X 1 ) γ1 0,936 γ 4 ξ 1-1.080 (X 2 ) γ2 0,071 γ 4 ξ 2-0.030 (X 3 ) γ3-0,318 γ 4 ξ 3 0.235 (Y 4 ) γ4-0,355 - - (X 1 ) (Y 3 ) β1 0,183 β 4 ξ 1 -.029 (X 2 ) (Y 3 ) β2-0,007 β 4 ξ 2 -.001 (X 3 ) (Y 3 ) β3 0,075 β 4 ξ 3.006 (Y 4 ) (Y 3 ) β4-0,009 - - (X 1 ) α1-2,273 α 4 ξ 1 1.024 (X 2 ) α2-0,088 α 4 ξ 2 0.035 (X 3 ) α3 0,233 α 4 ξ 3-0.154 α4 0,306 - - (Y 3 ) α5 0,402 - - (Y 4 ) α6 0,996 α 5 γ 4 + α 6 β 4 -.0152 Pengaruh Investasi Terhadap Pendapatan Per Kapita statistik variabel investasi mempunyai efek langsung terhadap pendapatan per kapita sebesar 0,075. Hal ini berarti setiap kenaikan investasi sebesar 1 milyar rupiah diikuti peningkatan pendapatan per kapita sebesar 0,075 juta rupiah dengan tingkat signifikansi 1 persen. Pengaruh Inflasi Terhadap statistik variabel inflasi mempunyai efek langsung terhadap kemiskinan sebesar -0,088. Hal ini berarti setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen diikuti penurunan kemiskinan sebesar 0,088 persen dengan tingkat signifikansi 5 persen. Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi statistik variabel inflasi mempunyai efek langsung terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,085. Hal ini berarti setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen diikuti peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,085 persen dengan tingkat signifikansi 5 persen. Pengaruh Terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel pengangguran mempunyai efek langsung terhadap kemiskinan sebesar 0,402. Hal ini berarti setiap kenaikan pengangguran sebesar 1 ribu jiwa diikuti peningkatan kemiskinan sebesar 0,402 persen dengan tingkat signifikansi 5 persen. Pengaruh Belanja PemerintahTerhadap Pendapatan Per Kapita statistik variabel belanja pemerintah mempunyai efek langsung terhadap pendapatan per kapita sebesar 0,183. Hal ini berarti setiap kenaikan belanja pemerintah sebesar 1 milyar rupiah diikuti peningkatan pendapatan per kapita sebesar 0,183 juta rupiah dengan tingkat signifikansi 10 persen. Pengaruh Inflasi Terhadap statistik variabel inflasi mempunyai efek langsung terhadap pengangguran sebesar 0,071. Hal ini berarti setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen diikuti peningkatan pengangguran sebesar 0,071 jiwa dengan tingkat signifikansi 10 persen. Pengaruh Investasi Terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel investasi mempunyai efek 169

Belanja Pemerintah, Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, ISSN 2303-100X langsung terhadap pengangguran sebesar -0,318. Hal ini berarti setiap kenaikan investasi sebesar 1 milyar rupiah diikuti penurunan pengangguran sebesar 0,318 jiwa dengan tingkat signifikansi 10 persen. Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap statistik variabel belanja pemerintah mempunyai efek langsung terhadap pengangguran sebesar 0,936. Hal ini berarti setiap kenaikan belanja pemerintah sebesar 1 milyar rupiah diikuti peningkatan pengangguran sebesar 0,936 ribu jiwa dengan tingkat signifikansi 0,226. Hal ini berarti variabel belanja pemerintah tidak signifikan dan negatif mempengaruhi kemiskinan. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap statistik variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai efek langsung terhadap pengangguran sebesar -0,355. Hal ini berarti setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen diikuti penurunan pengangguran sebesar 0,355 ribu jiwa dengan tingkat signifikansi 0,151. Hal ini berarti variabel pertumbuhan ekonomi tidak signifikan dan negatif mempengaruhi pengangguran. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pendapatan Per Kapita statistik variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai efek langsung terhadap pendapatan per kapita sebesar -0,009. Hal ini berarti setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen diikuti penurunan pendapatan perkapita sebesar 0,009 juta rupiah dengan tingkat signifikansi 0,765. Hal ini berarti variabel pertumbuhan ekonomi tidak signifikan dan negatif mempengaruhi pendapatan per kapita. Pengaruh Investasi Terhadap statistik variabel investasi mempunyai efek langsung terhadap kemiskinan sebesar -0,223. Hal ini berarti setiap kenaikan investasi sebesar 1 milyar rupiah diikuti penurunan kemiskinan sebesar 0,223 persen dengan tingkat signifikansi 0,264. Hal ini berarti variabel investasi tidak signifikan dan negatif mempengaruhi kemiskinan. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap statistik variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai efek langsung terhadap kemiskinan sebesar 0,306. Hal ini berarti setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen diikuti peningkatan kemiskinan sebesar 0,306 persen dengan tingkat signifikansi 0,131. Hal ini berarti variabel pertumbuhan ekonomi tidak signifikan dan positif mempengaruhi kemiskinan. Pengaruh Pendapatan Per Kapita Terhadap statistik variabel pendapatan per kapita mempunyai efek langsung terhadap kemiskinan sebesar 0,996. Hal ini berarti setiap kenaikan pendapatan per kapita sebesar 1 juta rupiah diikuti peningkatan kemiskinan sebesar 0,996 persen dengan tingkat signifikansi 0,531. Hal ini berarti variabel pendapatan per kapita tidak signifikan dan positif mempengaruhi kemiskinan. PEMAHASAN Hasil penelitian ini menunjukan belanja pemerintah berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Paseki dkk (2014), yang mengatakan bahwa variabel belanja langsung secara langsung berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Kota Manado. Hasil perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hasil Sari (2013), yang mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan karena adanya pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran. Adanya pengaruh yang negatif antara belanja pemerintah terhadap kemiskinan disebabkan karena adanya peningkatan belanja pemerintah dari tahun ke tahun yang dilakukan oleh pemerintah di Kota Makassar memberikan dampak yang positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan yang ada di Kota Makassar. Seperti halnya dengan adanya ketersediaan infrastruktur yang memadai yang merupakan dampak positif dari peningkatan belanja modal pemerintah akan 170

Siti Walida Mustamin ISSN 2303-100X memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. menunjukan bahwa pengaruh belanja pemerintah secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Adanya hubungan positif antara belanja pemerintah terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa adanya peran pemerintah daerah melalui belanja pemerintah belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat terkhusus di Kota Makassar. Namun apabila dilakukan dengan cara adanya peningkatan pendapatan per kapita yang ada pada daerah tersebut, maka secara langung dapat menurunkan tingkat kemiskinan. menunjukan inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Kota Makassar. Hasil perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yudha (2013), yang mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis variabel inflasi berpengaruh positif terhadap kemiskinan di Indonesia tahun 2009 sampai 2011. Adanya hubungan yang negatif antara inflasi terhadap kemiskinan, memberikan implikasi bahwa walaupun data menunjukkan tingkat inflasi yang ada di Kota Makassar mengalami fluktuatif, maka tidak berimplikasi terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Kota Makassar. Di samping itu adanya hasil yang negatif antara inflasi terhadap kemiskinan, karena adanya kondisi dan situasi di mana daya beli masyarakat dalam suatu daerah bersifat heterogen atau tidak sama, sehingga selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memilik daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingga permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap menghilang). menunjukan bahwa inflasi secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Adanya pengaruh yang positif antara inflasi terhadap kemiskinan disebabkan karena adanya dampak inflasi yang timbulkan terhadap pendapatan yaitu Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Pada beberapa kondisi inflasi dapat menurunkan perkembangan ekonomi. inflasi dapat membuat para para pengusaha untuk mengurangi jumlah produksinya. Dengan demikian, kesempatan kerja baru akan berkurang sehingga dapat menyebabkan pendapatan masyarakat menurun. Dan yang lebih parah lagi, dampak inflasi dapat lebih dirasakan bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, dimana inflasi akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit. menunjukan bahwa investasi tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di Kota Makassar. Hasil penelitian ini tidak sejalan teori yang diungkapkan oleh Sukirno (2000), yang mengatakan bahwa kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Hasil perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Aritonang (2012), yang mengatakan bahwa bahwa adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara investasi terhadap tingkat kemiskinan dilakukan di Indonesia untuk periode 1981-2011. Adanya hasil yang tidak berpengaruh antara investasi dengan kemiskinan disebabkan pula oleh diduga bahwa kebanyakan investasi yang ada di Kota Makassar hanya dilakukan oleh kaum menengah ke atas, dan itu hanya berdampak pada kehidupan mereka masing- masing, dan tidak memberikan pengaruh terhadap kehidupan penduduk miskin. Di samping itu, karena adanya investasi yang lebih terkonsentrasi pada pembangunan sektor-sektor yang kurang menyerap tenaga kerja, seperti sub sektor kehutanan (logging), industri kimia, dan belanja sekretariat DPRD. menunjukan bahwa investasi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Lemah nya hubungan antara investasi terhadap kemiskinan menunjukkan adanya dampak bahwa tingginya investasi yang lebih diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 171

Belanja Pemerintah, Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, ISSN 2303-100X dibandingkan untuk menurunkan kemiskinan dan karena adanya iklim investasi yang tidak kondusif menyebabkan angka kemiskinan di Kota Makassar mengalami peningkatan. menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di Kota Makassar. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastyo (2010), yang mengtakan bahwa koefisien dari pertumbuhan ekonomi signifikan secara statistik terhadap kemiskinan. Adanya hasil yang tidak berpengaruh antara pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan, karena pertumbuhan ekonomi belum efektif dalam mengurangi kemiskinan, di mana pertumbuhan ekonomi tersebut belum merata di setiap golongan pendapatan, termasuk kelompok penduduk miskin. menunjukan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan melalui pengangguran. Adanya hasil yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan disebabkan karena pertumbuhan ekonomi ternyata efektif dalam mengurangi kemiskinan, dengan cara mengurangi pengangguran yang ada, seperti dengan menyediakannya lapangan pekerjaan bagi kalangan yang tergolong dalam kategori menganggur. menunjukan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan melalui pendapatan per kapita. Adanya hasil yang tidak berpengaruh antara pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan melalui pendapatan per kapita disebabkan karena adanya data menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya ternyata tidak memberikan dampak positif bagi masyarakta miskin, karena peningkatan pertumbuhan ekonomi belum merata di setiap golongan pendapatan sehingga menyebabkan pendapatan per kapita yang terdapat di Kota Makassar tetap mengalami fluktuasi. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja pemerintah secara langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan sedangkan pengaruh belanja pemerimtah secara tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhada kemiskinan. Inflasi secara langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan sedangkan pengaruh inflasi secara tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kemiskinan. Investasi secara langsung maupun tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi secara langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan, sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung berpengaruh negatif terhadap kemiskinan melalui pengangguran dan pengaruh pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap kemiskinan melalui pendapatan perkapita. Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus lebih konsisten dan fokus dalam merealisasikan anggaran yang berorientasi pada peningkatan pelayanan publik sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat dapat meningkat yang pada akhirnya kemiskinan dapat menurun dan melakukan upaya untuk mendorong peningkatan investasi pemerintah proporsional dan lebih memihak kepada kepentingan publik sehingga mampu memberikan efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan nasional. DAFTAR PUSTAKA Aritonang Triana Mauliasih. (2012)., Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1981-2011. Diakses dari pustaka.unpad.ac.id/.../pustaka_unpad_kemis kinan_investasi_dan_pertu. Pada tanggal 3 Desember 2014, Pukul 15.20 Dumairy MA. (1996). Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta. Paseki Meilen Greri dkk. (2014). Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Belanja Langsung terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Dampaknya terhadap di Kota Manado Tahun 2004-2012. Diakses dari http://ejournal.unsrat. ac.id/index.php/jbie/article/download/5460/4 967. Pada tanggal 24 Mei 2015. Pukul 17.00. Prastyo Adit Agus. (2010). Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat. Semarang : FE UNDIP. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/23026/. Pada tanggal 5 Desember 2014, Pukul 19.00. 172

Siti Walida Mustamin ISSN 2303-100X Sari Andi Arini Putri. (2013). Analisis Dampak Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Pengeluaran Subsidi terhadap di Indonesia. Diakses dari https://pengkajian.dpr.go.id. Pada tanggal 1 Januari 2015, Pukul 21.00. Sukirno Sadono. (2000). Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Klasik Hingga Keynesian Baru. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Todaro Michael P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga ( Terjemahan). Penerbit Erlangga : Jakarta. Todaro Michael P. (2006). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga : Jakarta. Yudha Okta Ryan Pranata. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Tingkat Penagguran Terbuka Terhadap di Indonesia Tahun 2009-2011. FE : Universitas Negeri Semarang. Diakses dari lib.unnes.ac.id/17313/1/7111409012.pdf. Pada tanggal 13 Desember 2014, Pukul 11.10. 173