Pe n i n g k a t a n K a p a s i t a s M a s y a r a k a t

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI WILAYAH PERCONTOHAN JAWA

Gladi Tsunami Kabupaten Cilacap

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

KERJASAMA PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DENGAN GTZ INTERNATIONAL SERVICE - GITEWS

Gladi Tsunami. Kabupaten Bantul. 24 Desember Pedoman Pelaksanaan. Benny Usdianto, GTZ IS GITEWS. Dipersiapkan oleh

Layanan Peringatan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

Perencanaan Evakuasi

PROSEDUR OPERASI STANDAR

Layanan Peringatan dari BMKG

Pedoman Pelayanan Peringatan Dini Tsunami InaTEWS Versi Ringkasan Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

Kemitraan Pembangunan Bersama Sektor Swasta

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)

PROSEDUR OPERASI STANDAR

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Menjelaskan Informasi Layanan Peringatan Tsunami Kepada Publik 3 Langkah Tanggap Tsunami

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

PROSEDUR OPERASI STANDAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DOKUMEN. SD No. 2 Kelurahan Tanjung Benoa

MATRIKS SANDINGAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 BNPB KEMENDAGRI KEMENSOS CATATAN. Pemerintahan Daerah

PRESENTASI HASIL PENGAMATAN di Propinsi Aceh, Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI BPBD KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta. Rekomendasi Dokumentasi

KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR OPERASI STANDAR

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN BELITUNG

Peringatan Tsunami 4 April 2011 Reaksi Lembaga dan Masyarakat terhadap Peringatan Gempa Bumi dan Tsunami di Selatan Jawa

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. kanan Kota Palu terdapat jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro yang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENUTUPAN LATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MALAYSIA-INDONESIA (MALINDO) KE-33 TAHUN 2008

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

Wates, 2 Maret Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

Menimbang : a. dalam rangka kesiap-siagaan dan kelancaran penanggulangan terhadap

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

1. Kecamatan dan desa rawan Jumlah penduduk di 3 (tiga) kecamatan rawan dan desa rawan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

Workshop Media Dalam Mata Rantai Sistem Peringatan Dini Hotel Le Meridien, Jakarta, Agustus 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTER

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN PASIR, KERIKIL, DAN BATU DI LINGKUNGAN SUNGAI DAN PESISIR

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

Profil dan Data Base BPBD Sleman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengalaman Peringatan Dini di Padang Setelah gempa bumi pertama di Bengkulu pada 12 September 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

PENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

Transkripsi:

1

KERJASAMA PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DENGAN GTZ INTERNATIONAL SERVICES - GITEWS DISUSUN OLEH BINGKAI PICTURES JL. MANTERIJERON NO. 11 - YOGYAKARTA TELP: 0274-371780 PENULIS BENNY USDIANTO TATA LETAK FATHUR ROZIQIN FEN COPYRIGHT GTZ IS - GITEWS @2009

Prakata Para Pegiat dan Pemerhati bencana yang budiman, Gladi Tsunami atau tsunami drill yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Masyarakat Bantul pada tanggal 24 Desember 2008 lalu merupakan satu kesempatan yang bernilai bagi kita semua untuk berlatih dan belajar. Gladi ini diselenggarakan di tengah upaya pemerintah dan masyarakat Bantul yang sedang mengembangkan mekanisme untuk sistem peringatan dini tsunami di daerah. Saat ini pengembangannya di Bantul difasilitasi oleh GTZ IS - GITEWS dalam wadah kerjasama teknis Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Wilayah Percontohan Jawa (2007-2008). Inisiatif dan dana penyelenggaraan Gladi Tsunami ini berasal dari dana APBD pemerintah Kabupaten Bantul, dengan kontribusi kecil dari beberapa pihak, misalnya Palang Merah Jerman dan GTZ IS. Pelaksanaannya melibatkan warga desa percontohan di Poncosari dan Gadingsari, Otoritas Daerah, serta lembaga pemerintah dan organisasi komunitas terkait di Bantul. Latihan ini diisyaratkan sebagai wahana untuk i) melatih kesiapan masyarakat dan pemangku kepentingan setempat dalam bereaksi untuk mengantisipasi ancaman tsunami sesuai dengan rencana yang disepakati, dan ii) menguji coba komponen peringatan dini yang sedang dibangun di Bantul untuk pembelajaran dan pemutakhiran. Buku bergambar ini disusun untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama dilakukan persiapan dan pelaksanaan Gladi Tsunami (Oktober - Desember 2008). Presentasi visual dan tekstual dalam buku ini dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman pengguna. Penggunaan gambar diharapkan dapat bercerita lebih banyak dan menarik untuk mendorong minat pengguna buku ini, utamanya masyarakat dan pemangku kepentingan daerah, untuk diskusi peningkatan kesiapsiagaan di wilayahnya. Sangat disadari oleh penyelenggara acara bahwa dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan Gladi Tsunami di Bantul kali itu masih terdapat kekurangan di sana-sini. Namun, kiranya catatan dalam buku ini dapat digunakan untuk memberikan manfaat pembelajaran bagi para pemangku kepentingan di Bantul dan para pegiat bencana yang sedang berupaya membangun sistem peringatan dini tsunami di Indonesia. Salam, Penyelenggara 1

daftar isi Prakata... 1 Daftar isi... 2 1. Pengembangan Komponen Peringatan... 3 a. Mekanisme Peringatan... 3 b. Kesiapan Teknis dan Kelembagaan... 4 c. Penguatan Kesiapsiagaan Masyarakat... 5 2. Persiapan menuju Gladi Tsunami... 6 a. Penyusunan panduan dan skenario gladi... 6 b. Sosialisasi kepada Masyarakat... 7 c. Sosialisasi kepada Lembaga... 8 3. Gladi Posko Tsunami... 9 4. Gladi Bersih Tsunami... 10 5. Gladi Lapang Tsunami... 11 a. Skenario... 11 b. Reaksi Pusdalops... 12 c. Reaksi Otoritas Daerah... 13 d. Reaksi Lembaga... 14 e. Reaksi Masyarakat Desa Poncosari dan Gadingsari... 15 6. Observasi dan evaluasi... 18 7. Rekomendasi... 19 8. Penutup... 20... 2

1 Pengembangan Komponen Peringatan B M K G a. Mekanisme Peringatan Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Masyarakat untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami di Daerah Percontohan di Bantul dimulai sejak bulan Januari 2007. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan mekanisme peringatan dan mekanisme kesiapsiagaan di tingkat masyarakat. Implementasi ini merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Bantul dengan GTZ IS - GITEWS. Dalam pelaksanaannya, Kabupaten Bantul menugas kan Kelompok Kerja, yang terdiri dari perwakilan berbagai unsur lembaga formal dan non-formal di Bantul. Menjelang akhir tahun 2008, kerjasama ini mewujudkan komponen rantai peringatan yang menghubungkan mulai dari Pusat Peringatan Nasional (BMKG 1 ) sampai dengan masyarakat pesisir di wilayah Kabupaten Bantul. 1 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 3

Informasi Gempa dari BMG Apakah gempa berpotensi tsunami? TIDAK Apakah gempa dirasa didaerah setempat? TIDAK Tidak ada tindak lanjut Informasi gempa YA Apakah Magnitud gempa > 7 SR? YA TIDAK Ke Peta Referensi 6,5-7,0 SR: Temukan lokasi gempa! TIDAK Apakah lokasi gempa ada di dalam sektor bahaya? TIDAK YA YA Keluarkan Informasi Gempa: Tidak ada ancaman tsunami! Keluarkan Waspada: Menjauhi pantai dan sungai! Ke Prosedur Diseminasi Informasi Gempa Ke Prosedur Diseminasi Waspada Catat magnitud gempa Ke Peta Referensi sesuai magnitud gempa: Temukan lokasi gempa! Apakah lokasi gempa ada di dalam sektor bahaya? YA Keluarkan Arahan Evakuasi Ke Prosedur Diseminasi Arahan Evakuasi Mencari Apakah Informasi Apakah Informasi Apakah informasi Kejadian Tsunami berakhir Potensi Tsunami berakhir konfirmasi TIDAK TIDAK TIDAK dari BMG dari BMG diterima? dari BMG diterima? kejadian regional (~ 2-10 jam setelah gempa) (~ 1 ½ jam setelah gempa) tsunami diterima? YA YA YA Keluarkan Tsunami berakhir: Keluarkan Potensi Tsunami berakhir: Ulangi Arahan Evakuasi atau Kejadian tsunami berakhir dan Potensi tsunami berakhir! Waspada: Tsunami terjadi! situasi kembali aman! Tidak ada ancaman! Siap untuk menerima informasi Konfirmasi, Potensi Tsunami berakhir atau Tsunami berakhir dari BMG Ke Prosedur Diseminasi Kejadian Tsunami berakhir Ke Prosedur Diseminasi Potensi Tsunami berakhir Ke Prosedur Diseminasi Tsunami terjadi! Konfirmasi / Potensi Tsunami berakhir / Tsunami berakhir b. Kesiapan Teknis dan Kelembagaan Keberadaan pusat peringatan di daerah yang melayani selama 24 jam/ hari sepanjang minggu (24/7) sangat penting untuk mengawali penyebaran peringatan dan arahan secara cepat. Bantul mengembangkan pusat informasi, yang saat ini ditempatkan di Kantor Kesbangpolinmas, dan dikenal sebagai Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops). Untuk layanan peringatan dini tsunami, Pusat ini dirancang dapat menerima peringatan dari Pusat Peringatan Dini Nasional dan informasi dari masyarakat, menganalisa dan mengambil keputusan, serta menyebarkan peringatan dan arahan kepada warga masyarakat dan lembaga terkait di daerah. Kesiapan lain yang dilakukan di Pusdalops adalah termasuk melatih para personil Petugas Jaga, melengkapinya dengan Buku Manual Pengoperasian (prosedur baku) dan peta referensi. Manual dan peta membantu Petugas Jaga dalam proses pengambilan keputusan secara cepat. Peringatan dan arahan dari Pusdalops disampaikan kepada masyarakat di desa Poncosari dan Gadingsari melalui jaringan komunikasi teknologi lokal yang dipasang di 13 tempat ibadah, serta radio UHF dan VHF komunitas SAR, RAPI, ORARI, dll. 2 Istilah yang diadopsi dari Perka BNPB, No. 3/2008, tentang Pedoman Pembentukan BPBD. 3 2 dari 13 pengeras suara berasal dari bantuan proyek, dan 11 lainnya dari bantuan luar proyek. 4

c. Penguatan Kesiapsiagaan Masyarakat Persiapan dan kesiapan masyarakat merupakan bagian terpenting dalam membangun kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bahaya alam, terutama tsunami lokal. Kelompok Kerja di Bantul, bersama dengan Fasilitator Masyarakat, menguatkan kesiapsiagaan warga masyarakat di dua desa percontohan: Gadingsari dan Poncosari. Mereka bersama melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kesadaran terkait bahaya gempabumi dan tsunami, pengembangan rencana penyelamatan diri, pemasangan rambu-rambu petunjuk arah evakuasi, pemasangan alat pengeras suara/sirine untuk penyebaran peringatan di masjid-masjid, dan pelaksanaan latihan Gladi Tsunami. Kegiatannya ditujukan kepada seluruh lapisan warga di pemukiman dusun dan sekolah. Kesepakatan yang dicapai warga antara lain adalah: 1) masyarakat agar menjauhi pantai dan bantaran sungai bila merasakan terjadinya gempabumi, 2) memperhatikan arahan dan/atau bunyi sirine dari Pusdalops, 3) melakukan prosedur penyelamatan diri ke tempat-tempat aman yang sudah disepakati bila disarankan, dan 4) secara proaktif mencari informasi lanjutan dari sumbersumber yang dipercaya (Pusdalops, Pos SAR, radio dan TV). Tsunami lokal menyisakan waktu yang relatif pendek sejak peristiwa alam yang memicu terjadinya tsunami sampai dengan tibanya gelombang tsunami di daratan pantai. 4 5

2 Persiapan Menuju Gladi Tsunami a. Penyusunan Panduan dan Skenario Gladi Tsunami Sebuah buku disusun sebagai panduan pelaksanaan gladi tsunami di Bantul kali ini. Buku panduan ini memuat informasi dasar mengenai kajian risiko secara umum di Bantul, tahapan kesiapan Bantul saat ini untuk melaksanakan gladi tsunami, mekanisme peringatan dini tsunami di Bantul, skenario Gladi Posko dan skenario Gladi Lapang, serta fungsi dan reaksi masing-masing pemangku kepentingan yang terlibat selama pelaksanaan gladi. BMKG Pusat di Jakarta berperan untuk memulai pelaksanaan gladi dengan mengirimkan Info Gempa, konfirmasi kejadian tsunami dan berakhirnya tsunami melalui SMS. Informasi dari BMKG tersebut memicu reaksi Pusdalops, Otoritas Daerah, lembaga terkait dan masyarakat di desa Poncosari dan Gadingsari. 6

b. Sosialisasi kepada Masyarakat Gladi tsunami yang melibatkan ribuan warga Masyarakat di desa Poncosari dan Gadingsari, diawali dengan memberikan penjelasan kepada seluruh warga setempat melalui pertemuan-pertemuan sosialisasi yang dilakukan tanggal 14-17 Desember 2008 di 8 pedukuhan: Babakan, Krajan, Bodowaluh, Karang, Jopaten, Cangkring, Ngentak dan Kuwaru. Desa Poncosari dan Gadingsari dipilih untuk pelaksanaan gladi tsunami dengan alasan tingkat kerawanan yang tinggi. Secara geografis, dua desa ini terletak di pesisir paling barat Kabupaten Bantul, berbatasan dengan sungai Progo dan memiliki topografi daratan yang landai. Keikutsertaan aktif warga dalam latihan bersama ini ditekankan dalam sosialisasi. Setiap warga, tanpa membedakan jenis kelamin dan usia mendapatkan peran untuk dijalankan sesuai dengan rencana skenario penyelamatan diri yang disepakati baik di dusun atau sekolah masing-masing. Pertemuan sosialisasi untuk warga masyarakat ini difasilitasi oleh Kelompok Kerja dan Fasilitator Masyarakat. Mereka berbagi peran, tugas dan wilayah kerja. 7

c. Sosialisasi kepada Lembaga Penjelasaan secara menyeluruh kepada semua lembaga peserta dari Bantul juga dipandang penting. Melalui serangkaian pertemuan sosialisasi, perwakilan-perwakilan lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat di Bantul diinformasikan mengenai rencana pelaksanaan gladi tsunami, keikutsertaan dan peran masing-masing. Setiap lembaga peserta menyampaikan rencananya untuk kemudian dikoordinasikan dalam pelaksanaan gladi. Lembaga pemerintah yang terlibat antara lain adalah Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, Dinas Perhubungan, BMKG Regional Yogyakarta, dan dari unsur nonpemerintah antara lain: PMI, SAR, Rumah Sakit Muhammadiyah, IOF. Keikutsertaan para lembaga tersebut dikoordinasikan oleh Kesbangpolinmas. Sosialisasi kepada lembaga dilaksanakan mulai sejak bulan November 2008. 8

3 Gladi Posko Tsunami Setelah kegiatan persiapan gladi tsunami berakhir, pada tanggal 16 Desember 2008 diselenggarakan kegiatan Gladi Posko Tsunami atau tabletop simulation bertempat di Balai Desa Palbapang. Gladi Posko dimaksudkan sebagai latihan bersama antar lembaga yang terlibat untuk meningkatkan peran koordinasi dan kemampuan komunikasi. Berdasarkan skenario yang ada, latihan ini diarahkan untuk menentukan para personil yang mewakili lembaga-lembaga peserta, alat komunikasi yang digunakan, urutan koordinasi dan bahasa yang digunakan. Gladi Posko dilakukan dua kali. Pertama, seluruh proses dilakukan di satu ruang besar, dan proses kordinasi antar lembaga ditunjukkan dengan menghubungkan benang. Hasil evaluasi bersama kali pertama digunakan untuk memperbaiki peragaan koordinasi. Pada kali kedua, masing-masing lembaga ditempatkan di ruang-ruang terpisah, dan komunikasi dilakukan dengan menggunakan radio VHF (HT). Pelaksanaan dua kali ini dirasakan sangat membantu untuk meningkatkan peragaan komunikasi. Hadir dalam latihan ini antara lain Sekda Kabupaten Bantul, Asisten I Setda Kab. Bantul, Kesbangpolinmas, BMKG Yogyakarta, TNI, Pollri, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Satpol PP, PMI, SAR dan RS Panembahan Senopati dan RSPKU Muhammadiyah. Seluruh proses difasilitasi bersama oleh perwakilan dari Kementrian Ristek dan Kelompok Kerja Kabupaten Bantul. 9

4 Gladi Bersih Tsunami Pada tanggal 20 Desember 2008, seluruh lembaga peserta kembali dipertemukan untuk mengikuti pelaksanaan Gladi Bersih Tsunami atau latihan terakhir. Latihan yang seyogyanya memperagakan secara utuh kegiatan Gladi Lapang Tsunami, kali ini dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mengurangi jumlah keikutsertaan peserta utamanya dari warga masyarakat dan Otoritas Daerah. Gladi Bersih ini juga didasarkan pada skenario yang sama dengan yang digunakan untuk Gladi Lapang. Lokasi pelaksanaannya dipusatkan di satu tempat - Lapangan Sorobayan. Warga desa Poncosari dan Gadingsari memilih Lapangan Sorobayan sebagai tempat aman untuk evakuasi akhir dari ancaman tsunami, dengan alasan ketinggian dan jarak aman dari pantai, selain juga berdekatan dengan Balai Desa Gadingsari dan Rumah Sakit. Masing-masing lembaga peserta memperagakan peran dan fungsi masingmasing dalam berkoordinasi dan memobilisir sumber dayanya. Pelaksanaan dan evaluasi Gladi Bersih Tsunami ini juga difasilitasi oleh perwakilan Kementrian Ristek dan Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul. 10

5 Gladi Lapang Tsunami a. Skenario Gladi Lapang Tsunami di Bantul dilaksanakan pada pagi hari tanggal 24 Desember 2008. Alur skenario latihan ini diawali dengan kehidupan normal warga di Bantul. Pukul 08:30 terjadi gempa bumi yang menurut BMKG berpusat di selatan Bantul dengan magnitud 8.1 SR. Kira-kira 35 menit kemudian diikuti oleh datangnya gelombang tsunami di pantai Bantul, hingga 2 jam kemudian rangkaian gelombang tsunami dinyatakan usai. Selama peristiwa itu, para pemangku kepentingan di Bantul: Pusdalops, Otoritas Daerah, semua lembaga formal dan nonformal yang terlibat serta ribuan warga dari desa Poncosari dan Gadingsari menjalankan fungsi koordinasi dan prosedur baku, dengan bereaksi dan memobilisasi sumber daya sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Pelaksanaan kegiatannya berlokasi di Kantor BMKG Pusat dan Regional DIY, Pusdalops-Kesbangpolinmas, Rumah Dinas Bupati, Kodim 0279, Koramil Sanden & Srandakan, Polres, Polsek Sanden & Srandakan, Kantor Kecamatan Sanden & Srandakan, dusun-dusun di desa Poncosari & Gadingsari, TK Kuwaru & SD Krajan, PMI Cabang Bantul, SAR Linmas, dan kantorkantor lembaga peserta terkait. UJICOBA PERINGATAN DINI: POTENSI TSUNAMI BESAR di Sel. BANTUL-DIY, AKIBAT GEMPA 8.1 SR 24-Des-08,08:30 WIB Lok:9.7LS 109.8BT (180KM SEL.BANTUL), d15km::bmg Sent:08:35:38 24-12-2008 UJICOBA PERINGATAN DINI: TSUNAMI DI STA PASUT SADENG 2.6 meter, jam 08:35, AKIBAT GEMPA MAG 8.1 JAM 8:30 WIB 180KM SELATAN BANTUL:BMG Sent:09:04:45 24-12-2008 UJICOBA PERINGATAN DINI: TSUNAMI YANG MELANDA KAWASAN PANTAI SELATAN YOGYAKARTA TELAH BERAKHIR:: BMG Sent:10:29:21 24-12-2008 11

Berlindung di bawah meja Menerima panggilan radio HT Gempa Bumi 08:30 dari BMKG Regional Yogyakarta menguji radio komunikasi Memeriksa kondisi bangunan, b. Reaksi Pusdalops Pagi hari itu, tiga Petugas Jaga sedang piket di Pusdalops, menjalankan peran sebagai pusat informasi dan peringatan dini tsunami daerah 24/7. Pada pukul 08:30, dirasakan gempa bumi, dan ketiga Petugas Jaga berlindung di bawah meja. Sesaat kemudian mereka memeriksa bangunan, listrik dan peralatan komunikasi. Semua dalam kondisi masih dapat dioperasikan. Selanjutnya, masing-masing dari ketiga Petugas Jaga menjalankan prosedur baku Pusadalops sebagai pusat peringatan: memonitor peringatan dari BMKG Pusat, menyebarkan arahan dan informasi kepada masyarakat luas, serta berkoordinasi dengan Otoritas Daerah dan lembaga terkait. Fungsi ini didukung dengan tersedianya peta Rujukan Sektor Bahaya Tsunami dan buku manual Prosedur Baku, dan peralatan komunikasi di Pusdalops. Heads up Message BMKG Yogya 08:35 Info Gempa BMKG Pusat 08:35 Konfirmasi Tsunami BMKG Pusat listrik dan peralatan komunikasi Info Gempa diterima dari BMKG Pusat via HP Memeriksa Peta Referensi, merujuk pada Manual Pengoperasian Evakuasi Menyebarkan arahan Evakuasi kepada masyarakat luas & membunyikan sirine Melaporkan kepada Bupati Menerima info Konfirmasi Tsunami dari BMKG Pusat via HP Menyebarkan info kepada masyarakat luas Menerima konfirmasi gelombang tsunami terpantau tiba di Sadeng, dari SAR di pantai Menerima info Tsunami Berakhir Tsunami Berakhir BMKG Pusat 10:29 dari BMKG Pusat via HP Menyebarkan info kepada masyarakat luas dan mengarahkan masyarakat untuk pulang ke asal 12

c. Reaksi Otoritas Daerah Bupati bersama dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) sedang berada di Rumah Dinas Bupati, ketika kejadian gempa diinformasikan melalui radio HT pada pukul 08:30. Tidak lama kemudian, para Otoritas Daerah mendengar bahwa Pusdalops menyebarluaskan info gempa dan arahan evakuasi kepada warga masyarakat luas melalui radio. Kira-kira 10 menit sejak gempa, Bupati menerima panggilan radio dari Pusdalops yang melaporkan keputusan pengarahan evakuasi kepada warga oleh Pusdalops. Setelah menerima laporan, Bupati meminta: Sekretaris Daerah untuk mengkoordinasikan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) untuk menjalankan prosedur tetap masing-masing, Komandan Distrik Militer (KODIM) dan Komandan Polisi Resort (POLRES) untuk menjalankan prosedur tetap di jajarannya. Pada menitmenit berikutnya hingga tsunami dinyatakan berakhir, Otoritas Daerah menjaga koordinasi dengan para jajarannya dan Pusdalops. 13

d. Reaksi Lembaga Para personil lembaga pemerintah dan non-pemerintah terkait merasakan kejadian gempa bumi melalui informasi dari radio HT pada pukul 08:30. Beberapa di antaranya menghubungi Pusdalops untuk menanyakan informasi lebih jauh tentang gempa tersebut. Kira-kira 8 menit kemudian, mereka mendengar Info Gempa disampaikan oleh Pusdalops. Tidak lama sesudahnya, lembagalembaga pemerintah menerima panggilan radio dari Sekda yang mengkonfirmasi informasi dari Pusdalops, dan selanjutnya meminta agar masing-masing lembaga melaksanakan prosedur bakunya. Misalnya, TaganaDinsos, Dinas Kesehatan, SAR-Linmas, Tim Reaksi Cepat-Kesbangpolinmas, dll., segera memobilisasi sumberdaya untuk masyarakat. Demikian juga dengan lembaga-lembaga non-pemerintah: PMI, SAR, IOF, mereka menjalankan mandat masing-masing sesuai dengan prosedur bakunya. Pelaksanaan fungsi lembaga dan mobilisasi sumberdaya berjalan hingga pemulangan warga ke asal masing-masing. 14

e. Reaksi Masyarakat Desa Poncosari dan Gadingsari Pagi hari itu kegiatan warga Komunitas SAR Selatan masyarakat berjalan normal: menyebarluaskan lebih lanjut bertani, berladang, sekolah, informasi dan arahan kepada merawat ternak, dll. Pada masyarakat luas. pukul 08:30, dirasakan gempa. Atas arahan dan bunyi sirine Masyarakat terkejut, panik dan ini, masyarakat memutuskan bergegas keluar rumah. Kira-kira 8 menit kemudian, untuk melakukan evakuasi menuju tempat-tempat aman yang sudah terdengar konfirmasi kejadian ditentukan. Tindakan pra-evakuasi gempa, arahan evakuasi dan bunyi sirine yang dipicu dari Pusdalops masyarakat beragam: ada yang lebih dahulu mematikan listrik & Kabupaten Bantul melalui kompor dan membawa barangbarang pengeras suara di masjid-masjid penting, ada yang langsung yang ada di lingkungannya. evakuasi, ada yang menolong Sementara, Radio Komunitas korban akibat dampak gempa. Paworo dan Jaring Komunikasi Arahan untuk kejadian Gempa dan Potensi Tsunami: Perhatian, perhatian, di sini Pusdalops Kabupaten Bantul, menerima informasi dari BMG: gempa berkekuatan 8,1 SR, pusat gempa berada di laut dan berpotensi menimbulkan tsunami. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan segera lakukan evakuasi. Arahan evakuasi: sebelum meninggalkan rumah, matikan kompor, api, listrik dan kunci pintu. Bawa tas siaga atau perlengkapan seperlunya. Lakukan evakuasi dengan berjalan kaki ke TPS dan TPA yang sudah ditentukan. Jangan kembali ke rumah sebelum situasi aman. Dapatkan informasi selanjutnya melalui Radio Komunitas Paworo, Bantul Radio FM dan lewat pengeras suara. Sirine: Nguiiiiinnnggggg... 15

Dari tempat keberadaan masing-masing di dusun dan sekolah, masyarakat bergegas menuju tempattempat aman terdekat di tempat penampungan sementara (TPS) SD Rojoniten dan SD Koripan. Kira-kira pukul 09:00, warga masyarakat dari berbagai penjuru tiba di TPS. Setelah mendapatkan arahan, mereka melanjutkan prosesi evakuasi menuju tempat penampungan akhir (TPA) di Lapangan Sorobayan. Di lokasi ini, masyarakat mendapatkan tempat untuk beristirahat dan pertolongan pertama bagi yang terluka oleh petugas Dinas Kesehatan/ Puskesmas, dan PMI di tenda-tenda darurat atau ambulan. Peran tokoh masyarakat, seperti Kepala Desa, Kepala Dukuh, Fasilitator Dusun/ Desa, penting dalam membantu kelancaran prosesi evakuasi warga. 16 Arahan untuk kejadian Konfirmasi Tsunami: Kami ingatkan, di sini Pusdalops Kabupaten Bantul, masyarakat untuk selalu mewaspadai gelombang susulan. Perhatikan dan waspadai gelombang susulan. Jangan kembali ke rumah sebelum situasi betulbetul aman. Sekali lagi, waspadai gelombang susulan akan datang. Terima kasih.

Arahan untuk Kejadian Berakhirnya Tsunami: Diberitahukan bahwa kejadian tsunami tersebut saat ini telah berakhir, kejadian tsunami tersebut saat ini telah berakhir. Masyarakat disarankan untuk tetap bertahan di zona evakuasi. Ikuti dan perhatikan prosedur keamanan dan ketertiban. Waspada akan bahaya gempa susulan. Laporkan situasi dan keberadaan anda pada posko palayanan bantuan terdekat. Setibanya di TPA Lapangan Sorobayan, warga masyarakat didata untuk mengetahui nama dan asal masing-masing. Selain pertolongan pertama, para warga menerima berakhirnya rangkaian gelombang tsunami, disampaikan kepada warga melalui pengeras suara yang ditempatkan di Lapangan Sorobayan dan siaran Radio Komunitas minuman dan makanan. Sementara, pemutakhiran informasi terkait perkembangan kondisi, seperti konfirmasi kejadian tsunami dari Pusdalops dan pengamatan oleh SAR di pantai, serta Paworo. Menjelang tengah hari, bersamaan dengan berakhirnya latihan bersama Gladi Tsunami, warga masyarakat berangsur-angsur kembali ke dusun asal masing-masing. 17

6 Observasi dan Evaluasi Usai rangkaian prosesi Gladi Tsunami, masing-masing pemangku kepentingan dan para pengamat (observer) Gladi Tsunami Bantul bertemu dan melakukan evaluasi. Kelompok Kerja, Fasilitator Desa dan GTZ IS meninjau ulang seluruh proses mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan Gladi Tsunami. Demikian juga dengan lembagalembaga nasional: Kementrian Ristek, BMKG, BNPB, TNI-AL, POLRI, Deplu, Depdagri, PMI, MPBI, Kogami, juga bertemu mengevaluasi setiap kejadian yang diamati di pos-pos penempatan masing-masing. Hasil observasi ini menjadi bagian pembelajaran untuk perbaikan kinerja pelaksanaan Gladi Tsunami di kemudian hari. 18

7 Rekomendasi Sejalan dengan tujuan pelaksanaan Gladi Tsunami untuk mendapatkan umpan balik dan saran dari berbagai pihak sebagai pembelajaran, seusai pelatihan tersebut Pemerintah dan Masyarakat Bantul sebagai pelaku menerima masukan penting untuk upaya peningkatan mekanisme kesiapsiagaan di kemudian hari. Berikut adalah beberapa catatan penting: Kelancaran proses pelaksanaan Gladi Tsunami secara umum tidak terlepas dari semangat tinggi dan keterlibatan aktif peserta dari seluruh lapisan mulai dari warga masyarakat sampai Otoritas Daerah. Rasa kepemilikan peserta terhadap seluruh proses ini perlu dipertahankan untuk pelaksanaan pelatihan berikutnya. Koordinasi antar pemangku kepentingan, mulai dari Bupati, para pelaku lembaga formal dan non-formal terkait, sampai dengan warga komunitas SAR sangat baik dan jelas. Namun demikian, kemampuan komunikasi dalam situasi kritis dapat lebih ditingkatkan dengan melaksanakan latihan secara berkala. Kinerja baik dari para Petugas Jaga di Pusdalops senantiasa dapat terus dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dan peningkatan referensi-referensi pendukung pengambilan keputusan dan penyebarluasan arahan. Semangat dan keterlibatan masyarakat dari Desa Poncosari dan Gadingsari yang tinggi sangat dihargai. Partisipasi masyarakat seperti ini perlu dijaga dan dicontoh oleh warga masyarakat lainnya. Pada umumnya teknologi komunikasi yang digunakan berjalan dengan baik. Namun, sebagian dari peralatan diseminasi peringatan yang berada di dusun-dusun kurang berfungsi optimal (volume suara kecil, atau bahkan tidak berbunyi). Karenanya, pemeliharaan dan pengujian terhadap semua peralatan komunikasi untuk memastikan berjalannya fungsi mekanisme peringatan perlu menjadi praktik rutin. Gladi Tsunami ini merupakan kesempatan penting bagi berbagai lembaga di daerah dan masyarakat umum untuk bersama-sama melatih kesigapan personil dalam mempraktikkan prosedur tetap masing-masing. Pelatihan serupa yang bertujuan untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan melibatkan warga dari wilayah desa lain di Kabupaten Bantul. 19

8 Penutup Patut disyukuri bahwa seluruh proses pelatihan dalam Gladi Tsunami ini berjalan dengan lancar. Keberhasilan ini merupakan kerja sama yang sangat baik dan sumbangsih dari seluruh peserta Gladi Tsunami. Sumbangsih yang diberikan antara lain berupa waktu, pikiran dan gagasan, sumberdaya dan materi, kesabaran, dsb. Untuk itu, pelaksana Gladi Tsunami Kabupaten Bantul mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, terutama kepada: 20 Bupati Kabupaten Bantul Wakil Bupati Bantul Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Asisten I, II, III Setda Kabupaten Bantul Komandan Kodim 0279 Bantul Kapolres Bantul Koramil Kecamatan Srandakan Koramil Kecamatan Sanden Kapolsek Kecamatan Srandakan Kapolsek Kecamatan Sanden Kantor Kesbangpolinmas Dinas Kesehatan Dinas Sosial Dinas Perhubungan Satpol PP Kab. Bantul RSU Panembahan Senopati Bantul RS PKU Muhamadiyah Bantul BMKG Regional Yogyakarta PMI Cabang Bantul SAR Linmas Bantul Radio Bantul FM Radio Komunitas Paworo Camat Srandakan Camat Sanden Kepala Desa Poncosari Kepala Desa Gadingsari Para Kepala Dusun/Dukuh di Desa Poncosari dan Gadingsari Seluruh Warga Masyarakat di Desa Poncosari dan Gadingsari Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu Besar harapan kami sebagai pelaksana bahwa Gladi Tsunami di Kabupaten Bantul tersebut kiranya dapat memberikan pembelajaran yang bernilai dan kesempatan berlatih secara bersama bagi seluruh peserta. Akhirnya, dengan berakhirnya pelatihan Gladi Tsunami tersebut, diharapkan semoga masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bantul dapat selangkah meningkatkan mekanisme kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bahaya tsunami.