EFEKTIVITAS BERKUMUR DENGAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK

dokumen-dokumen yang mirip
UJI EFEKTIVITAS BERKUMUR MENGGUNAKAN AIR SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

ABSTRAK PENGARUH TEH HIJAU (Camellia sinensis) TERHADAP PENGHAMBATAN PEMBENTUKAN PLAK GIGI

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menilai kesehatan rongga mulut secara umum. Kebiasaan yang sering

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

ABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak

ABSTRAK. Kata kunci:berkumur, infusa jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle), plak gigi

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH POSTPRANDIAL PADA PRIA DEWASA SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

ABSTRAK. Kata kunci: plak gigi, seduhan kelopak bunga rosella, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

Pengaruh berkumur larutan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak pada gigi anak usia 8-10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam rongga mulut. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (2006) menunjukan

DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol I. No 2. September 2016

PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN TEH HIJAU TERHADAP INDEKS PLAK PADA MURID KELAS VI SDN 62 BANDA ACEH TAHUN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA WANITA DEWASA

Efek Teh Hijau pada ph Medium

PERBEDAAN EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional (>25,9%) dan sebanyak

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF

PERBEDAAN INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGUNYAHAN BUAH APEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

BAB 1 PENDAHULUAN. nyeri mulut dan nyeri wajah, trauma dan infeksi mulut, penyakit periodontal,

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIKAT GIGI ELEKTRIK DAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

ABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP INDEKS PLAK GIGI PADA SISWA SD INPRES LAPANGAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

1. Teh Hijau (Green Tea)

PERBEDAAN ph SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH BERKUMUR DENGAN LARUTAN TEH PUTIH DAN TEH HIJAU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Denpasar

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

I. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 90% dari populasi dunia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMAKAIAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

ABSTRAK. Kata kunci : Plak gigi; susu murni; indeks plak; O Leary

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian klinis laboratoris dengan

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ABSTRAK PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomis, fisiologis maupun fungsional, bahkan tidak jarang pula menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

PERBANDINGAN PH SALIVA DAN DERAJAT KARIES GIGI ANTARA SISWA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI SMK WARGA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

Transkripsi:

EFEKTIVITAS BERKUMUR DENGAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK 1 Shinta Sartika L, 2 Shirley E. S. Kawengian, 3 Ni Wayan Mariati 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Bagian Gizi Fakultas Kedokteran 3 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: sintalongkutoy@gmail.com Abstract: Tea is a kind of beverage which is consumed by many people. Tea has a wide range of beneficial properties to our health. Green tea catechins has an active component that can reduce the formation of Streptococcus mutans as a component of the formation of dental plaque. This study aimed to determine the effectiveness of rinsing with water steeping green tea in reducing plaque accumulation. This was an experimental study using pretest and posttest design. This study was conducted in Dental Study Program Sam Ratulangi University. There were a total of 50 samples. The results showed that the average value of the initial index plaque of the samples was 4.829; of day 1 was 4.140; of day 2 was 3.674; of day 3 was 3.200; of day 4 was 2.524; of day 5 was 1.895; of day 6 was 1.477; and of day 7 was 1.078. The Wilcoxon test showed a p value <0.05, which meant that there was a significant difference between plaque index before rinsing water steeping with green tea and plaque index after the rinse water steeping green tea. Conclusion: Rinsing with green tea was effective in decreasing dental plaque index. Keywords: green tea, dental plaque index Abstrak: Teh merupakan minuman yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Teh memiliki berbagai macam khasiat bagi kesehatan. Teh hijau memiliki komponen aktif yaitu katekin yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans sebagai salah satu komponen pembentukan plak gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas berkumur dengan air seduhan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak. Metode penelitian yang digunakan ialah rancangan eksperimental dengan pretest dan posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks awal plak pada sampel mempunyai nilai rerata 4,829; hari 1 sebesar 4,140; hari 2 sebesar 3,674; hari 3 sebesar 3,200; hari 4 sebesar 2,524; hari 5 sebesar 1,895; hari 6 sebesar 1,477; dan hari 7 sebesar 1,078. Hasil uji analisis statistik Wilcoxon menunjukkan p<0,05, yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara indeks plak sebelum dan setelah berkumur air seduhan teh hijau. Simpulan: Berkumur air seduhan teh hijau efektif terhadap penurunan indeks plak gigi. Kata kunci: teh hijau, indeks plak gigi Kesehatan gigi dan mulut mayarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat. 426

Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan di masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit periodontal, sumber dari kedua penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadi penumpukan plak. Menurut data Departemen Kesehatan RI dari hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia yang mengalami karies sebanyak 25,9%. 1 Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya dan didukung oleh gusi yang berwarna merah muda. Dalam kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat tidak tercium bau yang tidak sedap. Kondisi ini dapat tercapai dengan perawatan gigi yang tepat. Keadaan oral hygine yang buruk seperti adanya plak, kalkulus dan stain, banyak karies gigi, keadaan tidak bergigi atau ompong dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2 Kebersihan gigi dan mulut sebagai bagian dari kesehatan gigi ikut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Makanan yang baik bagi kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan adalah yang banyak mengandung serat seperti buah-buahan dan sayuran. Selain baik untuk pencernaan, makanan yang berserat secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi sehingga tidak terjadi penimbunn plak. Plak juga dianggap sebagai salah satu faktor penyebab lokal dalam berbagai penyakit gigi dan jaringan pendukungnya. Di masyarakat Indonesia, teh merupakan minuman yang sangat terkenal dan hampir dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Teh juga merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia. 3 Teh adalah minuman yang memiliki berbagai macam khasiat, salah satu diantaranya yaitu sebagai zat anti oksidan, yakni zat yang sering disebut sebagai salah satu penangkal 428 penyakit kanker. 4 Minuman dari pucuk daun teh (Camellia sinensis) ini dapat memperkuat gigi, melawan bakteri dalam mulut, dan mencegah terbentuknya plak gigi. Teh memiliki kandungan kaya sumber polifenol (katekin) yang merupakan bagian dari flafonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. 5 Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis), yaitu dibuat dengan cara menginaktifkan enzim felonase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara pemanasan sehingga oksidasi terhadap katekin (zat antioksidan) dapat dicegah. Katekin yang terkandung didalam teh hijau (terutama epi-katekin, epi-katekin galat, epigallo-katekin galat dan gallo-katekin), dipercaya mampu mengurangi pembentukan plak gigi dengan dua mekanisme, yaitu: membunuh bakteri penyebab seperti Streptococcus mutans, dan menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri. 5,6 Satu cangkir teh hijau sehari sudah cukup untuk menanggulangi gigi keropos, bahkan meskipun hanya berkumur saja dengan teh hijau setelah makan merupakan cara yang efektif untuk mencegah gigi keropos. 7 Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas berkumur dengan air seduhan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak, sehingga dapat menurunkan angka kejadian karies dan penyakit periodontal. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pretest-posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado pada bulan Juni sampai Juli 2015. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampling yaitu suatu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara acak dalam pelaksanaan penelitian yang berjumlah 50 sampel dan sesuai kriteria inklusi. Variabel penelitian ini yaitu air seduhan teh hijau dan plak. Analisis data

disajikan dalam bentuk tabel. HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50. Hasil penelitian mengenai efektivitas berkumur dengan air seduhan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak didistribusikan berdasarkan jenis kelamin, indeks plak sebelum dan setelah berkumur air seduhan teh hijau, dan hasil analisis perbandingan rerata indeks plak sampel sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berkumur dengan air seduhan teh hijau. Tabel 1. Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin Jenis Kelamin n % Laki-Laki 17 34 Perempuan 33 46 Total 50 100 Tabel 2. Indeks plak sebelum dan setelah berkumur air seduhan teh hijau Skor plak Indeks hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 awal n % n % n % n % n % n % n % n % Sangat baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 18 26 52 Sedang 0 0 0 0 0 0 0 0 11 22 38 76 37 74 22 44 Buruk 50 100 50 100 50 100 50 100 39 78 12 24 4 8 2 4 Rata-rata 4,829 4,140 3,674 3,200 2,524 1,895 1,477 1,078 Total 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 Tabel 3. Hasil analisis perbandingan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur air seduhan teh hijau n Rerata± SD p Indeks Awal 50 4,829±0,563 0,000 Hari 1 50 4,140±0,578 0,000 Hari 2 50 3,674±0,500 0,000 Hari 3 50 3,200±0,608 0,000 Hari 4 50 2,524±0,695 0,000 Hari 5 50 1,895±0,578 0,000 Hari 6 50 1,477±0,532 0,000 Hari 7 50 1,078±0,513 0,000 BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas air seduhan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak. Subyek penelitian pada penelitian ini sebanyak 50 sampel. Perbandingan jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki dengan sampel yang berjenis kelamin 429 perempuan yaitu sebanyak 16 sampel, yang terdiri dari dari 33 sampel berjenis kelamin perempuan dan 17 sampel berjenis kelamin laki-laki. Penelitian ini dilakukan selama 8 hari secara berturut-turut. Pada pemeriksaan hari pertama peneliti mengukur indeks plak awal sampel. Setelah melakukan pengukuran awal, peneliti memberikan instruksi tata cara berkumur air seduhan teh hijau yang telah disediakan oleh peneliti selama 7 hari berturut-turut, dimana dalam sehari dilakukan 3 kali berkumur yaitu pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari. Dari hasil penelitian yang telah didapat, maka diketahui pada pemeriksaan pertama diperoleh indeks plak gigi sebelum diberikan perlakuan menunjukkan indeks plak sampel dengan kategori buruk dimiliki oleh seluruh sampel dengan jumlah persentase 100% (50 sampel). Tidak ada satupun sampel yang memiliki indeks plak

dengan kategori sangat baik, baik bahkan sedang. Hal ini dikarenakan karena masih kurangnya kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pada pemeriksaan kedua sampai dengan pemeriksaan keempat setelah diberikan perlakuan berkumur air seduhan teh hijau menunjukkan indeks plak sampel dengan kategori buruk masih dimiliki oleh seluruh sampel dengan jumlah persentase 100% (50 sampel). Walaupun dalam pemeriksaan indeks plak yang kedua sampai dengan indeks plak keempat seluruh sampel masih memiliki kategori nilai indeks plak buruk, tetapi terdapat penurunan rata-rata nilai indeks plak sebelum dan setelah perlakuan diberikan. Pada pemeriksaan kelima sampai dengan pemeriksaan kedelapan menunjukkan sudah terdapatnya sampel yang memiliki kategori nilai indeks plak baik, sedang, dan buruk. Tetapi terjadi penurunan jumlah sampel yang memiliki kategori buruk pada pemeriksaan kelima sampai pemeriksaan kedelapan setiap harinya, dan terdapat penurunan rata-rata nilai indeks plak sebelum dan setelah perlakuan diberikan setiap harinya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa efektifnya air seduhan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak pada sampel yang diberikan perlakuan berkumur. Hasil penelitian terhadap 50 sampel penelitian di Program Studi Pendidikan Dokter gigi Universitas Sam Ratulangi Manado menunjukkan bahwa terdapat efektivitas dengan berkumur air seduhan teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkumur dengan air seduhan teh hijau efektif dalam menurunkan akumulasi plak. Hal ini disebabkan karena kandungan pada teh hijau yaitu katekin yang memiliki kemampuan untuk mengurangi dan membunuh pembentukan Streptococcus mutans sebagai salah satu komponen pembentukan plak gigi. Katekin banyak terdapat pada teh hijau karena teh nya 430 diproses tanpa oksidasi enzimatis. Katekin akan berubah menjadi theaflavin dan thearubigin pada saat proses reaksi oksidasi enzimatis. Oleh karena itu diyakini bahwa teh hijau lebih berkhasiat bagi kesehatan karena dalam proses pembuatannya tidak mengalami fermentasi, dibandingkan dengan teh hitam yaitu teh yang diproses dengan reaksi oksidasi enzimatis secara penuh, dimana teh hijau dapat membantu meningkatkan kesehatan jaringan pendukung gigi dan mencegah terbentuknya plak. 8-10 Teh juga dikenal sebagai sumber fluoride yang sangat baik, yaitu mineral yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. 7 Berkumur merupakan upaya melepaskan sisa-sisa makanan yang menempel diselasela gigi. Menggosok gigi dan berkumur bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi serta jaringan di sekitarnya. 11 Berkumur setelah makan sangat dianjurkan tetapi tidak harus selalu dengan obat kumur. Obat kumur bila digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti, timbulnya ulserasi di mukosa mulut dan perubahan warna gigi. 12 Dalam hal ini berkumur dengan air seduhan teh hijau dapat dipertimbangkan sebagai obat kumur yang aman serta dapat menurunkan akumulasi plak. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berkumur air seduhan teh hijau efektif terhadap penurunan indeks plak gigi. SARAN Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh peneliti agar kiranya perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai kandungan katekin pada ekstrak teh hijau dalam menurunkan akumulasi plak dan penggunaanya dalam jangka waktu yang lama, serta efek lain terhadap kesehatan gigi dan mulut.

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan pada dr. Damajanti H.C. Pangemanan, M.Kes, AIFM, AIFO, drg. Christy Mintjelungan MKes, serta seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah menumbuhkan idea atau gagasan dalam pemikiran penulis. DAFTAR PUSTAKA 1. Soendoro T. Laporan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) nasional 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. 2. Prayitno A. Kelainan Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi yang Sering Ditemui. CDK. 2008;35(7):411-4. 3. Arif MS. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kaninus, 2003; p. 9. 4. Naland H. Kombucha Teh Dengan Seribu Khasiat. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2008; p.2. 5. Amalia N. Perbandingan Efektivitas Berkumur Larutan Teh Putih (Camellia Sinensis I.) seduh konsentrasi 100. Dentino. 2014. II(1):30. 6. Muin AI, dan Munandar S. pengaruh Pemberian Teh Hijau (Camellia sinensis) terhadap Pembentukan Plak Gigi [Karya Ilmiah]. Media Medika Muda. Semarang: Universitas Diponegoro; 2006. Diunduh: http://eprints.undip.ac.id/1489/1/artik el_01.htm 7. Rosma M, Aritonang JN. Pengaruh Berkumur Dengan Larutan Teh Hijau Terhadap ph Saliva Pada Siswa- Siswi SD Negeri 024761 Kecamatan Binjai Utara Tahun 2014. PANNMED. 2014;9(4):153. 8. Simaremare RT, Hasny, Lusiani Y. Efektivitas kumur dengan seduhan teh hijau dan larutan Listerine terhadap OHI-S pada siswa/i kelas VIII BSMP swasta cerdas bangsa. PANNMED. 2014;9(1):33. 9. Widyaningrum M. Epigallocatechin-3- gallate (EGCG) pada daun teh hijau sebagai anti jerawat. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 2013;17(3):96. 10. Damayanthi E, Kusharto MC, Suprihatini R. Media gizi dan keluarga. Studi kandungan katekin dan turunannya sebagai antioksidan alami serta karakteristik organoleptik produk teh murbei dan teh camelliamurbei. Media Gizi & Keluarga. 2008;32(1):95-103. 11. Ramadhan SE. Hubungan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur dengan terjadinya karies gigi pada siswasiswi SMP swasta Darussalam Medan Tahun 2014. PANNMED. 2014;9(2): 107. 12. Anggayanti AN, Adiatmika IPG, Adiputra N. Berkumur dengan teh hitam lebih efektif daripada Chlorhexidine gluconate 0,2% untuk menurunkan akumulasi plak gigi. Jurnal PDGI. 2013;62(2):36. 431