PERBANDINGAN DAYA SERAP TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN PMA DAN PMDN DI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II)

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

BERITA RESMI STATISTIK

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Data. dinamis TRIWULAN I BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis


GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

TESIS ANALISIS LOCATION QUOTIENT DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Kata Kunci : Analisis Lokasi, Analisis Kontribusi, Tipologi Klassen, koridor Jawa Timur

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

I. PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian di suatu wilayah dapat diketahui dari perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

Transkripsi:

EKUITAS ISSN 1411 0393 Akreditasi No.395/DIKTI/Kep/2000 PERBANDINGAN DAYA SERAP TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN PMA DAN PMDN DI JAWA TIMUR Budiyanto *) ABSTRAK Kesempatan dan kemudahan kemudahan bagi penanam modal, baik modal domestik maupun modal asing antara lain bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja. Sehubungan dengan tujuan untuk memperluas kesempatan kerja, sampai saat ini masih adanya anggapan bahwa penanaman modal asing secara garis besar akan lebih bersifat padat modal, sedangkan penanaman modal dalam negeri secara garis besar akan lebih bersifat padat karya. Dengan demikian dari sudut pandangan tersebut dapatlah diduga bahwa ada perbedaan daya serap tenaga kerja antara penanaman modal dalam rangka kemudahan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan penanaman modal dalam rangka kemudahan Penanam an Modal Dalam Negeri (PMDN). Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah dalam kenyataannya perbedaan tersebut ada. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Didalam Garis Garis Besar Haluan Negara telah dinyatakan bahwa Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa pembangunan nasional tidak hanya bermaksud untuk membangun segala sesuatu yang bersifat lahiriah tetapi juga yang bersifat batiniah, bahkan hendak dicapai keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya. Secara singkat tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya suatu hal yang tidak mudah lebih lebih seperti dalam situasi ekonomi sekarang ini, untuk mencapainya haruslah dikerahkan segala apa yang ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia, baik yang berupa sumber daya alam, teknologi, sumber daya modal dan terlebih sumber daya manusia. *) Drs. Budiyanto, MS adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya 410 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

Sebagai bagian dari pemanfaatan sumber daya modal untuk ikut berperan serta dalam proses pembangunan yang berkesinambungan, sejak dikeluarkannya Undang Undang No. 1 tahun 1967 dan Undang Undang No. 6 tahun 1968 hingga sekarang, terlebih lagi dalam rangka otonomi daerah, pemerintah telah memberikan kesempatan dan kemudahan kemudahan bagi penanam modal, baik modal domestik maupun modal asing yang bertujuan antara lain untuk memperluas kesempatan kerja. Sehubungan dengan tujuan untuk memperluas kesempatan kerja seperti diatas, dari sudut pandangan orang awam dapatlah diduga bahwa ada perbedaan daya serap tenaga kerja antara penanaman modal dalam rangka kemudahan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan penanaman modal dalam rangka kemudahan Penanaman Modal Asing (PMA). Dugaan tersebut muncul, mungkin karena masih adanya anggapan bahwa penanaman modal asing secara garis besar akan lebih bersifat padat modal, sedangkan penanaman modal dalam negeri secara garis besar akan bersifat padat karya. Apakah dalam kenyataannya perbedaan tersebut ada? Pertanyaan inilah yang melatar belakangi penelitian ini dilakukan. Tujuan dan Hipotesis Penelitian Penelitian ini dikembangkan dari penelitian Wibisono Hardjopranoto (1985) dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar daya serap tenaga kerja di Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut. Lebih khusus lagi, ingin diketahui apakah ada perbedaan daya serap tenaga kerja untuk penanaman modal dalam bentuk PMDN dengan penanaman modal dalam bentuk PMA dari perusahaan perusahaan yang tercatat di Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur tahun 2000. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan sebagai pertimbangan untuk meninjau kembali kebijakan kebijakan yang telah ditetapkan dalam rangka pemberian kemudahan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) khususnya dalam lingkup wilayah Jawa Timur. Manfaat lain penelitian ini adalah untuk memperluas bahan pendidikan manajemen investasi khususnya tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang dilaksanakan di Jawa Timur. Sementara itu, telah dijelaskan bahwa dari sudut pandangan orang awam dapatlah diduga bahwa ada perbedaan daya serap tenaga kerja antara penanaman modal dalam rangka kemudahan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan penanaman modal dalam rangka kemudahan Penanaman Modal Asing (PMA). Dugaan tersebut muncul, mungkin karena masih adanya anggapan bahwa penanaman modal asing secara garis besar akan lebih bersifat padat modal, sedangkan penanaman modal dalam negeri secara garis besar Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 411

akan bersifat padat karya. Atas dasar itu maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini pertama, ada perbedaan rata rata daya serap tenaga kerja perusahaan perusahaan PMDN dengan perusahaan perusahaan PMA. Kedua, ada perbedaan dari dua variance rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan PMDN dengan rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan PMA. 2. METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasionalnya. Menurut Moch. Nazir (1985 : 149 152) yang dimaksud dengan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam macam nilai. Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi suatu arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : (1) Jumlah Investasi Jumlah investasi masing masing perusahaan secara individual pada tahun 2000. Jumlah investasi perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dihitung dalam suatu mata uang Dollar Amerika (US $) ; sedangkan untuk perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dihitung dalam nilai uang Rupiah (Rp). Setelah diadakan perhitungan terhadap rata rata rasio modal tenaga kerja dan standard deviasinya, untuk keperluan perbandingan nilai nilai dollar tersebut dikonversi kedalam nilai rupiah dengan menggunakan kurs tertentu. (2) Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja (Indonesia dan Asing) yang diperlukan bagi masing masing perusahaan secara individual pada tahun 2000. (3) Rasio Modal per Tenaga Kerja Rasio Modal Tenaga Kerja dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rasio Modal per Tenaga Kerja (Capital labor ratio) = jumlah investasi jumlah tenaga kerja 412 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

Hasil perhitungan ini akan berbentuk nilai uang yang akan berbentuk dollar Amerika untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan rupiah untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Prosedur Pengumpulan Data Data diperoleh dengan cara menghubungi langsung Badan Penanaman Modal (BPM) Tingkat I Jawa Timur untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dengan demikian data yang diperoleh merupakan data sekunder yang telah tersusun secara baik. Disamping itu juga dilakukan wawancara dengan bagian data guna menyempurnakan data sekunder tersebut. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah proyek yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan proyek yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2000, yang masing masing berjumlah 23 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 43 proyek Penanaman Modal Asing (PMA). Kemudian dengan cara random sampling dari 23 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) akan diambil sampel sebanyak 19 proyek dan dari 43 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) akan diambil sampel sebanyak 36 proyek (Sugiyono, 1997 : 62). Teknik Analisis Dalam penelitian ini akan diuji apakah ada perbedaan antara rata rata data serap tenaga kerja (yang diukur dengan besarnya rasio modal tenaga kerja) perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Dari hasil perhitungan rasio modal tenaga kerja tersebut, kemudian dihitung rata rata berikut standard deviasinya. Untuk mengadakan pengujian hipotesis dari kedua rata rata dihitung selisih rata rata diantara keduanya, dengan rumus : Selisih rata rata = X 1 X 2 Rata rata dari sampling distribution selisih rata rata sampel dapat dirumuskan : µ x 1 - x 2 = µ 1 - µ 2 dan mempunyai standard error selisih antara kedua rata rata : σ 1 2 σ 1 2 σ x 1 - x 2 = n 1 + n 2 Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 413

Jika standard deviasi populasi tidak diketahui, kesalahan standard rata rata dapat digunakan pendekatan standard deviasi sampel, dengan rumus : 2 S 1 2 S 1 σ x 1 - x 2 = n 1 + n 2 dari pendekatan ini, dapat dirumuskan hipotesis statistiknya sebagai berikut : H 0 : µ 1 = µ 2, artinya tidak ada perbedaan antara rata rata daya serap tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). H 1 : µ 1 µ 2, artinya ada perbedaan antara rata rata daya serap tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Teknik pengujian hipotesis diatas dilakukan dengan pertama tama menetapkan besarnya tingkat keyakinan (the confidence level) lebih dahulu, k emudian tingkat keyakinan tersebut dihubungkan dengan nilai Z untuk mendapatkan nilai penyimpangan yang dapat digunakan untuk menentukan batas batas yang membagi daerah penerimaan dengan daerah penolakan. Dengan demikian dapatlah ditentukan apakah obyek yang diestimasikan berada didalam atau diluar daerah penerimaan hipotesis, bila obyek yang diestimasikan berada didalam daerah penerimaan, hipotesis dapat diterima, sedangkan bila obyek yang diestimasikan berada diluar daerah penerimaan, hipotesis harus ditolak. Teknik pengujian hipotesis yang kedua, memusatkan perhatiannya bukan pada rata rata tetapi pada variance. Berdasarkan teknik kedua ini, perumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : H 0 : σ 1 2 = σ 2 2 H 1 : σ 1 2 σ 2 2 Untuk melakukan pengujian hipotesis berdasarkan teknik ini, bila σ 2 1 tidak diketahui dapat diestimasi dengan S 12 ; sedangkan σ 2 2 dapat diestimasi dengan S 22. Bila hipotesis alternatif yang diterima, diharapkan S 12 akan lebih kecil dari pada S 22. Untuk menjawab ini harus diketahui bagaimana distribusi dari S 12 / S 22, dengan asumsi bahwa kedua populasi merupakan distribusi normal, maka rasio F akan sama besar S 22 / S 12, mempunyai distribusi F dengan n 2 1 degree of fredom pada pembilang dan n 1 1 degree of fredom pada penyebutnya (Haryono Subiyakto, 1995 : 123) 414 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

3. PEMBAHASAN DAN ANALISIS Gambaran Penanaman Modal Asing (PMA) di Jawa Timur Sejak saat diundangkannya Undang Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), di Jawa Timur sampai dengan tahun 2000 telah terinvestasi dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 683 proyek dengan jumlah investasi sebesar US $ 31,028,761,000.00 sedangkan sampai dengan tahun 1999 jumlah proyek Penanaman Modal Asing (PMA) dalam unitnya sudah mencapai 640 proyek dengan jumlah investasi sebesar US $ 30,750,945,000.00 ; dengan demikian berarti pada tahun 2000 terdapat pendirian proyek baru dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) seban yak 43 proyek dengan nilai investasi sebesar US $ 277,816,000.00. Ditinjau dari lokasi, investasi terbesar berada di daerah Probolinggo dengan jumlah 15 proyek dari investasi sebesar US $ 8,173,381,000.00. Tabel 1 PROYEK PMA YANG DISETUJUI 1967 S/D DESEMBER 2000 MENURUT LOKASI (dalam ribuan US$) NO. LOKASI S/D TAHUN 1999 SELAMA TAHUN 2000 S/D DESEMBER 2000 PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI 1 Surabaya 213 2,710,500 18 18,590 231 2,729,090 2 Gresik 83 4,048,650 9 35,828 92 4,084,478 3 Sidoarjo 85 940,728 9 155,376 94 1,096,104 4 Mojokerto 73 711,723 2 18178 75 729,901 5 Jombang 4 120,051 0 0 4 120,051 6 Malang 27 133,178 2 4510 29 137,688 7 Pasuruan 88 1,878,375 1 44,438 89 1,922,813 8 Probolinggo 14 8,173,381 0 0 14 8,173,381 9 Lumajang 1 400 0 0 1 400 10 Bojonegoro 0 0 0 0 0 0 11 Lamongan 0 0 0 0 0 0 12 Tuban 13 4,108,695 0 0 13 4,108,695 13 Bondowoso 0 0 1 676 1 676 14 Jember 4 1,006 0 0 4 1,006 15 Banyuwangi 7 17,904 0 0 7 17,904 16 Situbondo 3 7,696,290 0 0 3 7,696,290 17 Kediri 5 33,683 0 20 5 33,703 18 Tulungagung 0 0 0 0 0 0 19 Blitar 0 0 1 200 1 200 20 Nganjuk 0 0 0 0 0 0 21 Trenggalek 0 0 0 0 0 0 Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 415

22 Madiun 40 26,750 0 0 4 26,750 23 Ngawi 0 0 0 0 0 0 24 Magetan 0 0 0 0 0 0 25 Ponorogo 0 0 0 0 0 0 26 Pacitan 0 0 0 0 0 0 27 Pamekasan 0 0 0 0 0 0 28 Bangkalan 1 1,900 0 0 1 1,900 29 Sampang 0 0 0 0 0 0 30 Sumenep 3 48,603 0 0 3 48,603 31 B. Daerah 12 99,128 0 0 12 99,128 Jumlah 640 30,750,945 43 277,816 683 31,028,761 Sumber : BPM Jawa Timur Ditinjau dari bidang kegiatan usaha, investasi terbesar di bidang Industri Kimia dengan proyek sejumlah 111 dan investasi sebesar US $ 18,683,653,000.00. Tabel 2 PROYEK PMA YANG DISETUJUI 1967 S/D DESEMBER 2000 MENURUT BIDANG USAHA (dalam ribuan US$) NO. BIDANG USAHA S/D TAHUN 1999 SELAMA TAHUN 2000 S/D DESEMBER 2000 PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI 1 Tanaman Pangan 5 60,379 0 0 5 60,379 2 Perkebunan 4 3,410 0 0 4 3,410 3 Peternakan 1 37,202 0 0 1 37,202 4 Kehutanan 0 0 0 0 0 0 5 Perikanan 1 4,774 0 0 1 4,774 6 Pertambangan 0 0 0 0 0 0 7 Ind. Makanan 78 1,931,433 5 57,524 83 1,988,957 8 Ind. Tekstil 53 772,316 7 131,741 60 904,057 9 Ind. Kayu 56 159,552 8 24,046 64 183,598 10 Ind. Kertas 10 55,847 0 0 10 55,847 11 Ind. Pharmasi 7 51,452 0 9,731 7 61,183 12 Ind. Kimia 107 18,669,557 4 14,096 111 18,683,653 13 Ind. M.Non Logam 23 218,861 1 5,520 24 224,381 14 Ind. Logam Dasar 34 375,612 0 5,500 34 381,112 15 Ind. Barang Logam 112 1,986,246 6 12,720 118 1,998,966 16 Ind. Lainnya 10 46,368 0 0 11 46,368 17 Listrik dan Air 5 4,996,000 0 0 5 4,996,000 18 Bangunan 8 24,313 0 0 8 24,313 19 Perdagangan 38 24,382 9 13,245 47 37,627 20 Hotel & 416 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

Restoran 14 263,160 1 3149 15 266,309 21 Pengangkutan 10 263,762 0 0 10 263,762 22 Perumahan 9 280,912 0 0 9 280,912 23 Perkantoran 5 214,392 0 0 5 214,392 24 Jasa Lainnya 49 311,015 2 544 51 311,559 Jumlah 640 30,750,945 43 277,816 683 31,028,761 Sumber : BPM Jawa Timur Ditinjau dari Negara Asal Modal, investasi terbesar berasal dari Inggris dengan jumlah 30 proyek dan investasi sebesar US $ 7,879,780,000.00. Tabel 3 PROYEK PMA YANG DISETUJUI 1967 S/D DESEMBER 2000 MENURUT NEGARA ASAL RANKING MENURUT NILAI INVESTASI NO. NEGARA ASAL JUMLAH PROYEK INVESTASI (Ribu US$) TENAGA KERJA INDONESIA ASING 1 Inggris 30 7,879,780 12,352 314 2 Hongkong 51 5,087,330 21,305 534 3 Australia 26 1,918,605 10,861 272 4 Jepang 107 1,751,213 44,700 1,121 5 Singapura 64 1,278,822 26,736 670 6 Amerika Serikat 41 1,039,906 17,128 429 7 Korea Selatan 56 1,024,626 23,394 586 8 Belanda 34 653,209 14,203 356 9 Taiwan 147 619,033 61,410 1,540 10 Malaysia 11 247,885 4,585 115 11 Switserland 8 220,372 3,342 93 12 Brasilia 1 62,775 417 20 13 Jerman 14 58,573 5,646 146 14 India 5 56,902 2,088 62 15 Belgia 2 46,390 535 25 16 Denmark 3 29,554 253 40 17 Perancis 5 21,754 288 42 18 Italia 7 17,440 3,342 73 19 Selandia Baru 1 10,947 421 14 20 Srilanka 3 10,375 253 30 21 Republik Rakyat Cina 17 33,869 6,266 157 Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 417

22 Kanada 1 6,000 415 15 23 Turki 1 6,000 416 15 24 Philipina 3 3,994 1,253 23 25 Panama 2 3,848 835 20 26 Thailand 1 3,000 419 12 27 Luxemburg 1 1,200 413 13 28 Beberapa Negara 41 8,935,359 24,564 485 Jumlah 683 31,028,761 287,840 7,222 Sumber : BPM Jawa Timur Tabel 4 PROYEK PMA YANG DISETUJUI 1967 S/D DESEMBER 2000 MENURUT NEGARA ASAL RANKING MENURUT JUMLAH PROYEK NO. NEGARA ASAL JUMLAH PROYEK INVESTASI (Ribu US$) TENAGA KERJA INDONESIA ASING 1 Taiwan 147 619,033 61,410 1,540 2 Jepang 107 1,751,213 44,700 1,121 3 Singapura 64 1,278,822 26,736 670 4 Korea Selatan 56 1,024,626 23,394 586 5 Hongkong 51 5,087,330 21,305 534 6 Amerika Serikat 41 1,039,906 17,128 429 7 Belanda 34 653,209 14,203 356 8 Inggris 30 7,879,780 12,352 314 9 Australia 26 1,918,605 10,861 272 10 Republik Rakyat Cina 17 33,869 6,266 157 11 Jerman 14 58,573 5,646 146 12 Malaysia 11 247,885 4,585 115 13 Switserland 8 220,372 3,342 93 14 Italia 7 17,440 3,342 73 15 India 5 56,902 2,088 62 16 Perancis 5 21,754 288 42 17 Denmark 3 29,554 253 40 18 Srilangka 3 10,375 253 30 19 Philipina 3 3,994 1,253 23 20 Belgia 2 46,390 535 25 21 Panama 2 3,848 835 20 22 Brasilia 1 62,775 417 20 23 Selandia Baru 1 10,947 421 14 418 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

24 Kanada 1 6,000 415 15 25 Turki 1 6,000 416 15 26 Thailand 1 3,000 419 12 27 Luxemburg 1 1,200 413 13 28 Beberapa Negara 41 8,935,359 24,564 485 Jumlah 683 31,028,761 287,840 7,222 Sumber : BPM Jawa Timur Agar lebih jelas, perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) di Jawa Timur dari tahun 1967 s/d 2000 dapat dilihat dalam Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5 PERKEMBANGAN PROYEK PMA DI JAWA TIMUR TAHUN 1967 S/D DESEMBER 2000 TAHUN JUMLAH PROYEK INVESTASI (Ribuan US$) TENAGA KERJA INDONESIA (Orang) ASING (Orang) 1967-1994 147 11,440,139 164.126 4.222 1995 107 10,710,181 28.991 604 1996 64 2,837,947 24.645 825 1997 56 4,886,870 22.372 541 1998 51 671,827 18.697 480 1999 41 203,981 13.750 346 Januari Desember 2000 34 277,816 15.259 204 Jumlah s/d Desember 2000 683 31,028,761 287.840 7.222 Sumber : BPM Jawa Timur Gambaran Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Timur Sejak saat diundangkannya Undang Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), di daerah Jawa Timur sampai dengan tahun 2000 terdapat 1.328 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan jumlah investasi sebesar Rp. 67.829.604.000.000,-, sedangkan sampai dengan tahun 1999 jumlah proyek dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam unitnya sudah mencapai 1.305 proyek dengan jumlah investasi sebesar Rp.66.476.302.000.000,- ; dengan demikian berarti pada tahun 2000 terdapat pendirian proyek baru dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sejumlah 23 proyek dengan jumlah investasi sebesar Rp. 1.353.302.000.000,-. Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 419

Ditinjau dari lokasi proyek, investasi terbesar berada di Surabaya dengan proyek berjumlah 384 proyek dan investasi sebesar Rp. 17.162.976.000.000,- TABEL 6 PROYEK PMDN YANG DISETUJUI 1968 S/D DESEMBER 2000 MENURUT LOKASI (dalam Rp) S/D TAHUN 1999 SELAMA TAHUN 2000 S/D DESEMBER 2000 PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI NO. BIDANG USAHA 1 Surabaya 377 16,891,627 7 271,349 384 17,162,976 2 Gresik 167 16,946,565 5 186,337 172 17,132,902 3 Sidoarjo 249 14,160,670 6 593,963 255 14,754,633 4 Mojokerto 47 1,514,282 0 0 47 1,514,282 5 Jombang 11 121,909 0 0 11 121,909 6 Malang 67 1,940,190 0 0 67 1,940,190 7 Pasuruan 178 2,816,427 5 260,238 183 3,076,665 8 Probolinggo 22 1,154,136 0 0 22 1,154,136 9 Lumajang 3 15,713 0 0 3 15,713 10 Bojonegoro 2 12,229 0 0 2 12,229 11 Lamongan 7 490,298 0 0 7 490,298 12 Tuban 11 4,613,557 0 31,850 11 4,645,407 13 Bondowoso 1 6,700 0 0 1 6,700 14 Jember 14 90,282 0 0 14 90,282 15 Banyuwangi 36 887,191 0 0 36 887,191 16 Situbondo 9 35,937 0 0 9 35,937 17 Kediri 25 815,356 0 9,565 25 824,921 18 Tulungagung 7 125,958 0 0 7 125,958 19 Blitar 3 150,755 0 0 3 150,755 20 Nganjuk 6 247,411 0 0 6 247,411 21 Trenggalek 0 0 0 0 0 0 22 Madiun 8 71,910 0 0 8 71,910 23 Ngawi 0 0 0 0 0 0 24 Magetan 1 1,830 0 0 1 1,830 25 Ponorogo 6 231,076 0 0 6 231,076 26 Pacitan 1 21,111 0 0 1 21,111 27 Pamekasan 0 0 0 0 0 0 28 Bangkalan 5 633,728 0 0 5 633,728 29 Sampang 2 40,285 0 0 2 40,285 30 Sumenep 3 41,699 0 0 3 41,699 31 Some Region 37 2,397,470 0 0 37 2,397,470 Jumlah 1,305 66,476,302 23 1,353,302 1,328 67,829,604 Sumber : BPM Jawa Timur Ditinjau dari bidang kegiatan usaha, investasi terbesar berada di bidang Industri Kimia dengan proyek berjumlah 209 dan investasi sebesar Rp. 12.108.103.000.000,-. 420 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

TABEL 7 PROYEK PMDN YANG DISETUJUI 1968 S/D DESEMBER 2000 MENURUT BIDANG USAHA (dalam Rp) NO. BIDANG USAHA S/D TAHUN 1999 SELAMA TAHUN 2000 S/D DESEMBER 2000 PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI PROYEK INVESTASI 1 Tanaman Pangan 7 34,340 1 39,759 8 74,099 2 Perkebunan 17 148,725 0 0 17 148,725 3 Peternakan 16 695,881 0 0 16 695,881 4 Kehutanan 0 0 0 0 0 0 5 Perikanan 32 221,899 0 0 32 221,899 6 Pertambangan 4 79,690 0 0 4 79,690 7 Ind. Makanan 196 6,054,358 4 354,520 200 6,408,878 8 Ind. Tekstil 96 1,522,994 3 113,846 99 1,636,840 9 Ind. Kayu 146 1,530,622 2 44,597 148 1,575,219 10 Ind. Kertas 69 11,345,910 1 63,565 70 11,409,475 11 Ind. Pharmasi 14 204,128 0 0 14 204,128 12 Ind. Kimia 205 11,846,527 4 261,576 209 12,108,103 13 Ind. M.Non Logam 73 8,026,043 1 169,400 74 8,195,443 14 Ind. Logam Dasar 48 6,994,712 0 0 48 6,994,712 15 Ind. Barang Logam 146 3,157,410 4 219,292 150 3,376,702 16 Ind. Lainnya 12 679,666 0 0 12 679,666 17 Listrik dan Air 1 1,124,140 0 0 1 1,124,140 18 Bangunan 6 269,295 0 0 6 269,295 19 Perdagangan 3 35,125 0-17,625 3 17,500 20 Hotel & Restoran 42 3,230,350 0 0 42 3,230,350 21 Pengangkutan 60 1,707,187 1 36,038 61 1,743,225 22 Perumahan 53 4,383,531 0 0 53 4,383,531 23 Perkantoran 8 623,898 0 0 8 623,898 24 Jasa Lainnya 51 2,559,871 2 68,334 53 2,628,205 Jumlah 1,305 66,476,302 23 1,353,302 1,328 67,829,604 Sumber : BPM Jawa Timur Agar lebih jelas, perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini : Tabel 8 PERKEMBANGAN PROYEK PMDN DI JAWA TIMUR TAHUN 1968 S/D DESEMBER 2000 TAHUN JUMLAH PROYEK INVESTASI (Rp. Juta) TENAGA KERJA INDONESIA (Orang) ASING (Orang) Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 421

1968-1994 1.017 31.233.273 652.319 3.903 1995 79 5.823.580 30.958 318 1996 94 12.683.984 61.317 386 1997 65 12.011.414 48.001 305 1998 27 3.623.412 8.958 79 1999 23 1.100.639 18.748 47 Januari Desember 2000 23 1.353.302 16.622 86 Jumlah s/d Desember 2000 1.328 67.829.604 836.923 5.124 Sumber : BPM Jawa Timur Gambaran Rasio Modal Tenaga Kerja Analisis ini dimulai dengan melakukan pengukuran pengukuran terhadap rasio modal tenaga kerja dari perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Gambaran rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat dilihat pada tabel 9 dan tabel 10 di bawah ini : Tabel 9 RATA RATA STANDARD DEVIASI RASIO MODAL TENAGA KERJA PMA DI JAWA TIMUR ( n = 36 ) ni JUMLAH INVESTASI (US $ ribu) JUMLAH TENAGA KERJA (Orang) Rasio Modal Tenaga Kerja 1 650.000 162 4.012,345 2 100.000 9 11.111,111 3 200.000 47 4.255,319 4 125.000 56 2.232,142 5 275.000 32 8.593,750 6 600.000 84 7.142,857 7 100.000 19 5.263,157 8 1.000.000 169 5.917,159 9 100.000 23 4.347,826 10 257.000 210 1.223,809 11 660.000 58 11.379,310 12 100.000 23 4.347,826 13 600.000 162 3.703,703 14 500.000 84 5.952,380 15 240.000 35 6.857,142 422 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

16 500.000 133 3.759,398 17 660.000 112 5.892,857 18 500.000 204 2.450,980 19 600.000 206 2.912,621 20 150.000 12 12.000,000 21 270.000 81 3.333,333 22 580.000 50 11.600,000 23 200.000 50 4.000,000 24 100.000 17 5.882,352 25 200.000 22 9.090,909 26 400.000 43 9.302,325 27 582.000 131 4.442,748 28 400.000 155 2.580,645 29 500.000 306 1.633,986 30 200.000 55 3.636,363 31 11.250.000 5.575 2.017,937 32 100.000 48 2.083,333 33 676.000 231 2.926,406 34 150.000 33 4.545,454 35 250.000 58 4.310,344 36 1.500.000 124 12.096,774 Perhitungan Rata Rata dan Standard Deviasi (berdasarkan calculator Casio fx 3600 P ) diperoleh : 1. Rata Rata (X) = US $ 5,481.627806 = Rp. 52.075.464,16 = Rp. 52.075.000,- (dibulatkan) 2. Standard Deviasi (S) = US $ 3,222.011757 = Rp. 30.609.111,69 = Rp. 30.609.000,- (dibulatkan) Tabel 10 RATA RATA STANDARD DEVIASI RASIO MODAL TENAGA KERJA PMDN DI JAWA TIMUR ( n = 19 ) ni JUMLAH INVESTASI (Rp.1.000,-) JUMLAH TENAGA KERJA (Orang) Rasio Modal Tenaga Kerja 1 70.000.000 3.040 23.026,315 2 35.000.000 784 44.642,857 3 42.563.673 279 152.557,967 4 1.646.250 60 27.437,500 Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 423

5 6.000.000 406 14.778,325 6 10.500.000 255 41.176,470 7 39.759.328 815 48.784,451 8 625.000.000 4.007 155.977,040 9 20.000.000 313 63.897,763 10 60.000.000 514 116.731,517 11 1.200.000 16 75.000,000 12 10.000.000 159 62.893,081 13 2.000.000 69 28.985,507 14 40.000.000 516 77.519,379 15 5.100.000 352 14.488,636 16 1.200.000 10 120.000,000 17 18.000.000 315 57.142,857 18 1.050.000 87 12.068,965 19 20.000.000 319 62.695,924 Perhitungan Rata Rata dan Standard Deviasi (berdasarkan calculator Casio fx 3600 P ) diperoleh : 1. Rata Rata (X) = Rp. 63.147,56795,- 2. Standard Deviasi (S) = Rp. 44.408,83726 Ringkasan gambaran rasio modal tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut : Jenis Kemudahan Investasi Rata rata Rasio Modal Tenaga Kerja Standard Deviasi Jumlah Sampel PMA Rp. 52.075.000,- Rp. 30.609.000,- 36 PMDN Rp. 63.147.000,- Rp. 44.408.000,- 19 Dari perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PM A) rata rata rasio modal tenaga kerja berjumlah US $ 5,481,627806 dengan standard deviasi US $ 3,222,011757 dan dengan mempergunakan kurs konversi (US $ 1.00 = Rp. 9.500, -), jumlah rata rata rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut dalam nilai rupiah adalah Rp. 52.075.000,- dan standard deviasi sebesar Rp.30.609.000,- ; sedangkan untuk perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menghasilkan rasio modal tenaga kerja sebesar Rp. 63.147.000,- dengan standard deviasi Rp. 44.408.000,-. 424 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

Dari hasil pengukuran tersebut diatas, dapatlah dilihat bahwa rata rata rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (Rp. 52.075.000,-) nilainya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan rata rata rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (Rp. 63.147.000, -). Dari kedua nilai tersebut rupanya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan rata rata rasio modal tenaga kerja kedua jenis penanaman modal tersebut. Apakah perbedaan ini secara statistik cukup signifikan, tentunya pertanyaan tersebut akan dijawab dalam pengujian hipotesis. 4. Analisis Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam analisis ini adalah sebagai berikut : H 0 : µ 1 = µ 2, artinya tidak ada perbedaan rata rata daya serap tenaga kerja dari kedua jenis penanaman modal. H 1 : µ 1 µ 2, artinya ada perbedaan rata rata daya serap tenaga kerja dari kedua jenis penanaman modal. Karena H 1 menggunakan tanda berarti pengujian hipotesisnya menggunakan pengujian dua sisi. Bila digunakan significance level 5%, berdasarkan tabel Z diperoleh angka Z = ±1,96. Sehingga H 0 akan ditolah bila Z hitung > 1,96 atau Z hitung < - 1,96. Nilai Z Hitung : S 1 2 S 1 2 σ x1 - x 2 = n 1 + n 2 (30.609) 2 (44.408) 2 = + 36 19 = 11.393,79149 Z = X 1 X 2 σ x1 - x 2 = 52.075 63.147 11.393 = - 0,97 Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 425

Oleh karena nilai Z Hitung = - 0,97 berada didaerah penerimaan H 0, berarti H 0 tidak ditolak. Jadi secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan rata rata daya serap tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Disamping itu pengujian hipotesis dilakukan dengan tidak melihat selisih dari kedua rata rata, tetapi melihat selisih pada kedua variance. Dengan asumsi distribusi tersebut bersifat normal, dapat dihitung statistik F sebagai berikut : (44.408) 2 1.972.070.464 F = = (30.609)2 936.910.881 = 2,10 Dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,01 nilai dapat ditetapkan dengan n 2 1 sebagai pembilang dan n 1 1 sebagai penyebut. Pada n 2 1 sebanyak 18 dan n 1 1 sebanyak 35, diperoleh nilai F tabel = 2,52. Karena nilai F hitung = 2,10 lebih kecil dari pada nilai F tabel = 2,52 berarti H 0 tidak ditolak. Jadi tidak ada perbedaan dua variance rasio modal tenaga kerja perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). 5. Bahasan Analisis Dari hasil analisis pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa dengan teknik yang digunakan mengharuskan tidak menolak hipotesis nol (H 0), meskipun jika dilihat dari nilai riil rata rata daya serap tenaga kerja pada perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) lebih kecil dari rata rata daya serap tenaga kerja pada perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Wibisono Hardjopranoto (1985), dari hasil analisis pengujian hipotesis dapat terlihat bahwa secara keseluruhan dengan teknik manapun mengharuskan penerimaan hipotesis nol (H 0). Jadi, walaupun dari nilai riil rata rata daya serap tenaga kerja pada perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) lebih besar dari rata rata daya serap tenaga kerja pada perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), namun bila dilihat dari keseluruhan populasi ternyata rata rata daya serap tenaga kerja keduanya tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gejala yang terjadi pada tahun 1985 tidak berubah pada tahun 2000. 426 Ekuitas Vol.5 No.4 Desember 2001

4. SIMPULAN 1. Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis, baik yang ditujukan kepada selisih rata rata rasio modal tenaga kerja maupun variance rasio modal tenaga kerja, keduanya tidak menolak hipotesis nol yang dikemukakan. 2. Tidak menolak hipotesis nol berarti tidak ada perbedaan rata rata daya serap tenaga kerja pada perusahaan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan perusahaan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ; sehingga pandangan bahwa investasi Penanaman Modal Asing (PMA) lebih bersifat padat modal dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lebih bersifat padat karya ternyata tidak dapat diterima. 5. DAFTAR PUSTAKA Bronson, William H, 1979, Macroeconomie Theory and Policy, Herper International Edition, 2nd edition. Deregulasi Investasi, 1993, Badan Koordinasi Penanaman, Jakarta. ------------------------, 1994, Jaminan Sosial Tenaga Kerja. (Undang Undang Nomor 3 Tahun 1992), Sinar Grafika, Jakarta. Komaruddin, 1981, Analisa Manajemen Permodalan Modern, Alumni, Bandung. Karta Sapoetra, dkk, 1985, Manajemen Penanaman Modal Asing, Bina Aksara, Jakarta. Moch. Nazir, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sutopo Yuwono, 1985, Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga Sarana Usaha dan Produktivitas. Sugiyono, 1999, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja Perusahaan PMA dan PMDN (Budiyanto) 427