BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Metode Penemuan (Discovery) Penemuan (Discovery) adalah suatu metode / strategi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha),

Rapi Us. Djuko Dosen FIP Jur. PAUD

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

Epy Purwasih 1. Balinggi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peranan. di Kelompok B PAUD Terpadu Tri Dharma Santi Lebagu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN PUSTAKA. atau bentuk fisik dan suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi karena. laku yang terjadi karena pengalaman, yang tidak hanya berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2003: 910). Surya (2004, dalam Galih Ariwaseso, 2011: 5) berpendapat bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 4 Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semua berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. 5 Jadi pembelajaran adalah proses interaksi yang disengaja antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar sehingga terjadi situasi belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan. 4 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka 1989), 124 5 Anita, Sri.W,dkk, Op-Cit,.25 9

10 Matematika merupakan istilah yang berasal dari bahas Yunani Matheina atau Manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata Sansekerta Medha atau Widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. 6 Matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara halhal itu. Hal ini berarti belajar matematika adalah belajar konsep atau struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta mencari hubungan diantara konsep dan struktur tersebut. 7 Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. 8 Jadi pembelajaran matematika adalah suatu proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana dengan menggunakan alat bantu sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang matematika yang dipelajari dengan mudah. 6 Karso, dkk, Pendidikan Matematika I, ( Jakarta, Universitas Terbuka, 2008 ), 45 7 Ibid 8 Muh Setyo, dkk, Op-Cit, 38

11 2. Hasil Belajar Hasil adalah sesuatu yang telah diadakan (dibuat, dijadikan) pembelajar dalam kegiatan belajarnya, sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi karena pengalaman. 9 Hasil belajar adalah sesuatu yang telah dibuat dalam merubah tingka laku yang terjadi karena pengalaman, yang tidak hanya berupa pengetahuan tetapi menyangkut perilaku dan pribadi anak. 3. Prinsip Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu aktifitas yang terpadu yaitu: 1. Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh. 2. Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral. 3. Aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh hati, aktif menggunakan berbagai potensi yang di miliki. 4. Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara individual dan kelompok. 5. Pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk belajar secara terus-menerus. 6. Pembelajaran disekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk maju berkelanjutan 9 Depdiknas, Op-Cit, 86

12 7. Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik 8. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi dilakukan secara terpadu. 9. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang baik antara sekolah dengan keluargabilangan bulat karena mudah didapat dan telah dikenal anak-anak. 10 4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 11 Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. a. Faktor Intern 1. Faktor Jasmani a. Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan badan seseorang yang sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. 10 Taufik, dkk, Pendidikan Anak di SD, ( Jakarta, Universitas Terbuka, 2010 ), 61 11 Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 54

13 b. Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenahi tubuh atau badan. Cacat ini dapat berupa buta, setengah buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain lain. Keadaan cacat ini juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu. Jika hali ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh kecacatannya. 2. Faktor Psikologis a. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui ke dalam situasi atau menggunakan konsep konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal, ia akan dapat belajar dengan baik. Sedangkan jika memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga pendidikan khusus. b. Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata mata tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk

14 dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian. c. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan menimbulkan rasa senang. d. Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Sangat penting mengetahui bakat siswa supaya dapat menempatkan di sekolah yang sesui dengan bakatnya. 3. Faktor Kelelahan Kelelahan dapat mempengaruhi belajar. Agar dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. Kelelahan dapat dihilangkan dengan cara cara sebagai berikut : a. Tidur

15 b. Istirahat c. Mengusahakan variasi dalam belajar d. Rekreasi e. Ibadah secara teratur f. Olah raga secara teratur g. Makan dengan makanan yang memenuhi syarat syarat kesehatan b. Faktor Ekstern 1. Faktor Keluarga a. Pendidikan Orang Tua Pendidikan di mulai sejak anak masih kecil dan orang tualah sebagai seorang guru. Cara orang tua mendidik anak mempunyai pengaruh terhadap belajar anak. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. Meskipun anak itu sebetulnya pandai, tetapi karena orang tua kurang memperhatikan waktu belajarnya, akhirnya kesukaran kesukaran akan menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan mengakibatkan anak menjadi malas sehingga prestasinya menurun.

16 b. Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada di dalamnya. Supaya anak dapat belajar dengan baik perlu di ciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. c. Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan belajar anak. Karena anak membutuhkan fasilitas untuk menunjang belajarnya. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. d. Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu di tanamkam kepada anak kebiasaan kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar 2. Faktor Sekolah a. Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar sangat mempengaruhi belajar siswa. Seorang guru dalam mengajar harus menggunakan metode yang baik atau di minati siswa sehingga siswa akan tertarik untuk belajar.

17 b. Kurikulum Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang di berikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran. c. Hubungan Guru dengan Siswa Hubungan yang terjalin antara guru dengan siswa dapat mempengaruhi semangat belajar. Siswa yang menyukai seorang guru, maka ia akan menyukai mata pelajaran yang di ampu oleh guru tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya. d. Hubungan siswa dengan siswa Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing masing siswa tidak tampak. Menciptakan hubungan yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

18 3. Faktor Masyarakat a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan lain lain, maka belajarnya akan terganggu, lebih lebih jika tidak bisa dalam mengatur waktu. b. Teman Bergaul Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mengawasi pergaulan anaknya. 5. Macam - Macam Hasil Belajar Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil belajar dapat digolongkan ke dalam penilaian sebagai berikut : 12 12 Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 9

19 1. Tes Formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap suatu bahan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap suatu bahasan tertentu. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam satuan waktu tertentu pula, atau sebagai feedback atau umpan balik dalam memperbaiki proses belajar mengajar 2. Tes Sub Sumatif Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran suatu bahasan yang telah di ajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya ialah untuk memperoleh gambaran daya serap juga untuk menetapkan tingkat hasil belajar siswa. Hasilnya di pentingkan untuk menentukan nilai raport tengah semester. 3. Tes Sumatif Penilaian ini di adakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok pokok bahasan yang telah di ajarkan selama satu semester. Tujuannya ialah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes ini di manfaatkan untuk kenaikan kelas dan menyusus peringkat atau rangking atau sebagai ukuran kualitas sekolah.

20 6. Penjumlahan Bilangan Bulat Penjumlahan berasal dari kata dasar jumlah yang mempunyai arti banyaknya, tentang bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu mendapat imbuhan pe-an. 13 Jadi penjumlahan adalah proses, perbuatan menjumlahkan bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Dalam pelajaran matematika penjumlahan ditandai dengan simbol ( + ). Bilangan Bulat adalah penggabungan dari bilangan-bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4,... dan seterusnya dengan bilangan-bilangan asli yang negatif yaitu -1, -2, -3, -4, --- dan seterusnya. Jadi bilangan bulat yaitu..., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,...,sehingga bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif yaitu..., -4, -3, -2, -1 dan bilangan nol (0) yaitu bilangan yangtidak negatif dan tidak positif ( netral) serta bilangan bulat positif yaitu 1, 2, 3, 4,... 14 Operasi penjumlahan pada bilangan bulat sering juga disebut pengerjaan hitung penjumlahan bilangan bulat atau penjumlahan bilangan bulat. Dalam penjumlahan bilangan bulat seperti halnya penjumlahan bilangan asli dan bilangan cacah, kita menggunakan tanda tambah atau plus dengan notasi (+). 15 Operasi bilangan bulat diperkenalkan pada siswa kelas IV semester I. Berarti pendekatan yang dilakukan seorang guru harus sesuai perkembangan anak pada usia dibawah 11 tahun yaitu siswa yang masih dalam taraf berpikir 13 Depdiknas, Op-Cit, 128 14 Karso, dkk, Op-Cit, 48 15 Ibid

21 konkrit. Persoalan yang sering muncul adalah bagaimana menjelaskan cara menanamkan konsep operasi hitung penjumlahan secara konkrit. Untuk menjelaskan konsep operasi hitung pada bilangan bulat dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap pengenalan konsep secara konkrit, 2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkrit atau semi abstrak, 3. Tahap pengenalan secara abstrak. 16 Pada tahap pertama menggunakan model manik-manik, tetapi peneliti disini menggantikannya dengan kancing putih dan kancing hitam sebagai perbedaan antara bilangan bulat positif dan bilangan bilangan negatif. Pada tahap kedua, proses pengertian operasi hitung diarahkan menggunakan garis bilangan, dan pada tahap ketiga kepada siswa baru dikenalkan dengan konsep yang bersifat abstrak. B. Media Kancing Putih dan Kancing Hitam untuk Pemahaman Penjumlahan Bilangan Bulat 1. Pengertian Media Pembelajaran Media termasuk jenis kata benda yang mempunyai arti alat. Alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk perantara. 17 16 Muh Setyo, Op-Cit, 45 17 Depdiknas, Op-Cit, 97

22 Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika. Peralatan yang akan digunakan dalam kelas dapat digunakan untuk mengerjakan sesuatu tugas, tempat menulis pelajaran, membuat grafik, menampilkan gambar atau tabel, memberikan penjelasan, mengamati dan mempelajari hasil perhitungan, menyelidiki suatu pola dan berlatih soal-soal. 18 Media adalah alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. 19 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang dapat dipakai sebagai perantara atau penyampai suatu pesan kepada penerima pesan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Apabila kita cermati pengertian diatas maka peran media dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Macam - Macam Media Pembelajaran Jenis - jenis sarana belajar mengajar dan media untuk menunjang terciptanya suasana yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar 18 Muh Setyo, Op-Cit,.48 19 Anita, Sri, W,dkk, 0p-Cit, 63

23 hendaknya guru mendayagunakan sarana belajar mengajar yang beraneka ragam. Sarana belajar terbagi menjadi tiga golongan yaitu: 1. Alat-alat visual yang terlihat, seperti : Film strip, transparansi, mikro proyektor, komputer, papan tulis, gambar cart, grafik, globe, poster dan lain-lainnya. 2. Alat-alat auditif yang didengar seperti : Tape recorder, radio dan lain-lain 3. Alat-alat yang dilihat dan didengar : Film, Televisi 20 3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa. Fungsi media pembelajaran dapat ditekankan halhal berikut: 1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. 3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai. 20 Anita, Sri.W, dkk, Op-Cit, 67

24 4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan. Dengan demikian tidak boleh dipakai hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata. 5. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses. 6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. 7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir. 21 Selain fungsi - fungsi sebagaimana diuraikan di atas, media pembelajaran juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut : 1. Membuat konkrit konsep - konsep yang abstrak. Konsep yang dirasakan masih abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung bisa dikonkritkan. 2. Menghadirkan objek - objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. 22 4. Media Pembelajaran Kancing Putih dan Kancing Hitam Pada penelitian ini peneliti menganggap cara yang paling efektif untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat adalah dengan menggunakan media kancing putih dan kancinghitam sebagai pembeda antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Guru 21 Anita, Sri.W, dkk, Op-Cit, 69 22 Ibid,

25 mengadakan kesepakatan dengan siswa bahwa kancing hitam mewakili bilangan negatif dan kancing putih mewakili bilangan bulat positif. Untuk bilangan nol (netral) diwakili oleh dua buah kancing hitam dan putih yang digabungkan.untuk menjelaskan proses peragaan bentuk operasi penjumlahan misalnya 3 + (-5) =...? maka guru menjelaskan langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Tempatkan 3 buah kancing putih secara berjajar. Hal ini menunjukkan bilangan positif 3. Gambar 2.1 Kancing putih 2. Ambil kancing hitam sebanyak 5 buah, yang menunjukkan bilangan kedua dari penjumlahan, yaitu negatif 5. Gabungkan antara kancing putih dan kancing hitam secara berjajar untuk mencari pasangan dari kancing tersebut yang bersifat netral. Gambar 2.2 Kancing putih dan kancing hitam

26 3. Dari hasil gabungan pada langkah ketiga tersebut dapat dilihat ada 3 pasang kancing yang berpasangan sedangkan kancing yang tidak mendapat pasangan ada 2 kancing warna hitam ( bernilai negatif 2 ). Sehingga peragaan ini menunjukkan kepada kita bahwa 3 + (-5) = -2 Gambar 2.2 Kancing putih dan kancing hitam menunjukkan penjumlahan Untuk lebih memahami konsep penjumlahan bilangan bulat ini, kelas di bagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari3 siswa untuk berdiskusi kecil memperagakan penjumlahan pada LKS. C. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan Bilangan Bulat melalui Media Kancing Putih dan Kancing Hitam Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, maka salah satu faktor penunjangnya adalah proses belajar mengajar yang efektif. Kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar matematika adalah suatu proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang

27 terencana dengan menggunakan alat bantu sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang matematika yang dipelajari dengan mudah. Adapun bentuk upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan Persiapan Mengajar Persiapan mengajar merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh seorang guru, sebab berhasil tidaknya seorang guru menyampaikan bahan pelajaran tergantung pada siap tidaknya si penyampai sendiri. Adapun yang dimaksud dengan persiapan mengajar adalah suatu perencanaan pemikiran yang sistematis berupa prinsip-prinsip mengajar, yang akan diterapkan dalam suatu situasi di dalam kelas. Semakin baik persiapan mengajar, maka semakin baik pula hasil yang akan diperoleh atau dicapai. 23 Persiapan mengajar dewasa ini sering juga disebut dengan istilah satuan pelajaran, yang populer disebut SP yang termuat dalam SP adalah sebagai berikut : a. Persiapan terhadap situasi umum Seorang guru harus memiliki pengetahuan mengenahi situasi umum yang akan di hadapi dikelas, misalnya : tempat, situasi, kondisi, suasana dll. Sebab, dengan begitu guru dapat dan mampu memperhitungkan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi dalam proses mengajarnya. 23 Tayar Yusuf, Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama, (Jakarta: Grafindo 1995), 2

28 b. Persiapan terhadap murid yang akan dihadapi Guru sebelum mengajar harus mampu menggambarkan tetang kondisi siswa yang akan diajarnya. Sebab dengan ini guru dapat menyusun bahan pelajaran yang akan disajikan dengan tepat dan cermat yang mana nantinya dapat merespon siswa c. Persiapan terhadap tujuan yang akan dicapai Guru harus mampu mengungkapkan tujuan tujuan yang akan dicapai dari sudut kepentingan murid. Dan dari tujuan itu guru memperoleh petunjuk mengenahi anak didik yang harus dilalui, serta titik akhir yang harus dicapai. Sebab pencapaian tujuan pengajaran merupakan praktek praktek tentang sejauh manakah interaksi itu harus dibawa untuk mencapai tujuan akhir d. Persiapan dalam bahan yang akan disampaikan Sebelum mengajar guru harus sudah mengetahui bahan yang akan disajikan, dengan mempertimbangkan situasi umum, keadaan murid serta tujuan yang akan dicapai. Namun dalam hal ini guru tidak cukup hanya mengetahui saja, tetapi harus benar benar menguasai bahan tersebut. Perlu diketahui bahwasanya guru yang menguasai bahan materi pelajaran yang baik yaitu dilihat dari prosentase pelajaran yang dapat dipahami dan diserap serta dikuasai oleh siswa

29 e. Persiapan dalam metode belajar Setiap kali sebelum mengajar, guru harus mampu menetapkan dan memilih mana diantara metode mengajar yang tepat dan cocok untuk diterapkan atau dipakai. Sebab dengan metode tersebut guru dapat meletakkan garis garis besar yang dapat menentukan jalannya pengajaran f. Persiapan dalam alat alat atau media pembelajaran Alat berfunsi sebagai pembantu dalam mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dapat diwujudkan secara baik manakala ia dalam pengajaran didukung dan mempergunakan berbagai alat peraga atau media pengajaran g. Persiapan dalam evaluasi Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka guru harus mengadakan evaluasi dalam bentuk tes, yang mana seorang guru harus menentukan jenis tes yang akan digunakan seperti: tes tulis, tes lisan, tes perbuatan dan sebagainya. Dari ketujuh langkah persiapan tersebut, harus benar benar dimiliki oleh seorang guru dalam situasi mengajar. Karena dengan begitu tidak menutup kemungkinan minat belajar siswa akan bertambah sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.

30 2. Memberikan Motivasi Belajar Motivasi yang dimaksud disini adalah keadaan dalam diri anak yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang dicita - citakan. Adapaun bentuk dan cara menumbuhkan motivasi ini antara lain: a. Pemberian pujian karena telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik b. Pemberian hukuman atau sangsi, hal ini harus dilakukan dengan tepat dan bijak, selain itu hukuman tersebut harus bertujuan untuk memperbaiki sikap dan perbuatan siswa yang di anggap salah c. Pemberian hadiah bagi yang berprestasi 3. Menggunakan metode mengajar yang tepat dan bervariasi Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, selain menguasai bahan materi, maka seorang guru harus menguasai teknik atau metode penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima. Mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat merupakan kemampuan dasar guru yang paling utama dalam meraih kesuksesan pmengajar disekolah. Guru yang tidak mengenal metode mengajar, jangan diharap dapat melaksanakan tugas mengajar sebaik baiknya.

31 4. Hubungan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran kancing putih dan kacing hitam Operasi bilangan bulat diperkenalkan pada siswa kelas IV semester I. Berarti pendekatan yang dilakukan seorang guru harus sesuai perkembangan anak pada usia dibawah 11 tahun yaitu siswa yang masih dalam taraf berpikir konkrit. Persoalan yang sering muncul adalah bagaimana menjelaskan cara menanamkan konsep operasi hitung penjumlahan secara konkrit. Dalam pembelajaran matematika SD/MI, agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu pengajaran yang disebut dengan media. Peran media dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pada penelitian ini peneliti menganggap cara yang paling efektif untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat adalah dengan menggunakan media kancing putih dan kancing hitam sebagai pembeda antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Guru mengadakan kesepakatan dengan siswa bahwa kancing hitam mewakili bilangan negatif dan kancing putih mewakili bilangan bulat positif. Jadi dengan menggunakan media kancing putih dan kancing putih dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Seorang guru yang professional akan selalu berusaha untuk mengajar

32 secara efektif agar dapat membawa siswa untuk belajar lebih efektif demi keberhasilan siswa itu sendiri.