107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan berbagai pembahasan yng telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, telah disimpulkan bahwa BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dalam hal isi, bahasa, aspek linguistik, dan pertimbangan pembelajaran bahasa dapat dikategorikan baik dengan beberapa catatan evaluasi sebagai berikut. Penggunaan bahasa yang dipakai pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB adalah bahasa Inggris standar, yakni bahasa Inggris yang mengikuti kaidah-kaidah gramatika bahasa Inggris formal. Bahasa yang digunakan bukan bahasa yang sangat kaku tetapi bukan pula bahasa sehari-hari yang digunakan oleh penutur asli bahasa Inggris. Oleh karena itu, sebagai pembelajar bahasa dalam kategori dasar, bahasa yang digunakan pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB sudahlah cukup memadai dan mudah dipahami. Namun pemilihan penggunaan beberapa kata harus dipertimbangkan kembali karena bahasa yang digunakan pada pembelajaran bahasa kedua sebaiknya memperhatikan keaslian bahasa dari penutur asli bahasa tersebut, sehingga kedepannya tidak ada kesalahpahaman penggunaan pemilihan kata oleh si pembelajar bahasa. Penggambaran situasi pemakaian bahasa BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs
108 WERtB telah sesuai dengan pemakaian bahasa yang dikendaki yaitu ungkapan komunikasi sehari-hari. Temuan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa dialog pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB ini merupakan dialog-dialog pendek yang divisualisasikan dengan kalimat dan gambar. Penggunaan kalimat-kalimat pendek dalam dialog ini dimungkinkan karena pembelajar yang menggunakan buku teks ini merupakan pembelajar bahasa kategori dasar yang masih berada dalam tahap pengenalan terhadap bahasa yang baru mereka pelajari. Jika kita membahas situasi teks bacaan pada bagian membaca BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB, situasi yang digunakan dinilai cukuplah menarik bagi siswa. Namun, Pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB jumlah teks bacaan yang diberikan hanya sejumlah 3 (tiga) teks. Untuk kriteria buku bacaan yang baik jumlah teks bacaan ini dinilai sangat kurang memadai untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB situasi budaya yang disajikan hanya terfokus pada budaya pembelajar bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Hal ini tentulah tidak meningkatkan pengetahuan siswa terhadap kebudayaan baru dimana bahasa yang ia pelajari itu digunakan. Oleh karena itu ada baiknya pengetahuan tentang budaya masyarakat yang menggunakan bahasa Inggris juga diperkenalkan pada pembelajar bahasa ini walaupun mereka masih dalam tahap dasar. Selain itu
109 siswa juga dihubungkan dengan pengetahuan pembedaan suku, ras, agama, dan gender. Untuk penilaian pada aspek linguistik, hasil penelitian yang dilakukan pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB ini, pembelajaran mengenai aspek pelafalam tidak diberikan secara tertulis. BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB tidak banyak menggunakan varian tenses. Berdasarkan hasil analisis jenis tenses yang digunakan didapatkan bahwa keseluruhan kalimat menggunakan Simple Present Tense (SPT) [kata kerja waktu sekarang], yang berguna untuk menyatakan habitual actions [kebiasaan] atau perbuatan yang dilakukan secara reguler. Hal ini dimungkinkan karena materi yang digunakan pada buku ini adalah bahasa komunikasi sehari-hari. Hanya saja hal yang perlu dievaluasi adalah adanya pemberian tambahan kaidah tata bahasa dalam ringkasan materi harus menjadi bahan evaluasi berikutnya pada penulisan BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB yang dapat membantu siswa untuk memproduksi kalimat. Dalam BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dapat kita temukan berbagai varian bentuk penyajian latihan. Latihan-latihan tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok keterampilan seperti latihan reseptif, yakni mengdengarkan dan membaca, dan latihan produktif, yakni berbicara dan menulis yang terkadang keempat keterampilan ini diintegrasikan satu sama lain. Selanjutnya berdasarkan penilaian Rivers latihan yang diberikan pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dapat dikategorikan baik dan mendukung pembelajaran siswa dalam
110 memahami bahasa yang dipelajari. Pola latihan juga bergerak dari bentuk latihan yang mudah ke bentuk yang sulit. Jumlah latihan yang diberikan tidak terlalu banyak dan latihan yang disajikan juga diintegrasikan pada empat keterampilan berbahasa. Selain itu aktivitas latihan yang disajikan pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB tidak hanya tertuju pada latihan individu, tetapi juga latihan berpasangan atau pun dengan kelompok. Berdasarkan letak penyajiannya, materi kegiatan membaca pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB diletakkan di bagian tengah buku tersebut. Namun, hal yang mengejutkan di dapat pada hasil pengamatan aspek keterampilan membaca pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB yakni, dari keseluruhan penyusunan isi dan materi yang difokuskan pada empat keterampilan bahasa kegiatan membaca hanya di dapat sebanyak 3 (tiga) teks bacaan. Jumlah yang disediakan buku ini tentunya sangat jauh dari kebutuhan kegiatan peningkatan kemampuan siswa yang mendukung pembelajaran empat keterampilan bahasa. Oleh karena itu hal yang harus di evaluasi dalam penyusunan BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB pada aspek membaca ini adalah peningkatan intensitas kegiatan membaca dengan menambah jumlah teks bacaan pada buku ini. Jumlah yang dinilai baik adalah 1:1 antara jumlah bab dengan kegiatan membaca. Namun, aspek kosa kata yang disajikan dalam BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dapat dikategorikan baik.
111 Hasil analisis aspek penulisan pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB menunjukkan bahwa kegiatan menulis yang digunakan berupa latihan menulis dan menulis ekspresif. Sementara kegiatan menulis terjemahan tidak diikutsertakan pada tahap ini. Aspek menulis pada BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB sudah memadai siswa dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam belajar bahasa Inggris, hanya saja keragaman kata kerja yang digunakan sebagai instruksi kegiatan harus lebih ditingkatkan dengan menggunakan berbagai ungkapan sehingga kegiatan ini juga dapat berintegrasi pada pengayaan perbendaharaan kosa kata. Selanjutnya berdasarkan analisis terhadap BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dalam aspek kegiatan menyimak, penggunaan alat bantu ajar seperti kaset, rekaman, video ataupun film belum diptomalisasikan. Siswa hanya diberikan keterampilan menyimak lewat kegiatan langsung seperti percakapan. Hal ini tentunya sangat disayangkan karena kegiatan menyimak dengan menggunakan alat bantu ajar tambahan sangatlah dapat membantu untuk membiasakan siswa dalam pengenalan bahasa target yang dipelajari. Dalam integrasi antara keempat keterampilan berbahasa BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dikelompokkan menjadi, integrasi antara keterampilan menyimak dan berbicara, integrasi antara keterampilan menyimak dan berbicara, integrasi keterampilan membaca dan menulis serta integrasi kemampuan berbicara dan menulis. Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa kedua dan penggunaan alat
112 bantu visual dalam belajar, optimalisasi upaya ini dalam penyusunan BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB dapat dinilai baik. Kemudahan siswa memahami konsep ungkapan, pengayaan kosa kata hingga memahami dan memproduksi struktur kalimat sederhana sudahlah sangat membantu siswa dalam memahami pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua bagi pembelajar tingkat dasar. Secara keseluruhan penelitian ini merupakan salah satu bentuk penerapan keilmuan bidang linguistik, khususnya linguistik terapan. Analasis sebuah buku teks pelajaran melalui kajian-kajian linguistik sekiranya diharapkan mampu menjadi rujukan pertimbangan dalam penyusunan sebuah buku pelajaran, khususnya buku pelajaran bahasa. Penerapkan kaidah-kaidah kebahasaan, peningkatan keterampilan berbahasa serta hubungan yang erat terhadap prinsip-prinsip belajar bahasa merupakan langkah konkrit adanya kebersinambungan antara pengetahuan linguistik dengan penyusunan buku pelajaran.