MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

1. Tinjauan Umum

SURVEI PERSEPSI PASAR

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

SURVEI PERSEPSI PASAR

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

SURVEI PERSEPSI PASAR

PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

Diskusi Terbuka INFID

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB II ISI. masyarakat indonesia harus bisa mempertahankan nilai uang negara kita yaitu Rupiah. A. PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN SELAMA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi Husnan (2000).

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ilmu keuangan, kurs adalah sebuah nilai yang merefleksikan

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Transkripsi:

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Banyak faktor yang mempengaruhi volatilitas ini, diantaranya faktor eksternal dan internal. Untuk itu pemerintah perlu berkerja lebih keras untuk mengantispasi tantangan perekonomian Indonesia akibat dari depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ini agar tidak mengganggu pencapaian yang telah direncanakan dalam RPJMN maupun RPJP. A. Pendahuluan Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) yang tinggi saat ini, berdampak pada perlambatan pergerakan roda perekonomian Indonesia. Pengaruh global cukup dominan atas depresiasi rupiah, ketidakpastian The Fed menaikkan suku bunga, kondisi perekonomian Yunani serta Puerto Rico dan devaluasi yuan ikut menyumbang pelemahan rupiah ke titik terlemah mendekati kondisi tahun 1998. 1 Devaluasi yang dilakukan oleh Tiongkok ini menguatkan terjadinya currency war terutama oleh negara-negara yang menjadi partner dagang Tiongkok. Kondisi global inilah yang harus mendapat perhatian serius pemerintah agar tidak mengganggu posisi Indonesia di pasar internasional. Selain faktor global, faktor internal juga ikut berperan pada volatilitas rupiah terhadap USD, hal ini diantaranya hutang swasta yang terus meningkat bahkan melebihi jumlah hutang pemerintah, pasar keuangan yang masih dangkal, ekspektasi pasar yang tidak sinkron dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dan consumer behavior. Tantangan dari dalam negeri inilah yang dapat diminimalisir oleh pemerintah dengan menggunakan kebijakan baik fiskal maupun moneter. B. Isu-Isu Tarik ulur dalam melakukan peningkatan suku bunga oleh The Fed sangat mempengaruhi kondisi perekonomian global. Perlambatan pertumbuhan perekonomian Tiongkok, krisis hutang Yunani dan guncangan perekonomian Puerto Rico, perekonomian Amerika Latin yang mayoritas partner dagang Amerika Serikat juga mengalami perlambatan pada musin panas tahun ini, anggaran belanja konsumen Amerika yang masih rendah, dan pencapaian tingkat inflasi yang masih rendah di bawah target sebesar 2% 2, menjadi variabel pertimbangan The Fed untuk menaikkan suku bunganya. Namun Kamis, 20 Agustus 2015 lalu The Fed menegaskan tetap akan melakukan peningkatan suku bunganya disebabkan kondisi tenaga kerja dan perekonomian Amerika Serikat yang telah mengalami peningkatan. Devaluasi yang dilakukan oleh Tiongkok cukup menggonjang perekonomian global. Dampak dari devaluasi ini pun juga memiliki efek domino ke sektor perdagangan komoditi dan memicu currency war di negara-negara emerging. 3 Ada beberapa alasan Tiongkok melakukan devaluasi, diantaranya pertama, keinginan Tiongkok agar yuan menguat secara stabil terhadap negara partner daganganya, hal ini disebabkan oleh saat USD menguat, yuan juga mengalami penguatan terhadap mata uang negara yang menjadi partner dagangnya. Jadi, devaluasi dilakukan untuk menjaga yuan agar sejalan dengan mata uang negara partner 1 Fokus.kontan.co.id 12-08-2015 2 Internasional.kontan.co.id 20-08-2015 3 Kontan.co.id 1 B I R O A N A L I S A A N G G A R A N D A N P E L A K S A N A A N A P B N

dagang mereka yang rata-rata melemah terhadap USD. Kedua, mencegah keluarnya modal asing. Ketiga, untuk membuat sistem finansial Tiongkok lebih berorientasi pasar. Keempat, sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor Tiongkok. Kelima, untuk mendongkrak penggunaan yuan untuk tujuan politik sebagai penegas posisi Tiongkok yang kuat di pasar global. Mengenai faktor dalam negeri, jumlah hutang swasta saat ini cukup mengkhawatirkan karena jumlahnya lebih besar dari hutang pemerintah yaitu sebesar 55,5% 4 dari total utang luar negeri. Peningkatan jumlah utang luar negeri yang berbasis USD ini, mempengaruhi supply USD di pasar spot. Jatuh tempo pembayaran utang dan bunga juga tidak dapat diprediksi karena adanya perubahan jadwal, sehingga peningkatan permintaan USD di pasar spot yang tak tentu inilah yang dijadikan peluang oleh spekulan untuk memperoleh keuntungan, sehingga rupiah semakin terdepresiasi. Mengenai pasar keuangan yang masih dangkal, perlu segera dibenahi oleh pemegang kebijakan moneter. Hal ini berhubungan dengan keterbatasan pasar keuangan Indonesia untuk melakukan hedging, sehingga instrumen hedging yang tersedia sangat terbatas. Kondisi inilah yang menyebabkan masih banyak pihak swasta yang melakukan hutang tanpa hedging karena masih terbatasnya instrumen hedging yang tersedia. Pada akhirnya mempengaruhi volatilitas besaran hutang yang harus dibayar, dan hal ini mempengaruhi demand dan supply valas di pasar spot. Tidak sinkronnya antara kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan ekspektasi pasar berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat terjadap kinerja pemerintah dan terbentuknya isu-isu yang mudah memprovokasi pasar terutama pasar valas, sehingga berdampak pada depresiasi rupiah. Jika pemerintah mampu meredam isu dan spekulasi yang ada saat ini dengan membangun komunikasi yang baik dengan pasar maupun masyarakat maka akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang meningkat pada pemerintah. Hal ini akan berdampak positif pada iklim investasi Indonesia. Sumber : Bank Indonesia diolah Berdasarkan grafik di atas, terlihat pada bulan Juni baik di tahun 2013, 2014, dan 2015 terlihat adanya peningkatan impor walaupun rupiah terdepresiasi. Hal ini disebabkan oleh consumer behavior masyarakat Indonesia, dimana setiap bulan Juni merupakan dimulainya tahun ajaran baru sekolah, hal ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan sekolah yang bahan bakunya impor atau barang elektronik impor meningkat. Selain pembayaran jatuh tempo hutang, pola konsumsi masyarakat akan barang impor baik bahan baku maupun barang jadi harus menjadi perhatian pemerintah dalam mengantisipasi kondisi supply dan demand USD di pasar spot. 4 Laporan triwulanan Bank Indonesia I Tahun 2015 2 B I R O A N A L I S A A N G G A R A N D A N P E L A K S A N A A N A P B N

C. Simpulan Berdasarkan isu-isu di atas, sebaiknya pemerintah dan lembaga terkait berkoordinasi untuk menghasilkan suatu kebijakan yang responsif terhadap perkembangan perekonomian baik dalam negeri maupun global. Kebijakan yang responsif ini diharapkan mampu memperbaiki fundamental ekonomi Indonesia. Di samping kebijakan yang responsif, kredibilitas lembaga dan kementerian teknis yang menjadi stake holder pembuat kebijakan harus dibangun dan dijaga dengan baik. Kredibilitas lembaga ini sangat penting, karena dengan lembaga yang kredibel, maka kepercayaan pasar terhadap pembuat kebijakan akan meningkat. Sehingga kebijakan yang dibuat oleh negara akan didukung oleh rakyat dan pasar. Untuk meminimalisir dampak depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika ke postur APBN, pemerintah harus membuat exit strategy yang mampu memperbaiki fundamental ekonomi Indonesia. Perbaikan fundamental ini sangat krusial untuk kelangsungan pertumbuhan dan pembangunan perekonomian Indonesia jangka pendek, menengah maupun panjang. Perbaikan ini dapat dimulai dengan salah satu cara memperbaiki tingkat penyerapan tenaga kerja Indonesia. Penyerapan tenaga kerja ini berhubungan dengan penyediaan lapangan kerja. Penyediaan lapangan kerja dapat diciptakan melalui peningkatan sektor riil baik melalui modal negara maupun dari investor asing maupun dalam negeri. Investasi langsung harus menjadi prioritas pemerintah. Perlu iklim investasi yang kondusif agar sektor riil ekspansi. Pemerintah perlu menginventarisir industri-industri mana saja yang mampu menyerap tenaga kerja yang tinggi dan menghasilkan produk unggulan yang mampu diekspor dan bersaing di pasar internasional. Kemudahan permodalan, perijinan, keringanan pajak, subsidi untuk bahan baku, kemudahan pemasaran, dan lain-lain. Pembentukan peraturan perundang-undangan yang mendukung perlu segera diwujudkan serta law enforcement yang baik akan memberikan payung hukum bagi pelaku ekonomi. Selain itu, pemerintah harus sektor industri mana yang menjadi leading sector serta perlu dibentuk pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk mempermudah koordinasi antar daerah. Butuh keberpihakan pemerintah dalam mengubah fundamental ekonomi Indonesia. Sebaiknya Indonesia kembali pada sistem perekonomian yang sudah disusun oleh founding father yang tertera dalam konstitusi. Hal ini sangat penting, karena sistem perekonomian yang diatur dalam konstitusi sudah sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Saat ini Bank Indonesia akan memperketat lalu lintas transaksi dollar dan memperbanyak instrumen yang bisa menyerap dolar serta menahannya lebih lama di Indonesia. Kebijakan ini dirasa cukup menjawab ekspektasi pasar dalam pengendalian depresiasi rupiah. Rencananya Bank Indonesia akan merevisi PBI Nomor 16/16/PBI/2014 dengan mengubah nominal pembelian valas mulai dari USD 25.000 harus memakai underlying transaction serta menyertai tujuan penggunaan dana dan NPWP pembeli. Selain itu, Bank Indonesia juga akan menghidupkan kembali lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dengan tujuan untuk menambah pasokan valas. Selain kebijakan moneter, Bank Indonesia sebaiknya melakukan langkah persuasif untuk menghimbau para eksportir untuk memasukkan hasil ekspornya ke Indonesia agar dapat menambah cadangan devisa negara. Strategi lain yang mampu meminimalisir dampak depresiasi rupiah terhadap APBN yaitu diferensiasi penggunaan mata uang asing dalam melakukan transaksi internasional. Misalnya, ketika Indonesia melakukan perdagangan internasional dengan negara-negara ASEAN, maka sebaiknya mata uang yang digunakan adalah mata uang negara ASEAN bukan dollar Amerika. Sehingga diharapkan ketergantungan akan dollar Amerika Serikat akan berkurang. 3 B I R O A N A L I S A A N G G A R A N D A N P E L A K S A N A A N A P B N

Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perbaikan stabilitas nilai tukar sudah semestinya dilakukan amandemen agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hukum yang ada saat ini. RUU tentang JPSK sebaiknya diprioritaskan untuk diselesaikan tahun ini sebagai langkah antisipasi jika terjadi krisis yang disebabkan kondisi global. (RP) 4 B I R O A N A L I S A A N G G A R A N D A N P E L A K S A N A A N A P B N

5 B I R O A N A L I S A A N G G A R A N D A N P E L A K S A N A A N A P B N