Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural

Reformasi Struktural Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

1. Tinjauan Umum

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

Keynote Speech Seminar Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Laporan Perekonomian Indonesia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

Selamat Malam dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua.

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

Bernavigasi melewati Kerentanan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

Harian Bisnis Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Ringkasan Eksekutif Memperkuat Perekonomian Nasional di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

Bapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah;

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

2. Kami menyambut baik adanya kegiatan dialog nasional yang mengangkat tema Prediksi Industri Properti ke Depan dan Memperkuat Keberpihakan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

Diskusi Terbuka INFID

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

Closing Remarks. Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

<ekonomi global paska krisis dan implikasinya bagi bank sentral>

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

Meningkatkan Efektivitas Kebijakan Ekonomi melalui Pengembangan Sistem Informasi yang Berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

PROSPEK DUNIA USAHA DAN PEMBIAYAANNYA OLEH PERBANKAN SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA TGL. 7 J J U U N N II

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Kinerja CENTURY PRO FIXED

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BUKU LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2010 ISSN

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

Mengawal Stabilitas, Bersinergi Mempercepat Reformasi Struktural

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018

Transkripsi:

Keynote Speech Gubernur Bank Indonesia Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi Diskusi dan Peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2014 Jakarta 29 April 2015 Yang saya hormati Bapak-Bapak para mantan Gubernur Bank Indonesia, Bapak-Bapak Anggota DPR dan BPK RI, Bapak-Ibu Anggota BSBI, Bapak-Bapak Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Bapak-Ibu Pembicara, Penanggap, dan Moderator, serta Para Undangan, Hadirin yang berbahagia, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, 1. Pertama-tama, perkenankan kami mengajak hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan perkenan-nya kita memiliki kesempatan untuk hadir dalam acara ini. Insya Allah, sebentar lagi kita akan menyaksikan bersama peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2014 yang dilanjutkan dengan diskusi bertemakan Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi. 2. Buku LPI adalah publikasi rutin tahunan Bank Indonesia, yang memuat secara komprehensif dinamika perekonomian nasional pada tahun 2014. Selain mendokumentasikan perjalanan ekonomi Indonesia, LPI juga berupaya menyampaikan sejumlah pelajaran yang bisa dipetik selama 1

kurun waktu tersebut. Upaya menggali pelajaran dari perjalanan ekonomi tersebut menjadi sangat penting bagi fondasi penguatan maupun penyempurnaan kebijakan ke depan. Bapak Ibu hadirin yang saya hormati 3. Slide 2 : Tahun 2014 yang baru saja berlalu ternyata kembali menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi global tidak secerah prakiraan semula. Pemulihan memang terus berlangsung di berbagai ekonomi utama dunia, namun dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan harapan dan tidak merata. Harga komoditas dunia pun terus merosot karena melemahnya permintaan, terutama dari Tiongkok. 4. Slide 3 : Sebagai negara dengan perekonomian dan sistem keuangan yang terbuka, Indonesia tentunya tidak dapat terlepas dari konstelasi perekonomian global tersebut. Apalagi ditengah divergensi kebijakan moneter dunia dan perubahan persepsi risiko eksternal yang menyebabkan dollar AS dalam skala global terus menguat. 5. Slide 4 : Di sepanjang 2014, Indonesia harus menghadapi berbagai gejolak pasar keuangan. Peristiwa-peristiwa sepanjang 2014 seperti default-nya Argentina, menguatnya ekspektasi kenaikkan suku bunga di AS, merosotnya nilai tukar euro sebagai dampak pelonggaran kebijakan moneter oleh ECB, serta kejatuhan mata uang rubel Rusia menjelang akhir 2014 ikut mempengaruhi dinamika perekonomian Indonesia. 6. Berbagai tekanan eksternal tersebut pada gilirannya menimbulkan instabilitas pada perekonomian domestik, salah satunya dengan adanya 2

pergeseran arus modal asing keluar dari Indonesia. Instabilitas yang terjadi juga merupakan cermin berbagai permasalahan struktural di sektor riil. Permasalahan struktural tersebut bukanlah suatu hal baru karena telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. 7. Slide 5 : Kami mencermati, ketergantungan kita yang tinggi pada ekspor SDA bernilai tambah rendah telah membuat pertumbuhan ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga. Ekspor kita menurun tajam akibat melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama, dan merosotnya harga komoditas ekspor berbasis sumber daya alam (SDA). Konsekuensinya, pertumbuhan ekonomi di sebagian besar provinsi, yang perekonomiannya berbasis ekspor produk ekstraktif, terutama di Sumatera dan Kalimantan, juga menurun drastis. 8. Slide 6 : Lebih dari itu, lemahnya ketahanan energi menyebabkan kebutuhan energi tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri, sehingga kita masih terus mengimpor. Ketahanan energi yang lemah ini juga telah menyebabkan Pemerintah perlu menyesuaikan harga BBM di Juni 2013 dan November 2014, untuk menjaga kesinambungan fiskal. Ini kemudian memicu inflasi yang tekanannya masih kita rasakan sampai akhir 2014. 9. Slide 7 : Struktur produksi kita yang rapuh ditengah tekanan eksternal, membuat laju pertumbuhan ekonomi nasional terkendala oleh defisit neraca transaksi berjalan, yang saat ini sudah berlangsung selama tiga tahun. Akibatnya, depresiasi kurs menjadi tak terhindarkan, dan bahkan diperlukan, untuk memastikan defisit tersebut tidak membesar dan perlambatan ekonomi terkendali. 3

10. Slide 8 : Selain dari pada itu, kami pun melihat masih mengemukanya kerentanan-kerentanan tambahan di tingkat mikro. Pertama adalah tingkat utang luar negeri korporasi yang semakin membesar, namun sebagian besarnya belum terlindung dari risiko gejolak kurs. Slide 9 : Kedua adalah adanya akumulasi modal portofolio oleh investor luar negeri pada obligasi negara yang sudah sangat besar, dan ini dapat dengan mudah mengalir keluar serta memicu gejolak kurs. Terlebih, pasar keuangan kita yang dangkal dapat memperbesar gejolak tersebut ketika efek rambatan terjadi. Bapak Ibu hadirin yang saya hormati 11. Pemerintah dan Bank Indonesia menempuh berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas makro sehingga perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek tetap terkendali. Kebijakan diarahkan untuk memastikan inflasi tetap terkendali, stabilitas nilai tukar rupiah terjaga pada kondisi fundamentalnya, serta defisit neraca transaksi berjalan dapat ditekan menuju tingkat yang lebih sehat. 12. Slide 10 : Dalam arah kebijakan tersebut, Bank Indonesia telah memperkuat bauran kebijakan, yaitu (i) melanjutkan kebijakan moneter bias ketat dengan menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,75% pada November 2014, (ii) memperkuat operasi moneter, (iii) melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, serta (iv) memperkuat kebijakan makroprudensial. 13. Slide 11 : Kebijakan Bank Indonesia menaikkan BI Rate pada bulan November 2014 adalah sebagai langkah ahead the curve untuk 4

mematahkan risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan memastikan bahwa tekanan inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi tetap terkendali, temporer, dan dapat segera kembali pada lintasan sasarannya. 14. Kami meyakini, dengan inflasi dan ekspektasinya yang terjangkar pada laju yang rendah, tabungan riil dan daya beli masyarakat tidak akan tergerus, sehingga menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan laju pengentasan kemiskinan yang lebih kuat kedepan. 15. Langkah kebijakan moneter yang telah kami tempuh, disertai dengan penguatan jalinan koordinasi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). 16. Kebijakan moneter bias ketat yang kami tempuh adalah juga untuk memastikan bahwa defisit neraca transaksi berjalan yang sudah berlangsung selama tiga tahun, tetap terkendali di sekitar 2.5 3 persen dari PDB dan tidak membesar. Defisit neraca transaksi berjalan yang terkendali sangatlah penting untuk memastikan perekonomian nasional dapat tumbuh kuat dan berimbang, serta penciptaan lapangan kerja dapat terus berlanjut. Bapak Ibu hadirin yang berbahagia 17. Kami juga melihat bahwa upaya menjaga stabilitas ekonomi makro perlu pula didukung oleh prinsip kehati-hatian di dunia usaha. Kami mencermati kehati-hatian tersebut terutama diperlukan bagi dunia usaha yang memperoleh pinjaman luar negeri. 18. Slide 12 : Terkait hal ini, Bank Indonesia telah mewajibkan korporasi melakukan lindung nilai dengan menerapkan aturan (i) rasio lindung nilai minimum, (ii) memelihara kecukupan likuiditas valas, serta (iii) peringkat 5

kredit minimum (rating). Kami akan terus memonitor kondisi utang luar negeri swasta tersebut dan mengambil langkah lanjutan jika diperlukan. 19. Slide 13 : Di sektor keuangan, kami juga masih melihat adanya tantangan struktural yang juga perlu segera dibenahi untuk memperdalam pasar keuangan. Alternatif sumber pembiayaan dalam perekonomian kita masih sangat terkonsentrasi pada sektor perbankan, belum terdiversifikasi, sedangkan peran pasar obligasi belum signifikan. 20. Slide 14 : Upaya untuk memperdalam pasar keuangan dengan mengembangkan pasar lindung nilai juga menjadi sangat mendesak mengingat kita akan menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Untuk itu, Bank Indonesia bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membentuk komite pasar valuta asing, menerbitkan market conduct, menyederhanakan dan men-deregulasi beberapa ketentuan guna mempermudah transaksi lindung nilai di pasar valas, mendorong aktivitas interbank repo, serta menyempurnakan ketentuan JIBOR (Jakarta Interbank Offer Rate). Bapak Ibu hadirin yang saya muliakan 21. Kami berbesar hati dan mencatat, bahwa langkah-langkah strategis dan taktis telah di-inisiasi oleh Pemerintah pada simpul-simpul reformasi struktural yang mendesak, untuk membangun lingkungan pendukung yang lebih kuat bagi investasi. Simpul-simpul tersebut terutama penguatan konektivitas fisik, terutama maritim dan integrasinya dengan konektivitas darat, yang kami yakini secara signifikan akan menurunkan biaya logistik, sehingga dunia usaha dapat lebih berdaya-saing di pasar 6

global, dan pemerataan efisiensi biaya di seluruh nusantara dapat tercapai. 22. Slide 15 : Namun yang tidak kalah penting adalah, upaya Pemerintah untuk melakukan reformasi subsidi BBM, yang sangat vital untuk kemudian dialihkan guna memperkuat modal dasar pembangunan. Selama ini, pembangunan kualitas SDM, infrastruktur, kapasitas inovasi dan kelembagaan, yang merupakan modal dasar bagi perekonomian nasional untuk tumbuh lebih kuat dan sustainable, menjadi tersandera oleh subsidi yang kurang tepat sasaran. Oleh karena itu Bank Indonesia mendukung sepenuhnya langkah tegas tersebut, yang manfaatnya akan kita rasakan di tahun-tahun mendatang. Bapak Ibu hadirin yang saya muliakan 23. Slide 16 : Di penghujung 2014, sejumlah indikasi awal perbaikan ekonomi mulai tampak. Kebijakan berorientasi stabilitas telah dapat mengawal perekonomian nasional terhindar dari tekanan yang semakin meningkat. Defisit neraca transaksi berjalan pada 2014 sudah lebih rendah mencapai -2,87% dari PDB, dibandingkan -3,18% pada tahun 2013. 24. Slide 17 : Kebijakan berorientasi stabilitas juga telah mempertebal keyakinan investor tentang kualitas kebijakan ekonomi makro Indonesia. Ini tergambar dari derasnya arus masuk investasi portofolio, yang selama 2014 mencapai Rp 181,5 Triliun. Aliran ini menjaga gairah investasi di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN). 25. Slide 18 : Bersama aliran investasi langsung, aliran investasi portofolio tersebut telah menopang surplus Neraca Pembayaran Indonesia, 7

sehingga cadangan devisa pada akhir 2014 mencapai USD 111,9 miliar (setara dengan 6.5 bulan kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah), dibandingkan sebesar USD 99.40 miliar pada akhir 2013. 26. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa langkah-langkah kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia, telah berhasil mengembalikan kondisi ekonomi makro tahun 2014 kembali pada jalur stabilitas. Bapak Ibu hadirin yang saya hormati 27. Secara keseluruhan, dinamika perekonomian Indonesia pada tahun 2014 mengangkat beberapa pelajaran berharga bagi upaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. 28. Pelajaran pertama yang mengemuka ialah pentingnya menjaga konsistensi kebijakan makroekonomi, baik kebijakan fiskal maupun moneter. Terjaganya konsistensi akan menumbuhkan kepercayaan dan kredibilitas kebijakan. Pelajaran kedua menunjukkan bahwa, di tengah berbagai tantangan perekonomian yang semakin kompleks dan dihadapkan pada berbagai kerentanan, termasuk tingginya defisit transaksi berjalan dan inflasi, maka dibutuhkan sinergi kebijakan moneter, fiskal, dan reformasi struktural sehingga ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dengan stabilitas makro yang terjaga. Pelajaran ketiga adalah pentingnya ketepatan waktu dalam mengambil kebijakan. Bank Indonesia memandang bahwa bauran kebijakan sebaiknya dapat diimplementasikan secara tepat waktu (timely) dengan takaran yang terukur (measurable). 8

Bapak Ibu sekalian, 29. Meskipun tantangan eksternal dan internal perekonomian nasional ke depan semakin berat, tidak serta merta berarti bahwa prospek pencapaian perekonomian kita saat ini gairahnya akan meredup. Kami berpandangan bahwa optimisme tentang perekonomian kedepan tetap tinggi. 30. Slide 19 : Dengan optimisme tersebut kami memprakirakan bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5.4 5.8 % di 2015, serta 5,6% - 6,0% di 2016, dengan defisit neraca transaksi berjalan yang membaik. Dengan prognosa tersebut diperkirakan kurs nilai tukar secara riil akan cukup stabil. Untuk memastikan bahwa berbagai program reformasi struktural penopang pertumbuhan ekonomi dapat diimplementasikan, kami konsisten mengupayakan agar laju inflasi dan ekspektasinya terjangkar pada kisaran sasaran jangka menengah sebesar 4±1%. 31. Namun demikian, berbagai prospek positif tersebut tidak serta merta dapat kita raih dengan mudah, karena beberapa risiko dan tantangan ke depan masih mengemuka. Kondisi ekonomi global kedepan masih sarat akan ketidakpastian. Divergensi kebijakan moneter global akan menyebabkan pasar keuangan dunia rentan terhadap pergeseran persepsi. Risiko guncangan global dapat merambat dengan cepat ke perekonomian kita melalui jalur pasar keuangan, diikuti ke jalur perdagangan. 32. Sementara itu, kita di dalam negeri masih bergelut dengan berbagai hambatan rigiditas dan ketidakefisienan, yang sudah struktural sifatnya, 9

sehingga membentuk struktur sisi produksi (supply-side) dalam perekonomian kita menjadi kurang responsif. 33. Menimbang keseluruhan konstelasi ekonomi global dan domestik tersebut, mensyaratkan kebijakan moneter yang konsisten berorientasi pada stabilitas, dan kebijakan reformasi struktural yang tegas untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing di sisi produksi, sehingga kita berharap perekonomian kita ke depan mampu tumbuh tinggi berkesinambungan dari kekuatan yang tidak artifisial. Bapak Ibu hadirin yang saya hormati 34. Demikian pengantar singkat dari kami. Uraian lebih lanjut tentang perjalanan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 telah kami susun dalam buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2014 yang akan Bapak dan Ibu peroleh di akhir acara. 35. Kami mengundang Bapak dan Ibu sekalian untuk mencermati isi buku ini yang merupakan tradisi publikasi kebanggaan Bank Indonesia. Sebagai ilustrasi sampul buku, kami telah memilih sebuah gambar tentang olahraga tradisional Perahu Naga yang merangkum semangat juang kita semua dalam berkarya. Selain kekuatan (power) dan kecepatan (speed), sebuah perahu naga juga membutuhkan koordinasi (coordination) dan kerjasama (teamwork) agar dapat keluar menjadi pemenang. 36. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada narasumber, penanggap dan moderator yang berkenan memenuhi undangan kami dalam diskusi pagi ini. Kami berharap diskusi tersebut akan semakin menguatkan tekad kita untuk memperkuat fundamental perekonomian. 10

37. Akhir kata, atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, kami persembahkan LPI 2014 dengan harapan bahwa buku ini akan memberi manfaat pengetahuan yang sebesar-besarnya bagi pembaca. Semoga buku ini juga mampu meneruskan reputasi LPI sebagai rujukan yang berkualitas dan terpercaya tentang perjalanan perekonomian bangsa Indonesia dalam mengarungi lautan tantangan menuju pelabuhan kesejahteraan dan kemakmuran. 38. Semoga Allah meridhoi langkah kita dan senantiasa melimpahkan bimbingan, petunjuk, dan rahmat-nya kepada bangsa Indonesia untuk terus berkarya. Sekian, Terima kasih. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Agus D.W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia 11