BAB III PERUMUSAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

Gambar 1. 1 Pembagian Peran Asset Owner, Asset Manager dan Asset Operator (PT. PLN UPJB, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan organisasi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Bali, Unit Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur (PT PJB UPHT) Gresik

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG BERDASAR PERFORMANCE PRISM PROJEK AKHIR

Deviasi realisasi dengan anggaran biaya & pengeluaran lainnya. Jam kerja operasi pembangkit dalam setahun

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan

strategi bisnis. Ketertarikan antara strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis ini menjadi dasar bagi manajemen sumber daya manusia (Human

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

Disampaikan pada: Komunikasi Nasional Jogjakarta, 5 Desember 2007 Persero) Electricity For A Better Life

Materi Paparan Menteri ESDM

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2015 adalah 5,6 %. Angka pertumbuhan. % pada tahun Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, turut berkembang pula dunia bisnis.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini seluruh perusahaan beroperasi dalam lingkungan usaha yang terus

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020

Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Material Operasi Dan Pemeliharaan Pada PT Indonesia Power UBP Saguling

Berita terkini adalah PT PLN (Persero)

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT RAMAH LINGKUNGAN (GREENHOSPITAL) DENGAN METODEPERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau

PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS HOTEL ANEKA LOVINA)

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Sedangkan untuk sektor industri, listrik berguna unutk menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut

EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Perusahaan juga harus mampu beroperasi secra efektis dan efisien.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar1.1

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

Konsep Manajemen Bisnis dan Sejarah Ketenagalistrikan. Modul - 1

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN INTEGRASI MODEL PENGUKURAN KINERJA PRISM DAN INDIKATOR KINERJA GRI

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah memasuki era persaingan bebas, di mana persaingan tidak lagi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang komputer, manusia berlombalomba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Harga Pembelian Listrik Skala Kecil. Menengah..

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PERJALANAN PT INDONESIA POWER UBP KAMOJANG 2014/2015

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

PENGUKURAN KINERJA UMKM MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PROGAM e- KTP SEBAGAI MEDIA ANALISIS INVESTASI IT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah terkait dan menganalisa studi kasus, sehingga dari data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pada pukul 10:06 WIB, MED plant dapat memproduksi air tawar hingga 160 m3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Pos Indonesia (Persero)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta

Transkripsi:

BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah lama didengungkan dan semakin banyak perusahaan yang berbenah untuk menghadapinya karena era ini akan mempengaruhi seluruh aspek perindustrian, tidak terkecuali industri listrik yang ada di Indonesia. Dahulu pasar tenaga listrik di Indonesia terkenal sebagai pasar yang sulit untuk dimasuki dengan adanya monopoli PT. PLN (Persero) yang didukung dengan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 33, namun saat ini semangat perdagangan bebas pun telah sampai pada industri ini. Pasar tenaga listrik telah menggunakan mekanisme single buyer multi seller. Pada mekanisme niaga tersebut, PT. PLN (Persero) tetap merupakan pemain utama dalam pasar tenaga listrik di Indonesia, perubahan terdapat pada sektor hulu yakni pembangkit listrik sebagai penyedia energi listrik. Berikut adalah gambar mekanisme single buyer multi seller yang diterapkan di Indonesia. Gambar 3.1. Mekanisme Pasar Tenaga Listrik di Indonesia

Tampak dari gambar di atas pembelian energi listrik dilakukan oleh pembeli tunggal yaitu PT PLN (Persero). Sebaliknya terdapat banyak penjual yang pada dasarnya terbagi dalam tiga kelompok yaitu anak perusahaan PT PLN (Persero) (AP Kit PLN) yang terdiri dari PT. Indonesia Power dan PT. PJB, Unit Bisnis Pembangkitan PT PLN (Persero) (UB Kit PLN), dan Independent Power Producers (IPP) yang terdiri dari beberapa pembangkit yang dimiliki swasta dalam negeri maupun luar negeri. Posisi PT. Indonesia Power dalam skema tersebut sampai saat ini adalah leader dengan kapasitas terbesar yang dimilikinya. Namun tren dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa terdapat pengurangan pangsa pasar Indonesia Power, yang apabila tidak segera disikapi akan merugikan dan mengancam posisi perusahaan. Berikut adalah grafik pangsa pasar PT. Indonesia Power % 56 54 52 48 51 52 51 52 50 48 49 46 47 44 40 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Gambar 3.2. Pangsa Pasar PT. Indonesia Power tahun 1996 2005 Penurunan pangsa pasar tersebut tersebut diyakini salah satunya disebabkan oleh tidak adanya penambahan kapasitas pembangkit yang dimiliki oleh PT Indonesia Power sampai dengan saat ini. Sebaliknya di pihak pesaing terutama dari IPP serta dari PT (PLN) Persero sendiri, terdapat kenaikan kapasitas pembangkit yang cukup signifikan. Dengan demikian, apabila PT. Indonesia Power tidak turut melakukan penambahan kapasitas terpasang, maka akan terjadi penurunan kapasitas tersedia dimiliki PT Indonesia Power dalam sistem JAMALI sebagaimana grafik berikut 28

DI MASA DEPAN PANGSA KAPASITAS IP DIPERKIRAKAN MENURUN Pro yeksi Kapasitas T erpasang di Jawa-Bali: IP vs. K eseluruhan Sistem Pangsa Kapasitas (%) 100% 80% 4% 7% 7% 7% 7% 9% 16% 16% 23% 23% 23% 24% PLN IPP 60% 34% 33% 29% 30% 30% 28% PJB 40% 20% 46% 45% 41% 40% 40% 39% IP 0% 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Kapasitas Terp asang Sistem (GW ) 19. 5 20.1 22. 3 22. 9 24. 0 25. 5 Kapasitas Terpasang IP (GW ) 8.99 9.05 9.05 9.11 9.70 9.92 Sumber: P3B Gambar 3.3. Proyeksi Kapasitas Terpasang di Jawa dan Bali Berdasar proyeksi tersebut, dapat dipastikan tantangan bisnis yang dihadapi oleh PT Indonesia power akibat era globalisasi akan semakin berat, dan apabila perusahaan tidak berbenah untuk menghadapinya sangat mungkin dalam beberapa tahun ke depan PT Indonesia Power akan menghadapi kendala serius yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karenanya perlu dirumuskan strategi strategi bisnis yang tepat untuk mempertahankan posisi PT Indonesia Power pada pasar pembangkitan energi listrik sekaligus dalam rangka memenangkan persaingan yang semakin ketat. Langkah tersebut pun harus didukung oleh alat manajemen yang dapat mengukur kinerja bisnis PT. Indonesia Power. Pengukuran kinerja akan berpengaruh terhadap pelaksanaan bisnis yang efektif dan tepat sasaran. Tepat sasaran yang dimaksud adalah pemenuhan kebutuhan seluruh stakeholders perusahaan karena dengan demikian sustainibilitas perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dipertahankan. Seluruh aktivitas perusahaan seyogyanyalah ditujukan untuk menciptakan nilai bagi para stakeholders tersebut. Dengan demikian PT Indonesia Power harus mampu untuk melakukan pengukuran kinerjanya dari segala segi terutama Stakeholders Satisfaction yang telah dicapai. 29

Performance Prism merupakan salah satu sistem pengukuran kinerja berbasis lima sisi (facets) yang membentuk framework tiga dimensi berupa prisma. Sisi atas dan bawah merupakan stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution. Sedangkan tiga sisi yang lain adalah strategies, processes, dan capabilities (Neely, Adams, & Kennerley, 2002). Berikut adalah gambar kerangka Performance Prism. Stakeholder satisfaction Strategies Process Capabilities Stakeholder contribution Gambar 3.4. Kerangka Performance Prism Dengan lima aspek tersebut, Performance Prism tidak hanya mengukur hasil akhir, namun juga aktivitas aktivitas penentu hasil akhir. Sehingga diharapkan pengukuran kinerja dapat memberikan gambaran jelas dan nyata tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pengukuran kinerja untuk unit bisnis pun sebenarnya telah dijalankan oleh PT Indonesia Power melalui apa yang dinamakan Kontrak Kinerja Unit (KKU) dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi nomor 30.K/010/IP/2005 Tentang Tata Cara Penilaian Kinerja Unit Bisnis Pada PT. Indonesia Power. Dalam tata cara tersebut PT. Indonesia Power melakukan pengukuran kinerja pada empat aspek yaitu Aspek Kinerja Operasional; Aspek Kinerja Keuangan, Aspek Kinerja Tata Kelola, dan Aspek Stakeholder Benefit. Dibandingkan dengan model Performance Prism, model yang digunakan oleh PT Indonesia Power sekilas telah membaca kebutuhan stakeholder dengan telah 30

ditetapkannya target pencapaian stakeholder benefit di samping aspek aspek pengukuran lainnya. Namun untuk lebih memperdalam hal tersebut termasuk ketepatan penentuan Key Performance Indicator (KPI) yang dipergunakan oleh PT. Indonesia Power, Penulis akan melakukan telaah serta perancangan ulang terhadap sistem pengukuran kinerja unit bisnis pada PT. Indonesia Power dengan memakai kerangka analisis Performance Prism. 3.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, penulis melakukan identifikasi masalah yang akan dianalisa, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan dan desain sistem pengukuran kinerja pada unit unit bisnis berdasar Performance Prism? 2. Key Performance Indicator (KPI) manakah yang akan digunakan dalam sistem pengukuran kinerja unit bisnis? 3.3. Alasan Pemilihan Masalah Seperti telah disinggung sebelumnya, permasalahan yang dipilih meliputi desain ulang sistem pengukuran kinerja unit bisnis berdasar Performance Prism. Alasan pemilihan masalah tersebut adalah adanya tuntutan terhadap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya untuk dapat mempertahankan posisi pasarnya serta sebagai persiapan menuju Initiate Public Offering (IPO). Sistem yang ada saat ini dirasa belum cukup tepat sehingga terdapat ancaman berupa penurunan pangsa pasar yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. 3.4. Pembatasan Masalah Permasalahan yang akan dibahas akan dibatasi pada Unit Bisnis Kamojang yang bergerak dalam pembangkitan tenaga Panas Bumi. Dan dikarenakan waktu dan jarak, penelitian akan dilakukan di PLTP Kamojang sebagai pusat dari Unit Bisnis Kamojang, dengan tidak mengabaikan data data pokok dari dua lokasi pembangkit lainnya yaitu PLTP Gunung Salak dan PLTP Darajat. 31

3.5. Posisi Permasalahan yang Dipecahkan Sebelumnya telah dijelaskan, secara garis besar tahapan proses bisnis pada UBP Kamojang terbagi menjadi empat bagian yaitu Proses Pengendalian Sistem, Proses Manajemen, Proses Realisasi, dan Proses Pendukung. Posisi permasalahan yang akan dibahas terletak pada sub proses realisasi yaitu proses kontrak kinerja. Adapapun jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut : Posisi Permasalahan Gambar 3.5. Posisi Permasalahan pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang 32