Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA BERMAIN BOLA BASKET DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN PAK SMP NEGERI 2 SIMPANG EMPAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

PENDAHULUAN. NUR ASYIAH Guru SDN 101 Hutasiantar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DI KELAS VII-1 SMPN 15 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENYABUNGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN OLAHRAGA SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJASORKES DI KELAS V-B SD NEGERI NO. 105300 SUKA MAKMUR KEC. DELITUA Martinus Gutu SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua Email: Pasaribu6@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk melihat dampaknya pada aktivitas dan keterampilan psikomotorik siswa pada Bidang Studi Penjaskes. Subjek penelitian ini diambil di kelas V-B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua dengan jumlah siswa 27 orang. Awal KBM dilakukan tes hasil belajar (Pretes), dengan data rata-rata 27. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa jarang membaca buku sebelum pembelajaran disekolah. Kemudian dilanjutkan KBM, akhir KBM ke II dan KBM ke IV dilakukan tes hasil belajar formatif I dan formatif II hasilnya masing-masing menunjukkan rata-rata 77 dan 84. Melihat data tersebut ada perubahan dan perubahan tersebut akibat tindakan guru selama KBM pada siklus II. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain memperagakan (Praktik) (43% ), bertanya sesama teman (13%), bertanya kepada guru (18%), dan yang tidak relevan dengan KBM (26%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain memperagakan (Praktik) (67% ), bertanya sesama teman (13%), bertanya kepada guru (8%), dan yang tidak relevan dengan KBM (12%). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya selama KBM membuat siswa sangat senang, sangat antusias. Namun demikian masih terdapat keterbatasan dalam penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur ini, diantaranya; 1) materi yang dipelajari pada setiap siklus berbeda meskipun pada pokok bahasan yang sama yaitu Rounders. Hal ini memungkinkan pemahaman siswa terhadap materi berbeda-beda, mungkin pada siklus I tingkat pemahaman siswa lebih tinggi dari pada siklus II, atau sebaliknya. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kelas yakni kelas V-B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua karena keterbatasan dana dan waktu, hal ini membatasi kesimpulan akhir hanya berlaku pada kelas subjek tersebut dan perlu pembuktian untuk kelas yang lain. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya, Keterampilan Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berperan sangat penting bagi pembangunan nasional. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat paling strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan, tapi pada kenyataannya masih ada kendala yang dihadapi sehingga upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi tidak optimal. Namun demikian peneliti sebagai guru di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua Bidang Studi Penjaskes masih kesulitan mengupayakan minat belajar siswa terhadap Bidang Studi Penjaskes termasuk dalam permainan 38

bola kecil khususnya di V yang akhirnya mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar psikomotorik siswa rendah. Selain kurangnya sarana dan prasarana dan juga kondisi lapangan sekolah yang kecil minat belajar siswa pada bidang studi penjaskes juga rendah, khususnya pada kaum siswi. Setiap dilakukan tes psikomotori siswa terhadap pembelajaran sebagai evaluasi baik dalam ulangan harian maupun formatif, hanya 30 % siswa yang mampu mencapai KKM Bidang Studi Penjaskes yang telah ditetapkan. Rata-rata kemampuan siswa dalam Bidang Studi Penjaskes cukup rendah khususnya pada kaum siswi. Banyak sekali siswi yang membuat alasan ketika dilakukan praktik di lapangan, mulai dari tidak enak badan, tidak sarapan dan lain-lain. Bahkan jika peneliti (guru) memberikan kesempatan praktik mandiri pada siswa banyak siswa yang bersembunyi agar tidak dapat di awasi oleh peneliti. Tidak efektifnya pengajaran yang dilakukan tersebut diduga akibat kurang tepatnya guru dalam menggunakan strategi pembelajaran. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian terhadap pembelajaran penjaskes dengan mengupayakan model pembelajaran kooperatif. Dengan langkah mengarahkan pembelajaran siswa agar aktif secara kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Selain harapan yang telah disampaikan diatas penelitian ini diharapkan dapat merubah paradigma guru dalam melakukan pembelajaran dari guru sebagai pusat belajar agar beralih ke siswa. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2). Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut; 1. Apakah kemampuan bermain Rounders siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya di kelas V SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua? 2. Apakah aktivitas belajar penjaskes siswa meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya di kelas V SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua? Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui apakah kemampuan bermain Rounders siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya di 39

kelas V SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua. 2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar penjaskes siswa meningkat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya di kelas V SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur Kec. Delitua Jl. Aman Desa Suka Makmur kecamatan Delitua pelaksanaannya pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juli 2015. B. SubjekPenelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V-B. Pemilihan kelas B dikarenakan peneliti merupakan guru penjasorkes V-B SD Negeri No. 105300 Suka Makmur. Banyak subjek penelitian yakni 26 orang siswa. D. Rancangan Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model Kemmis dan Mc. Taggart (Dewi,2010:122). Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu: (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Tindakan (acting), (3) Pengamatan tindakan (observing) dan (4) Refleksi tindakan (reflect). E. Teknik Analisis Data Metode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan Siklus II 2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan Siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3. Penilaian 1. Untuk menilai tes praktik Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperlukan rata-rata tes praktik dapat dirumuskan X X N Dengan X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa c. Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: 40

(Majid, 2009:268) d. Ketentuan persentase ketuntasan belajar kelas Ketuntasan belajar Sb 100% K kelas ΣSb = Jumlah siswa yang mendapat nilai KKM ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari: hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai KKM secara individual dan 85% secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Awal Penelitian Menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yang juga merupakan guru di SD Negeri No. 105300 Suka Makmur pada kelas I-B dimana sebagian besar peserta didik tampak kurang memperhatikan penjelasan dari guru, kurang memberikan respon terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru, peserta didik juga mengeluh terhadap tugas yang diberikan oleh guru, peserta didik tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Selain itu, anak kurang tertarik dan malas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan siklus I peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang berhubungan dengan kondisi awal siswa. Untuk memperoleh data tersebut, peneliti memberikan ujian pretes yang mencakup seluruh indikator yang akan menjadi bahan ajar untuk 4 KBM (siklus I dan II). Adapun data yang diperoleh seperti pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Hasil Pretes Nilai Frekuensi Rata-rata 20 11 25 6 30 2 35 3 27 40 5 Jumlah 27 Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa tidak mempersiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran di sekolah. Siswa tidak membaca materi yang akan di pelajari di rumah. Siswa hanya mengharapkan penjelasan guru tanpa mencari tau maupun membekali diri. Hal ini menunjukan aktivitas belajar siswa rendah. Hal ini juga mengindikasikan kurangnya perhatian orang tua siswa terhadap pola belajar siswa, sehingga siswa tidak belajar di rumah sebelum mengikuti pembelajaran. B. Hasil dan Pembahasan Siklus I Pada Siklus I peneliti melakukan proses pembelajaran dan 41

pengamatan terhadap proses pembelajaran tersebut. Pengamatan terhadap data proses dilakukan sesuai dengan indikator keberhasilan proses yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Data yang muncul dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan dipaparkan. Data proses yang diamati pada penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) data mengenai ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru atau peneliti, (2) data mengenai keaktifan anak. Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, seperti berikut ini : 1. Perencanaan Hal pertama yang peneliti lakukan yakni memilih materi yang memungkinkan dapat dipelajari siswa secara mandiri. Pada penelitian ini disampaikan materi tentang Permainan Bola Kecil. Setelah memilih materi ajar, peneliti membentuk kelompok belajar siswa. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada. Jumlah siswa dalam penelitian ini ada 27 siswa. Maka setiap kelompok berjumlah 4 orang siswa, dan banyak kelompok yang terbentu adalah 8 kelompok. Pembentukan kelompok siswa telah dilakukan guru dengan matang, dengan menempatkan 1 siswa berprestasi di setiap kelompok sebagai tutor. Tutor telah dipilih secara selektif oleh guru. Adapun siswa-siswa yang terpilih sebagai tutor yakni: Rama untuk kelompok 1, Sakti untuk kelompok 2, Randi untuk kelompok 3, Nurul untuk kelompok 4,Hikmal untuk kelompok 5, Fiki untuk kelompok 6, Nugrah untuk kelompok 7, dan Mia untuk kelompok 8. Setelah membentuk kelompok belajar siswa maka tahap berikutnya yakni Menyusun RPP. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I memuat materi Melambungkan dan Melempar Bola (KBM 1), Menangkap, Mamukul Bola, Berlari (KBM 2). Tahap berikutnya yakni merencanakan observasi (pengamatan). Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajak teman sejawat sebagai teman atau pengamat penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas belajar siswa dan kondisi kelas saat pembelajaran melalui dokumentasi dengan dipandu tutor sebayanya, pengamat bertugas mencatat hal-hal yang diterima, baik keadaan siswa maupun keadaan guru serta proses pembelajaran yang ada. Tahap selanjutnya merancang tes hasil belajar, tes yang dilakukan yakni merupakan tes keterampilan siswa yang dilakukan pada akhir siklus I. 2. Pelaksanaan Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru PKn di kelas I-B SD Negeri No. 105300 Suka Aktivitas Skor Persentase 1 Mempragakan (Praktik ) 104 43% 2 Bertanya pada teman 31 13% 3 Bertanya pada guru 44 18% 4 Yang tidak relevan 61 26% Jumlah 240 100% 42

Makmur. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas peserta didik dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir siklus I dilakukan pula tes hasil belajar peserta didik untuk mengetahui pemahaman peserta didik sebagai formatif I., yaitu: KBM 1 dilaksanakan pada Selasa 07 Mei 2015. Penjaskes yakni pada les ke 4 dan 5. Saat guru masuk kelas V pada pukul 9.45 suasana kelas sangat ribut. Beberapa anak mondar mandir di depan kelas, ada yang tertawa dan yang lain bercakap-cakap satu sama lainnya. Menyadari gurunya sudah berdiri didepan pintu, seluruh siswa sibuk mencari tempat duduknya, dan siswa yang asik bercerita diam seketika. Guru memberi salam Selamat pagi anak-anak dan siswa menjawab salam guru dengan serentak Selamat pagi Pak. Guru lalu menginformasikan materi ajar kepada siswa dan meminta siswa untuk mengganti pakaian serta berbaris kelapangan, siswa kemudian mengganti pakaian dan berbaris kelapangan. Guru kemudian membariskan siswa dan memimpin siswa untuk melakukan pemanasan. Setelah melakukan pemanasan siswa di minta memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru yakni melambungkan dan melemparkan bola. Setelah guru mendemonstrasikan materi guru menyuruh siswa membentuk 8 kelompok seperti yang telah di bentuk guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan praktek secara berkelompok selama 20 menit. Saat siswa melakukan praktek guru menjadi fasilitator. 10 menit sebelum les penjaskes berakhir guru meminta siswa berbaris dan memimpin siswa melakukan pendinginan. 3. Pengamatan Penilaian aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas dilakukan pada saat siswa bekerja dalam kelompok diskusi. Pengamatan dilakukan oleh dua pengamat yakni Salim Ginting, S.Pd. SD dan Maria Beru Barus S.Pd selama 20 menit praktik dalam setiap kegiatan belajar mengajar (KBM). Hasil observasi aktivitas siswa disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 2 Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Diakhir pertemuan 2 diadakan tes formatif 1 untuk melihat hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel 3 Distribusi Data Postes 1 Nilai Frekuensi Rata-rata 50 3 58 1 67 5 75 7 83 1 92 9 100 1 Jumlah 27 77 4. Refleksi Berdasarkan data distribusi tabel diatas, nilai terendah formatif I adalah 50 dan tertinggi adalah 100. Merujuk pada KKM sebesar 75 maka hanya 18 dari 27 orang siswa mendapat nilai ketuntasan atau ketuntasan klasikal tercapai sebesar 66,7%. Nilai ini berada di bawah kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85 % sehingga dapat dikatakan KBM siklus I gagal memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari rendahnya aktivitas 43

belajar siswa. Rendahnya aktivitas belajar siswa ditandai dengan tingginya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM (26 %) dan rendahnya aktivitas memperagakan (praktik) yakni hanya 43%. Dengan demikian maka peneliti berusaha melakukan tindakan perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran siklus II yang dirasa perlu. Beberapa kelemahan pada siklus I yang ditemukan dari faktor siswa yaitu: a. Kurangnya sarana dan prasarana seperti jumlah bola kasti yang hanya 2 dan kecilnya lapangan sekolah, sehingga siswa tidak leluasa melakukan praktik dan siswa harus bergantian untuk melakukan praktik. b. Siswa masih banyak yang kurang serius dalam melakukan praktik, terlihat dari tingginya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM. c. Siswa masih kurang kooperatif baik dalam pembelajaran maupun praktik secara berkelompok. Berdasarkan refleksi pada pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2, dan analisis hasil belajar siklus I maka perlu ada perbaikan pembelajaran berikutnya pada siklus II. C. Hasil dan Pembahasan Siklus II Sama halnya dengan Siklus I, pada Siklus II peneliti (guru) melakukan tahap-tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap-tahap pembelajaran di atas akan dirincikan di bawah ini: 1. Perencanaan Materi yang akan di pelajari pada siklus II masih mengenai permainan bola kecil yang merupakan kelanjutan dari materi siklus I. Kelompok siswa juga masih akan sama. Selanjutnya peneliti merancang 2 RPP untuk KBM 3 dan KBM 4 Adapun materi pokok yakni Bermain Rounders dengan peraturan yang sederhana atau dimodifikasi untuk KBM 3 dan 4, peneliti juga mempersiapkan lembar aktivitas siswa yang akan digunakan observer selama pengamatan, soal tes psikomotorik sebagai formatif II yang mewakili indikator yang dipelajari pada KBM 3 dan KBM 4 serta media pembelajaran. 2. Pelaksanaan Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya, peneliti mempersiapkan diri agar penelitian berlangsung lebih baik. Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan yang telah disusun pada RKH. 3. Pengamatan Pengamatan dimulai dengan memperhatikan proses pembelajaran dari pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Peneliti melakukan observasi dibantu dengan observer 44

dengan terlebih dahulu mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar. Dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa perihal yang dilakukan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, antara lain: No Aktivitas Skor Persentase 1 Mempragakan (Praktik) 160 67% 2 Bertanya pada teman 31 13% 3 Bertanya pada guru 19 8% 4 Yang tidak relevan 30 12% Jumlah 240 100% Selanjutnya untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II, maka peneliti mengolah data berdasarkan indikator-indikator yang di dapat dari tabel lembar observasi anak pada Siklus II. Keadaan peningkatan hasil belajar siswa tersebut tercantum di dalam bentuk tabel 5 dibawah ini: Nilai Frekuensi Rata-rata 63 5 75 6 88 7 84 100 9 Jumlah 27 Merujuk pada Tabel 4.5, nilai terendah untuk formatif II adalah 63 dan tertinggi adalah 100 dengan 5 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 89,6 %. Nilai ini berada di atas 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 84 dan telah memenuhi KKM. 3. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh selama siklus II, maka dapat diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini dilihat dari meningkatnya aktivitas memperagakan dan menyusutnya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM. 2. Terjadi peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa yakni 77 menjadi 84 pada siklus II dan ketuntasan klasikal pada siklus I 66,7 % dan pada siklus II menjadi 89,6 %. Dengan demikian hasil formatif II menyatakan bahwa pembelajaran siklus II telah berhasil meningkatkan hasil belajar psikomotorik siswa dan memberikan ketuntasan rata-rata hasil belajar serta mampu memberikan ketuntasan belajar secara klasikal. Aktivitas belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkan yang cukup signifikan. Berdasarkan dari seluruh data siklus II dapat disimpulkan bahwa siklus II berhasil meningkatkan aktivitas yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan untuk perbaikan pembelajaran sudah tidak banyak yang harus di revisi. Hanya saja guru harus lebih terampil dalam membagi waktu dan menyiapkan media sebaik dan semanarik mungkin. 45

D. Pembahasan Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh selama 2 siklus maka terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Perbandingan aktivitas antara siklus I dan siklus II dijabarkan sebagai berikut: Aktivitas memperagakan (praktik) meningkat dari 43% menjadi 67%. Hal ini cukup membuat peneliti senang, karena mengindikasikan siswa lebih serius dan aktif selama pembelajaran. Aktivitas bertanya pada teman tetap yakni 13%. Aktivitas bertanya pada guru menurun dari 18% menjadi 8%. Hal ini mengindikasikan siswa lebih sering bertanya pada temannya dan berpikir secara mandiri. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM menurun dari 26% menjadi 12%. Perbaikan aktivitas belajar siswa bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa/ hasil belajar psikomotorik siswa. Pada siklus I nilai terendah formatif I adalah 50 dan tertinggi adalah 100. Merujuk pada KKM sebesar 70 maka hanya 32 dari 48 orang siswa mendapat nilai ketuntasan atau ketuntasan klasikal tercapai sebesar 66,7 %. Nilai ini berada di bawah kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85 % sehingga dapat dikatakan KBM siklus I gagal memberi ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas adalah 77. Sedangkan nilai terendah untuk formatif II siklus II adalah 63 dan tertinggi adalah 100 dengan 5 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesa 89,6 %. Nilai ini berada di atas 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dalam kelas. Nilai ratarata kelas adalah 84 dan telah memenuhi KKM. Berdasarkan hasil belajar kognitif dan pengamatan siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan/kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang perlu diperbaiki secara lanjut. Beberapa kelemahan pada siklus I yang ditemukan dari faktor siswa yaitu: a. Kurangnya sarana dan prasarana seperti jumlah bola kasti yang hanya 2 dan kecilnya lapangan sekolah, sehingga siswa tidak leluasa melakukan praktik dan siswa harus bergantian untuk melakukan praktik. b. Siswa masih banyak yang kurang serius dalam melakukan praktik, terlihat dari tingginya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM. c. Siswa masih kurang kooperatif baik dalam pembelajaran maupun praktik secara perkelompok. Berdasarkan data yang diperoleh dan juga refleksi yang dilakukan, maka peneliti melakukan diskusi dengan tutor dari UNIMED dan LPMP, teman sejawat dan pengamat peneliti, serta dengan pendamping peneliti dari UNIMED. Adapun yang menjadi tujuan diskusi yakni untuk menentukan tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II untuk memperbaiki 46

kekurangan pada siklus I. Berdasarkan diskusi tersebut maka diputuskan tindakan perbaikan sebagai berikut: a. Guru berupaya menambah jumlah bola kasti dengan cara menyuruh setiap kelompok membawa satu buah bola kasti, hal ini dilakukan agar siswa tidak perlu menunggu untuk melakukan praktik. b. Guru menghukum siswa yang tidak serius dalam melakukan praktik, dan guru mengawasi jalannya peraktik dengan cara mendatangi setiap kelompok dan membimbing kelompok melakukan praktik yang benar. c. Guru memotivasi siswa untuk lebih giat dan aktif selama praktik dan untuk lebih kooperatif baik dalam pembelajaran maupun saat belajar (praktik bersama teman). Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya mampu meningkatkan/ memperbaiki hasil belajar psikomotorik siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setelah data-data tes hasil belajar, dan aktivitas belajar siswa terkumpul kemudian data tersebut dianalisis. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah, yaitu : 1. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain memperagakan (praktik) (43%), bertanya sesama teman (13 %), bertanya kepada guru (18 %), dan yang tidak relevan dengan KBM (26 %). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain mempragakan(praktik) (67 %), bertanya sesama teman (13%), bertanya kepada guru (8 %), dan yang tidak relevan dengan KBM (12 %). 2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan sebesar 66,7% dengan rata-rata 77 dan belum tuntas secara klasikal dan pada siklus II sebesar 89,6 % dengan rata-rata 84 menunjukkan tuntas secara individu dan kelas. Dengan demikian model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar Penjasorkes siswa. B. Saran Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya selama empat kali atau disebut dua siklus maka data-data dianalisis. Selama pengambilan data dengan menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya, masih ada kelemahan- 47

kelemahan. Beberapa saran yang dapat peneliti berikan yakni: 1. Untuk memilih siswa yang akan menjadi tutor, guru hendaknya harus memilih siswa tersebut secara selektif, karena keberhasilan pembelajaran akan sangat di pengaruhi oleh siswa tersebut. 2. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya hendaknya di rencanakan dengan matang. Siswa yang bertindak sebagai tutor hendaknya di beri materi terlebih dahulu di luar sekolah sebelum pembelajaran di lakukan di sekolah. 3. Guru harus lebih terampil dalam membagi waktu 4. Guru harus melakukan variasivariasi strategi belajar mengajar, agar siswa lebih aktif selama pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S., (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Aunurrahman., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung. Holil, A,. (2009), Model Pengajaran Langsung, (http://anwarholil.blogspo t.com /2009/01/model- pengajaran- langsung.html), (diakses Juni 2011). Joyce, Wheil, dan Calhoun, (2010), Model s of Teaching (Model Model Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Majid, A., (2009), Perencanaan Pembelajaran, Rosda, Bandung. Slameto, (2003), Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung. Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progressif, Kencana Prenada Media Group,Jakarta. Wena, M., (2009), Model Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta. Wilis,R., (1989), Teori-teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta. 48